JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

dokumen-dokumen yang mirip
JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Kata kunci : kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, Creative Problem Solving

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 BAMBANGLIPURO

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

1 Antologi UPI Volume No. Edisi Juni 2015

Kata kunci: Metode Discovery, Metode Problem Solving, Kemampuan Berpikir Kritis

Ahmad Murjani dan Abdul Hamid Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG

JURNAL OLEH: ADRIYAN MUTMAYANI E1M

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

OLEH: MIA BUDI AROFA NIM. E1M

Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR PEKA SISWA PADA REAKSI REDOKS

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Rini Astuti*, Maria Erna**, Abdullah*** No.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

Sujono, Yezinta Dewimaharani. Kata-kata Kunci: open ended, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

Puger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI LAJU REAKSI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR EVALUATIF PADA MATERI ASAM-BASA. (Artikel Ilmiah) Oleh.

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

Gunung Pati, Semarang. Diterima: 3 Maret Disetujui: 4 April Dipublikasikan: 30 Juli 2016 ABSTRACT

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X SMAN 6 MATARAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGARUH MODEL STAD BERBANTU MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH PEMBELAJARAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DISERTAI MODUL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MTSN DEWANTARA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Keefektifan Model Pembelajaran PjBL (Project Based Learning) terhadap Kemampuan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

ARIN EKA RAHMAWATI A

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN CONDONGCATUR

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

WHELLY YULIANA K

Muhammad Al Amin, Mahdian, dan Arif Sholahuddin Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, Hasil Belajar, Alat Optik.

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LUWES SISWA PADA REAKSI REDOKS.

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 5 Bandar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Jurnal Riset Pendidikan Kimia ARTICLE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI ASAM BASA DI SMA

Unnes Physics Education Journal

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

Oleh: ASTERIA EWINDA PRATIWI AZHAR E1M

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Transkripsi:

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, 86-92 86 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 The Effect of Treffinger Learning Model In Students Creative Thinking Ability and Learning Outcome on Hydrolysis of Salt at XI IPA SMA Negeri 5 Banjarmasin Muliyani*, Leny, Bambang Suharto 1 Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjend. H. Hasan Basry, Banjarmasin 70123 *e-mail: Muliyani17@gmail.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar serta respon siswa antara kelas dengan penerapan model Treffinger dan kelas dengan penerapan model problem solving. Penelitian ini menerapkan metode eksperimen semu (quasy experiment) dengan nonequivalent control group design. Sampel penelitian adalah kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas pembanding. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model Treffinger dan problem solving, variabel terikat yaitu kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar. Kelas eksperimen menerapkan model Treffinger, sedangkan kelas pembanding menerapkan model problem solving. Pengumpulan data menggunakan teknik tes, observasi dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji-t dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan berpikir kreatif siswa berbeda signifikan antara siswa dengan model Treffinger dan siswa dengan model problem solving, (2) hasil belajar kognitif siswa berbeda signifikan antara siswa dengan model Treffinger dan siswa dengan model problem solving, (3) model pembelajaran Treffinger mendapat respon positif dari siswa. Kata kunci: Treffinger, kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar Abstract. This study aims to determine differences in creative thinking ability and learning achievement and student responses among classes with the implementation of Treffinger model and class with the implementation of problem solving model. This research applies quasi experimental method with non equivalent control group design. The samples of the research are XI IPA 1 class as experimental class and XI IPA 2 as the comparison class. The independent variables in this research are Treffinger model and problem solving model, while the dependent variables are creative thinking ability and learning achievement of the students. The experimental class applies the Treffinger model, while the comparison class applies the problem solving model. The data is collected by using test techniques, observation, and questionnaires. The data analysis technique uses t-test and descriptive analysis. The results show that (1) students' creative thinking ability is significantly different between students with Treffinger model and students with problem solving model, (2) students' cognitive learning achievement significantly different between students with Treffinger model and students with problem solving model, (3) learning model Treffinger receives a positive response from the students. Keywords: Treffinger, creative thinking ability, learning achievement

Muliyani, et al 87 PENDAHULUAN Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas agar mampu menghadapi segala permasalahan zaman dan mampu bersaing dengan dunia. Pendidikan merupakan aspek paling penting untuk meningkatkan SDM di Indonesia. Pendidikan harus mampu menghasilkan kader bangsa yang mampu berpikir kreatif. Sekolah merupakan salah satu wadah untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif melalui pembelajaran, salah satunya melalui pelajaran kimia. Melalui pembelajaran siswa diharapkan mampu memecahkan masalah. Pemecahan masalah perlu didukung dengan model pempelajaran yaitu dengan model problem solving (PS), sedangkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif perlu didukung dengan model yang menekankan belajar kreatif yaitu model Treffinger. Penerapan model Treffinger ini diharapkan berpengaruh positif pada kemampuan berpikir kreatif maupun hasil belajar siswa. Model pembelajaran PS adalah model yang melibatkan siswa secara langsung dan bisa untuk melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah serta mencari pemecahan dari permasalahan tersebut (Hamdani, 2011). Sedangkan model pembelajaran Treffinger adalah model yang menekankan belajar kreatif, model Treffinger tersusun menjadi tiga tingkat, dimulai dengan unsur utama dan mengarah ke fungsi berpikir secara kreatif. Model pembelajaran yang terdiri dari tiga tingkat yaitu tingkat I: basic tools, tingkat II: practice with process dan tingkat III: working with real problems (Munandar, 2014). Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu cara berpikir yang dapat mengemukakan berbagai macam alternatif gagasan untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Berpikir kreatif juga berarti mampu berpikir secara luas agar menghasilkan alternatif-alternatif solusi dalam memecahkan suatu masalah (Filsaime, 2008). Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan tetapi pengubahan kelakuan (Hamalik, 2001). Seseorang dikatakan belajar apabila menghasilkan perubahan perilaku, perubahan perilaku ini baik dalam ranah kognitif, afektif ataupun psikomotor (Danim dan Khairil, 2011). Tujuan yang diinginkan dalam penelitian ini yaitu mengetahui (1) perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan model pembelajaran Treffinger dan siswa dengan model pembelajaran PS, (2) perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Treffinger dan siswa dengan model pembelajaran PS, (3) respon yang diberikan siswa terhadap model pembelajaran Treffinger dan siswa terhadap model pembelajaran PS. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian nonequivalent control group. Sebelum proses pembelajaran dimulai, maka sampel diberikan tes awal (pretes) untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pemahaman materi hidrolisis garam sebelum diberi perlakuan. Setelah proses pembelajaran, maka sampel diberikan tes akhir (postes) untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif dan pencapaian hasil belajar setelah diterapkan model Treffinger. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Banjarmasin tahun pelajaran 2016/2017. Sampel penelitian ini kelas XI IPA 1 yang berjumlah 38 orang sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas pembanding yang berjumlah 37 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu jenis dari nonprobability sampling, yaitu purposive sampling. Nonprobability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

Persentase (%) 88 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP kesempatan sama bagi anggota populasi untuk dapat dipilih menjadi sampel penelitian, sedangkan purposive sampling adalah penentuan sampel dilakukan dengan suatu pertimbangan (Sugiyono, 2013). Pengumpulan data menggunakan teknik tes, observasi dan kuesioner. Instrumen tes yang berupa tes kemampuan berpikir kreatif yang terdiri dari 4 soal uraian dan hasil belajar kognitif yang berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 10 soal. Terlebih dahulu dilakukan validasi untuk mendapatkan hasil tes yang valid. Teknik analisis data pada penelitian ini dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis inferensial yang digunakan adalah uji-t. Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data sebelum uji-t. Uji ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang dihasilkan antara siswa yang dengan model Treffinger dan siswa dengan model PS. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian terkait tingkat pencapaian dalam pengembangan indikator kemampuan berpikir kreatif, yakni indikator kemampuan berpikir kreatif (1) fluency, (2) flexibility, (3) originality, (4) elaboration dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil uji-t terhadap kedua rata-rata baik pada kelas eksperimen maupun kelas pembanding pada saat pretes maupun postes dapat dilihat pada Tabel 1. Sementara itu harga N-gain dapat dilihat pada Tabel 2. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 indikator 1 indikator 2 indikator 3 indikator 4 Pretes Eksperimen Postes Eksperimen Pretes Pembanding Postes Pembanding Gambar 1. Persentase pencapaian setiap indikator kemampuan berpikir kreatif Berdasarkan Gambar 1 pada kelas eksperimen maupun kelas pembanding, indikator kemampuan berpikir kreatif fluency (kelancaran) memperoleh persentase pencapaian tertinggi pada saat pretes dan postes. Gambar 1, Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif signifikan antara siswa dengan model Treffinger dan siswa dengan model PS. Sehingga dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran Treffinger mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Model Treffinger ini menuntut siswa menyelesaikan masalah dengan kreatif melalui tingkat-tingkat model ini yang didukung oleh peranan guru yang menuntun siswa menghadapi permasalahan tersebut, sehingga siswa berperan secara aktif dalam mengajukan pertanyaan dan

Muliyani, et al 89 mampu menemukan jawaban yang berawal dari keingintahuan siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut. Tabel 1. Hasil uji-t data pretes dan postes kemampuan berpikir kreatif siswa Hasil Kelas db X SD 2 thitung Pretes Postes Eksperimen 12,17 27,423 75 Pembanding 12,03 22,513 Eksperimen 73,55 271,070 75 Pembanding 62,16 233,042 ttabel 5% 0,123 2 Kesimpulan Tidak signifikan 3,07 2 Signifikan Tabel 2. Harga N-Gain kemampuan berpikir kreatif siswa Kelas Rata-rata N-gain Kategori Eksperimen 0,70 Tinggi Pembanding 0,57 Sedang Tingkat I yaitu basic tools. Tingkat I menjadi dasar untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pada tingkat I ini siswa melakukan praktikum dengan antusias dan aktif mendiskusikan masalah yang diberikan guru untuk mendapatkan solusi, sehingga melalui kegiatan ini mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa dari semua indikator yang berpikir kreatif yang diteliti sudah berkembang sehingga siswa sudah mulai berpikir secara kreatif. Tingkat II yaitu practice with process. Siswa pada tingkat II ini aktif berdiskusi mencari solusi permasalahan yang diajukan guru. Siswa terlihat selalu mencari tahu dari berbagai sumber informasi baik dari buku maupun internet untuk menjawab permasalahan yang diberikan. Siswa menyelesaikan permasalahn dengan teliti dan guru juga meminta siswa mengaitkan permasalahan dengan yang sudah dipelajari pada tingkat I untuk memudahkan dalam penyelesaian masalah tersebut. Jadi, pada tingkat II ini memberi peluang kepada siswa untuk mengaplikasikan dari yang sudah dipelajari pada tingkat I. Tingkat III yaitu working with real problems. Pada tingkat III ini, guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui permasalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari ini agar siswa bisa lebih memaknai pembelajaran dan dapat menyelesaikan permaslahan tersebut dengan kreatif. Siswa diharapkan tidak hanya kreatif dalam menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran tetapi juga dapat berpikir kreatif dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata. Pada tingkat III ini, siswa diharapkan bisa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif melalui soal-soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dengan membuat pertanyaan dan menemukan penyelesaian masalah tersebut. Kegiatan pembelajaran dengan model Treffinger dari tingkat I hingga tingkat III yang diterapkan di kelas eksperimen mencerminkan proses-proses yang membantu siswa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini seperti yang dikemukakan Munandar (2014) bahwa model Treffinger adalah model pembelajaran yang mendorong belajar kreatif melalui tiga tingkat yang mengembangkan seseorang ke fungsi belajar kreatif. Berdasarkan pembelajaran dengan model Treffinger pada kelas eksperimen, pembelajaran membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan. Hal ini karena pembelajaran merupakan hasil dari

90 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP pengamatan langsung dan siswa secara aktif terlibat dalam setiap tingkat model yang diterapkan dalam proses pembelajaran dan siswa juga antusias dalam memecahkan permasalahan secara kreatif melalui kegiatan diskusi kelompok. Proses pembelajaran model PS pada kelas pembanding, siswa hanya dilatih menghadapi berbagai masalah dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Siswa dengan model PS kurang aktif dalam menyelesaikan permaslahan yang diberikan guru sehingga kemampuan berpikir kreatif tidak berkembang. Hal ini terlihat pada Gambar 1 juga Tabel 2 bahwa semua indikator berpikir kreatif yang diteliti, siswa dengan model PS lebih rendah daripada model Treffinger, sehingga terdapat perbedaan ratarata kemampuan berpikir kreatif pada dua kelompok data ini yang di tunjukkan pada uji-t dapat dilihat pada Tabel 1 bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa dengan model Treffinger dan model PS. Hal ini menujukkan bahwa perbedaan model pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas pembanding berdampak pada adanya perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang signifikan. Selanjutnya, persentase ketuntasan siswa, uji-t hasil dan harga N-gain hasil belajar ranah kognitif dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 3 Persentase ketuntasan siswa Nilai Kelas Eksperimen Kelas Pembanding < 75 (Tidak tuntas) 3 orang 15 orang 75 (Tuntas) 35 orang 22 orang Ketuntasan kelas (%) 92 59 Tabel 3 menunjukkan bahwa bahwa siswa kelas eksperimen lebih banyak mencapai ketuntasan daripada kelas pembanding. Tabel 4 Hasil uji-t hasil belajar ranah kognitif siswa Hasil Kelas db X SD 2 thitung Pretes Postes Eksperimen 22,11 125,178 73 Pembanding 22,16 167,417 Eksperimen 88,95 101,565 72 Pembanding 76,76 144,745 0,02 2 ttabel 5% Kesimpulan Tidak signifikan 4,69 2 Signifikan Tabel 5 Harga N-Gain hasil belajar kognitif siswa Kelas Rata-rata N-gain Kategori Eksperimen 0,86 Tinggi Pembanding 0,69 Sedang Tabel 4 dan Tabel 5 menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang antara siswa dengan model Treffinger dan siswa dengan model PS terhadap hasil belajar kognitif. Rata-rata kelas yang proses pembelajaran menggunakan model Treffinger lebih tinggi dibanding rata-rata kelas yang menggunakan model PS. Berdasarkan harga N-gain kelas eksperimen sudah mengalami taraf pencapaian tinggi. Berdasarkan Tabel 4 hasil uji analisis inferensial menggunakan uji-t menunjukkan bahwa adanya perbedaan dari hasil belajar kognitif antara siswa dengan model Treffinger dan siswa dengan model PS. Perbedaan pencapaian hasil ini karena penerapan pembelajaran model Treffinger. Hal ini seperti yang dijelaskan Munandar

Persentase (%) Muliyani, et al 91 (2014) bahwa dalam pembelajaran model Treffinger ranah kognitif dikembangkan pada setiap tingkat atau langkah model Treffinger tersebut. Perbandingan persentase hasil belajar afektif dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 2, sedangkan psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 6 Rata-rata nilai afektif siswa Kelas Rata-rata (%) Kategori Eksperimen 77,59 Baik Pembanding 67,93 Cukup 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Rasa ingin tahu Tanggung jawab Kerjasama Teliti Eksperimen Pembanding Gambar 2 Perbandingan persentase afektif siswa kelas eksperimen dan pembanding Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 2, hasil belajar afektif yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa pada setiap karakter yang diamati, kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas pembanding. Pembelajaran dengan model Treffinger juga memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar afektif siswa. Berdasarkan Tabel 6 bahwa kelas eksperimen hasil belajar afektif siswa dalam kategori baik dan pada kelas pembanding dalam kategori cukup. Terdapat perbedaan hasil belajar afektif ini karena pembelajaran dengan model Treffinger pada kelas eksperimen sehingga pengaruhnya terhadap afektif begitu besar. Hal ini sesuai dengan Munandar (2014) yang mengungkapkan bahwa model Treffinger dapat mengembangkan aspek afektif siswa. Tabel 7 Rata-rata nilai psikomotorik siswa Kelas Rata-rata (%) Kategori Eksperimen 78,95 Terampil Pembanding 68,24 Cukup Terampil Berdasarkan Tabel 7 hasil belajar psikomotorik siswa kelas eksperimen termasuk dalam kategori terampil dan kelas pembanding termasuk kategori cukup terampil. Kelas eksperimen memiliki persentase lebih besar daripada kelas pembanding. Hal ini berarti bahwa penerapan model Treffinger memberikan dampak positif untuk aspek psikomotorik siswa. Respon siswa terhadap penerapan model Treffinger pada kelas eksperimen dan model PS pada kelas pembanding tersaji pada Tabel 8.

92 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP Tabel 8 Respon siswa antara kelas eksperimen dan pembanding Kelas Rata-rata(%) Kriteria Eksperimen 40,29 Positif Pembanding 33,59 Cukup Positif Berdasarkan Tabel 8 siswa kelas eksperimen memberikan respon positif terhadap penerapan model Treffinger dan siswa kelas pembanding memberikan respon cukup positif pada model PS. Respon yang diberikan siswa yang menerapkan model Treffinger lebih baik daripada respon siswa yang menerapkan model PS. Respon positif terhadap model Treffinger ini karena model Treffinger memudahkan siswa dalam memecahkan masalah secara kreatif yang diberikan oleh guru sehingga siswa tertarik dan senang dalam pembelajaran. Hal ini didukung dengan penelitian Muhaiminu dan Nurhayati (2016) bahwa model Treffinger mendapat respon positif dari siswa. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah (1) kemampuan berpikir kreatif siswa berbeda signifikan antara siswa dengan model Treffinger dan siswa dengan model problem solving, (2) hasil belajar kognitif siswa berbeda signifikan antara siswa dengan model Treffinger dan siswa dengan model problem solving, (3) model pembelajaran Treffinger mendapat respon positif dari siswa. DAFTAR RUJUKAN Danim, S., & Khairil. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Filsaime, D. K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Muhaiminu, W. H., & Nurhayati, S. (2016). Keefektifan Model Pembelajaran Treffinger Berbantuan Lembar Kerja Siswa untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 10(1), 1712-1720. Munandar, U. (2014). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.