BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pariwisata sudah menjadi kebutuhan dasar setiap individu, karena dengan berpariwisata seseorang dapat memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, psikologis, dan sosial sekaligus. Pariwisata menurut James J. Spillane (1982) adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. Disamping itu pariwisata juga merupakan salah satu sektor yang berperan penting untuk kemajuan ekonomi suatu daerah, maka dengan adanya program perkembangan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap pendapatan daerah. Salah satu daerah yang sedang mengembangkan potensi pariwisatanya saat ini adalah Belitung. Belitung merupakan pulau yang terletak di provinsi kepulauan Bangka Belitung. Pulau ini mulai menjadi sorotan para wisatawan domestik dan mancanegara setelah film Laskar Pelangi ditayangkan di bioskop pada tahun 2008. Belitung berupa wilayah kepulauan yang terdiri dari 98 buah pulau besar dan kecil dimana Pulau Belitung menjadi pulau utama. Pulau Belitung sendiri terbagi menjadi 2 kabupaten, yaitu Belitung Barat dengan ibu kota Tanjung Pandan dan Belitung Timur dengan ibu kota Manggar yang juga terkenal dengan sebutan Kota 1001 Warung Kopi. Pulau Belitung adalah pulau dengan banyak potensi wisata alam yang menakjubkan, terutama pada sektor wisata bahari. Hal-hal yang membedakan wisata bahari di Pulau Belitung dengan yang terdapat di daerah lain adalah deretan khas bebatuan granit raksasa, hamparan pasir putih, air laut yang masih jernih serta keindahan bawah laut yang mempesona dengan beragam biota laut dan terumbu karang yang masih terjaga alami seolah belum tersentuh oleh kehadiran manusia. Salah satu objek di Pulau Belitung yang memiliki potensi pariwisata saat ini adalah Pulau Lengkuas.
Pulau Lengkuas adalah pulau kecil dengan luas 1 hektar yang masih menjadi bagian dari Belitung Barat yang terletak di sebelah barat daya dari Pulau Belitung. Pada masa kolonial Belanda sekitar abad ke-19 Pulau Lengkuas sempat dijadikan sebagai pos untuk mengamati aktivitas perairan di Pulau Belitung. Akses ke Pulau Lengkuas ini cukup mudah, dari pusat kota Tanjung Pandan dibutuhkan 20 menit menggunakan kendaraan bermotor untuk sampai ke pantai Tanjung Binga. Pengunjung bisa menggunakan taksi atau rental kendaraan bermotor yang tersedia di kota Tanjung Pandan. Tanjung Binga sendiri merupakan sebuah desa nelayan yang berada 18 km ke utara dari kota Tanjung Pandan, dimana terdapat jasa transportasi perahu motor milik masyarakat setempat yang beroperasi untuk mengantarkan para wisatawan menuju Pulau Lengkuas. Sedangkan perjalanan dari Tanjung Binga ke Pulau Lengkuas yang berada di sebelah utara desa membutuhkan waktu 20 menit menggunakan perahu motor. Selain Tanjung Binga ada Tanjung Kelayang yang berada tak jauh dari Tanjung Binga, hanya butuh 5 menit untuk sampai ke Tanjung Kelayang dari Tanjung Binga. Tanjung Kelayang merupakan kawasan pantai wisata yang juga menyediakan jasa transportasi ke Pulau Lengkuas, selain itu pantai ini menjadi opsi bagi para wisatawan yang ingin menginap di hotel. Hanya saja dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk sampai ke Pulau Lengkuas dari pantai Tanjung Kelayang. Pengunjung dapat memilih sendiri perahu motor yang pas dengan kebutuhan dan selera masing-masing. Selama perjalanan ke Pulau Lengkuas, pengunjung akan disajikan pemandangan yang indah dari berbagai spot wisata menarik lainnya seperti Batu Pulau Burung, Batu Belayar, Pulau Pasir, dan lain-lain. Berbagai spot tersebut merupakan rangkaian dari destinasi yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan yang memilih untuk melakukan hopping island, yaitu istilah untuk kegiatan menelusuri beberapa pulau dalam waktu yang singkat. Setelah sampai di Pulau Lengkuas, pengunjung langsung disambut dengan pemandangan luar biasa dari ikon yang menjadi daya tarik Pulau Lengkuas yaitu mercusuar L. I. Enthoven yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1882, mercusuar dengan ketinggian 70 meter ini masih berfungsi dan berdiri kokoh serta dibuka untuk umum. Jika ingin mencapai puncak mercusuar, pengunjung harus mencuci kaki terlebih
dahulu dengan air bersih yang sudah disediakan oleh pihak pengelola yang bertujuan untuk mengantisipasi karat pada bangunan mercusuar yang ditimbulkan oleh air laut yang melekat pada kaki pengunjung, setelah itu pengunjung masih harus berjuang untuk menaiki tangga setinggi 18 lantai, dimana pada lantai terakhir terdapat lampu suar berukuran besar yang berfungsi untuk memandu kapal-kapal yang melintas disekitar pulau pada saat berkabut atau malam hari. Dari puncak mercusuar bisa terlihat pemandangan bebatuan granit raksasa dan hamparan pasir putih yang mengelilingi Pulau Lengkuas, serta jernihnya air laut yang berwarna kebiruan dengan deretan pulau-pulau kecil yang mengelilingi Pulau Belitung. Pemandangan surga bawah laut yang dimiliki Pulau Lengkuas juga menjadi daya tarik tersendiri karena masih terjaga kelestariannya, ragam biota laut dan terumbu karang yang bisa ditemui disekitar Pulau Lengkuas masih sangat banyak. Hal ini juga dilengkapi dengan keberadaan shipwreck indomarine, yaitu spot kapal tanggelam yang berlokasi tidak jauh dari pulau lengkuas, sehingga lokasi ini sangat cocok untuk pengunjung yang memiliki hobi olahraga air seperti snorkeling dan diving. Maka tak heran jika Pulau Lengkuas menjadi tujuan utama bagi pengunjung untuk menikmati hopping island. Saat ini pemerintah daerah Kabupaten Belitung sudah berupaya untuk mengembangkan pariwisata di Pulau Lengkuas salah satunya adalah dengan meningkatkan sarana pendukung seperti transportasi udara dan laut untuk mempermudah pengunjung dari luar Pulau Belitung untuk menjangkau lokasi wisata Pulau Lengkuas, diantaranya adalah dengan membangun pelabuhan baru di daerah Tanjung Batu yang pada bulan juni 2015 lalu diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, dan juga saat ini dimulai sejak pertengahan tahun 2015 pemerintah tengah mengembangkan bandara H.A.S Hanandjoeddin dengan menambah kapasitas gedung, memperpanjang landasan, dan juga menambahkan jumlah penerbangan yang kini menjadi 10 kali dalam sehari. Selain itu untuk transportasi darat, pada bulan juli 2014 lalu pemerintah Kabupaten Belitung sudah menjalin kerjasama dengan salah satu perusahaan taksi, yaitu Street Taxi yang dikelola oleh Mike Calton asal Inggris.
Selain meningkatkan sarana transportasi, pada bulan juni 2015 lalu pemerintah juga merenovasi bangunan, seperti mengecat ulang dinding menara suar yang mulai berkarat di Pulau Lengkuas. Pemerintah Kabupaten Belitung juga berperan dalam melakukan promosi pariwisata Belitung khususnya Pulau Lengkuas dengan membuat iklan berupa video berdurasi 3 menit yang berjudul Belitong The Amazing Island dan menggelar event untuk menarik minat para wisatawan, beberapa diantaranya adalah Festival Laskar Pelangi 1 juni 2015, Belitong Fair dan Pesona Bahari Indonesia 13 agustus 2015, Sail Indonesia pada 21 oktober 2015 & Festival Gerhana Matahari pada 7-10 Maret 2016. Rangkaian kegiatan ini membutuhkan peran serta dukungan besar dari masyarakat sekitar untuk berkerja sama meningkatkan pariwisata di Pulau Lengkuas. Hal ini ditujukan karena masih banyaknya masyarakat diluar pulau Belitung sendiri yang masih belum mengenal Pulau Lengkuas. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kurangnya media komunikasi visual yang diharapkan dapat berfungsi untuk membantu mempromosikan atau memperkenalkan potensi wisata Pulau Lengkuas ke masyarakat luas. 1.2 Masalah Perancangan 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung berusaha mengembangkan sektor pariwisata di Pulau Lengkuas melalui peningkatan berbagai sarana pendukung dan kegiatan promosi. 2. Masih banyak masyarakat diluar Pulau Belitung yang masih belum mengetahui tentang lokasi wisata Pulau Lengkuas karena kurang didukung oleh kegiatan promosi yang memadai. 3. Perlu dipikirkan adanya bentuk promosi dengan kekuatan visual guna menarik perhatian khalayak.
1.2.2 Perumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah pada perancangan ini adalah : Bagaimana merancang media promosi yang efektif dan komunikatif untuk mempermudah para wisatawan memperoleh informasi yang dibutuhkan dan sekaligus membantu peran pemerintah daerah Kabupaten Belitung dalam upaya memperkenalkan dan mengembangkan potensi wisata di Pulau Lengkuas? 1.3 Ruang Lingkup Berikut ini adalah beberapa fokus masalah untuk membatasi masalah perancangan 1. Apa? Penelitian ini tentang proses dalam perancangan media promosi untuk Pulau Lengkuas, sehingga Pulau Lengkuas bisa dikenal oleh masyarakat luas. 2. Bagaimana? Dengan cara menemukan ide-ide pokok, bentuk-bentuk visual yang tergali dari ciri khas Pulau Lengkuas yang disesuaikan dengan target pasar. 3. Siapa Target pasar yang dituju yaitu masyarakat kelompok mahasiswa dan pekerja dengan rentang umur 21 30 tahun, yang memiliki waktu luang di selah kesibukan dari aktifitas perkotaan. 4. Tempat? Penelitian akan dilakukan di lokasi wisata Pulau Lengkuas sebagai objek utama, serta berbagai daerah lain yang terdapat di sekitar pulau lengkuas seperti Tanjung Binga, Tanjung Kelayang, dan kota Tanjung Pandan Belitung sebagai objek pendukung.
5. Waktu? Penelitian akan dilakukan mulai dari September 2015 sampai dengan Desember 2015, dikarenakan oleh jumlah kunjungan yang meningkat pada bulan-bulan tersebut. 1.4 Tujuan Perancangan Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perancangan ini adalah: Membuat rancangan media promosi yang efektif dan komunikatif untuk wisata Pulau Lengkuas sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas dan juga membantu untuk mewujudkan visi dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Belitung dalam menjadikan Belitung sebagai daerah tujuan wisata dengan memanfaatkan potensi wisata alam yang ada. 1.5 Manfaat Perancangan Dengan dibuatnya perancangan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat sebagai berikut : 1. Diharapkan masyarakat sekitar bisa merasakan efek perkembangan pariwisata Pulau Lengkuas, terutama dari segi ekonomi. 2. Diharapkan juga penelitian ini menginspirasi masyarakat untuk mengembangkan potensi pariwisata yang terdapat di Belitung khususnya Pulau Lengkuas. 3. Diharapkan para wisatawan bisa terpenuhi kebutuhannya terhadap informasi mengenai wisata Pulau Lengkuas.
1.6 Metode Pengumpulan Data dan Analisis 1.6.1 Metode Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data, metode yang dilakukan adalah : 1. Metode Observasi Metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek Pulau Lengkuas dan Dinas Pariwisata Pulau Belitung dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Proses observasi akan dilaksanakan pada bulan Oktober, karena faktor cuaca dan ombak sekitar Pulau Lengkuas pada bulan tersebut terbilang tenang. Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap lokasi untuk menemukan keunikan dan ciri khas, fasilitas dan media-media informasi seperti data visual, data kunjungan di lokasi wisata Pulau Lengkuas serta data mengenai lokasi wisata Pulau Lengkuas dengan bantuan Dinas Pariwisata. 2. Metode Studi Pustaka Metode pegumpulan data dengan cara membaca buku-buku referensi yang sesuai dengan pembahasan materi penelitian. 3. Metode Wawancara Metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab kepada pengelola lokasi wisata Pulau Lengkuas, warga sekitar Pulau Lengkuas dan wisatawan yang berasal dari luar Pulau Belitung menggunakan beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan untuk mendapatkan data yang diinginkan. 4. Metode Kuesioner Metode pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket yang berisi seperangkat pertanyaan mengenai identitas para pengunjung Pulau Lengkuas yang akan disebarkan secara acak terhadap 50 responden untuk mengetahui sektor mana yang menjadi pasar potensial untuk dijadikan target promosi.
1.6.2 Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Kualitatif Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis data adalah deskriptif kualitatif, menurut Jonathan Sarwono (2006) didalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, pendekatan kualitatif adalah adanya interaksi simbolik dari suatu gejala lain yang ditafsir berdasarkan pada budaya yang bersangkutan dengan mencari makna semantik universal dari gejala yang sedang diteliti. Sedangkan deskriptif kualitatif yaitu mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat. 2. Analisis SWOT Metode analisis dengan menggunakan kerangka kerja berisi yang berisi poin berupa Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman) terhadap suatu perusahaan. Metode analisis SWOT ini berguna untuk menghasilkan konsep atau ide besar bagi suatu perancangan. 1.7 Kerangka Perancangan Kerangka perancangan berikut ini adalah serangkaian alur yang mendeskripsikan tentang tahap dari proses perancangan dan media promosi untuk Pulau Lengkuas. Berikut adalah bagan dari kerangka perancangan :
Permasalahan Banyak khalayak yang masih belum mengetahui tentang nama dan keberadaan dari Pulau Lengkuas Kurangnya media yang berisi informasi mengenai wisata Pulau Lengkuas Minimnya perhatian pemerintah daerah terhadap wisata di Pulau Lengkuas sendiri Fenomena Pulau Lengkuas memiliki potensi alam yang luar biasa sebagai destinasi wisata hanya saja nama dan keberadaannya kurang diketahui oleh khalayak Fokus Masalah Menentukan identitas dan media promosi yang sesuai untuk memperkenalkan dan mempromosikan Pulau Lengkuas Berupaya untuk memperkenalkan dan mempromosikan destinasi wisata Pulau Lengkuas ke khalayak Perencanaan Observasi Wawancara Kuesioner Pengumpulan Data Metode deskriptif kualitatif dengan menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi Analisis Data Target Pasar Kelompok usia 21-30 tahun Solusi Memberikan informasi selengkap-lengkapnya melalui perancangan identitas visual dan media promosi, untuk mempermudah wisatawan dalam memperoleh informasi mengenai wisata Pulau Lengkuas Analisis Kebutuhan Mahasiswa dan Pekerja Ekonomi Menengah Perancangan Studi Perancangan Perancangan Materi Perancangan Desain Studi Visual Rancangan identitas visual dan media promosi Evaluasi Bagan 1.1 Skema Kerangka Perancangan
1.8 Pembabakan Secara garis besar sistematika penulisan pada perancangan ini adalah sebagai berikut : 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, manfaat perancangan, metode penegumpulan data dan analisis, serta pembabakan. 2. BAB II DASAR PEMIKIRAN Pada bab ini berisi tentang penjelasan mengenai dasar teori dalam perancangan media promosi untuk Pulau Lengkuas. 3. BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH Didalam bab ini akan dipaparkan tentang hasil pengumpulan data melalui observasi, studi pustaka dan wawancara serta analisis atau kesimpulan terhadap data tersebut. 4. BAB IV KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN Bab ini membahas konsep yang diterapkan dalam perancangan media komunikasi visual sehingga menghasilkan perancangan yang baik. 5. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran mengenai perancangan media promosi supaya perancangan ini bisa menjadi lebih baik untuk kedepannya.