BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. 1. memberikan bimbingan dan selalau mendorong semangat belajar anak didik,

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat.

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Sains bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar,

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. memanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu negara terletak pada kemajuan pendidikan yang diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional ini menjiwai dan dijabarkan dalam semua aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. dari peran sekolah, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. fungsi dan tujuan Standar Pendidikan Nasional adalah:

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelajaran pokok di Sekolah Dasar (SD) pengetahuan dan pemahaman konsep Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. belajar ilmu pengetahuan. Dengan berbekal ilmu pengetahuan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan. keluarga, sekolah, maupun masyarakat. 2

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan sebagai istilah-istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama, terutama di Sekolah

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di sekolah memegang peranan yang sangat penting, hal ini dapat dipahami bahwasanya tidak ada manfaat suatu sekolah bilamana tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi kegiatan belajar dan mengajar. Di dalam Islam belajar dan mengajar merupakan suatu kewajiban, sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam Surah Al- Alaq ayat 1 sampai 5: Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 1 Ayat di atas bila dicermati, akan mendapatkkan jawaban bahwa Allah adalah pendidik yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahinya. Manusia di muka bumi mempunyai tugas melaksanakan pendidikan. Orang yang lebih paham akan ilmu pengetahuan haruslah mengajarkannya kepada orang yang sedikit pengetahuannya, dan orang yang sedikit pengetahuannya hendaklah terus belajar. 1 Q.S Al-Alaq: 1-5 1

Hamalik mengungkapkan dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang sangat vital. 2 Mengajar merupakan salah satu dari proses pembelajaran disamping proses belajar. Menurut pendapat Alvin W. Howard mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah dan mengembangkan skill, attitude (cita-cita), Apprectons (penghargaan) dan knowledge. 3 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengajar mengandung tujuan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan yang kemudian dapat dikembangkan sehingga siswa mengalami perubahan tingkah laku. Berbicara mengenai mengajar tentu tidak terlepas dari siapa yang melakukan pengajaran tersebut, dalam hal ini mengajar merupakan tugas seorang pendidik atau guru. Oleh karena itu, perlu kiranya mengetahui defenisi dari pendidik atau guru itu sendiri. Pendidik adalah orang-orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif ( rasa), kognitif ( cipta), maupun psikomotorik ( karsa). Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Kesuksesan anak merupakan cerminan atas kesuksesan orang tua juga. Firman Allah SWT: 2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 27. 3 Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010), hlm. 162.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ( QS. At-Tahrim: 6). 4 Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama terhadap anak tidak selamanya memiliki waktu yang leluasa dalam mendidik anak-anaknya. Selain karena kesibukan kerja, tingkat efektivitas dan efesiensi pendidikan tidak akan baik jika dikelola secara alamiah. Dalam konteks ini anak lazimnya dimasukkan ke dalam lembaga sekolah, yang karenanya defenisi pendidik disini adalah mereka yang memberikan pelajaran peserta didik, yang memegang suatu mata pelajaran tertentu di sekolah. 5 Pendidik di lembaga sekolah disebut dengan guru. Guru adalah pekerja profesional yang secara khusus disiapkan untuk mendidik anak-anak yang telah diamanahkan orang tua untuk dapat mendidik anaknya di sekolah. Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab atas amanah yang diserahkan kepadanya. 6 Allah SWT menjelaskan: Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. 4 Q.S At-Tahrim: 6 5 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), hlm. 87. 6 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm. 149

Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. ( An - Nisa: 58). 7 Ayat di atas sangat jelas bahwa guru membawa amanah dari orang tua untuk mendidik anak-anak mereka. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia guru adalah seseorang yang kerjanya mengajar. 8 Sedangkan menurut Zakiyah Darajadjat guru adalah pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak mereka. 9 Tugas guru tidak sekedar mengajar, yaitu memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-keterampilan pada anak-anak. Tetapi guru juga bertugas mendidik para siswanya yaitu membentuk budi pekerti dan watak anak-anak. 10 Sehingga nantinya siswa dapat menjadi manusia berpengetahuan dan berbudi pekerti yang dapat berguna di tengah-tengah masyarakat. Tujuan pembelajaran bagi siswa pada hakikatnya adalah untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan (IPA). IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek 7 Q.S An-Nisa : 58 8 Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Agung, 2005), hlm. 175 9 Sri Murhayati, Profesi dan Etika Keguruan, (Pekanbaru: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2009), hlm. 6 10 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Rosda, 2007), hlm. 150

yang diamatinya. 11 Pendidikan IPA diarahkan untuk menemukan dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Kurikulum IPA di SD/MI menjelaskan pada dasarnya tujuan pembelajaran IPA agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang salaing mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. 12 11 Usman Samatowa, Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas, 2006), hlm 2 12 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm 11

Berdasarkan penjelasan di atas, pembelajaran IPA harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Dasar IPA yang baik akan membuat siswa lebih mudah mempelajari cabang IPA dimasa yang akan datang. Pelajaran IPA penting untuk dikuasai siswa dalam kaitannya dengan cara mereka dapat memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi dan kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan. 13 Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA, guru hendaknya mempunyai pemahaman yang mendalam dan wawasan yang luas, serta dapat menciptakan proses pembelajaran sebaik mungkin. Idealnya IPA diajarkan secara inqiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Namum pada kenyatannya IPA diajarkan lebih menekankan sejumlah fakta dan konsep dan kurang menfasilitasi siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Menjawab persoalan diatas maka salah satu usaha yang perlu diperhatikan oleh guru ialah pemilihan strategi yang relevan dengan materi ajar maupun kondisi siswa. Karena pencapaian metode atau strategi pembelajaran yang secara optimal mampu mendorong prakarsa belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 14 selain dapat membantu guru dalam mancapai tujuan, pemilihan dan penggunaan strategi yang relevan dapat pula meningkatkan perhatian siswa yang dapat berdampak pada hasil belajarnya. hlm. 3 13 Bahrul Hayat, Mutu Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 313 14 Andi Murniati, Pengembangan Kurikulum, (Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press, 2010),

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV A SD Negeri 181 Pekanbaru, diperoleh keterangan bahawa masih rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Sedangkan target Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ingin dicapai di sekolah tersebut 65, namun ini belum terwujud dalam pembelajaran IPA. Hal diatas juga dapat dilihat dari gejala-gejala kesulitan yang dialami oleh siswa ketika belajar IPA, yaitu sebagai berikut: 1. Dari 45 siswa hanya 22 siswa atau 48,88% yang mencapai hasil belajar di atas KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian. 2. Dari 45 siswa hanya 17 siswa atau 37,77% yang menguasai materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan dari gurunya mengenai materi yang telah dijelaskan. 3. Dari 45 siswa hanya 19 siswa atau 42,22% yang mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), selebihnya mencontek temannya dan mengerjakan di kelas. 4. Guru telah menerapkan berbagai metode pada saat pembelajaran IPA salah satunya ialah metode diskusi, namun hasil belajar siswa belum maksimal. Berdasakan gejala-gejala tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah. Guru telah berupaya meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya dengan menjelaskan meteri secara berulang-ulang, memberikan PR pada siswa yang belum mencapai KKM. Namun, hasil belajar siswa belum dapat tercapai secara maksimal. Mengacu pada permasalahan yang telah dikemukakan, maka peneliti ingin mencoba memperbaiki proses pembelajaran dengan menerapakan strategi pembelajaran aktif tipe pasangan dalam praktik pengulangan. Strategi ini

merupakan strategi sederhana untuk mempraktekkan dan mengulang keterampilan atau prosedur dengan pasangan belajar. 15 Hal ini dilakukan secara bergantian sehingga siswa memahami serta terjalinnya kerjasama membantu pasangannya yang kurang mengerti. Adapun alasan peneliti menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe pasangan dalam praktik pengulangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah: 1. Adanya gejala yaitu kurang efektifnya metode diskusi yang dilakukan guru di kelas IV A SD Negeri 181 Pekanbaru. 2. Dengan strategi pembelajaran aktif tipe pasangan dalam praktik pengulangan yang dilakukan secara berpasangan dapat mempertinggi rasa sosial, menambah pengalaman-pengalaman baru, dan menguji keberanian siswa dalam menjelaskan dan mempraktekkan materi yang telah ia pelajari. 3. Hasil belajar siswa pada materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit, serta perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya pada daratan sesuai dengan strategi yang akan diterapkan pada penelitian ini. Fenomena dan gejala-gejala yang terjadi mendorong peneliti untuk melakukan suatu penelitian tindakan sebagai upaya perbaikan terhadap proses pembelajaran. Penelitian ini berjudul: Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Pasangan dalam Praktik Pengulangan di Kelas IV A SD Negeri 181 Pekanbaru. 15 Melvin L. Siberman, Active learning, (Bandung: Nisa Media, 2006), hlm. 238

B. Definisi Istilah 1. Hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan prilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. 16 Hasil belajar yang dimaksud yang menggambarkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diperoleh dari tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran. 2. Strategi pembelajaran aktif tipe pasangan dalam praktik pengulangan merupakan strategi sederhana yang digunakan untuk mempraktekkan dan mengulang keterampilan atau prosedur bersama teman pasangannya. Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran aktif tipe pasanga dalam praktik pengulangan adalah sebagai berikut: a) Pilihlah sejumlah keterampilan atau prosedur yang anda ingin siswa kuasai, buatlah pasangan, dalam tiap pasangan, berikan dua peran, yaitu pertama penjelas atau pemeraga dan kedua pemeriksa. b) Penjelas/ pemeraga menjelaskan atau memperagakan cara mengerjakan keterampilan atau prosedur tertentu. Pemeriksa memastikan apakah penjelasan/ pemeragaan itu benar, memberikan dorongan atau memberikan pelatihan bila diperlukan. c) Pasangan berganti peran, penjelas/ pemeraga yang baru diberi keterampilan atau prosedur lain untuk dikerjakan d) Prosedur itu berlanjut hingga semua ketermpilan diulang. 17 16 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 49 17 Melvin L. Silberman, Loc.Cit.

C. Rumusan Masalah Dengan mengacu pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini mengfokuskan pada "apakah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe pasangan dalam praktik pengulangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas IV A SD Negeri 181 Pekanbaru? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe pasangan dalam peraktik pengulangan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas IV A SD Negeri 181 Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi siswa Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV A SD Negeri 181 Pekanbaru. b. Bagi guru Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe pasangan dalam praktik pengulangan dalam kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV A SD Negeri 181 Pekanbaru. c. Bagi sekolah Dapat meningkatkan prestasi sekolah yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa. d. Bagi Peneliti Menambah wawasan peneliti tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui penelitian tindakan kelas.