ANALISIS KINERJA BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BANK SUL-SELBAR CABANG PALOPO

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada BMT Nurul Barokah Sambi Boyolali)

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari laporan keuangan yang dapat diperoleh dari manajer perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Abstrak

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002)

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus PT Astra International Tbk)

Kata Kunci : Rasio Keuangan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGANALISIS CURRENT RATIO, QUICK RATIO DAN RETURN ON INVESTMENT

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. X DENGAN MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

OLEH: RIAN SAPUTRA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Tahun )

Volume 1 No 1 Juli 2017

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB V PENUTUP. CAR (Capital Adequacy Ratio) menunjukkan bahwa antara kelompok bank. pemerintah dengan bank umum swasta nasional mempunyai CAR (Capital

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode )

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA

BAB IV KESIMPULAN. Tabel 4.1 PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas.

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA KOPERASI DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS DAN MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DARI TAHUN PADA KOPERASI KARTIKA D-10/GABUNGAN AJEN KOREM 074/WARASTRATAMA SURAKARTA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MELIHAT TINGKAT LIKUIDITAS PT BANK DANAMON TBK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian analisis likuiditas dan solvabilitas perusahaan jasa

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA (PERSERO) PALEMBANG

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Moeljadi, SE, SU, M.Sc

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS GUNA MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT. VEPO INDAH PRATAMA GRESIK

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di era globalisasi ini berkembang cukup pesat. Banyak

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. RAKABU SEJAHTRA DI SRAGEN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas, Solvabilitas Dan Rentabilitas Pada PT. Surya Teguh Perkasa Samarinda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

BAB III METODE PENELITIAN. Syariah Dau Kabupaten Malang Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB V PENUTUP. Indonesia selama periode Variabel dependen yang digunakan yaitu

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

Oleh : SYERIF WICAKSONO NIM. B

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN. (Studi Kasus pada KPRI Rejeki Mulur, Kecamatan Bendosari,

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BANK SUL-SELBAR CABANG PALOPO Muh. Halim 1, Haedar 2, Ayu Safitry Kira 3 1) Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo 2,3) Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo Abstrak: Bank kegiatan utamanya adalah penghimpunan dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya dengan tujuan untuk memper oleh laba, Oleh karenanya penting bagi bank untuk menjaga kepercayaan masyarakat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT.Bank Sul-Selbar Cabang Palopo. Jenis dan sumber datanya adalah data sekunder dalam bentuk kuantitatif yakni dalam bentuk laporan keuangan (laporan neraca dan laba rugi). Tehnik pengumpulan datanya adalah dengan penelitian lapangan dan kepustakaan. Data ini diolah dengan rasio keuangan yakni rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas, untuk mengetahui kinerja dan kondisi keuangan pada PT.Bank Sul-Selbar Cabang Palopo. Hasil penelitian ini menunjukan rentabilitas perusahaan selama tahun 2011 2014 mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Kata kunci: Kinerja keuangan, Laporan keuangan, Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, Rasio rentabilitas. PENDAHULUAN Untuk mengukur posisi keuangan dan kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan menganalisis suatu laporan keuangan. Dan untuk menganalisisnya dapat digunakan dengan analisis rasio-rasio keuangan yaitu, rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio solvabilitas (solvency ratio), rasio rentabilitas. Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dan kondisi keuangan PT. Bank Sul-Selbar Cabang Palopo dengan menganalisis rasio keuangannya dari laporan keuangannya selama 4 (empat) periode 2011, 2012, 2013, dan 2014. Analisis rasio keuangan sangatlah erat kaitannya dengan laporan keuangan karena dengan laporan keuangan, suatu analisis dapat dilakukan. Laporan keuangan dapat disusun dan disajikan dengan maksud untuk memberikan informasi kuantitatif mengenai keadaan keuangan pada periode tertentu. Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank, maupun bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank. Dengan pesatnya perkembangan yang terjadi di bidang keuangan dan perbankan maka telah terjadi perubahan yang cukup berpengaruh terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan kesehatan bank. Tingkat kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu akan dapat dihitung sejumlah rasio yang lazim dijadikan tingkat dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan laba, perusahaan dapat 23 J u r n a l M a n a j e m e n, V o l. 0 2 N o. 0 1 F e b r u a r i 2 0 1 5

menggunakannya sebagai tambahan untuk pembiayaan dalam menjalankan usahanya. Namun demikian, tidak selamanya laba dapat diandalkan oleh perusahaan sebagai tambahan untuk pembiayaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi tertentu yang dialami perusahaan, seperti perusahaan sedang mengalami kerugian atau tingkat penjualan perusahaan tidak mencapai target. Kondisi ini kemudian mengakibatkan modal perusahaan menjadi berkurang, dan laba yang diperoleh tidak mencukupi sehingga keduanya tidak akan dapat diputarkan kembali menjadi persediaan barang dagangan. Untuk mengetahui kondisi perusahaan, dapat dilakukan pemeriksaan salah satunya adalah penilaian terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan mencerminkan seberapa jauh tingkat kesehatan dan kemajuan yang dimiliki/dicapai oleh perusahaan. Ada dua aspek dalam melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan. Aspek pertama adalah keuangan dan aspek kedua anggapan bahwa selain kondisi/keadaan keuangan perusahaan dapat mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Kondisi keuangan perusahaan juga menunjukkan apakah usaha yang dijalani oleh perusahaan tersebut profitable atau tidak. Inilah yang menjadi nilai lebih/tambah pada aspek keuangan dari pada aspek non keuangan. Pada aspek non keuangan, hal semacam ini tidak akan terlihat. Aspek non keuangan hanya mencerminkan kinerja perusahaan yang lebih mengarah kepada hal kemanajerialan atau keorganisasian perusahaan. Penilaian kinerja pada aspek keuangan perusahaan lebih sering menggunakan teknik `analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan membutuhkan laporan keuangan selama sedikitnya 2 (dua) tahun terakhir dari berjalannya perusahaan. Dengan analisis rasio keuangan, akan dapat diketahui berapa tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Tingkat likuiditas adalah menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancar yang dimilikinya. Tingkat likuiditas ini berguna bagi kreditur yang akan memberikan kredit jangka pendek. Sedangkan tingkat solvabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya dengan jaminan harta yang dimilikinya. Tingkat solvabilitas ini berguna bagi kreditur yang akan memberikan kredit jangka pendek maupun jangka panjang. Terakhir adalah tingkat rentabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya. Hal ini sangat penting untuk mengetahui efisiensi dari suatu perusahaan. Dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas suatu perusahaan, akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang sesungguhnya sehingga lembaga atau individu selaku kreditur dapat mempunyai keputusan yang mendukung dalam menentukan layak atau 24 J u r n a l M a n a j e m e n, V o l. 0 2 N o. 0 1 F e b r u a r i 2 0 1 5

tidaknya suatu pembiayaan akan diberikan olehnya. BAHAN DAN METODE sumber data yang penulis gunakan yaitu data sekunder dalam bentuk kuantitatif, yakni laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laporan rugi/laba yang diperoleh dari PT. Bank Sul-Sel Cabang Palopo. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan selama tahun berdirinya sampai sekarang (2015) kantor PT.Bank Sul-selbar Cabang Palopo. kemudian besarnya sampel tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan selama 4 tahun mulai 2011 sampai 2014. Setelah data dikumpulkan lalu diolah untuk mengetahui kinerja perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Rasio likuiditas (current ratio) Tahun Current ratio 2011 200,67 - - 2012 278,78 78,11 38,92 2013 281,32 2,54 0,90 2014 226,64-54,68-19,43 Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan rasio likuiditas berfluktuasi (naik turun), yaitu pada tahin 2012 mengalami peningatan sebesar Rp 78,11 dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp 2,54, sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesr Rp -54,68. Namun current ratio berada pada tingkat yang sangat likuid. pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp 38,92, sedangkan pada tahun 2013 perkembangannya menjadi Rp 0,91, sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar Rp -19,43. Aset Lancar - Persediaan Quick Ratio = x 100% Utang Lancar Quick ratio memberikan indikator yang lebih baik dalam melihat likuiditas perusahaan dibandingkan dengan current ratio. 231.727.421.929,93-40.540.669,30 Thn 2011 = x 100% 115.474.661.138,03 = Rp 200,63. Hasil perhitungan Quick Ratio, pada tahun 2011 menunjukkan angka rasio sebesar Rp 200,63 hal ini berarti bahwa setiap Rp.100 utang lancar dijamin dengan aktiva lancar yang mudah diuangkan sebesar Rp 200,63. 313.006.264.107,18 54.762.153,89 Thn 2012 = x 100% 112.277.788.741,17 = Rp 278,73 Hasil perhitungan Quick Ratio, pada tahun 2012 menunjukkan angka rasio sebesar Rp 278,73 hal ini berarti bahwa setiap Rp.100 utang lancar 25 J u r n a l M a n a j e m e n, V o l. 0 2 N o. 0 1 F e b r u a r i 2 0 1 5

dijamin dengan aktiva lancar yang mudah diuangkan sebesar Rp 278,73. 346.211.716.057,16 58.732.930,00 Thn 2013 = x 100% 129.465.387.929,07 = Rp 267,37. Hasil perhitungan Quick Ratio, pada tahun 2013 menunjukkan angka rasio sebesar Rp 267,37 hal ini berarti bahwa setiap Rp.100 utang lancar dijamin dengan aktiva lancar yang mudah diuangkan sebesar Rp 267,37. 394.416.782.006,67 78.033.836,00 Thn 2014 = x 100% 174.027.424.669,86 = Rp 226,59. Hasil perhitungan Quick Ratio, pada tahun 2014 menunjukkan angka rasio sebesar Rp 226,59 hal ini berarti bahwa setiap Rp.100 utang lancar dijamin dengan aktiva lancar yang mudah diuangkan sebesar Rp 226,59. Rumus menghitung : = t 1 t 1 Perkembangam = x 100% Rasio likuiditas (Quick Ratio) Tahun Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan pada tahun 2011 belum dapat dietahui karena merupakan tahun dasar. Pada tahun 2012 pertumbuhan Quick ratio sebesar Rp 78,10, dan pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan. Pada tahun 2012 perkembangan quick ratio yaitu sebesar Rp 38,92, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar Rp 0,07, sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar Rp -15,25. Net Working Quick ratio Aset Lancar Utang Lancar Capital (NWC) = x 100% Total Aktiva Rasio ini digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih terhadap utang lancar. 231.727.421.929,93 115.474.661.138,03 NWC 2011 = x 100% 238.587.950.510,23 2011 200,63 - - 2012 278,73 78,10 38,92 2013 267,37-11,36-0,07 2014 226,59-40,78-15,25 = Rp 48,72. 26 J u r n a l M a n a j e m e n, V o l. 0 2 N o. 0 1 F e b r u a r i 2 0 1 5 Jika rata-rata Inventory to Net Working Capital adalah Rp 40, maka keadaan usaha pada

tahun 2011 baik karena di atas rata-rata yaitu Rp 48,72. 313.006.264.107,18 112.277.788.741,17 NWC 2012 = x 100% 319.901.014.172,07 = Rp 97,46. Jika rata-rata Inventory to Net Working Capital adalah Rp 40, maka keadaan usaha pada tahun 2012 baik karena di atas rata-rata yaitu Rp 97,46. 364.211.716.057,16 129.465.387.927,07 NWC 2013 = x 100% 366.677.679.790,16 = Rp 64,02. Jika rata-rata Inventory to Net Working Capital adalah Rp 40, maka keadaan usaha pada tahun 2013 baik karena di atas rata-rata yaitu Rp 64,02. 394.416.782.006,67 174.027.424.669,86 NWC 2014 = x 100% 401.323.653.753,67 = Rp 54,91. Jika rata-rata Inventory to Net Working Capital adalah Rp 40, maka keadaan usaha pada Rumus menghitung : = t 1 t 1 = x 100% Rasio likuiditas (Net working capital) Tahun NWC 2011 48,72 - - 2012 97,46 48.74 100.04 2013 64,02-33,44-34,31 2014 54,91-9,11-14,23 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan Net Working Capital pada tahun 2011 belum dapat diketahui karena merupakan tahun dasar. Pada tahun 2012 pertumbuhan net working capital sebesar Rp 48,74, pada tahun 2013 pertumbuhan net working capital menurun sebesar Rp -33,44, dan pertumbuhan pada tahun 2014 juga menurun sebesar Rp -9,11. Sedangkan perskembangan net working capital pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 100,04 sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar Rp - 34,31 dan 2014 mengalami penurunan sebesar Rp -14,23. Rasio solvabilitas Rasio solvabilitas adalah perhitungan yang bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang (dana pihak luar) rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman dalam hal ini adalah pihak bank yang diwakili. tahun 2014 baik karena di atas rata-rata yaitu Rp 54,91. 27 J u r n a l M a n a j e m e n, V o l. 0 2 N o. 0 1 F e b r u a r i 2 0 1 5

Total Utang Rasio Total Utang terhadap = x 100% Total Harta Total Harta 119.628.660.075,37 Thn 2011 = x 100% 238.587.950.510,23 bahwa setiap Rp.100 total harta dijamin dengan total utang sebesar Rp 35,95. 174.248.300.747,18 Thn 2014 = x 100% 401.323.653.753,67 = Rp 43,41. = Rp 50,14. Hasil perhitungan pada tahun 2011 menunjukkan rasio sebesar Rp 50,14 hal ini berarti bahwa setiap Rp.100 total Menghitung: harta dijamin dengan total utang sebesar Rp 50,14. 129.989.746.026,17 Thn 2012 = x 100% 319.901.074.172,07 = Rp 40,63. Hasil perhitungan pada tahun 2011 menunjukkan rasio sebesar Rp 40,63 hal ini berarti bahwa setiap Rp.100 total harta dijamin dengan total utang sebesar Rp 40,63. 131.820.552.379.07 Thn 2013 = x 100% 366.671.679.790,16 = Rp 35,95. Hasil perhitungan pada tahun 2011 menunjukkan rasio sebesar Rp 35,95 hal ini berarti Hasil perhitungan pada tahun 2011 menunjukkan rasio sebesar Rp 43,41 hal ini berarti bahwa setiap Rp.100 total harta dijamin dengan total utang sebesar Rp 43.41. = t 1 t 1 = x 100% Rasio solvabilitas Tahun Total utang terhadap total harta 2011 50,14 - - 2012 40,63-9,51-18,96 2013 35,95 8,85 2,18 2014 43,21 7,26 20,19 Dari table di atas. dapat diketahui bahwa pertumbuhan pada tahun 2011 belum dapat dietahui karena merupakan tahun dasar. Pada tahun 2012 pertumbuhan sebesar Rp -9,51, dan pada tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 perkembangan sebesar Rp -18,96, dan pada tahun 2013 mengalami perkembangan sebesar Rp 2,18, 28 J u r n a l M a n a j e m e n, V o l. 0 2 N o. 0 1 F e b r u a r i 2 0 1 5

sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar Rp -20,19. Rasio Rentabilitas Laba Bersih Return On Assets = x 100% Total Asset Rasio ini untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio menunjukkan hasil yang semakin baik. 69.401.954.729.32 ROA 2012 = x 100% 319.901.014.172,07 = Rp 21,69. Hasil perhitungan Return On Asset, pada tahun 2012 menunjukkan hasil bahwa setiap total asset Rp 100 mampu mehasilkan laba bersih Rp 21,69. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. 99.553.302.542,49 ROA 2014 = x 100% 401.323.653.753,67 = Rp 24,80. Hasil perhitungan Return On Asset, pada tahun 2014 menunjukkan hasil bahwa setiap total asset Rp 100 mampu menghasilkan laba bersih Rp 24,80 semakin tinggi rasio ini semakin baik. Menghitung: = t 1 t t 1 = x 100% Rasio Rentabilitas (ROA) Tahun ROA 2012 21,69 - - 2013 22,53 0,84 3,87 2014 24,80 2,27 10,07 82.627.141.085,65 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, ROA 2013 = x 100% pada tahun 2012 pertumbuhan ROA belum dapat 366.671.679.790,16 diketahui karena merupakan tahun dasar. Pada tahun 2013 pertumbuhan ROA sebesar Rp 0,84, = Rp 22,53. dan pada tahun 2014 mengalami penigkatan sebesar Rp 2,27. yang berarti rasio ROA sangat Hasil perhitungan Return On Asset, pada baik. Dan perkembangan ROA pada tahun 2013 ke tahun 2013 menunjukkan hasil bahwa setiap total 2014 mengalami peningkatan. asset Rp 100 mampu menghasilkan laba bersih Rp 22,53. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Labah Bersih Return On Equity = x 100% Modal Sendiri 29 J u r n a l M a n a j e m e n, V o l. 0 2 N o. 0 1 F e b r u a r i 2 0 1 5

Return On Equity (ROE) merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pegembalian yang lebih besar kepada pemegang saham 69.401.954.729,32 Menghitung: ROE 2012 = x 100% 193.911.328.145,90 = Rp 35,79. = Rp 43,84. Hasil perhitungan Return On Equity (ROE) pada tahun 2014 menunjukkan hasil bahwa setiap total modal Rp 100 mampu menghasilkan laba bersih Rp 43,84.. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. = t 1 t t 1 = x 100% Hasil perhitungan Return On Equity (ROE) pada tahun 2012 menunjukkan hasil bahwa setiap total modal Rp 100 mampu menghasilkan laba bersih Rp 35,79. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Rasio Rentabilitas (ROE) Tahun ROE 2012 35,79 - - 2013 35,18-0,61-1,70 2014 43,84 8,66 24,61 82.627.141.085,6 ROE 2013 = x 100% 234.851.127.411,09 = Rp 35,18. Hasil perhitungan Return On Equity (ROE) pada tahun 2013 menunjukkan hasil bahwa setiap total modal Rp 100 mampu menghasilkan laba bersih Rp 35,18. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. 99.553.302.542.,49 ROE 2014 = x 100% 227.075.353.006,49 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, pada tahun 2012 pertumbuhan ROE belum dapat diketahui karena merupakan tahun dasar. Pada tahun 2013 pertumbuhan ROE sebesar Rp -0,61, dan pada tahun 2014 mengalami penigkatan sebesar Rp 8,66 yang berarti rasio ROE sangat baik. Dan perkembangan ROE pada tahun 2013 ke 2014 mengalami peningkatan. SIMPULAN 1) Kinerja PT.Bank Sul-Sel Cabang Palopo dapat diukur dengan menerapkan analisis rasio keuangan yakni rasio likuiditas, solvabilitas serta rentabilitas. PT.Bank Sul-Selbar Cabang Palopo dalam mengelola keuangan yaitu periode 2011-30 J u r n a l M a n a j e m e n, V o l. 0 2 N o. 0 1 F e b r u a r i 2 0 1 5

2014 semakin efisien dari tahun ke tahun. 2) Pada analisis rasio rentabilitas PT. Bank Sul-Sel Cabang Palopo, menunjukkan kemampuan keuangan perusahaan untuk DAFTAR PUSTAKA menghasilkan laba. Ahmadi, Abu dan Cholid Narbuko, 1997, Metodologi Penelitian Jakarta. Sholihin, 2004/2005 Akuntan, M,Acc, Akuntasi Manajemen, Fak. Ekonomi UGM, Yogyakarta. Soemarso, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Jakarta. Warsono, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi 3, Jilid 1, Penerbit Bayumedia Publishing. Jakarta. Agnes Sawir, 2009, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keungan Perusahaan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Astuti, 2004, Manajemen Keuangan Perusahaan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Abdullah, 2001, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. Donald D.E.Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfieid, 1999, Akuntansi Intermediate, edisi kesepuluh, jlid pertama. Erich A. Helfert, D.B.A, 2003, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga. Jakarta. Eugene F. Brigham, Joel F. Houston, 2006, Dasar- Dasar Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ilyas, 2001, Penilaian dan Penelitian Kinerja, Jakarta. Martono, 2005, Manajemen Keuangan, Penerbit' Ekonisia. Jakarta. Syamsuddin, 2009, Manajemen Keuangan Perusahaan, Penerbit. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & R dan D, Bandung : Alfabeta. 31 J u r n a l M a n a j e m e n, V o l. 0 2 N o. 0 1 F e b r u a r i 2 0 1 5