BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB X MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Bab 12 PERILAKUKONSUMEN & STRATEGI PROMOSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB II LANDASAN TEORITIS. periklanan secara komprehensif menurut Kotler, Philip & Armstrong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II LANDASAN TEORI. masa dan merupaka salah satu bidang paling dinamis dan manajemen, Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. media untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Pemahaman Dan Kajian Tentang Strategi, Taktik & Aplikasi Perusahaan Markom 2. Ardhariksa Z, M.Med.

BAB II. LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. diraih, dan perlu kerja keras untuk mendapatkannya. Terlebih masa sekarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Promosi yang merupakan langkah dari perusahaan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut:

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II URAIAN TEORITIS. berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat produk dan jasa kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menyebabkan persaingan bisnis semakin kompetitif. Tidak sedikit

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

STRATEGI PROMOSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. dipertahankan dan mampu bersaing dengan perusahaan lain (Pandini, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat selain itu pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. keseluruhan sistem pemasaran. sebelum dan sesudah kegiatan itu berjalan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat kita rasakan, sehingga tampak persaingan tajam dalam

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai

BAB I PENGANTAR. A. latar Belakang Masalah. dan teknologi yang sangat terasa adalah terjadinya perubahan yang sangat cepat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di antaranya melalui promosi terhadap produk-produk yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan kinerja pemasran untuk mencapai tujuan utama perusahaan, dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan.

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB II KERANGKA TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Produk Produk merupakan bentuk penawaran organisasi yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (Tjiptono, 2005:31). Menurut Kotler (2002:338), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, dan dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi. 2.1.1.1 Tingkatan Produk Produk juga memiliki tingkatan yang membedakan antara produk yang satu dengan produk lainnya. Hal ini mesti diperlihatkan oleh para pemasar dalam memasarkan produknya. Suatu jenis produk dapat dibagi menjadi tiga jenis tingkatan (Kotler, 2002:346), yaitu: 1. Core product (produk inti) Merupakan tingkatan paling dasar dan berisikan manfaat pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu.

2. Actual product (produk aktual) Merupakan tingkatan kedua setelah produk inti dan bagi setiap pemasar, produk ini harus dibangun diberbagai posisi yang dekat dengan produk inti. Produk aktual minimal harus mempunyai lima sifat, yaitu tingkatan kualitas, fitur, desain, merek, dan kemasan. 3. Augmented product (produk tambahan) Merupakan tingkatan produk terakhir yang menawarkan layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen. 2.1.1.2 Klasifikasi Produk Produk dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa tipe pengelompokkan (Kismono, 2001:327-328), diantaranya adalah: 1. Produk konsumen Merupakan barang atau jasa yang dikonsumsikan oleh rumah tangga atau individual. Produk yang dibeli konsumen akan langsung dikonsumsi sendiri. Produk itu tidak akan digunakan sebagai bahan baku produksi barang lain atau dijual kembali. Menurut perilaku pembelian konsumen, produk konsumen digolongkan menjadi: a) Convience product Merupakan barang dan jasa yang harganya relatif tidak mahal, frekuensi pembelinnya tinggi, dan konsumen mengeluarkan sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum membuat keputusan pembelian.

b) Shopping product Merupakan produk yang dibeli konsumen berdasarkan perbandingan dengan produk lain melalui informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber. c) Specialty product Merupakan produk yang unik di mata konsumen tertentu dan seringkali konsumen harus membelinya meski berapapun harganya dan dimanapun lokasi pembeliannya, d) Unsought product Merupakan produk yang belum diinginkan oleh konsumen potensial atau konsumen belum tahu bahwa mereka dapat membelinya. 2. Produk industrial Produk industraial adalah produk yang dibeli dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut atau digunakan untuk menjalankan bisnis. Kategori produk ini meliputi: 1) Installation Merupakan barang-barang modal yang digunakan dalam jangka waktu yang lama dan mengalami penyusutan selama beberapa tahun. 2) Accessory equipment Merupakan barang-barang modal yang berjangka waktu pendek yakni peralatan yang digunakan dalam produksi di kegiatan kantor.

3) Raw material Merupakan barang dari alam atau hasil pertanian yang digunakan untuk membuat produk akhir. 4) Parts and material Merupakan barang-barang yang belum selesai diproses untuk menjadi produk akhir. 5) Supplies Merupakan jenis-jenis pengeluaran yang tidak menjadi produk akhir. Persediaan terbagi atas tiga kategori yaitu pemeliharaan, perbaikan, dan pembekalan atau persediaan operasi. 6) Pelayanan atau jasa Pelayanan atau jasa adalah jenis pengeluaran yang mendukung operasi suatu perusahaan. 2.1.2 Sosial Perilaku seorang konsumen dipengarui oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status konsumen. Faktor-faktor ini berpengaruh pada tanggapan dari seorang konsumen. 2.1.2.1 Kelompok Referensi Kelompok referensi menurut Kotler (2002:187) adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan

adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional dan asosiasi perdagangan yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Pemasar berusaha mengindentifikasi kelompok referensi pelanggan mereka. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik perilaku fisik maupun mentalnya. Yang termasuk kelompok referensi ini antara lain; serikat buruh, tim olahraga, perkumpulan agama, kesenian dan lain sebagainya. 2.1.2.2 Keluarga Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi objek peneliti yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika

pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di negara-negara di mana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang (Kotler, 2002:188). Sebagian besar penelitian perilaku konsumen mengambil individu sebagai unit analisis. Tujuan pada umumnya adalah untuk menjelaskan dan memahami bagaimana individu membuat keputusan pembelian sehingga strategi pemasaran dapat dikembangkan untuk dapat mempengaruhi proses tersebut dengan lebih efektif. 2.1.2.3 Peran dan Status Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya. Posisi seseorang dalam suatu kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat (Kotler, 2002:189). 2.1.3 Harga 2.1.3.1 Pengertian Harga Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2005:34). Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, manajer harus mengintegrasikannya dulu dengan keputusan-keputusan sebelumnya, yaitu dalam bidang produksi, distribusi, dan strategi promosi. Penyesuaian ini dibutuhkan agar dapat menciptakan suatu

bauran pemasaran yang konsisten, terpadu, dan mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 2.1.3.2 Tujuan Penentapan Harga Menurut Tjiptono (2005:35), ada 4 hal yang menjadi tujuan penetapan harga, yaitu: 1. Tujuan berorientasi laba Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang maksimum. Dalam kondisi persaingan yang ketat dan serba kompleks penerapannya sangat sulit untuk dilakukan. 2. Tujuan berorientasi pada volume Tujuan ini berorientasi pada volume, di mana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar, misalnya biaya operasional pemasangan jalur telepon untuk satu rumah tidak berbeda jauh dengan biaya pemasangan untuk lima rumah. 3. Tujuan berorientasi pada citra Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra perusahaan. Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk citra nilai tertentu.

4. Tujuan stabilisasi harga Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri. 5. Tujuan-tujuan lainnya Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah. 2.1.3.3 Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penetapan Harga Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua faktor yang harus dipertimbangkan (Tjiptono, 2005:38), yaitu: 1. Faktor internal perusahaan Faktor ini berasal dari dalam perusahaan, terdiri dari: a) Tujuan pemasaran perusahaan Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain. b) Strategi bauran pemasaran Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.

c) Biaya Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya. 2. Faktor eksternal perusahaan Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan, yaitu: a) Sifat pasar dan permintaan Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah elastisitas permintaan. b) Persaingan Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang berbeda-beda. 2.1.4 Promosi 2.1.4.1 Pengertian Promosi Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu produk atau barang. Menurut Kotler (2002:93), promosi adalah suatu bidang kegiatan marketing dan merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan (information), membujuk (persuation), dan mempengaruhi (influence). Segala kegiatan itu

bertujuan untuk meningkatkan penjualan. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila pelanggan belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk atau barang itu akan berguna bagi mereka maka mereka tidak akan pernah membelinya. 2.1.4.2 Jenis-jenis Promosi Menurut Kotler (2002:95), kegiatan promosi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Iklan Iklan (advertising) merupakan penyajian informasi non personal tentang suatu produk, merek, perusahaan atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen yang terdiri dari perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek. Dalam prakteknya, iklan telah dianggap sebagai manajemen citra (image management), dimana iklan mampu menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Walaupun pertama-partama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi, tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembeli dan konsumen. Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media, diantaranya televisi, radio, media cetak (majalah, surat kabar, tabloid,dan buletin), papan billboard, papan tanda dan macam-macam media seperti balon udara atau baju kaos.

2. Promosi Penjualan Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Jenis promosi penjualan terdiri atas beberapa jenis, termasuk didalamnya penurunan yang temporer melalui kupon, rabat, penjualan multi kardus, kontes dan undian, perangko dagang, pameran dagang dan eksebisi, tayangan titik jual, contoh gratis, serta hadiah. 3. Penjualan Personal Penjualan personal (personal selling) melibatkan interaksi personal langsung antara seorang pembeli potensial dengan seorang salesman. Penjualan personal dapat menjadi metode promosi paling hebat untuk paling tidak untuk dua alasan berikut; Pertama, komunikasi personal dengan salesman dapat meningkatkan keterlibatan konsumen dengan produk dan atau proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, konsumen dapat lebih termotivasi untuk masuk dan memahami informasi yang disajikan salesman tentang suatu produk. Kedua, situasi komunikasi saling silang/interaktif memungkinkan salesman mengadaptasi apa yang disajikannya agar sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pembeli potensial. 4. Publisitas Publisitas (publicity) adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan, produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran, misalnya sebuah artikel di majalah PC World yang membandingkan berbagai macam merek perangkat lunak pengelola data merupakan informasi produk

yang sangat berguna bagi konsumen namun tidak dibebankan biaya sama sekali pada para pemasar perangkat lunak tersebut. Demikian pula halnya dengan pejabatan produk atau merek baru, perbandingan merk di jurnal dagang, surat kabar atau majalah berita, atau diskusi di radio dan talkshow di televisi semuanya menyajikan berbagai informasi produk bagi para konsumen. 2.1.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi Menurut Kotler (2002:97), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi promosi adalah: 1. Dana yang tersedia Segala jenis usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan, untuk mencapai tujuan usahanya selalu membutuhkan dana. Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting dalam pelaksanaan promosi. Perusahaan yang mempunyai dana yang cukup maka kegiatan promosinya akan lebih lancar dibanding dengan perusahaan yang hanya mempunyai dana yang terbatas. Jika dana untuk promosi sudah tersedia maka promosi dapat terus diperluas. 2. Sifat pasar Kegiatan promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan juga tergantung pada pasar yang dituju. Jika pasar yang dituju adalah pasar kecil maka cukup menggunakan personal selling, tetapi apabila wilayah pasarnya luas perlu diperhatikan bentuk apa yang paling sesuai.

3. Jenis Produk Jenis produk suatu perusahaan juga turut mempengaruhi promosinya. Apakah barang konsumen atau barang industri. Jika produk yang dipromosikan itu barang konsumen maka dapat dilakukan periklanan, tetapi jika barang industri dapat dilakukan dengan personal selling. 4. Tahap-tahap dalam siklus kehidupan barang Siklus kehidupan barang terdiri dari empat tahapan yang berbeda-beda dan setiap tahap berada pada lingkungan pasar yang berbeda. Tahap-tahap tersebut adalah tahap perkenalan, tahap kedewasaan dan tahap kejenuhan/kemunduran. 2.1.5 Perilaku Konsumen Ada tiga hal penting yang harus dipahami oleh seorang pemasar terhadap konsumen dalam mengembangkan strategi pemasarannya, yaitu kognisi, afektif, dan perilaku. Kognisi berkenaan dengan kesadaran dan pengetahuan akan suatu produk, merek, harga, dan iklan sedangkan afektif berupa rasa suka, senang, puas, dan gemar. Mengenai perilaku akan dijabarkan sebagai berikut: 2.1.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Setiadi (2003:3), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003:25), perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,

membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk atau jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Dari kedua pengertian ini maka dapat diambil kesimpulan: 1. Perilaku individu dan rumah tangga menjadi dua hal utama dalam perilaku konsumen. 2. Perilaku konsumen menyangkut suatu keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk. 2.1.5.2 Hubungan Perilaku Konsumen dengan Strategi Pemasaran Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi (Setiadi, 2003:9). Biasanya strategi pemasaran diarahkan untuk meningkatkan kemungkinan atau frekuensi perilaku konsumen, seperti peningkatan kunjungan pada toko tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang diarahkan pada pasar sasaran yang dipilih. Suatu bauran pemasaran terdiri dari elemen produk, promosi, distribusi, dan harga. Strategi pemasaran bukan hanya disesuaikan dengan konsumen, tetapi juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen tentang diri mereka sendiri, tentang berbagai macam tawaran pasar, serta tentang situasi yang tepat untuk pembelian dan penggunaan produk.

2.1.6 Tipe-tipe Perilaku Pembelian Perilaku pembelian seorang konsumen dapat dibagi menjadi empat jenis (Kotler, 2002:221), yaitu: 1. Perilaku pembelian yang rumit Perilaku ini terdiri dari tiga proses. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, pembeli membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, pembeli membuat pilihan untuk pembelian yang cermat. 2. Perilaku pembelian pengurangan ketidaknyamanan Konsumen dapat terlibat dalam pembelian umum dengan melihat sedikit perbedaan antara merek yang ada. Keterlibatan yang tinggi disadari atas fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan, dan beresiko. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu antar merek maka ia mungkin akan memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil maka ia mungkin akan membeli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan. 3. Perilaku pembelian karena kebiasaan Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah melalui urutan umum keyakinan, sikap, dan perilaku. Konsumen tidak secara luas mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek dan memutuskan merek apa yang dibeli. Melainkan konsumen menjadi penerima informasi pasif melalui televisi dan iklan.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi Beberapa situasi pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam situasi ini, konsumen sering melakukan peralihan merek. Peralihan merek terjadi karena mereka mencari variasi bukan karena ketidakpuasan. 2.1.7 Tahapan Pembelian Menurut Tjiptono (2005:179), setiap kali seseorang membeli suatu barang atau jasa maka ia berharap barang atau jasa tersebut akan mampu memberikan kegunaan maksimum. Artinya, setiap konsumen adalah rational economic man yang memiliki alasan rasional dan membuat pilihan rasional dalam setiap pembelian produk atau jasa. Tahapan dalam pembelian terdiri dari: 1. Pengenalan kebutuhan Merupakan tahap awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan dan keinginannya yang harus dipenuhi. 2. Mencari informasi Ketika seorang individu memiliki perasaan membutuhkan maka ia akan mencari informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dibelinya. Ada yang didapat dari pengalaman sendiri, tetapi ada juga yang mencari dari jalur komersil, misalnya iklan koran dan majalah. 3. Evaluasi alternatif Setelah memiliki informasi yang cukup lengkap maka konsumen tersebut mengevaluasi alternatif yang ada. Dalam mengevaluasi, konsumen dapat

menggunakan kalkulasi yang ketat dan berpikir tentang brang yang akan dibeli, namun kadang konsumen hanya mengandalkan intuisi saja. 4. Keputusan pembelian Saat memutuskan pun terkadang ada perilaku tertentu dari individu dan situasi yang terjadi bisa tergantung pada sikap orang lain. 5. Perilaku setelah pembelian Konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Ketika konsumen merasa puas, kita harus menjalin dan memperhatikan hubungan kita dengan mereka. Ketika mereka merasa tidak puas maka kita harus mencoba mencari tahu penyebab ketidakpuasan tersebut dan berusaha menarik kembali pelanggan tersebut. 2.1.8 Teknologi 2.1.8.1 Pengertian Teknologi Teknologi memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya (Zelenka, 2009:7). Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai dikenal sebelum sains dan teknik. Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan (dan pengetahuan kita tentang apa

yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat (Zelenka, 2009:38). 2.1.8.2 Sejarah Teknologi Menurut Zelenka (2009:12), perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang teknologi. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical). 2.1.8.3 Kemajuan Teknologi Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas konservatif seperti aktivitas manual, kegiatan individu, perubahan bertahap. Menurut Zelenka (2009:42), ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu : 1. Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress). Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama. 2. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress). Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan

belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari PCB Board sampai Processor. 3. Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving technological progress). Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya. 2.2 Penelitian Terdahulu Aisha (2009) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologi Terhadap Keputusan Menggunakan Dua Ponsel (GSM dan CDMA) Pada Mahasiswa Departemen Manajemen FE USU. Hasil penelitian menunjukkan nilai R 2 sebesar 0,694. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yakni faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi mampu menjelaskan 69,4% terhadap variabel keputusan menggunakan dua ponsel (GSM dan CDMA) Pada Mahasiswa Departemen Manajemen FE USU sedangkan 30,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Rosalina (2010) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologi Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek BlackBerry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program S-1 Ekstension Fakultas Ekonomi USU). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, diolah dengan menggunakan bantuan komputer dan

dianalisa menggunakan model regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan nilai R 2 sebesar 0,586. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yakni faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi mampu menjelaskan 58,6% terhadap variabel pengambilan keputusan pembelian produk handphone merek BlackBerry pada Mahasiswa Program S-1 Ekstension Fakultas Ekonomi USU sedangkan 41,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. 2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah kesimpulan sementara, tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis yang berbentuk bagan alur yang dilengkapi dengan penjelasan kualitatif (Sugiyono, 2006:66). Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, digunakan, ataupun dikonsumsi (Kotler, 2002:346). Perilaku seorang konsumen dipengarui oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status konsumen. Faktor-faktor ini berpengaruh pada tanggapan dari seorang konsumen (Kotler, 2002:187). Tempat dimana seseorang tinggal dan melakukan aktivitas sehari-hari merupakan bagian penting yang mempengaruhi perilaku seorang konsumen, khususnya mengenai keputusan pembelian yang akan dilakukan. Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2005:34).

Promosi merupakan kegiatan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang terdiri dari advertising, personal selling, sales promotion, dan publicity (Kotler, 2002:93). Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah serta berbagai teori yang telah dikemukakan maka dapat digambarkan model kerangka konseptual sebagai berikut: Faktor Produk (X 1 ) Faktor Sosial (X 2 ) Faktor Harga (X 3 ) Keputusan Pembelian Ponsel CDMA (Y) Faktor Promosi (X 4 ) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber: Kotler (2002:93, 187, 346) dan Tjiptono (2005:34) 2.4 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan (Sugiyono, 2006:70). Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor produk, faktor sosial, faktor harga, dan faktor promosi secara bersamasama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU. 2. Faktor sosial merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU.