BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

DEFINISI- DEFINISI A-1

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa atraksi wisata yang

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB V PENUTUP. pada hasil analisis data dari penelitian tentang Kampung Bahasa sebagai City

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

Sports Hotel di Kawasan Bukit Gombel Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

A. Perencanaan dan Pengelolaan Pariwisata Perencanaan berarti memperhitungkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBAR 6.1 KOMPOSISI PENGUNJUNG YANG DATANG DAN TERDAPAT DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

Pengembangan Wisata Terpadu Berdasarkan Daya Tarik Kawasan Konservasi di Kecamatan Cimenyan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

PENGEMBANGAN TAMAN JURUG SEBAGAI KAWASAN WISATA DI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara,misalnya dengan mengadakan pameran seni dan budaya, pertunjukkan

BAB III STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN

BAB IIKAJIAN TEORI...

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

HASIL OBSERVASI. No Hal yang diamati Hasil yang diamati

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Dampak yang terjadi akibat hal ini pun dapat dilihat dari semakin

BAB V PENUTUP. Penilitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Electronic word of mouth

Pulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

STUDI PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KABUPATEN BLORA TUGAS AKHIR

INTERVIEW GUIDE ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini, penulis menggunakan pengertian pariwisata menurut Undang Undang No. 10

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risha Ramadhita, 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu industri yang berpotensi untuk menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

KAJIAN WUJUD KESIAPAN MASYARAKAT TERHADAP KEBUTUHAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA AGRO BANGUNKERTO, SLEMAN, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di daerah tujuan wisata hingga kembali ke negara asalnya yang melibatkan berbagai hal seperti; transportasi, penginapan, restoran, pemandu wisata, dan lain-lain. Pelayanan yang baik terhadap wisatawan akan meningkatkan jumlah kunjungan di masa yang akan datang. Dengan perkembangan pariwisata yang semangkin baik, akan memberi dampak bagi sektor ekonomi, sosial dan budaya di masyarakat Kabupaten Belitung Timur. Untuk mendukung berkembangnya Kepariwisataan di Kabupaten Belitung Timur, diperlukan adanya identifikasi terhadap objek-objek wisata yang ada. Dengan identifikasi tersebut nantinya bisa di ketahui Objek-objek wisata yang potensial untuk dikembangkan, serta upaya penanganan masalah terhadap objek wisata yang kurang berkembang. Pada bab sebelumnya telah dibahas analisis dan strategi oengembangan kepariwisataan di Kabupaten Belitung Timur, karakteristik wisatawan, komponen pendukung kepariwisataan dan strategi pengembangan terhadap kepariwisataan. Bab ini mencoba merumuskan kesimpulan dan arahan-arahan bagi pengembangan kepariwisata di Kabupaten Belitung Timur. Arahan tersebut didasarkan astas kajian pustaka tentang pengembangan pariwisata, potensi pariwisata, hasil analisis karakteristik wisatawan, Analisis komponen kepariwisataan dan strategi pengembangan kawasan wisata. Arahan pengembangan ini nantinya diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan Kepariwisatan di Kabuten Belitung Timur. Pengembangan pariwisata memerlukan adanya fasilitas pelayanan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama melakukan kunjungannya. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempattempat atau daerah yang sama sekali asing baginya. Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka wisatawan membutuhkan pelayanan sesuai keinginannya, yaitu semenjak ia berangkat sampai ditempat tujuan, hingga ia kembali kerumahnya. 125

5.1 Kesimpulan 5.1.1 Karakteristik Wisatawan Dari hasil studi ini didapatkan karakteristik wisatawan meliputi karakteristik demografis dan karakteristik kunjungan. Kedua karakteristik tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan profil wisatawan yang berkunjung ke Objek-objek wisata di Kabupaten Belitung Timur. Selain itu dari hasil studi ini dapat dilihat adanya perbedaan karakteristik responden terhadap pilihan jenis di objek wisata dan persepsi serta preferensi wisatawan terhadap kepariwisataan di Kabupaten Belitung Timur. Dari hasil analisis karakteristik, persepsi dan preferensi yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1 Karakteristik wisatawan di dominasi oleh kelompok umur remaja (19-25) dengan tingkat pendapatan wisatawan antara Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000. 2 Wisatawan yang berkunjung ke objek-objek wisata di Kabupaten Belitung Timur, pada umumnya oleh wisatawan yang berasal dari wisatawan lokal dengan pola perjalanannya dengan maksud berlibur/bereakreasi. Moda angkutan yang digunakan berupa sepeda motor dengan persentase 48%. frekuensi kunjungan terbanyak yaitu 1-2 kali dengan teman perjalanan keluarga serta lama kunjungan kurang dari 1 hari (2-4 jam) di lokasi Objek Wisata yang dikunjungi. 3 Persepsi wisatawan mengenai variasi objek wisata, daya tarik wisata dan keadaan objek wisata di Kabupaten Bellitung Timur dinilai masih kurang. 4 Persepsi wisatawan mengenai akomodasi, rumah makan, tempat belanja dan sarana serta prasarana umum lainnya di objek Wisata Terpadu Kabupaten Belitung Timur masih kurang dan tingkat pelayanan serta mutu yang masih dirasakan kurang dan harga yang maish relatif masih mahal. 5 Persepsi wisatawan terhadap informasi dan promosi maish sangat kurang sehingga jumlah wisatawan yang berkunjung masih sangat kurang. 6 Preferensi wisatawan yang berkunjung masih sangat dipengaruhi kondisi sarana permainan yang ada di objek wisata dan kondisi objek wisata yang ada. 126

7 Pilihan terhadap keinginan menginap di akomodasi hotel, namun menjadi kendalanya karena faktor harga yang maish relatif mahal sehingga wisatawan lebih memilih menginap di rumah teman/saudara/penduduk. 8 Pilihan tempat makan dan minum adalah warung/kios makan yang berada di luar objek wisata dengan pertimbangan dalam memilihnya karena faktor harga dan jenis makanan dan minuman. 9 Pilihan tempat belanja adalah tempat belanja yang berada di luar objek wisata dengan pertimbangan dalam memilihnya karena faktor harga yang relatif murah dan mempunyai ciri khas daerah. 5.1.2 Analisis Komponen Kepariwisataan Dari hasil analisis Komponen Kepariwisataan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis terhadap Atraksi / Daya Tarik dari 40 jenis objek wisata, dari 44 responden pemilih menyatakan 24 objek yang ada dalam katagori biasa, dan 14 objek sangat menarik, dan 2 objek diyatakan kurang menarik. 2. Analisis terhadap komponen transportasi sebagai pendukung akses ke objekobjek wisata, didapat 7 objek aksesibilitasnya mudah dijangkau dan jaringan jalannya bagus. 24 objek dalam katagori cukup dan 9 objek lainnya susah di jangkau dan jaringan jalannya rusak. 3. Analisis terhadap pelayanan fasilitas dan utilitas yang ada dari 40 objek 13 diantaranya katagori pelayanan rendah, 21objek cukup memadai, dan hanya 6 objek yang sudah memadai. 4. Analisis terhadap kelembagaan yang ada sudah berjalan, dimana terdapat 19 objek wisata yang masuk dalam pengembangan rencana dan di promosikan, 17 objek lainnya berupa wisata yang hanya dikenal wisatawan domestik karena tidak dipromosikan, dan 4 objek lainnya tidak di promosikan dan dikembangkan. 5. Berdasarkan hasil analisis komponen pendukung kepariwistaaan yang mana katagori sedang dominan, maka dinyatakan perkembangan kepariwisataan dan pelayanan kepariwisataan di Kabupaten Belitung Timur cukup baik. 127

5.2 Rekomendasi Pertimbangan mendasar dalam rencana pengembangan suatu objek wisata adalah mengacu pada potensi pasar serta objek wisata. Terhadap objek dan daya tarik wisata yang belum berkembang, pertimbangan pengembangan merupakan suatu keharusan, sedangkan terhadap objek dan daya tarik wisata yang telah mengalami penurunan, harus diremajakan baik berupa penataan maupun sistem pengelolaan. Berdasarkan hasil studi yang didapat dikatakan bahwa besarnya potensi pariwisata dibandingkan dengan minimnya fasilitas-fasilitas penunjang apabila berlarut-larut bisa mengancam prospek pariwisata di wilayah Kabupaten Belitung Timur. Oleh karena itu, berbagai pihak yang terkait perlu mengambil tindakantindakan. maka arahan pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai berikut: 5.2.1 Pengembangan Jenis Obyek dan Daya Tarik Wisata Pengembangan jenis obyek dan daya tarik wisata dilakukan untuk meningkatkan jumlah wisatawan dan lama kunjungannnya. Segmen pasar wisata utama saat ini adalah wisatawan lokal dan wisatawan nusantara, yaitu kelompok umur 19-25 tahun. Dengan pengembangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan segmen sehingga bisa menarik wisatawan kelompok anak dan dewasa. Pengembangan jenis dan daya tarik wisata dikelompokan berdasarkan jenis wisata, antara lain; wisata alam, wisata minat khusus, wisata situs dan makam, dan wisata budaya. Berdasarkan pengelompokan tersebut wisata alam yang paling menarik menurut wisatawan adalah Pantai Nyiur Melambai dan Pantai Pulau Punai. Wisata minat khusus yang paling menarik ialah pulau buku limau. Sedangkan wisata budaya yang menarik ialah bumi laskar pelangi. Produk wisata yang ada perlu ditingkatkan dan dilengkapi dengan sarana penunjang yang memadai. Pengembangan produk baru dilakukan dengan menciptakan obyek wisata baru dengan mempertimbangkan potensi wisata yang dimiliki, keaslian kondisi alami lingkungan dan kebutuhan pasar wisata (konsumen). Pengembangan produk baru seperti taman reakreasi anak, kolam 128

renang di pinggir pantai atau sarana angkutan wisata yang menghubungkan satu obyek ke obyek yang lain. Pengembangan produk baru harus mempunyai ciri khas yang berbeda dengan obyek lain, prasarana tempat tersebut tersedia dan terpelihara baik, tersedia fasilitas untuk wisatawan: apa yang dapat dilihat, aktivitas apa yang dapat dilakuakn serta apa yang dapat dibeli. Pengembangan jenis obyek wisata dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik wisata sehingga jumlah wisatawan diharapkan dapat meningkatkan manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat maupun pemerintah daerah. 5.2.2 Pembangunan Sarana dan Prasarana Arahan pengembangan yang bersifat ekonomi kurang berhasil untuk meningkatkan manfaat atau keuntungan ekonomi yang diperoleh masyarakat maupun pemerintah daerah, bila tanpa didukung oleh arahan pengembangan yang bersifat non ekonomi (pembangunan fisik). Arahan pengembangan yang bersifat non ekonomi meliputi pembangunan sarana dan prasarana yang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan, mengatasi permasalahan dan saran pengunjung guna menunjang objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Belitung Timur, seperti sistem pembuangan limbah, sistem drainase, pelebaran jalan utama, jalan lingkungan, area parkir, MCK, telepon umum, penghijauan, kebersihan. Pembangunan sarana dan prasarana tersebut diharapkan dapat menunjang fungsi pelayanan masing-masing zona pemanfaatan ruang di Kabupaten Belitung Timur. Dalam pengembangan pariwisata, dimanapun lokasinya dan bagaimanapun karakteristik obyek wisatanya, secara umum membutuhkan fasilitas pelayanan diantaranya : Fasilitas ekonomi, yaitu merupakan tempat tinggal sementara ditempat atau di daerah tujuan yang akan dikunjungi. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah hotel, losmen, pondok wisata. Fasilitas perdagangan untuk melayani kebutuhan wisatawan, misalnya restoran atau rumah makan, warung-warung makanan atau minuman, toko dan warung cinderamata dan lain sebagainya. Fasilitas rekreasi, yaitu fasilitas pelayanan terhadap berbagai jenis peralatan wisata rekreasi, misalnya penyewaan perahu, loket penjualan 129

karcis, pelayanan administrasi, pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial wisatawan. Fasilitas transportasi regional dan lokal, misalnya penyediaan sarana angkutan umum dan fasilitas parkir. Dalam kaitan dengan studi pengembangan kepariwistaan di Kabupaten Belitung Timur sebagai tujuan studi sejalan dengan pendapat tersebut diatas. Pengembangan fasilitas yang dimaksud adalah upaya pemenuhan kebutuhan fasilitas-fasilitas yang ada untuk menampung kegiatan tersebut. 5.2.3 Informasi dan Promosi Tujuan dari pemasaran yang diharapkan dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Belitung Timur adalah untuk meningkatkan kunjungan dan pengeluaran wisatawan serta meningkatkan citra positif pariwisata di Kabupaten Belitung Timur. Sasaran pasar utama wisatawan adalah wisatawan nusantara, baik wisatawan dari Kabupaten Belitung Barat, ataupun wisatawan luar daerah lain. Upaya yang dilakukan dalam usaha pemasaran terhadap wisatawan nusantara adalah melalui publikasi dan informasi mengenai objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Belitung Timur. Publikasi dan pelayanan informasi tersebut, harus mudah didapat oleh para wisatawan/ pengunjung. Melalui pusat-pusat pelayanan informasi maupun publikasi di tempat umum seperti Bandara, terminal, pusat perbelanjaan, dan lain-lain. Pemasaran objek wisata Kabupaten Belitung Timur dalam menarik kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara, tidak bisa lepas dari kegiatan wisata di Belitung Barat sebagai wilayah yang lebih dulu berkembang aktivitas wisatanya dan sebagai market atau distribusi wisatawan. Selain itu, perlu dijalin juga kerjasama dengan pengelola pariwisata daerah lainnya yang berdekatan dengan Kabupaten Belitung Timur. Adapun kegiatan promosi yang perlu diperhatikan, adalah: 1. Optimalisasi usaha advertensi yang menjangkau banyak orang melalui media seperti surat kabar, majalah, TV, dan radio. 2. Optimalisasi desain alat bantu, peningkatan pemasaran berupa brosur, booklet, leaflet, peta dan audio visual berupa film dan informasi lainnya. 130

3. Optimalisasi kegiatan public relation (hubungan masyarakat) melalui kegiatan pers, mengundang travel writer, tour operator dan mengikuti event-event baik di dalam maupun di luar negeri. Informasi dan promosi diperlukan untuk memberikan gambaran produk wisata di Kabupaten Belitung Timur. Informasi dapat dilakukan melalui media massa yang berupa: surat kabar, majalah, radio maupun televisi. Untuk memperkenalkan objek wisata Kabupaten Belitung Timur dapat dilakukan melalui Pers Tour dengan mengundang wartawan surat kabar, majalah dan televisi local maupun luar melakukan kunjungan lapangan bersama untuk melihat objek wisata yang ada. Dari hasil kunjungan bersama tersebut masing-masing wartawan dapat menulis atau menyiarkan untuk memberitakan kondisi objek-objek wisata di Kabupaten Belitung Timur baik keunggulan maupun kekurangannya. Dengan adanya berita tersebut maka gambaran kondisi objek-objek wisata dapat diketahui oleh masyarakat luas. Disamping itu di kawasan pariwisata yang direncanakan untuk dikembangkan perlu dilengkapi dengan pusat pelayanan informasi wisata (Tourist Information Center Service), yang dapat memberikan pelayanan informasi bagi wisatawan yang berkunjung. Ditempat ini terdapat audio video visual yang menggambarkan objek-objek wisata. Ditempat-tempat strategis dan tempat parkir di kawasan wisata perlu adanya peta yang menggambarkan objek-objek wisata dan jasa pelayanan wisata. Diadakannya promosi melalui leaflet, folder dan booklet yang disebarkan ke pasar yang menjadi daerah sasaran. Diamping itu perlu mengikuti pameran pariwisata, pameran pembangunan, pekan raya Jakarta dan di daerah yang menjadi sasaran dalam rangka meningkatkan jumlah pengunjung sehingga akan meningkatkan jumlah pengunjung bagi pemerintah daerah maupun masyarakat setempat. 5.3 Kelemahan Studi dan Usulan Studi Lanjutan Berdasarkan hasil studi tersebut dan keterbatan waktu, biaya yang dihadapi penulis, serta hal lain yang belum diteliti, sehingga studi ini belum dapat memberikan informasi yang dapat digunakan untuk merencanakan Pengembangan 131

Kepariwistaan menyeluruh di Kabupaten Belitung Timur secara komprehensif, maka ada beberapa hal yang perlu diusulkan untuk studi lanjutan 1. Studi hanya melihat karakteristik wisatawan dan komponen pendukung kepariwisataan saja, oleh karena itu diperlukan studi lanjutan tentang dampakdampak lain dari perencanaan pariwisata. 2. Studi hanya melihat dari sisi wisatawan secara umum saja, sedangkan dalam pariwisata banyak aktor yang terlibat didalamnya oleh karena itu diperlukan studi lanjutan dengan melihat dari pengelola wisata dan masyarakat 3. Dalam studi ini arahan pengembangan hanya secara umum, sedangkan pengaruh dari kegiatan wisata tidak di kaji, oleh karena itu perlu adanya studi pengaruh kegiatan pariwisata terhadap ekonomi kawasan dengan menggunakan analisis secara kuantitatif seperti inpu-ouput dan statistik. 132

DAFTAR ISI 5.1Kesimpulan... 126 5.1.1 Karakteristik Wisatawan... 126 5.1.2 Analisis Komponen Pendukung Kepariwisataan... 127 5.2 Rekomendasi... 128 5.2.1 Pengembangan Jenis Obyek dan Daya Tarik Wisata... 128 5.2.3 Informasi dan Promosi... 130 5.2.4 Pembangunan Sarana dan Prasarana... 129 5.3 Kelemahan Studi dan Usulan Studi Lanjutan... 131 133