BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup, sehingga manusia harus menanam padi, sayur-sayuran, buahbuahan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kabupaten Karo merupakan suatu wilayah yang terletak Suatu Dataran

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

REVOLUSI FISIK DI SUMATERA PADA AWAL KEMERDEKAAN : STUDI KASUS DI SUMATERA BARAT DAN BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

seperti selalu didengungkan oleh pejuang kemerdekaan Sukarno. Perjuangan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

BAB I PENDAHULUAN. elite. Golongan elite merupakan suatu kelompok minoritas yang biasanya memiliki

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota tidak terlepas dari mobilitas barang dan orang.

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuh puluh tahun yang lalu revolusi Indonesia meletus. Revolusi itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

I. PENDAHULUAN. Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

BAB I PENDAHULUAN. dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan tradisional. Hal ini menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang menyatakan menyerah pada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Pada tanggal 17 Agustus Indonesia menyatakan kemerdekaan.kerena sulitnya informasi kabar bahagia itu belum sampai ke seluruh Nusantara, Jepang masih menguasai sebagian Sumatera Utara, serdadu Belanda mendarat di Pantai Cermin, pada tanggal 10 Oktober 1945 atau hampir dua bulan setelah Republik Indonesia berdiri, dengan membonceng para serdadu sekutu (Inggris). Serdadu sekutu yang mendarat itu berjumlah 800 orang dengan bersenjata lengkap dan mutakhir, Royal Artelery 26 Th Indian Division dipimpin oleh Brigjen Ted Kelly, yang sebenarnya bertugas menyerbu daratan Semenanjung Malaya 1. Setelah kemerdekaan para pemuda membentuk organisasi-organisasi yang non politik yang berencana membantu keamanan dan bertujuan membentuk laskar-laskar. Organisawsi itu disebut Barisan Pemuda Indonesia (BPI). Pada tanggal 29 September 1945 di Kabanjahe telah terbentuk Barisan Pemuda Indonesia (BPI) cabang Tanah Karo, dipimpin oleh Matang Sitepu. Dalam proses sejarah selanjutnya, BPI kemudian berubah menjadi BKR (Badan Keselamatan Rakyat) yang merupakan tentara resmi pemerintah 2. Pemebentukan BPI di Tanah Karo melahirkan barisan laskar rakyat. Selamat Ginting bersama Tama Ginting sebagai pelopor Barisan Pemuda Indonesia di tanah Karo, meleburkan semua BPI menjadi Napindo. Peleburan ini terjadi karena BPI yang berubah nama menjadi Pesindo yang awalnya Non-politik berubah menjadi politik. Anggota dari BPI ini di desa masing-masing tercatat sebagai anggota PNI. Untuk menghindari konflik Selamat Ginting membuat sebuah rapat dengan seluruh Ranting-ranting BPI. Dalam rapat ini selamat Ginting meminta agar seluruh anggota BPI bergabung dengan Napindo di bawah PNI. Seluruh peserta rapat setuju hanya ranting Berastagi dan Bunuraya yang tidak setuju sehingga mereka tetap menjadi BPI Pesindo. Napindo yang terbentuk di Tanah Karo dinamakan Napindo Resimen Halilintar. 1 Tridah Bangun, Kilap Sumagan: Biografi Selamat Ginting, Jakarta: Cv Haji Masagung. 1994. Hal 52 2 Teridah Bangun, Pejuang dan Pelopor Industri Kabel Indonesia: Biografi K.Pri Bangun, Jakarta, Kesain Blanc, 1995. Hal 67. 13

Napindo Resimen Halilintar di Tanah Karo juga mengalami penyusunan organisasi. Barisan lasykar rakyat Napindo Halilintar Tanah Karo dipimpin oleh Selamat Ginting dan Ulung Sitepu dibantu oleh Koran Karo-karo, Tama Ginting, T.M. Sinulingga, Turah Perangin-angin, Batas Perangin-angin, dan Matang Sitepu. Para pemuda yang bergabung dalam barisan Napindo ini pada mulanya bersifat sukarela dan tidak terikat secara organisatoris, kecuali terdaftar dalam organisasi itu di kampung masing-masing 3. Pemuda-pemuda ini berlatih pada sore hari di bawah pimpinan seseorang yang pernah mendapat latihan militer atau semi militer. Pelatih ini umumnya adalah bekas Gyugun, Haiho, Talapeta, atau peserta kursus sekolah guru. Napindo Halilintar merupakan barisan pemuda dari Partai Nasional Indonesia (PNI), Napindo merupakan singkatan kata dari Nasionalis Pelopor Indonesia, untuk resiman 3 bernama Napindo Halilintar. Halilintar itu bermakna pasukan yang bergerak secara cepat, mengadakan penyerangan-penyerangan mendadak dan mengundurkan diri secara cepat pula. Kesatuan yang seperti ini sangat diidamkan 4 Oleh Selamat Ginting sehingga dia membentuk nama barisan nya Napindo Halilintar Saat revolusi sosial di Tanah Karo, tindakan yang dilakukan oleh pemudapemuda tidak menimbulkan kerugian harta benda dan korban jiwa yang besar, karena ketua Pesindo Suwarno menghubungi Selamat ginting untuk mengumpulkan Para Sibayak dan Raja Urung di suatu tempat, sehingga mereka terhindar dari aksi pembunuhan, namun harta mereka di rampas semua. Jika dibandingkan dengan kelakuan laskar-laskar yang lain pada saat revolusi yang begitu kejam menyiksa dan merampas harta benda para sultan justru berbanding terbalik yang di lakukan oleh Laskar Napindo Resimen Halilintar ini. Mereka mengasingkan para Sibayak dan raja Urung ke Aceh Tenggara. Pada saat agresi Militer Belanda kesatuan laskar Resimen Halilintar ini ikut mengambil peran dapat dilihat seperti peristiwa Bertah. Disini anggota resimen halilintar berjuang mati-matian untuk menghalau Belanda masuk ke ibu kota yaitu Tiga Binanga. Untuk memperingati perjuangan Resimen Halilintar sehingga di desa 5 Berteh di dirikan Tugu Halilintar. 3 Tridah Bangun, Op. cit. Hal 77. 4 Wawancara dengan Ny.Piah Malem Br Karo (Istri Aml. Selamat Ginting) salah satu anggota Napindo Halilintar di Jambur Halilintar, Tanggal 25 Januari 2014. 5 Wawancara dengan Nurupi Sitepu, anggota Napindo Halilintar, di Kantor Vetran Legiun Tanah Karo, Tanggal 27 maret 2014. 14

Penelitian ini membahas tentang Gerakan Napindo Halilintar Di Tanah Karo (1945-1949). Tahun 1945 merupakan periode awal dari kemerdekaan Indonesia dimana untuk mempertahankan kemerdekaan Negara membutuhkan pasukan untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada tanggal 10 Oktober 1945 atau hampir dua bulan setelah Republik Indonesia berdiri Belanda mendarat di Pantai Cermin, dengan membonceng para serdadu sekutu (Inggris). Dalam situasi demikian, api perjuangan semakin membara di Sumatera timur maka saat bersamaan dengan mendaratnya pasukan sekutu di Pantai Cermin. Di kota Medan dibentuklah tentara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dipimpin oleh Mayor Achmad Tahir dengan kepala markas umum Kapten R. Sucipto. Sebelum TKR terbentuk BPI sudah terbentuk terlebih dahulu sehingga TKR dan BPI di leburkan menjadi BKR 6. Partai politik pun ikut mengambil peran untuk membantu dan mempertahankan kemerdekaan sehingga awal tahun 1946 terbentuklah Lasykar-Lasykar Rakyat salah satunya Napindo Halilintar. Tahun 1949 adalah akhir dari penelitian ini karena pada tahun ini tanah karo sudah bebas dari penjajahan. Seluruh masyarakat keluar dari pengungsian dan kembali ke kampung mereka masing-masing. Selama mempertahankan kemerdekaan Napindo Halilintar mengambil peran yang sangat penting terutama dalam revolusi sosial. Gerakan gerakan Napindo Halilintar tidak banyak merugikan para sibayak ataupun urung. Gerakan menurut kamus antropologi adalah aktivitas dan terencana dan berulang-ulang yang dilancarkan berbagai macam organisasi untuk mewujudkan citacita atau tujuan. Sedangkan gerakan sosial, adalah suatu gerakan dari kelompok sosial untuk kepentingan sosial dan tujuan sosial, sehingga dapat mempertahankan, mengubah, dan mengganti atau menghapus hal-hal yang kurang sesuai dari suatu masyarakat. Sedangkan menurut kamus sosiologi, gerakan sosial adalah suatu organisasi informal yang mungkin mencakup unit-unit yang terorganisasi secara formal yang bertujuan mencapai tujuan-tujuan tertentu. Definisi gerakan di atas sangat sesuai untuk manggambarkan dan menganalisis Gerakan Napindo Halilintar Di Tanah Karo ( 1945-1949). Gerakan sosial di Tanah karo merupakan gerakan dari kelompok sosial yang bertujuan untuk mengubah, mengganti dan menghapus hal-hal yang kurang sesuai dengan tata sosial suatu masyarakat. Peristiwa Di Tanah Karo digerakkan oleh Napindo Halilintar yang merupakan aliansi organisasasi PNI yang dipimpin oleh Mayor Selamat Ginting. 6 Wawancara dengan Manjangi Karo-karo, anggota Napindo Halilintar di Rumah Bpk Manjangi karo-karo Desa Gurusinga, Tanggal 23 Maret 2014. 15

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, untuk mempermudah penulis dalam penulisan dan menghasilkan penelitian yang objektif, maka penulis perlu membatasi masalah yang dibahas. Pokok permasalahan yang dibahas yaitu Gerakan Napindo Halilintar Di Tanah Karo (1945-1949). Dari judul diatas, maka pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Laskar Napindo Halilintar di Tanah Karo? 2. Bagaimana proses pembentukan Laskar Napindo Halilintar di Tanah Karo? 3. Bagaimana Pergerakan Laskar Napindo Halilintar di Tanah Karo? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Segala sesuatu yang dilakukan manusia tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Menjelaskan latar belakang berdirinya Laskar Napindo Halilintar di Tanah Karo. 2. Menjelaskan proses pembentukan Laskar Napindo Halilintar menjadi sebuah laskar rakyat di Tanah Karo. 3. Menjelaskan pergerakan Laskar Napindo Halilintar di Tanah Karo. Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian tersebut, diharapkan dapat member manfaat, yaitu : 1. Sebagai sebuah penulisan sejarah yang berguna bagi generasi sekarang khususnya bagi mahasiswa sejarah terutama sebagai bahan perbandingan untuk penelitian sejarah yang lebih dalam di masa depan. 16

2. Menambah khasanah penulisan sejarah lokal, khususnya bagi masyarakat Karo. 3. Sebagai pengembangan ilmu bagi penulis dan pembaca untuk mengembangkan ilmu selanjutnya. 1.4. Tinjaun Pustaka Dalam penyelesaian tulisan tersebut perlu dilakukan tinjauan pustaka dengan menggunakan buku yang berhubungan dengan judul tulisan yakni tentang Gerakan Napindo halilintar Di Tanah Karo (1945-1949). Untuk itu penulis menggunakan beberapa litetatur yang dapat mendukung penulisan skripsi tersebut. Antony Reid, dalam Perjuangan Rakyat Revolusi dan Hancurnya kerajaan Sumatra Timur (1987) di jelaskan bagaimana Gerakan Napindo Halilintar yang menjadi pelopor terjadinya Revolusi di Tanah Karo. Dibalik sebagai pelopor pemimpin Mayor Selamat Ginting mengasingkan para Sibayak atau Raja Urung ke Aceh tenggara sehingga para Sibayak atau Raja Urung terhindar dari Peristiwa Maret yang banyak memakan korban dari kalangan Sultan atau Raja seperti di kerajaan atau kesultanan Serdang dan Langkat. Tridah Bangun, dalam Kilap Sumagan: Biografi Selamat Ginting (1994) buku tersebut merupakan buku Biografi pimpinan Laskar Napindo Halilintar yaitu Mayor Selamat Ginting. Dalam buku tersebut sangat banyak dijelaskan bagaimana awal Napindo Halilintar dibentuk dan gerakan-gerakan yang mereka lakukan dalam mempertahankan kemerdekaan. A.R Surbakti, dalam Perang Kemerdekaan Di Tanah Karo (1979), Kabanjahe Dan Dairi dijelaskan bahwa pada awal tahun 1946 terbentuk berbagai laskar-laskar pemuda dan menghalau penjajah belanda, namun diantara anggota tersebut sering terjadi salah pengertian yang mengakibatkan bentrokan senjata sesama mereka antara lain pasukan Barisan Harimau Liar dengan Napindo Halilintar. Kesalahpahaman terjadi ketika perstiwa revolusi sosial karena Mayor Selamat Ginting mengasingkan para Sibayak atau Raja Urung ke daerah Aceh Tenggara menimbulkan kecurigan Barisan Harimau Liar terhadap Napindo Halilintar. Barisan Harimau Liar beranggapan Napindo Halilintar membela dan mendukung para Sibayak atau Raja Urung. 17

Biro Sejarah Prima, dalam Medan Area Mengisi Kemerdekaan (1976), dijelaskan bagaimana peranan Napindo Halilintar yang dibentuk kedalam tubuh Tentara Republik Indonesia bersama dengan Barisan Harimu Liar menyerang pos-pos pertahanan sekutu di Tanah Karo. 1.5. Metode Penelitian Dalam penulisan sejarah ilmiah, pemakaian metode sejarah sangatlah penting. Metode penelitian sejarah lazimnya disebut sebagai metode sejarah. Metode penelitian tersebut dimaksudkan untuk merekontruksi masa lampau manusia sehingga menghasilkan suatu karya ilmiah yang bernilai. Penelitian tersebut menggunakan metode sejarah yaitu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dari peninggalan masa lampau 7. Ada beberapa tahap yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahap heuristik, kritik sumber, interpretasi dan histiografi 8. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah heuristik atau pengumpulan data atau bahan-bahan sebanyak mungkin yang memberi penjelasan tentang masalah dalam penelitian yaitu Gerakan Napindo halilintar Di Tanah Karo. Pengumpulan data ini dilakukan dengan dua cara yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan yaitu mencari sumber tertulis yang berasal dari buku seperti dari perpustakaan, perpustakaan daerah maupun dari toko-toko buku lainnya, majalah, surat kabar, hasil laporan penelitian, dan data yang diperoleh dari internet. Adapun buku yang didapat dari perpustakan yaitu buku karangan Payung Bangun yang berjudul Dari Medan Area ke Sipirok Area, buku karangan Tridah Bangun yang berjudul Kilap Sumagan, buku Koentjaraningrat yang berjudul Manusia dan Kebudayaan Indonesia, buku karangn Anthony Reid yang berjudul Perjuangan Rakyat Revolusi dan Hancurnya kerajaan di Sumatera Timur dll. Penulis mencari sumber tentang Napindo Halilintar dan gerakan-gerakan yang dilakukan di Tanah Karo. Studi lapangan dilakukan dengan cara mewawancarai para anggota Napindo Halilintar seperti Ny Piah Malem Br Karo ( Istri Almarhum Mayor Selamat Ginting Pimpinan Napindo Halilintar, Manjangi Karo-karo, M.S. Sembiring,dll. Langkah berikutnya, melakukan kritik terhadap sumber. Untuk memeriksa keabsahan sumber melalui kritik intern yang bertujuan untuk memperoleh fakta yang kredibel dengan cara menganalisis isi ataupun penjelasan dalam sumber tertulis dan 7 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah terjemahan (Nugroho Notosusanto), Jakarta: UI Press,1971, hal. 18. 8 Dudung Abdurahman, Metode Sejarah, Yogyakarta: Logos, 1999,hal. 35. 18

kritik ekstern dalam memperoleh fakta yang otentik dengan cara meneliti asli atau tidaknya sumber tersebut. Data yang ada tentang Gerakan Napindo Halilintar Di Tanah Karo sangat perlu dilakukan kritik sumber. Sesudah melakukan langkah pertama dan langkah kedua berupa heuristik dan kritik sumber, langkah selanjutnya dilakukan interpretasi. Langkah tersebut merupakan metode yang dilakukan untuk menafsirkan fakta-fakta yang sudah diseleksi dan menghasilkan data yang valid. Langkah terakhir yang dilakukan dalam metode penelitian tersebut adalah metode penulisan sejarah atau historiografi. Langkah ini penulis menjabarkan data hasil penelitian sekaligus rangkaian secara kronologis dan sistematis dalam bahasa tulisan dapat berbentuk deskriptif naratif sehingga menghasilkan sebuah karya ilmiah sejarah. Langkah ini menuliskan hasil yang didapatkan selama penelitian yaitu seperti apa Gerakan Napindo Halilintar di Tanah Karo. 19