Oleh : Budi Nugroho ( L2F )

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Slamet Joyo Mulyono ( L2F )

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TEORI PENUNJANG

: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Makalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk.

Kajian Teknologi Layanan Free-Repply-SMS

KAJIAN TEKNOLOGI LAYANAN FREE-REPPLY-SMS

AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE


PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

Penerapan Kriptografi dalam Sistem Keamanan SMS Banking

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

VISUALISASI PROSES OTENTIFIKASI PADA SISTEM KOMUNIKASI GSM (GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION)

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

OCHAN FRIMA SUGARA PURBA NIM :

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS)

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

D a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 26

PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0

GSM Security Ratih Hardiantina 1, Siti Awaliyah 2, dan Sandra Syafwin 3

1.2 Arsitektur Jaringan GSM

BAB III ANALISIS MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Edy Hadiyanto

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. jaringan. Masing-masing subsistem jaringan ini yaitu : GSM merupakan salah satu standar sistem selular digital.

DAFTAR ISI. ABSTRAK i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix


Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor

ANALISA PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN GSM PT INDOSAT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Arsitektur GSM

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM TRACKING ARMADA

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)

SCHEME OF SMS GATEWAY FOR INFORMATION ON OUTPATIENT TREATMENT AT RSUD Dr M. ZEIN PAINAN SUPPORTED BY THE PROGRAMMING LANGUAGE PHP & MYSQL

SISTEM TRANSFER PULSA TELEPON SELULER BERBASIS SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) Studi Kasus: P. T. Indosat Multimedia Mobile (IM3)

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

ABSTRAK. ANALISIS QoS LAYANAN SMS OPERATOR X

DASAR TEORI. Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT TELKOM FLEXI MEDAN

Jurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen

TUGAS AKHIR. Analisa Trunk Congestion Pada MSC (Mobile Switching Center) DI PT. INDOSAT, Tbk

ANALISA TEKNIK OTENTIKASI EAP-SIM PADA 3G WIFI

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi di Indonesia. Latar Belakang

APLIKASI KUIS INTERAKTIF BERBASIS SMS(Short Message Service) Oleh: JOKO LEGOWO L2F

BAB III LANDASAN TEORI. komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

STATISTIC AND TRAFFIC MEASUREMENT SUBSYSTEM (STS) ON APG43 MSC-S BLADE CLUSTER PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT TBK SEMARANG

ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION

Powered by TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

BAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PELAYANAN MEMBER MENGGUNAKAN MEDIA SHORT MESSAGE SERVICE (STUDI KASUS PT. GUNUNG SARI INTAN)

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN KOMUNIKASI SEKTOR INDUSTRI DENGAN INTELLIGENT NETWORK SEBAGAI UPAYA PERLUASAN DAERAH PEMASARAN

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 20, No. 1, Maret

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Logo GSM (Sumber:

TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G)

ANALISA KEGAGALAN LOCATION UPDATE DI MSC SIEMENS PADA JARINGAN INDOSAT

BAB II SISTEM JARINGAN GSM DAN HANDOVER

Mengenal GSM (Global System for Mobile communication)

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Penggunaan HUAWEI PDSN9660 Packet Data Serving Node dalam Jaringan Komunikasi CDMA2000 1x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Mengenal SMS (Short Message Service)

Kata kunci: GSM, SMS, DATA BASE, BTS

Transkripsi:

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK LOCATION UPDATE DAN MOBILE TERMINATING CALL YANG MELIBATKAN HLR ERICSSON Oleh : Budi Nugroho ( L2F007022 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof.Sudharto,SH Tembalang, Semarang ABSTRAK GSM (Global System for Mobile Communication) merupakan sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital yang saat ini telah banyak digunakan oleh operator telekomunikasi seperti halnya pada PT.Indosat Tbk Semarang. Dalam penggunaannya, GSM memiliki arsitektur yang telah dirancang, salah satu bagian arsitektur yang sangat penting adalah media penyimpanan data pelanggan. Home Location Register (HLR) adalah sebuah sistem database yang berfungsi untuk menyimpan data - data pelanggan secara permanen,dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan.ketika pertama kali diaktivasi, data-data dari sebuah nomor pelanggan secara otomatis akan tercatat pada HLR. Data-data tersebut dapat berupa lokasi pelanggan, status aktivasi pelanggan, dan status layanan pelanggan. Pada laporan ini akan dipaparkan mengenai mekanisme location update dan mobile terminating call yang masing-masing melibatkan peran dari HLR Ericsson sebagai penyimpan data pelanggan Indosat IM3. Kata-kunci: GSM, Telekomunikasi, HLR, Location Update, Mobile Terminating Call I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Teknologi telekomunikasi semakin canggih seiring dengan perkembangan zaman, khususnya penggunaan ponsel. Dahulu penggunaan ponsel bermula untuk melakukan komunikasi suara, kemudian berkembang dengan tambahan layanan pesan singkat atau SMS, dan sekarang berkembang hingga layanan paket data. Tentu saja hal itu terwujud dengan adanya dukungan dari jaringan yang berkembang pula. GSM (Global System for Mobile Communication) merupakan standar global untuk komunikasi bergerak digital yang saat ini telah banyak digunakan oleh operator telekomunikasi seperti halnya pada PT.Indosat Tbk Semarang. Pada arsitektur GSM terdapat HLR untuk media penyimpanan database pelanggan. Layanan panggilan, pesan singkat, maupun paket data tidak akan terjadi tanpa adanya dukungan jaringan. pelanggan harus melakukan location update untuk mendapatkan dukungan jaringan sehingga dapat menikmati layananlayanan tersebut.

1.2. Tujuan Kerja Praktek Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui fungsi dan peran HLR 2. Mengetahui proses Location Update 3. Mengetahui proses Mobile Terminating Call 1.3. Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang berkaitan dengan makalah kerja praktek ini adalah sebagai berikut : 1. Membahas secara umum fungsi HLR. 2. Membahas secara umum proses Location Update dan Mobile Terminating Call. II. DASAR TEORI Global System for Mobile Communication (GSM) Adalah standar global untuk komunikasi bergerak digital. GSM beroperasi pada daerah frekuensi 900Mhz. GSM saat ini telah banyak digunakan di negara negara di dunia. Gambar 1 Arsitektur GSM Secara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi : 1. Mobile Station (MS) Mobile Station merupakan terminal yang dipakai oleh pelanggan untuk melakukan proses komunikasi. 2. Base Station Sub-system (BSS) Secara umum, Base Station Subsystem terdiri dari BTS (Base Transceiver Station) dan BSC (Base Station Controller),dan TC (Transcoder Controller). 3. Network Sub-System (NSS) NSS terdiri dari MSC (Mobile Switching Cotroler), HLR (Home Location Register), dan VLR (Visitor Location Register). Pada NSS juga terdapat perangkat jaringan yang lain seperti VAS (Value Added Service) dan Billing System. 4. Operation and Support System (OSS) OSS ini berfungsi sebagai pusat pengendalian dan maintenance perangkat jaringan GSM yang terhubung dengannya. III. ISI 3.1 HLR (Home Location Register) Adalah sebuah sistem database yang berfungsi untuk menyimpan data-data pelanggan dan layanan pelanggan. Data yang tersimpan di dalam HLR bersifat permanen. HLR bertindak sebagai pusat informasi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. Informasi yang disimpan dalam HLR dapat dibagi kedalam data pelanggan utama dan data pelanggan yang dapat diubah.

Data pelanggan utama meliputi MSISDN (Mobile Subscriber Integrated Services Digital Network), IMSI (International Mobile Subscriber Identity), MSC (Mobile Services Switching Controler), Ki, jasa yang dapat dipakai, service parameter. Data pelanggan yang dapat diubah meliputi LMSI (Local Mobile Subscriber Identity), MSRN (Mobile Station Roaming Number), VLR (Visitor Location Register), nomor MSC, parameter otentikasi, password pelanggan, jasa pelanggan, jasa yang diaktifkan, dan pembatasan roaming yang berlaku untuk para pelanggan telepon selular. VLR selalu berhubungan dengan HLR dan akan memberikan informasi posisi pelanggan berada. Satu HLR dapat mencakup beberapa MSC area.pada HLR terdapat AuC dan EIR. AuC ini berupa software yang telah tertanam di HLR. Antara HLR dan VLR sangat berkaitan dimana HLR memberikan informasi dimana lokasi pelanggan tinggal sedangkan VLR memberikan informasi dimana location area pelanggan. Perbedaan antara HLR dan VLR adalah pada database HLR tidak dilengkapi dengan LAI (Location Area ID) dan TMSI (Temporary Mobile Subscriber Identity). HLR Ericsson merupakan HLR yang mana memiliki fungsi yang mirip dengan HLR pada umumnya yaitu menyimpan dan mengatur database dari pelanggan. Databasenya terdiri dari parameter layanan dan informasi lokasi pelanggan. Di PT Indosat Tbk Semarang HLR Ericcson ini digunakan untuk menyimpan database pelanggan dari pengguna kartu SIM Indosat IM3. Gambar 2 HLR Ericsson 3.2. Location Update Location Update (LU) adalah proses pembaruan data di HLR dan MSC/VLR mengenai keberadaan MS pada saat: MS melakukan perpindahan dari area MSC/VLR yang satu ke area MSC/VLR yang lain (normal location updating). Pada saat jaringan membutuhkan informasi updating (periodic updating) Pada saat IMSI attach/detach (pada saat mematikan atau menghidupkan handphone) 3.2.1 Proses Otentikasi MS pada Coverage Area Baru Otentikasi digunakan untuk mengecek keabsahan SIM card dan menyimpan data yang diperlukan untuk melindungi komunikasi pelanggan. Otentikasi dan Ciphering terhadap MS ditangani oleh MSC/VLR pada jaringan GSM. Untuk menjaga kerahasiaan para pelanggan, AuC dilengkapi dengan Ki yang menghasilkan suatu triplet. Ki adalah

indentifikasi dan kunci rahasia seorang pelanggan. Setiap otentikasi baru diperlukan sebuah triplet baru. Untuk lebih jelasnya akan diberikan contoh skenarionya: Pelanggan GSM yang terdaftar sebagai pelanggan Jakarta (HLR Jakarta) melakukan location update di wilayah Surabaya. Gambar 3 Otentikasi MS di coverage area baru Keterangan gambar : 1. MSC/VLR Surabaya akan mengirimkan parameter berupa old LAI (Location Area Identity) dan TMSI (Temporary Mobile Subscriber Indentity) ke MSC/VLR yang lama (MSC/VLR yang sebelumnya yaitu MSC/VLR Jakarta). Old LAI dan TMSI ini didapat dari data yang tersimpan pada memori SIM card. 2. Dari MSC/VLR Jakarta tersebut akan didapat nomor IMSI (International Mobile Subcriber Identity) dari MS yang bersangkutan dengan dasar TMSI yang diterima. Nomor IMSI tersebut akan dikirimkan ke MSC/VLR yang baru, dalam hal ini MSC/VLR Surabaya. 3. Dengan diketahuinya IMSI oleh MSC/VLR Surabaya, maka MSC/VLR Surabaya akan mengirimkan IMSI yang didapat tersebut ke HLR dimana MS terdaftar (dalam hal ini HLR Jakarta). 4. HLR Jakarta akan mengirimkan triplet berupa (Random, Kc, SRes) ke MSC/VLR Surabaya. Triplet yang dikirimkan ini akan digunakan sebagai otentifikasi MS. 5. Proses Otentifikasi berlangsung antara MSC/VLR Surabaya dengan BSC Surabaya yang bersangkutan tempat MS melakukan roaming. 3.2.2 Proses Location Update dan Inisialisasi Data MS Berikut adalah proses lanjutan setelah otentikasi selesai dan MS diizinkan untuk melakukan roaming di wilayah yang baru (dalam hal ini coverage area Surabaya), maka proses location update dan inisialisasi data akan terjadi. Gambar 4 Location Update

Keterangan gambar : 1. MSC/VLR Surabaya akan melakukan Update Location ke HLR Jakarta dengan mengirimkan nomor IMSI dan nomor VLR yang baru setelah melewati proses otentikasi. 2. Sebelum HLR memproses request dari MSC/VLR Surabaya tersebut, HLR Jakarta akan meminta Cancel Location ke MSC/VLR Jakarta dengan mengirimkan nomor IMSI dan nomor VLR yang lama. 3. MSC/VLR Jakarta akan memproses Cancel Location tersebut. Dan jika Cancel Location berhasil maka MSC/VLR Jakarta akan memberitahukan ke HLR Jakarta bahwa Cancel Location telah berhasil dilakukan. 4. Setelah mendapat konfirmasi Cancel Location dari MSC/VLR Jakarta, kemudian HLR Jakarta akan menyisipkan data-data dari pelanggan yang bersangkutan ke MSC/VLR yang baru yaitu Surabaya. Data-data ini dapat berupa feature-feature atapun yang lainnya. 5. Jika penyisipan data telah selesai dilaksanakan, maka MSC/VLR Surabaya akan memberikan konfirmasi kepada HLR Jakarta. 6. HLR Jakarta akan memberikan konfirmasi kepada MSC/VLR Surabaya bahwa proses Location Update telah dilaksanakan. 3.3 Mobile Terminating Call Mobile Terminating Call atau MTC adalah proses MS menerima panggilan. Panggilan yang diterima dapat berupa panggilan yang dilakukan oleh PLMN (Public Land Mobile Network) atau dari PSTN (Public Switched Telephone Network). Namun pada pembahasan ini hanya akan dijelaskan proses panggilan dari pelanggan Telkom (PSTN) dengan nomor 02470xxxxx ke pelanggan Indosat (GSM) dengan nomor 08552xxxxxxx. Gambar 5 Mobile Terminating Call Keterangan gambar : Nomor 1. Proses di Switch PSTN Dari pesawat telepon pelanggan PSTN, pelanggan menekan nomor tujuan atau nomor MS yang akan dihubungi. Nomor yang dimaksud adalah nomor MSISDN (Mobile Subscriber Integrated Services Digital Network Number). Oleh jaringan PSTN dianalisis kemudian dirutekan menuju GMSC (Gateway Mobile Services Switching Center), yaitu gerbang yang menjadi pembatas atau penghubung jaringan PSTN dengan jaringan PLMN. Nomor 2&3. Proses di MSC1/VLR1 (Gateway) MSC 1 melakukan proses preanalisis B-Number (perintah PNBSP) yang dispesifikasikan dengan BO (B Origin) pada incoming route bahwa

rute dari Telkom menggunakan BO=20. Kemudian BO=20 digunakan untuk menganalisis B-Number menggunakan perintah ANBSP. C7GSP (Global Title Analysis) untuk mendapatkan GTRC (Global Title Routing Case) dan C7GCP (Global Title Routing Case Analysis) untuk mendapatkan PSP (Primary Signalling Point). Dari analisis B-Number didapatkan RC=01 (Routing Case). Selanjutnya RC=01 akan dianalisis lagi menggunakan perintah ANRSP. Dari data di atas dapat diketahui bahwa hasil dari analisis RC=01 adalah Routing 0GRI3. 0GRI3 selanjutnya digunakan untuk menginterogasi HLR mengenai coverage area B-Number berada. Sedangkan untuk mengetahui HLR mana yang menyimpan data-data B- Number, digunakan SCCP (Signaling Connection Control Part) analisis. Perintah yang digunakan adalah Dari hasil perintah di atas diperoleh GTRC=1000 yang selanjutnya dianalisis menghasilkan routing ke PSP=2-12000. PSP=2-12000 merupakan primary signaling point dari HLR1, yang berarti datadata B-Number berada di HLR1. Kemudian GRI message dilanjutkan ke HLR1. Nomor 4. Proses di HLR1 Pesan yang diterima oleh HLR1 kemudian di analisis menggunakan perintah HGSDP untuk mengetahui B-Number berada dalam coverage area MSC/VLR yang mana.

Dari perintah di atas didapatkan lokasi coverage area MS berada yaitu di VLR address 62816xxxxxx (disebut VLR2). Kemudian HLR1 melakukan analisis rute menuju MSC2/VLR2 untuk mengirimkan PRN (Provide Roaming Number) message dengan perintah C7GSP dan C7GCP. Nomor 6. Proses Analisis MSRN di MSC1/VLR1 MSC1/VLR1 melakukan analisis MSRN dengan BO yang merupakan parameter dari GRI route (BO=8). Dari perintah di atas diperoleh GTRC=2000 yang selanjutnya dianalisis menghasilkan routing PSP=2-4000, yaitu primary signalling point dari MSC2/VLR2. Hal ini berarti PRN message dari HLR dikirim ke MSC2/VLR2 dimana B- Number melakukan roaming. Nomor 5. Proses Pengiriman MSRN (Mobile Subscriber Roaming Number) MSC2/VLR2 menerima PRN dari HLR1 yang berisi request MSRN atau bisa disebut nomor sementara dari MS yang bersangkutan. Dengan cara analisis yang sama dengan proses di HLR1 atau MSC1/VLR1, maka MSC2/VLR2 mengirimkan MSRN ke HLR1. Oleh HLR pesan berisi MSRN dilanjutkan ke MSC1/VLR1. Dari analisis MSRN atau B- Number di atas, diperoleh parameter RC=5000. Kemudian dilakukan analisis untuk parameter RC=5000 menggunakan perintah ANRSP. Dari analisis RC=5000 diperoleh routing R=MSC2, yaitu primary signaling point dari MSC2/VLR2. Kemudian panggilan dilanjutkan ke MSC2/VLR2 oleh MSC1/VLR1. Nomor 7. Proses di MSC2/VLR2 MSC2/VLR2 melakukan pre-b- Number, analisis B-Number dan sebagainya terlebih dahulu seperti pada Nomor 2. Nomor 8. Proses Paging MSC2/VLR2 memberikan instruksi paging command kepada BSC (Base Station Controller), kemudian BSC memerintahkan BTS

(Base Transceiver Station) untuk melakukan paging ke semua cell pada location area yang terdaftar untuk mencari keberadaan atau posisi MS yang ditelepon atau dipanggil. Setelah MS menjawab,atau bisa disebut panggilan telah sampai ke MS, maka proses Mobile Terminating Call selesai. IV. PENUTUP Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Jaringan GSM terbagi dalam beberapa bagian, yaitu : Mobile Station (MS), Value Added Service (VAS), Billing System, Base Station Subsystem (BSS), Network Switching Subsystem (NSS), Operating Support Sub system (OSS), dan Other Network yang semuanya terkoneksi sehingga dapat mendukung proses komunikasi. 2. HLR (Home Location Register) merupakan sebuah sistem database yang berfungsi untuk menyimpan data-data pelanggan dan layanan pelanggan. Data yang tersimpan di dalam HLR bersifat permanen. 3. Proses Location Update dan Mobile Terminating Call melibatkan peran HLR sebagai penyimpan data. 4. Location Update terjadi pada saat MS melakukan perpindahan Location Area yang ditangani MSC/VLR yang berbeda, periodic updating, dan pada saat IMSI attach/detach. 5. Pada proses Mobile Terminating Call melibatkan number analysis dan routing case analysis untuk merutekan panggilan. DAFTAR PUSTAKA [1] Ericsson Technologies Co., Ltd., 2005, Software Description Manual. [2] http://nurcholis175.wordpress.com /2007/07/11/location-update/ [3] http://nurcholis175.wordpress.com /2010/10/30/prosedur-panggilanmasuk-mtc-procedure/ [4] http://www.gsmfordummies.com/g smevents/location_update.shtml [5] http://www.gsmfordummies.com/g smevents/mobile_terminated.shtml [6] http://mytelcoit.com/2010/01/howlocation-update-intelecommunication-networkworks/ [7] http://acronyms.thefreedictionary.c om/

BIODATA PENULIS Budi Nugroho (L2F007022) lahir di Semarang, 26 Februari 1989. Menempuh pendidikan dari SDN Mijen 02, SMPN 16 Semarang dan SMAN 3 Semarang. Saat ini sedang menyelesaikan studi strata 1 di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Konsentrasi Elektronika Telekomunikasi. Semarang, Januari 2012 Menyetujui Dosen pembimbing Ir. Ngatelan, M.T NIP 195207271982031003