BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal (Septiana, 2012). Pergeseran paradigma pendidikan saat ini yang semula teacher centered learning menjadi student centered learning, semakin menuntut kuatnya kemandirian mahasiswa dalam belajar. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri ialah ketika seseorang membuat inisiatif dengan mandiri atau dengan bantuan orang lain untuk menggali kebutuhan belajar mereka, menformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi bahan yang dibutuhkan untuk belajar, memilih dan mengimplementasikan strategi belajar, serta mengevaluasi hasil dari proses belajar. Mahasiswa yang telah mandiri akan memiliki inisiatif atau dorongan dan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya. Sikap kemandirian ini mutlak dimiliki dalam menyokong paradigma student centered learning (Syawal, 2012). Strategi belajar bersifat individual, artinya strategi belajar yang efektif bagi diri seseorang belum tentu efektif bagi orang lain. Untuk memperoleh strategi belajar efektif, siswa perlu mengetahui serangkaian konsep yang akan membawanya menemukan strategi belajar yang paling efektif bagi dirinya (Eliasa, 2011). Strategi belajar dapat ditentukan oleh institusi pendidikan dalam bentuk struktur pembelajaran yang berkaitan dengan kurikulum dan tujuan belajar, dan dapat pula ditentukan oleh peserta didik itu sendiri berdasarkan kondisi psikologis dan 1
2 tuntutan internal maupun eksternal selama peserta didik melakukan tugastugas pembelajaran. Di antara keduanya ada kombinasi yang merupakan kompromi untuk memperoleh hasil maksimal dari proses pembelajaran (Harsono, 2013). Di dalam mengikuti proses belajar mengajar, setiap mahasiswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda antara mahasiswa satu dengan yang lainnya. Dosen dalam mengajar harus memperhatikan gaya belajar (learning style) mahasiswa. Karena dalam setiap mengajar efektifitasnya akan sangat bergantung pada cara atau gaya mahasiswa belajar, disamping sifat pribadi dan kesanggupan intelektualnya (Nurochim, 2010). Berdasarkan hasil penelitian Asri (2009) tentang prestasi belajar menunjukkan bahwa prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan pada gaya belajar visual (72,5%), auditori (65,7%), kinestetik (50%), sedangkan visual-auditori (60%). Mengenali gaya belajar sendiri, belum tentu membuat seseorang menjadi lebih pandai tetapi dengan mengenal gaya belajar seseorang akan dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan bahwa ternyata kita memiliki cara belajar dan berpikir yang berbedabeda. Kita akan merasa lebih efektif dan lebih baik dengan menggunakan lebih banyak mendengarkan, namun orang lain merasa lebih baik dengan membaca bahkan ada yang merasa bahwa hasilnya akan optimal jika kita belajar langsung mempraktikkan apa yang akan dipelajari. Bagaimana cara kita belajar akan mempengaruhi struktur otak (Tanta, 2010). Hasil penelitian Ardiansyah (2010) menunjukkan bahwa Murid yang belajar dengan menggunakan gaya belajar mereka yang dominan, saat menggunakan tes
3 akan tercapai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh Septiana (2012) ditemukan 11 orang mahasiswa yang lulus dengan prestasi yang sangat memuaskan yaitu 6 orang perempuan dan 5 orang laki-laki dengan gaya belajar yang berbeda. Dengan adanya perbedaan gaya belajar tersebut sangat mempengaruhi prestasi pada mahasiswa itu sendiri. Dari hasil penelitian Nugraheni (2012) bahwa Gaya belajar dominan adalah gaya belajar visual (58,8%), disusul dengan gaya belajar auditori (32,4%), dan kinestetik (10, 8%). Pengukuran tersebut konsisten dengan hasil penelitian terdahulu dengan sampel yang jauh lebih besar (kurang lebih 10 kali lipat). Sehingga dapat disimpulkan bahwa urutan dominansi gaya belajar secara umum adalah visual auditori kinestetik. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas penulis tertarik untuk meneliti Hubungan Strategi Belajar dan Gaya Belajar dengan Hasil Evaluasi Belajar Pada Mahasiswi D-III Kebidanan B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah Bagaimanakah Hubungan Strategi Belajar dan Gaya Belajar dengan Hasil Evaluasi Belajar Pada Mahasiswi D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan Tahun 2015?
4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk Mengetahui Hubungan Strategi Belajar dan Gaya Belajar dengan Hasil Evaluasi Belajar Pada Mahasiswi D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan Tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui strategi belajar pada mahasiswi D-III Kebidanan b. Untuk mengetahui gaya belajar pada mahasiswi D-III Kebidanan c. Untuk mengetahui hasil evaluasi belajar pada mahasiswi D-III Kebidanan d. Untuk mengetahui hubungan strategi belajar dengan hasil evaluasi belajar pada mahasiswi D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan Tahun 2015. e. Untuk mengetahui hubungan gaya belajar dengan hasil evaluasi belajar pada mahasiswi D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan Tahun 2015. D. Manfaat Penelitian 1. Mahasiswa Diharapkan kepada mahasiswa lebih memperhatikan strategi belajar yang cocok dan disesuaikan dengan gaya belajarnya untuk lebih mempermudah
5 mahasiswa dalam memahami setiap mata kuliah yang mereka terima, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. 2. Institusi Pendidikan Sebagai bahan referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya terkait dengan strategi belajar dan gaya belajar dalam mendesain program pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. 3. Peneliti Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan khususnya metodologi penelitian. Serta dapat mengetahui strategi belajar dan gaya belajar yang cocok untuk mahasiswi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.