KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

BAB II KAJIAN TEORETIS

BIMBI B N I GA G N K ONSE S LI L N I G DI SD ( S 1 - PGSD ) APR P I R LI L A T INA L

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

: Bimbingan dan Konseling. Dosen Pengampu : Arie Rakhmat Riadi, M. Pd. 1. Apa yang membedakan istilah "Bimbingan" dan "konseling"

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sebelum dikaji tentang pengertian bimbingan dan konseling Terlebih dahulu diuraikan

BIMBINGAN. Cecep Kustandi KONSELING

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah. Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip,

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

Sigit Sanyata

Landasan Pendidikan. PENDIDIKAN : Bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan.

BIMBINGAN DAN KONSELING

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi

Bimbingan dan Konseling Sekolah

Sigit Sanyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia.

Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Muthmainnah

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH: DRA. WIRDA HANIM M.PSI

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

Konsep Dasar. Bimbingan & Konseling. Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY

II. TINJAUAN PUSTAKA. teknologi, tetapi juga harus didukung oleh peningkatan profesionalitas dan

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PECALUNGAN KABUPATEN BATANG

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Disusun oleh. Dini Wangi Fauziah. Bpk. Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd

Sigit Sanyata

II. TINJAUAN PUSTAKA

DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA

Bimbingan dan Konseling Sekolah

BAB II KAJIAN TEORITIS

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

Konsep Dasar. Bimbingan & Konseling. Nur Hayati, M.Pd PGPAUD FIP UNY

Sigit Sanyata

BAB V PEMBAHASAN. 1. Aktivitas Program BK di MA Imam Syafi i Pakal Surabaya. Dalam proses Pendidikan, khususnya di sekolah, Mortensen dan

Tugas Bimbingan dan Konseling

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN DIREKTORAT P2TK DIKDAS 2014

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

DESKIPSI PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTS NEGERI GORONTALO. Irma Amir, Maryam Rahim, Meiske Puluhulawa ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAKALAH

V1. SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2016

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN TUGAS PERKEMBANGAN MAHASISWA UPI KAMPUS CIBIRU. Nenden Ineu H.

I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL BAHAN SOSIALISASI UNTUK GURU BK DEDI HERDIANA HAFID

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I P E N D A H U L U A N (AKHIR) Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat strategis dalam

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga

GUIDANCE AND COUNSELING COMPREHENSIF PROGRAM IN EARLY CHILDHOOD EDUCATION BASED ON DEVELOPMENTAL TASK

Evaluasi Program BK di Sekolah Oleh: Indiati (FKIP UMM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak

BAB II LANDASAN TEORI

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

PEMBAHASAN. A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD. Khairul Fahmi Hadi Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M.

Pengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada semua siswa baik secara perorang

DESKRIPSI MATA KULIAH

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING DI SMA/SMK SE KOTA MAKASSAR

Transkripsi:

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA DI SUSUN OLEH : SURANTO HARIYO H RIAN DWI S YUNITA SETIA U YUYUN DESMITA S FITRA VIDIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG (MPL) 2012/2013

A. KEDUDUKAN BIMBINGAN DALAM PENDIDIKAN Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang dimiliki. Pendidikan memang menyangkut hal itu semua, namun lebih dari itu semuanya. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu (siswa). Siswa merupakan unsur utama dalam pendidikan. Siswa sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek psikososiospiritual. Ketiga bidang utama pendidikan di atas lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut: 1. Bidang Administrasi dan Kepemimpinan Bidang ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien. Pada bidang ini terletak tanggung jawab kepemimpinanan (kepala sekolah dan staf administrasi lainnya) yang terkait dengan kegiatan perencanaan organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian tugas, pembiayaan, penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material), supervisi, dan evaluasi program. 2. Bidang intruksional dan kurikuler Bidang ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap. Pihak yang bertanggung jawab secara langsung terhadap bidang ini adalah para guru. 3. Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling) Bidang ini terkait dengan program pemberiaan layanan bantuan kepada peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor. Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis.

Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif. Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat membantu keseluruhan proses belajarnya. Dalam kaitan ini para pembimbing diharapkan untuk: 1. Mengenal danmemahami setiap siswa baik secara individual maupu kelompok, 2. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar, 3. Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakter istik pribadinya, 4. Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya, 5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan. B. KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Pengertian Bimbingan a. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. (Shertzer dan Stone, 1971) b. Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. (Rochman Natawidjaja,1987) c. Bimbingan diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. (M.Surya, 1988) d. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.

e. Bimbingan adalah proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal. (Sunaryo Kartadinata, 1998) 2. Pengertian Konseling a. ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya. (dalam Syamsu Yusuf, 2009) b. Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai tehnik. Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah individu secara pribadi. Montensen (1964:301) mengatakan bahwa, Counseling is the heart of the guidance program. Dan Ruth Strang (1958) menyatakan bahwa, Guidance is broader: Counseling is a most important tool of guidance. Jadi konseling merupakan inti dan alat yang paling penting dalam keseluruhan system dan kegiatan bimbingan. Jadi bimbingan dan konseling merupakan suatu proses yang berkesinambungan, sistematis, berencana yang mengarah kepada pencapaian tujuan. Bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan dalam membantu individu mengambil keputusannya sendiri, pembimbing hanya bertindak sebagai fasilitator. Keseluruhan proses kegiatan atau layanan kepada individu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal dan didalamnya terdapat Konseling yang merupakan inti dari kegiatan Bimbingan. 3. Ragam Bimbingan dan konseling Dilihat dari masalah individu ada empat jenis bimbingan yaitu: a. Bimbingan Akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi masalah-masalah akademik seperti pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar dsb. Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar- mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Dalam bimbingan akademik pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan. b. Bimbingan Sosial-Pribadi, merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Contohnya: masalah sosial pribadi adalah

hubungan sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik. c. Bimbingan Karir, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri dsb. d. Bimbingan Keluarga, merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia. 4. Tujuan Bimbingan dan Konseling Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat : a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, serta kehidupannya di masa yang akan datang b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Untuk mencapai tujuan, individu harus mendapatkan kesempatan untuk : A. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya b. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya c. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut. d. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri. e. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja, dan masyarakat. f. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya g. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal

5. Fungsi Bimbingan dan Konseling a. Fungsi Pemahaman, yaitu membantu individu agar dapat memahami dirinya sendiri (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,dan norma agama). b. Fungsi Fasilitasi, yaitu memberikan kemudahan kepada individu dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli. c. Fungsi Penyesuaian, yaitu membantu individu agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. d. Fungsi Penyaluran, yaitu membantu individu dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau program studi dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. e. Fungsi Adaptasi, yaitu membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan individu. f. Fungsi Pencegahan, yaitu memberikan bimbingan tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. g. Fungsi Penyembuhan, yaitu pemberian bantuan kepada individu yang mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. h. Fungsi Pemeliharaan, yaitu menfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. i. Fungsi Pengembangan, yaitu kerjasama antara konselor dengan personil sekolah dalam merumuskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. 6. Prinsip Bimbingan dan Konseling a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu b. Bimbingan bersifat individualisasi c. Bimbingan menekankan hal yang positif d. Bimbingan merupakan usaha bersama e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan

7. Asas Bimbingan dan Konseling a. Asas Kerahasiaan yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang konseli yang merupakan data yang tidak layak diketahui oleh orang lain. b. Asas kesukarelaan yaitu menghendaki adanya kesukarelaan konseli dalam mengikuti pelayanan yang diperlukan baginya. c. Asas keterbukaan yaitu agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan keterangan atau informasi yang diperlukan dalam kegiatan layanan BK. d. Asas kegiatan yaitu konseli yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan kegiatan BK. e. Asas kemandirian yaitu membantu / mengarahkan konseli agar mampu mandiri dalam mengambil keputusan yang tepat. f. Asas Kekinian yaitu asas yang menghendaki objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang. g. Asas kedinamisan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama hendaknya tidak monoton dan terus berkembang dari waktu ke waktu. h. Asas keterpaduan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan bimbingan dan konseling baik yang dilakukan oleh guru pembimbing dan pihak-pihak lain saling menunjang, harmonis dan terpadu. i. Asas keharmonisan yaitu asas bimbingan dan konseling menghendaki agar segenap pelayanan bimbingan dan konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada. j. Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. k. Asas Alih Tangan Kasus yaitu mengalihtangankan permasalahan kepada pihak yang lebih ahli agar konseli ditangani secara tepat dan tuntas. 8. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling a. Layanan Pengumpulan Data tentang siswa dan lingkungannya. Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri siswa seluas-luasnya. Untuk mengumpulkan data dapat menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes meliputi: psikotes, dan tes prestasi belajar. Non tes meliputi observasi, angket, wawancara, dan autobiografi.

b. Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau internet). c. Penyajian Informasi dan Penempatan. Layanan ini menyajikan informasi tentang berbagai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu, seperti menyangkut aspek pribadi, sosial, dan pengembangan karir. Sementara layanan penempatan merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menyalurkan dirinya ke arah yang tepat sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya. d. Penilaian dan Penelitian Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan program bimbingan dapat di capai. Selain itu dilakukan juga penilaian penilaian terhadap hasil pelayanan terhadap individu untuk kemudian dilakukan tindak lanjut (follow up) terhadap hasil yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan. Hasil penilaian terhadap program bimbingan dan individu dapat dipergunakan sebagai bahan penelitian yang dimaksudkan untuk mengembangkan program bimbingandalam arti menelaah lebih jauh tentang pelaksanaannya; menelaah tentang kebutuhan bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah tentang hakikat individu dan perkembangannya.