GAMBARAN KADAR HEMATOKRIT DAN HEMOGLOBIN PADA KEJADIAN INFARK MIOKARD AKUT (IMA) DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI - AGUSTUS 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. tersendiri bagi kesehatan jantung (Suharjo, 2009). Salah satunya adalah IMA

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

GAMBARAN HEMATOLOGI PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT YANG DIRAWAT DI BLU RSUP PROF. Dr. R.D. KANDOU MANADO TAHUN 2010

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Profil Tes Fungsi Hati pada Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Periode Januari - Desember 2012

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit Acute Myocardial Infarction (AMI) merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

Informed Consent Penelitian

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

PROFIL HEMATOLOGI PADA SINDROM KORONER AKUT

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

Profil tumor solid pada pasien rawat inap di Bagian KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2014

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

HUBUNGAN KADAR HEMATOKRIT DENGAN KEJADIAN INFARK MIOKARD AKUT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI BLU/RSUP PROF. DR. R.D.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan kelemahan fungsi

KARAKTERISTIK PENDERITA INFARK MIOKARDIUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

KARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Gambaran kadar glukosa darah pada pasien SKA di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2014

1994. Selanjutnya melalui SK Menteri Kesehatan RI no. nomor 159A/Menkes/SK/2002 tertanggal 27 Desember 2002

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

HUBUNGAN ANTARA KADAR TROPONIN DENGAN KEJADIAN MAJOR ADVERSE CARDIOVASCULAR EVENTS PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT DI RSI JEMURSARI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

PROFIL ASAM URAT SERUM PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT DI UNIT PERAWATAN KARDIOVASKULAR INTENSIF BLU RSUP PROF DR R.D. KANDOU MANADO TAHUN 2008

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan stroke iskemik sebagai kasus utamanya (Fenny et al., 2014). Penderita penyakit

Transkripsi:

GAMBARAN KADAR HEMATOKRIT DAN HEMOGLOBIN PADA KEJADIAN INFARK MIOKARD AKUT (IMA) DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI - AGUSTUS 2014 1 Fitri Jumalang 2 Linda W. A. Rotty 3. Agnes L. Panda 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi 2 Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. R. D. Kandou Manado Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email : fjumalang_11_038@yahoo.co.id Abstract: Acute myocardial infarction (AMI) or better known as a heart attack is a condition where the blood supply to a part of the heart stops so that the heart muscle cell death. Acute myocardial infarction is one of the most common diagnosis in developed countries. The rate of initial mortality (30 days) at the IMA is 30% with more than half of the deaths occur before the patient reaches the hospital. Methods - This research is a retrospective descriptive study. Samples were adult patients suffering from acute myocardial infarction who were treated in RSUP Prof. Dr R. D. Kandou. Results - Overview hematocrit and hemoglobin levels in the incidence of acute myocardial infarction in the department of Prof. Dr. RD Kandou Manado period January - August 2014 hemodilution patients get as many as 19 people (61.3%) and patients with normal hematocrit many as 12 people (38.7% ). In addition, for an overview of hemoglobin by age and sex obtained anemia patients by 5 people (16.1%) and patients with normal hemoglobin many as 26 people (83.9%). Conclusions - AMI patients in RSUP Prof. Dr RD Kandou Manado period January-August 2014 are subjected to low hematocrit (hemodilution) and normal hemoglobin. Keywords: acute myocardial infarction, hematocrit, hemoglobin Abstrak: Infark miokard akut (IMA) atau yang lebih dikenal dengan serangan jantung adalah suatu keadaan dimana suplai darah pada suatu bagian jantung terhenti sehingga sel otot jantung mengalami kematian. Infark miokard akut merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju. Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalah 30% dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai Rumah Sakit. Metode - Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif. Sampel penelitian ini adalah penderita dewasa yang menderita infark miokard akut yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. Hasil - Gambaran kadar hematokrit dan hemoglobin pada kejadian infark miokard akut di RSUP Prof DR RD Kandou Manado periode januari agustus 2014 didapatkan pasien hemodilusi sebanyak 19 orang (61,3%) dan pasien hematokrit normal sebanyak 12 orang (38,7%). Selain itu, untuk gambaran hemoglobin berdasarkan umur dan jenis kelamin didapatkan pasien yang anemia sebanyak 5 orang (16,1%) dan pasien hemoglobin normal sebanyak 26 orang (83,9%). Simpulan - Pasien IMA di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode januari-agustus 2014 sebagian besar mengalami hematokrit rendah (hemodilusi) dan hemoglobin normal. Kata kunci: infark miokard akut, hematokrit, hemoglobin Satu juta orang di Amerika Serikat diperkirakan menderita infark miokard akut tiap tahunnya dan 300.000 orang 282 meninggal karena infark miokard akut sebelum sampai ke rumah sakit. 1 Penyakit kardiovaskuler dinyatakan sebagai

Jumalang, Rotty, PAnda: Gambaran kadar hematokrit... penyebab kematian utama dengan kontribusi sebesar 19,8% dari total kematian pada tahun 1993 dan meningkat menjadi 24,4% pada tahun 1998. Pada tahun 2005, diperkirakan 17,5 juta orang (30% dari total angka kematian) meninggal akibat penyakit kardiovaskuler. Di Indonesia, hasil survei kesehatan rumah tangga menunjukkan hal senada. 2 Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor satu di Eropa dan Amerika begitu juga di Indonesia, baik untuk laki-laki maupun wanita. Angka kesakitan dan angka kematian PJK di Indonesia meningkat tajam dalam dua puluh tahun terakhir ini, sebagai mana terlihat pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). 3 Data Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 1996 menunjukkan bahwa proporsi penyakit ini meningkat dari tahun ke tahun sebagai penyebab kematian. Pada tahun 1975 kematian akibat penyakit jantung hanya 5,9%, tahun 1981 meningkat sampai dengan 9,1%, tahun 1986 melonjak menjadi 16% dan tahun 1995 meningkat menjadi 19%. Sensus nasional tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian karena penyakit kardiovaskuler termasuk penyakit jantung koroner adalah sebesar 26,4%. 4 Infark miokard akut merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju. Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalah 30% dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai Rumah Sakit. Walaupun laju mortalitas menurun sebesar 30% dalam 2 dekade terakhir, sekitar 1 di antara 25 pasien yang tetap hidup pada perawatan awal, meninggal dalam tahun pertama setelah IMA. 5 Hematokrit adalah persentase sel darah merah dalam darah, yang dihitung dengan mengikutsertakan baik jumlah maupun METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif. ukuran sel-sel tersebut dan dinyatakan sebagai persentase terhadap volume darah. 6 Nilai normal hematokrit pada perempuan berkisar 37-48 %, sedangkan pada laki-laki berkisar 42-52%. Keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan hematokrit adalah luka bakar, penyakit kardiovaskuler, penyakit paru kronik, defek jantung kongenital, syok dan lain-lain. Sebaliknya, hematokrit menurun pada penderita anemia, sirosis hati, perdarahan, leukemia, penyakit Addison, infeksi kronik dan lain-lain. 7 Sel-sel darah merah mampu mengonsentrasikan hemoglobin dalam cairan sel sampai sekitar 34 gram per 100 mililiter sel. Konsentrasi ini tidak akan melebihi nilai tersebut, karena nilai ini merupakan batas metabolik mekanisme pembentukan hemoglobin sel. Selanjutnya, pada orang normal, persentase hemoglobin hampir selalu mendekati nilai maksimum dalam setiap sel. Namun, bila pembentukan hemoglobin dalam sumsum tulang berkurang, persentase hemoglobin dalam sel dapat turun sampai di bawah nilai tersebut, dan volume sel darah merah juga dapat menurun karena jumlah hemoglobin yang mengisi sel menjadi berkurang. Bila hematokrit (persentase sel dalam darah normalnya 40 sampai 45 persen) dan jumlah hemoglobin dalam masing-masing sel bernilai normal, maka seluruh darah seorang pria rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin per 100 mililiter sel; pada wanita rata-rata mengandung 14 gram per 100 mililiter sel. 8 Pada perempuan hemoglobin normal berkisar 12 gr/dl dan pada laki-laki berkisar 13 gr/dl. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran kadar hemaokrit dan hemoglobin pada Infark Miokard Akut. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou pada bulan Oktober - Desember 2014. 283

C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah penderita infark miokard akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. Sampel penelitian ini adalah penderita dewasa yang menderita infark miokard akut. D. Analisis Data Analisis univariat untuk mengetahui deskripsi data yang diperoleh dari rekam medis penderita Infark Miokard Akut. E. Definisi Operasional 1. Infark Miokard Akut (IMA) merupakan gangguan aliran darah ke jantung yang menyebabkan sel otot jantung mati. 2. Hematokrit adalah persentase sel darah merah dalam darah, yang HASIL PENELITIAN Hasil penelitian tentang gambaran kadar hematokrit dan hemoglobin pada kejadian Infark Miokard Akut (IMA) di RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado Periode Januari - Agustus 2014 disajikan dalam bentuk analisis univariat yang mencakup tentang karakteristik jenis dihitung dengan mengikutsertakan baik jumlah maupun ukuran sel-sel tersebut dan dinyatakan sebagai persentase terhadap volume darah, dimana nilai hematokrit normal pada perempuan 37-48% dan pada laki-laki 42-52%. 3. Hemoglobin adalah seperangkat protein yang sangat berkaitan erat dibentuk oleh pasangan simetris dimer rantai polipeptida, α- dan β-globin, menjadi unit struktural dan fungsional tetrameric yang berfungsi mengangkut okssigen (O2) dari paru-paru ke jaringan. Nilai normal hemoglobin pada perempuan 12 mg/dl dan pada laki-laki 13 gr/dl. kelamin, umur, kadar hematokrit, kadar hemoglobin, nilai mean, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum, hasil deskriptif tabulasi silang variabel hematokrit dan hemoglobin terhadap umur dan hasil deskriptif tabulasi silang variabel hematokrit dan hemoglobin terhadap jenis kelamin pada 31 responden yang terpilih. A. Karakteristik Jenis Kelamin Tabel 1. Distribusi Frekuensi BerdasarkanJenis Kelamin Jenis kelamin N % Laki-laki Perempuan Total Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang dijadikan sampel penelitian adalah berjenis kelamin 23 8 31 74,2 25,8 100 laki-laki yang berjumlah 23 orang (74,2%) dan perempuan berjumlah 8 orang (25,8%). B. Karakteristik Umur Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Kategori Umur N % 36-45 tahun 46-55 tahun 55-65 tahun >65 tahun 2 12 10 7 6,5 38,7 32,3 22,6 Total 31 100 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang dijadikan sampel penelitian berada pada kategori umur 46-55 tahun yang berjumlah 12 orang 284

Jumalang, Rotty, PAnda: Gambaran kadar hematokrit... (38,7%), kategori umur 55-65 tahun berjumlah 10 orang (32,3%), kategori umur > 65 tahun berjumlah 7 orang (22,6%) dan kategori umur 36-45 tahun berjumlah 2 orang (6,5%). C. Karakteristik Hematokrit Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kadar Hematokrit Kadar hematokrit N % Hemodilusi Normal Total 19 12 31 61,3 38,7 100 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang dijadikan sampel penelitian memiliki kadar hematokrit yang kurang (hemodilusi) yang berjumlah 19 orang (61,3%) dan yang memiliki kadar hematokrit normal berjumlah 12 orang (38,7%). D. Karakteristik Hemoglobin Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kadar Hemoglobin Kadar hemoglobin N % Anemia 5 16,1 Normal 26 83,9 Total 31 100 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang dijadikan sampel penelitian memiliki kadar hemoglobin yang normal yang berjumlah 26 orang (83,9%) dan memiliki kadar hemoglobin yang kurang (anemia) berjumlah 5 orang (16,1%). E. Hasil Deskriptif Hematokrit Berdasarkan Umur Responden Dari 31 responden penelitian sebagian besar responden dengan kadar hematokrit yang kurang (hemodolusi) berada pada kategori umur 46-55 tahun dan 56-65 tahun masing-masing sebanyak 8 orang (25,8%) sedangkan sebagian besar responden dengan kadar hematokrit yang normal berada pada kategori umur 46-55 tahun dan > 65 tahun masing-masing sebanyak 4 orang (12,9%). 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 36-45 46-55 56-65 >65 Umur Hemodilusi 0% 25,8% 25,8% 9,7% Normal 6,5% 12,9% 6,5% 12,9% Gambar 1. Gambaran hematokrit berdasarkan umur F. Hasil Deskriptif Hemoglobin Berdasarkan Umur Responden Berdasarkan umur dari 31 responden penelitian sebagian besar dengan kadar hemogobin yang normal berada pada kategori umur 46-55 tahun sebanyak 11 orang (35,5%) sedangkan sebagian besar responden dengan kadar hemoglobin yang kurang (anemia) berada pada kategori umur 56-65 tahun dan > 65 tahun masing-masing sebanyak 2 orang (6,5%). 285

40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 36-45 46-55 56-65 >65 Umur Anemia 0% 3,2% 6,5% 6,5% Normal 6,5% 35,5% 25,8% 16,1% Gambar 2. Hasil persentase hemoglobin berdasarkan umur G. Hasil Deskriptif Hematokrit Berdasarkan Jenis Kelamin Dari 31 responden penelitian sebagian besar responden dengan kadar hematokrit yang kurang (hemodolusi) mempunyai jenis kelamin laki-laki sebanyak 16 orang (51,6%) dan perempuan sebanyak 3 orang (9,7%) sedangkan sebagian besar responden dengan kadar hematokrit yang normal mempunyai jenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang (22,6%) dan perempuan sebanyak 5 orang (25,8%). H. Hasil Deskriptif Hemoglobin Berdasarkan Jenis Kelamin Dari 31 responden penelitian sebagian besar responden dengan kadar hematokrit yang normal mempunyai jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang (61,3%) dan perempuan sebanyak 7 orang (22,6%) sedangkan sebagian besar responden dengan kadar hematokrit yang kurang (anemia) mempunyai jenis kelamin lakilaki sebanyak 4 orang (12,9%) dan perempuan sebanyak 1 orang (3,2%). 80,0% 60,0% 40,0% 20,0% 0,0% Laki-laki Perempuan Anemia 12,9% 3,2% Normal 61,3% 22,6% Gambar 4. Hasil persentase hemoglobin berdasarkan jenis kelamin 60,0% 50,0% 40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 0,0% Laki-laki Perempuan Hemodilusi 51,6% 9,7% Normal 22,6% 16,1% Gambar 3. Hasil persentase hematokrit berdasarkan jenis kelamin I. Nilai Mean, Standar Deviasi (SD), Minimum dan Maksimum Nilai Hasil Pengukuran Tabel 5. Nilai Mean, SD, Minimum dan Maksimum Hematokrit Hemoglobin Mean SD Mini Maks 39,77 13,62 5,30 1,53 28 10,4 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) kadar hematokrit adalah 39,77, nilai SD 5,3, nilai minimum 28 dan maksimum 49,9. Nilai rata-rata (mean) kadar hemoglobin adalah 13,62, nilai SD 1,53, nilai minimum 10,4 dan maksimum 16,0. 49,9 16,0 286

Jumalang, Rotty, PAnda: Gambaran kadar hematokrit... BAHASAN Pada penelitian gambaran kadar hematokrit dan hemoglobin pada kejadian Infark Miokard Akut di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2014 Agustus 2014, dari 31 pasien didapatkan 23 pasien penderita IMA adalah laki-laki. Pasien IMA sebagian besar terdiri dari laki-laki dewasa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan juga faktor resiko lainnya seperti yang disebutkan di atas dan terbanyak terjadi pada umur >46 tahun. Menurut penelitian Fonarow G, dari school of medicine at the university of california, Los Angeles, seseorang dapat mengalami serangan jantung tanpa faktor resiko lain jika seseorang tersebut merokok, atau bila Anda hanya seorang perokok, atau mempunyai salah satu faktor resiko seperti hipertensi atau kolesterol tinggi, Anda mempunyai risiko untuk mengalami serangan jantung 2 kali lebih besar dari populasi yang normal. 9 Pada penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kardiovaskular mayor pada wanita pasca infark miokard akut didapatkan perempuan pasca IMA dalam rentang waktu pengamatan 14-26 bulan didapati angka kejadian kardiovaskular mayor sebesar 51,7%. Pada kelompok perempuan usia tua (> 55 tahun) didapatkan adanya kejadian kardiovaskular mayor yang lebih tinggi daripada kelompok usia yang lebih muda (< 55 tahun). Pada kelompok perempuan usia tua (> 55 tahun) dipengaruhi oleh adanya DM, riwayat angina pektoris stabil sebelum IMA dan lesi koroner 3 VD/LM disease. 10 Dari hasil yang didapatkan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis dimana berdasarkan data rekam medis pasien di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou kejadian IMA pada wanita terjadi sebagian besar pada usia tua. Berdasarkan penelitian, gambaran hematokrit pada kejadian IMA berdasarkan umur dan jenis kelamin responden didapatkan pasien hemodilusi sebanyak 19 orang (61,3%) dan pasien hematokrit normal sebanyak 12 orang (38,7%). Selain itu, untuk gambaran hemoglobin berdasarkan umur dan jenis kelamin didapatkan pasien yang anemia sebanyak 5 orang (16,1%) dan pasien hemoglobin normal sebanyak 26 orang (83,9%). Jadi, gambaran hematokrit pada kejadian IMA berdasarkan umur dan jenis kelamin didapatkan pasien hemodilusi lebih banyak dibanding hematokrit normal dan untuk gambaran hemoglobin didapatkan pasien dengan hemoglobin normal lebih banyak dibanding anemia. Menurut penelitian Mita E. D. Muabuay yang juga dilakukan pada tahun 2012 di RSUP Prof R. D. Kandou menemukan adanya hubungan antara hematokrit dan infark miokard akut pada pasien gagal jantung kongestif. 11 SIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan, yaitu pada pasien IMA di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode januari-agustus 2014 sebagian besar mengalami hematokrit rendah (hemodilusi) dan hemoglobin normal. SARAN Mengingat bahwa penelitian ini tidak mencari hubungan dari kadar hematokrit dan hemoglobin pada kejadian infark miokard akut, maka disarankan : 1. Penelitian selanjutnya diarahkan untuk mencari hubungan. 2. Penelitian selanjutnya mencari data selain dari rekam medis juga dari pasien langsung DAFTAR PUSTAKA 1. Christofferson RD. Acute Myocardial Infarction. In : Griffin BP, Topol EJ, eds. Manual of cardiovascular medicine. 3rd ed. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins. 2009. p.1-28. 287

2. Perwitasari DA, Supadmi Woro, Kurniyati. Monitoring Efek Samping Penggunaan Antitrombotik pada Pasien Infark Miokard Akut. Yokyakarta: Jurnal Farmasi Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan. 2010;5:9-14. 3. Hasan H. Intervensi Koroner Perkutan Pada Penyakit Jantung Koroner dan Permasalahannya. Medan: Fakultas Kedokteran USU; 2007. 4. Farissa P. I. Komplikasi pada Pasien Infark Miokard Akut ST-Elevasi (Stemi) yang Mendapat Maupun Tidak Mendapat Terapi Reperfusi (Skripsi). Semarang: Fakultas Kedokteran UNDIP. 2012. p.1-10 5. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta: InternaPublishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009. 6. Mehmet, Roizen M. You Staying YoungL: The owners s Manual Extending Your Warranty. New York: Simon & Schuster. 2007. 7. Wilson DD. McGraw-Hill s Manual of Laboratory & Diagnostic Test. Boston: McGraw-Hill s Companies. 2008. 8. Kul NA, Ozdemir S, Helvaci A, Bulut C, Dursun S,. The Relationship of Acute Myocardial Infarction With or Without ST-Segment Elevation and Viscosity. Clinical and Applied Thrombosis/Hemostasis. 2014;20(8):779-82. 9. Kalalo GF, Pangemanan Jandry, Panda AL. Pengaruh Gaya Hidup Merokok Terhadap Kejadian Infark Miokard Akut (IMA) di RSU Bethesda Tomohon (Skripsi). Manado: Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. 2012. 10. Danny Siska S, Roebiono Poppy S, Soesanto Amilia M, Kasim Manoefris. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kardiovaskular Mayor pada Wanita Pasca Infark Miokard Akut. Jurnal Kardiologi Indonesia. 2009;30:3-12. 11. Muabuay Mita. Hubungan Kadar Hematokrit Dengan Kejadian Infark Miokard Akut Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif di BLU/RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado (Skripsi). Manado: Fakultas Kedokteran Unsrat. 2013. 288