Input ADC Output ADC IN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah

Sistem Kendali Intensitas Cahaya Rumah Kaca Cerdas pada Budidaya Bunga Krisan

Sistem Kendali Intensitas Cahaya Rumah Kaca Cerdas pada Budidaya Bunga Krisan

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS BERDASARKAN INTENSITAS CAHAYA DAN KEBERADAAN MANUSIA DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

Sistem Kendali Intensitas Cahaya Rumah Kaca Cerdas pada Budidaya Bunga Krisan

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

Sistem Kendali Intensitas Cahaya Rumah Kaca Cerdas pada Budidaya Bunga Krisan

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III ANALISA SISTEM

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

BAB III METODE PENELITIAN. secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan sensor LDR serta membuat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

Sistem Kendali Intensitas Cahaya Rumah Kaca Cerdas pada Budidaya Bunga Krisan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS DENGAN SENSOR CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS DENGAN SENSOR CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Light Dependent Resistor LDR Menggunakan Arduino Uno Minsys

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

SISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA RUMAH KACA CERDAS UNTUK BUDIDAYA BUNGA KRISAN

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah sistem yang

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

II. PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

PERANCANGAN ALAT PENYINARAN SCREEN SABLON PCB DENGAN PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III DESKRIPSI MASALAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PERSEMBAHAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. KATA PENGANTAR...

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

Sistem Pengaman Rumah Dengan Sensor Pir. Berbasis Mikrokontroler ATmega : Ayudilah Triwahida Npm : : H. Imam Purwanto, S.Kom., MM.

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL

A. PRINSIP KERJA. Mikrokontroller AVR ATmega16

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

TEORI ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

Fakta.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT

ADC dan DAC Rudi Susanto

BAB IV DATA DAN ANALISA

II. KAJIAN PUSTAKA

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

ALAT PENDETEKSI KETINGGIAN AIR DENGAN SENSOR LEVEL BERBASIS MICROCONTROLER. Nama Tulis Sendiri Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram blok alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENGATURAN KUAT CAHAYA PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen tersebut bekerja dengan baik. Selanjutnya pengujian dilanjutkan pada sistem yang dibuat untuk melihat hubungan kinerja masingmasing komponen tersebut dengan lainnya. Pengujian ini meliputi dua bagian, yaitu pengujian perangkat lunak dan pengujian perangkat keras. IV.2. Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pada pengujian perangkat keras hanya akan dilakukan pada rangakaian ADC, Driver ini untuk mengetahui apakah rangkaian ini bekerja sesuai dengan perencanaan sistem yang dibuat. IV.2.1. Pengujian ADC (Analog-to-Digital Converter) Pengujian ADC dilakukan dengan mengamati keluaran 8 bit digital terhadap masukan analog dari IN0. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Pengujian I / O ADC Input ADC Output ADC (V) IN0 1 0011 0011 2 0110 0110 3 1001 1001 4 1100 1100 5 1111 1111 Hasil pengujian pada tabel 4.1 dibandingkan dengan hasil perhitungan 48

menggunakan persamaan 3.1. Dimana tegangan maksimum dari ADC adalah 5 Volt dan keluaran dari ADC adalah 8 bit sehingga : 5 5 Q 0, 0195V 8 2 256 Setiap kenaikan 0,0195 V pada input ADC, keluaran digital akan bertambah 1. Contoh : Apabila ADC diberikan tegangan sebesar 1 Volt maka : 1 0,0195 51 Hasil yang didapat diubah kedalam bilangan biner 128 64 32 16 8 4 2 1 32 16 2 1 32 + 16 + 2 + 1 = 51. Maka keluaran ADC akan menjadi 0011 0011. Gambar.4.1. Hubungan sensor ke PIN ADC 49

IV.2.2. Pengujian Sensor LDR Pengukuran dilakukan dengan mengukur tegangan basis dan tangan emitor saat LDR mendapat pembiasan cahaya pada kondisi ruangan yang berubah dengan tabel pengukuran diperlihatkan pada tabel 4.2g Nomor Percobaan Tabel 4.2 Pengujian LDR terhadap Tingkat Cahaya Tingkat Cahaya (Lux) Tahanan LDR (k ) Tegangan Output Jarak LAMPU & LDR 1 37 45 0.3 3 2 43 38 0.5 7 3 54 27 0.9 9 (cm) 4 66 19 1.2 13 5 79 10 1,4 15 6 97 7.8 1,6 17 7 142 5.7 2,0 22 8 234 3.6 2,3 25 9 641 3.0 2,6 27 10 910 0.7 3,4 32 Tahanan LDR 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Grafik Tahanan Terhadap Tingkat Cahaya 37 43 54 66 79 97 120 290 417 610 Tingkat Cahaya Gambar 4.2 Grafik Tahanan LDR terhadap Tingkat Cahaya 50

Analisa : Dari hasil tabel dan grafik diatas dapat dianalisa bahwa semakin tinggi tingkat cahaya yang diterima oleh LDR (Light Dependent Resistor ), maka tahanan dari LDR tersebut akan semakin kecil. IV.2.3. Pengukuran Catu Daya Catu Daya merupakan alat yang sangat dibutuhkan dalam mendukung bekerjanya suatu sistem, maka dari itu perlu dilakukan pengukuran catu daya agar dapat diketahui berapa tegangan yang dihasilkannya. Seperti yang disajikan pada tabel IV.3 dan IV.4 berikut ini Tabel 4.3. Pengujian Rangkaian Catu Daya 5V Tegangan Catu Daya Waktu (Menit) (Volt) 1 2 3 4 5 Keluaran Tegangan (Volt) 4,95 4,95 4,95 4,9 4,95 Tabel 4.4 Pengujian Rangkaian Catu Daya 12V Tegangan Catu Daya Waktu (Menit) (Volt) 1 2 3 4 5 Keluaran Tegangan (Volt) 11,91 11,91 11,91 11,91 11,91 Dari hasil pengujian (Tabel 4.3 dan Tabel 4.4) menunjukan bahwa keluaran dari rangkaian catu daya hampir sesuai dengan yang dibutuhkan, yaitu sekitar +5V dan 12V. Hal ini disebabkan oleh regulator tegangan tidak memberikan keluaran yang benar-benar +5V atau +12V. Namun hal ini tidak memberikan pengaruh pada ketelitian alat ukur maupun kinerja komponenkomponen, karena masih dalam jangkauan tegangan yang di ijinkan. Dari tabel diatas terlihat juga bahwa tegangan yang dikeluarkan oleh rangkaian catu daya ini tidak berubah selama percobaan 5 menit (keadaanya stabil) tidak mengalami perubahan. 51

IV.2.4 Pengukuran Rangkaian Driver Pengukuran dilakukan dengan mengukur arus dan tegangan basis saat transistor ON dengan tabel pengukuran diperlihatkan pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Pengukuran rangkaian driver No Input Basis (Volt) Tegangan Vbe (volt) Arus Ibe(mAmpere) 1 4,5 0,74 3,0 2 4,8 0,78 3,3 3 5,0 0,83 3,8 4 5,3 0,86 4,2 5 5,5 0,92 4,4 Rangkaian driver dirancang dengan menggunakan transistor D313. Transistor difungsikan sebagai Switch untuk menghubungkan sumber ke relay, dimana tegangan kerja transistor ketika basis di beri tegangan adalah sebesar 0,7V ~ 3,5 volt, sehingga dalam rancangan penulis menghubungkan tahanan yang dipasang seri ke basis. 52

Gambar 4.3. Hubugan Driver relay ke PIN AVR 8535 IV.2.5 Pengukuran Rangkaian LDR Potensio 100k LDR 3K MULTI + METER - Output PPI Port A + MULTI - METER - Gambar 4.4 Hasil pengukuran tegangan Vb dan Ve untuk LDR 3KΩ 53

Potensio 100k T D313 LDR 15K MULTI + METER - Output PPI Port A + MULTI - METER - Gambar 4.5 Hasil pengukuran tegangan Vb dan Ve untuk LDR 15 kω Pengukuran dilakukan dengan mengukur tegangan basis dan tangan emitor saat LDR terhalang dan tidak terhalang dengan tabel pengukuran diperlihatkan pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Pengukuran rangkaian driver LDR No Tahanan Tegangan Vb Tegangan Ve LDR (k ) (Volt) (Volt) 1 2,4 0,04 0,08 2 4,6 0,17 0,37 3 6,1 0,27 0,48 4 7 0,35 0,54 5 8,4 0,48 0,66 6 9,7 0,52 0,73 7 11,8 0,64 1,07 8 12,0 0,71 1,10 9 14,3 1,96 2,02 10 14,7 2,82 2,14 54

Pengukuran rangkaian driver LDR ini dilakukan adalah untuk memastikan nilai tegangan output yang diterima oleh ADC sama dengan nilai konversi ADC yaitu nilai digital, sehingga dapat dipastikan nilai Set_point yang akan digunakan. Output tegangan driver LDR dihubungkan ke PPI I/O dengan memanfaatkan Port C bit yang ke 0 dengan data 01H, saat LDR berubah tahanannya akibat berubahnya pencahayaan rungan dengan tahanan mencapai 15K maka mikrokontroler akan mengolah data 01H menghasilkan output sinyal untuk mengaktifkan motor pengaturan pencahayaan rungan. Sebaliknya motor akan berhenti jika tahanan LDR hampir mendekati 3K dengan data yang diinputkan ke PPI adalah 00H. IV.2.6 Pengujian Kecerahan Ruangan Rumah Kaca Pengukuran dilakukan dengan mengukur tegangan basis dan tangan emitor saat LDR mendapat pembiasan cahaya pada kondisi rungan yang berubah dengan tabel pengukuran diperlihatkan pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Pengujian kecerahan rumah kaca No Tingkat Cahaya Luar Rungan Tingkat Cahaya Dalam Rungan Tahanan LDR (k ) (Lux) (Lux) 1 37 73 0.45 2 43 67 0,38 3 54 56 0,47 4 66 44 0,49 5 79 31 0,50 6 97 23 0,58 7 112 20 0,67 55

Kecerahan Luar Ruangan 80 70 60 50 40 30 20 10 0 37 43 54 66 79 97 112 Grafik Tahanan Terhadap Tingkat Cahaya Kecerahan Dalam ruangan Gambar 4.6 Grafik Tahanan LDR terhadap Tingkat Cahaya Rungan Analisa : Dari hasil tabel dan grafik diatas dapat dianalisa bahwa semakin tinggi tingkat cahaya di luar rungan yang diterima oleh LDR (Light Dependent Resistor ), maka tingkat pencahayaan yang diperoleh hampir konstan serta tahanan LDR juga memiliki selisih kenaikan 0,7 k. Dari hasil percobaan diinginkan kestabilan hasil pencahayaan yaitu berkisar 110 Lux. Hal ini dianggap memenuhi hasil pengujian sesuai dengan tujuan yang diharapkan. IV.3. Pembahasan Sistem Setelah sistem diberi catu daya prosesor akan mengeksekusi perintah insialisasi I/O sesuai dengan fungsi sistem yang digunakan yaitu ; ADC berfungsi sebagai input, LDR sebagai input, Motor dan lampu sebagai output. Parameter I/O ini akan bekerja secara programmable. Dua buah sensor LDR akan mendeteksi cahaya pada dua sudut yang berbeda dalam satu rungan rumah kaca. Pengujian dengan menggunakan 2 buah lampu, ini diaktifkan oleh satu buah sensor LDR dan satu motor penggerak yang di fungsikan membuka dan menutup pintu atap. 56

Tabel 4.8 Pengujian Waktu kecerahan rungan No Waktu Tingkat Keterangan (Sekon) Cahaya Dalam Rungan (Lux) 1 1 53 < Set Point 2 2 67 < Set Point 3 4 76 < Set Point 4 6 84 < Set Point 5 8 91 < Set Point 6 10 103 Set_Point 7 12 111 Set_Point 8 14 115 Set_Point 9 16 120 Set_Point Kecerahan Ruangan Grafik Waktu Terhadap Tingkat Cahaya 140 120 100 80 60 40 20 0 1 2 4 6 8 10 12 14 16 WAKTU Gambar 4.7 Grafik Waktu terhadap Tingkat Cahaya Ruangan Analisa : Dari hasil tabel dan grafik diatas dapat dianalisa bahwa kenaikan nilai pencahayaan linier terhadap waktu pengujian hingga set_point. Setelah dilakukan pengujian terhadap kenaikan pencahayaan terhadap waktu pengujian hinga mencapai Set_point, langkah selanjutnya adalah meng-onkan lampu sebagai simulasi cahaya yang masuk Tabel 4.9 57

Tabel 4.9 Pengujian Waktu kecerahan rumah kaca Saat Input Error No Waktu Tingkat Keterangan (Sekon) Cahaya Dalam Rungan (Lux) 1 20 134 >Set_Point 2 22 146 >Set_Point 3 24 157 >Set_Point 4 26 168 >Set_Point 5 28 178 >Set_Point Kecerahan Ruangan 200 Grafik Waktu Terhadap Tingkat Cahaya 150 Set_Point 100 50 0 1 2 4 6 8 WAKTU Gambar 4.8 Grafik Waktu terhadap Tingkat Cahaya Ruangan Analisa : Dari hasil tabel dan grafik diatas dapat dianalisa bahwa kenaikan nilai pencahayaan linier terhadap waktu pengujian hingga Set_point, nilai pencahayaan naik hingga 178 lux selama waktu 10 sekon dan turun selama 10 sekon hingga mencapai set_point lagi. Untuk pengujian menggunakan dua lampu hingga empat lampu proses perlakuannya sama dengan pengujian menggunakan satu buah lampu seperti yang 58

sudah diulas, namun perbedaan yang terjadi hanya pada waktu tempuh pencapaian set_point, semakin banyak lampu yang digunakan pada satu ruangan maka pencapaian set_point akan semakin cepat. IV.4 Pengujian Respon Sistem Untuk melihat apakah sistem bekerja dengan baik,maka dilakukan pengujian sensor terhadap kondisi pencahayaan siang hari saat terindikasi mendung dan pengujian terhadap kondisi malam hari. Dari pengujian tersebut diperoleh data pada tabel 4.10 Tabel 4.10. Respon Sensor terhadap kondisi Lampu Kondisi Waktu Respon Sensor (detik) Respon Lampu Malam 1,21 On Siang 1,19 Off Mendung 1.42 On Selanjutnya dilakukan pengujian untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sistem dalam hal ini motor untuk membuka dan menutup atap pada saat siang hari, malam hari ataupun ketika hujan. Tabel 4.11. Respon Sistem No Respon buka atap (detik) Respon tutup atap (detik) 1 2.10 2.44 2 2.44 2.28 3 2.31 2.42 4 2.44 2.31 5 2.44 2.38 6 2.43 2.32 7 2.35 2.43 59

Dari hasil percobaan di atas yang ditunjukkan pada tabel 4.10 dan 4.11 bisa dilihat bahwa sistem bekerja dengan baik dan cepat dalam merespon kondisi sekitar. IV.5. Pengujian Kualitas Sistem Proses kendali difungsikan untuk membandingkan nilai cahaya pada kondisi siang dan malam, serta siang hari pada kondisi hujan atau mendung. Proses pembacaan data di awali dengan mengkondisikan nilai set_point dengan data sensor. Gambar 4.9 memperlihatkan pengaturan set point pada 100 lux. Gambar 4.9. Contoh pengaturan set point 100 lux Sistem akan membandingkan nilai tersebut jika perubahan sesuai dengan kondisi diharapkan maka output yang akan dikondisikan yaitu Lampu. Jika output system pada kondisi intensitas cahaya lampu < set point maka lampu akan menyala (Gambar 4.10). Terang redupnya nyala lampu tergantung dari kondisi sekitar. Gambar 4.10. Output sistem pada kondisi intensitas cahaya < set point 60

Sebaliknya, jika output sistem pada kondisi intensitas cahaya > set point maka lampu akan padam (Gambar 4.11).. Gambar 4.11. Output sistem pada kondisi intensitas cahaya > set point Sistem juga dilengkapi dengan ruang rumah kaca dengan ukuran media 125 cm x 75cm. pada atap didesain bisa terbuka dan tutup secara otomatis pada kondisi siang dan malam, atau saat hujan (Gambar 4.12) Gambar 4.12. Bentuk fisik rumah kaca 61