18 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 hingga Juni 2011 dengan lokasi penelitian yaitu Perairan Selat Makassar pada posisi 01 o 00'00" 07 o 50'07" LS dan posisi 114 o 27'96" 120 o 47'35" BT (Gambar 7). Gambar 7. Peta Lokasi Penelitian
19 3.2 Alat dan Data Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop dengan perangkat lunak sebagai pendukung dalam pengolahan data, perangkat lunak yang dimaksud yaitu Microsoft Excel 2007, Modis browser, Modis Project, Envi 4.2, Er Mapper 7.0, Surfer 9.0, Ocean Data View 3.0.1 dan Arc Gis 9.3. Sedangkan bahan yang digunakan adalah data Suhu Permukaan Laut (SPL) dan data klorofil-a dari citra MODIS, selain itu digunakan pula data pendukung berupa data oseanografi dan data meteorologi wilayah Perairan Selat Makassar. 3.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Data Penginderaan Jauh Data yang digunakan dalam penelitian adalah data citra satelit MODIS level 1 dengan resolusi 1 km dalam format HDF (Hierarchical Data Format). Data sebaran SPL dan Klorofil-a adalah data harian selama dua tahun (2009 2010) dengan citra SPL dan klorofil-a untuk mendapatkan data time series. Pemetaan pola sebaran SPL dan konsentrasi klorofil-a sebagai data pendukung dilakukan dengan mendownload data tahun 2009 dan 2010 pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Stasiun Parepare Sulawesi Selatan. 3.3.2 Data Oseanografi Data oseanografi meliputi data profil suhu menegak yang diperoleh dari World Ocean Database (WOD) untuk bulan yang mewakili musim barat dan musim timur. 3.3.3 Data Meteorologi Data meteorologi yang merupakan data sekunder meliputi data curah hujan yang diperoleh dari World Meteorogical Organization (WMO), kecepatan angin rata-rata, lamanya hari hujan, dan arah angin yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat Jakarta. 3.4 Pengolahan Data 3.4.1 Data Suhu Permukaan Laut (SPL) Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mendownload citra SPL MODIS Level 1 wilayah Perairan Selat Makassar. Citra
20 yang ada kemudian dipotong wilayahnya (crooping) dengan menggunakan perangkat lunak Modis Project. Wilayah yang dipotong adalah wilayah yang berada pada posisi antara 01 o 00'00" 07 o 50'07" LS dan posisi 114 o 27'96" 120 o 47'35" BT. Hasil croopingan diolah dengan menggunakan perangkat lunak Modis Browser dan keluaran (output) yang diinginkan berupa data ASCII (*.asc) yang didalamnya terdiri dari variabel bujur, lintang dan nilai estimasi suhu permukaan Laut (SPL). Ekstraksi data SPL dilakukan dengan menggunakan kanal 31 dan 32 pada Modis dengan menerapkan algoritma Miami Pathfinder (2001): Modis_SST = c1 + c2*t 31 + c3*t 31-32 + c4*(sec( - 1)*T 31-32 dimana: T 31, T 32 = Brightness temperatur dari kanal 31 dan kanal 32 = Sudut zenith satelit Konstanta (c1, c2, c3, danc4) dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2. Koefisien kanal 31 dan 32 untuk Modis Koefisien T 30 -T 31 0.7 T 30 -T 31 0.7 c1 1.11071 1.196099 c2 0.9586865 0.9888366 c3 0.1741229 0.1300626 c4 1.876752 1.627125 3.4.2 Data Klorofil-a Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mendownload citra klorofil-a MODIS Level 1 wilayah Perairan Selat Makassar. Citra yang ada kemudian dipotong wilayahnya (crooping) dengan menggunakan perangkat lunak Modis Project. Wilayah yang dipotong adalah wilayah yang berada pada posisi antara 01 o 00'00" 07 o 50'07" LS dan posisi 114 o 27'96" 120 o 47'35" BT. Hasil croopingan diolah dengan menggunakan perangkat lunak Modis Browser dan keluaran (output) yang diinginkan berupa data ASCII (*.asc) yang didalamnya terdiri dari variabel bujur, lintang dan nilai estimasi klorofil-a.
21 Ekstraksi data SPL dilakukan dengan menggunakan kanal 31 dan 32 pada Modis dengan menerapkan algoritma OC3M O Reilly et al. (2000): C a = 10 0.283-2.753R+1.457R2+0.659R3-1.403R4, R = log 10 (R rs 443>R rs 488/R rs 551) Dimana: C a = Konsentrasi klorofil-a (mg/m 3 ) R = Rasio reflektansi R rs = Remote sensing reflectance 3.4.3 Pembuatan Kontur Sebaran SPL dan Klorofil-a Proses pembuatan garis kontur untuk SPL dan klorofil-a ini dibuat dengan menggunakan perangkat lunak surfer 9.0 melalui menu countur map dengan cara mengoverlay kontur-kontur dari setiap citra yang dipilih. 3.4.4 Data Angin Pengolahan data angin dimulai dengan download data angin dengan format netcdf (*.nc). Data yang disediakan memiliki resolusi spasial berukuran 1,5 x 1,5 dengan cakupan area global. Data yang digunakan adalah data perwakilan harian dari setiap bulan untuk tahun 2009 dan 2010 dengan interval 6 jam, yaitu : Pukul 00:00, 06:00, 12:00, dan 18:00. Selanjutnya dilakukan cropping sesuai dengan lokasi penelitian dengan perangkat lunak Ocean Data View (ODV). Proses selanjutnya adalah dengan mengekstrak data berformat (*.nc) dengan menggunakan ODV menjadi data berformat teks (*.txt). Hasil yang diperoleh berupa data u-wind at 10 meters [m/s], v-wind at 10 meters [m/s] harian yang terpilih dari setiap bulan pada tahun 2009 dan 2010 yang mewakili daerah Selat Makassar. Data bujur, lintang, u-wind at 10 meters [m/s], v-wind at 10 meters [m/s] dengan format (*.txt) diproses dengan Surfer 9.0 dengan cara grid data bulanan. Tahap selanjutnya yaitu overlay antara vektor (arah pergerakan angin) dengan basemap (darat) sehingga menghasilkan tampilan arah pergerakkan angin. 3.4.5 Curah hujan Data curah hujan diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat serta dari climate online Berau of Meteorology (BOM). Data tersebut merupakan jumlah curah hujan (mm) harian yang kemudian dirataratakan menjadi bulanan. Data tersebut kemudian ditampilkan dalam bentuk diagram dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
22 Data Satelit Download Data Citra Data Pendukung (meteorologi) Data Citra MODIS Level 1 Data Pendukung (oseanografi) Klorofil-a SPL Peta Sebaran Kolrofil-a Peta Sebaran Suhu Permukaan Laut Curah hujan dan data angin Kontur Konsentrasi Klorofil-a Kontur Suhu Permukaan laut Data suhu Analisis pola sebaran dan perkembangan area upwelling di Selat Makassar Gambar 8. Diagram Alir penelitian