BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SUPORTER SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola adalah olahraga yang cukup populer dan digemari di. seluruh dunia. Peningkatan teknologi dan perkembangan zaman menambah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai pemain ke-12, sehingga suatu pertandingan tidak berarti tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada berbagai kalangan, baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suporter sepakbola merupakan kerumunan di mana diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja (Hurlock, 2003). Di dalam masa remaja juga terdapat tahapan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanpa memandang kasta, usia, bahkan jenis kelamin sekalipun. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

DESKRESI KEPOLISIAN DALAM PENYELEAIAN KASUS PENGRUSAKAN FASILITAS STADION OLEH SUPORTER SEPAK BOLA (studi kasus di Poltabes Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berpikir, kemampuan afektif merupakan respon syaraf simpatetik atau

BAB I PENDAHULUAN. Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. termasuk liga profesional ataupun pertandingan antar kampung (tarkam) hampir selalu

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun figur itu tidak ada didekatnya.

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kontrol..., Agam, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Santri, sebagaimana dia seorang remaja, mengalami periode transisi

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut. dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, hubungan sosial mengambil peran yang penting. Mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

ARTIKEL PERILAKU MENYIMPANG

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata.

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tri Windha Isnandar F

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman menuju masyarakat informasi yang

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lina Nurlaelasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

ENDANG MARI ASTUTY NIM F

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang kita ketahui, sepak bola merupakan olahraga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyenangkan dan muncul dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat kesulitan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentak, dan berbicara kasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa agresivitas

BAB IV KESIMPULAN. muncul kelompok baru yang juga mengaku sebagai pendukung PSS Sleman.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terbiasa dengan perilaku yang bersifat individual atau lebih

DINAMIKA KEBERADAAN KELOMPOK SUPORTER SEPAKBOLA DI KOTA MEDAN PROVINSI SUMATRA UTARA (Studi Kelompok Suporter Klub Sepakbola PSMS MEDAN)

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali

HUBUNGAN ANTARA KETERGANTUNGAN TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU ANTISOSIAL PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling multikultural. Syarif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

KAJIAN LANDASAN PENDIDIKAN. Tawuran di Hari Sumpah Pemuda, Pelajar Kenakan Seragam Sekolah Lain

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis,

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I P E N D A H U L U A N. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara individual maupun massal sudah menjadi berita harian. Aksi-aksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang indah dan menyenangkan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah

LAMPIRAN A VALIDITAS DAN RELIABILITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan tempat individu berada. Remaja menurut Monks (2002) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus perceraian di Indonesia saat ini bukanlah menjadi suatu hal yang asing

TERKIKISNYA PERSATUAN

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggemar sepeda motor gede (moge) jumlahnya semakin bertambah dengan seiringnya

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai orangtua. Seiring dengan perkembangan olah raga sepak bola, banyak masyarakat yang turut memberikan dukungan di dalam stadion dan memenuhi area stadion. Dukungan yang diberikan oleh suporter terhadap tim kesayangannya seringkali melahirkan sikap yang berlebihan. Hal ini akan menumbuhkan harapan yang berlebihan pada para suporter. Harapan-harapan ini seringkali menimbulkan sikap-sikap yang tidak logis dengan melakukan berbagai cara agar dapat meihat tim kesayangnya menang. Fanatisme para suporter akan melahirkan gesekangesekan antar suporter yang berbeda. Gesekan-gesekan ini membawa konsekuensi lahirnya kekerasan antar suporter. Kerusuhan kerusuhan yang ditimbulkan oleh suporter bukan hal yang baru dalam dunia persepakbolaan tanah air. Tidak sedikit pula berita di media cetak maupun elektronik memberitakan terjadi perkelahian antar suporter sepak bola yang dipicu oleh hal-hal yang kurang rasional yang dapat mengganggu jalannya pertandingan sepak bola. Dalam berbagai pemberitaan, tawuran antar suporter sepak bola sampai menewaskan beberapa orang. Penyebab dari tawuran tersebut karena adanya saling beradu mulut dari masing masing suporter, sehingga para suporter saling melempar batu bata hingga perkelahian terjadi (Taryani, 2011). 1

2 Perselisihan antar suporter, akhir-ini juga melibatkan warga masyarakat. Dimana dalam Berita Terkini (2009)mengungkapkan bahwa suporter persebaya atau yang sering dikenal dengan sebutan Bonek perang batu dengan warga di Solo, hingga banyak sejumlah Bonek, warga, hingga polisi terkena lemparan batu tersebut. Perselisihan suporter dengan warga tidak hanya terjadi di Solo, tetapi juga terjadi di Purbalingga. Puluhan suporter melempari batu saat bis PEMKAB purbalingga yang melintasi perbatasan Banyumas-Purbalingga, hingga melukai banyak penumpang bus. Perselisihan antar suporter tidak hanya terjadi di Indonesia, di Luar negeripun juga terjadi perselisihan seperti yang terjadi di Kairo. Dimana terdapat sedikitnya 73 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka saat kerusuhan antar pendukung tim sepak bola yang terjadi di Mesir pada tanggal 2 januari 2012. Kerusuhan ini berlangsung di stadion Port Said setelah pertandingan Al-Ahly melawan tuan rumah Al-Masry, pemicu perselisihan ini masih belum diketahui penyebabnya (Detiknews, 2012). Pertandingan sepak bola benar-benar melibatkan emosi para penontonnya dan tidak jarang melahirkan berbagai aksi perusakan dan tindak kriminalitas yang banyak dilakukan oleh anak-anak muda yang belum dewasa, atau sering disebut dengan perilaku delinkuen.hal tersebut sangat memperhatinkan dalam dunia sepak bola. Dimana dalam olah raga sepak bola yang seharusnya menjunjung tinggi suportivitas dan fair play harus ternoda dengan aksi para suporter. Banyaknya aksi tawuran yang dilakukan oleh para suporter membuat banyak

3 orang pecinta sepak bola untuk mendirikan suatu perkumpulan untuk menjalin tali persaudaraan antar suporter untuk menghindari terjadinya tawuran antar suporter. Para suporter sepak bola hanya memiliki dua pilihan yaitu dimana ia hanya akan menjadi suorter yang baik dengan memberikan dukungan moril atau menjadi suporter yang fanatik yang hanya memikirkan kemenangan tanpa peduli terhadap keamanan dan ketertiban bila tim kesayangannya kalah. Maraknya pembentukan ikatan suporter sepak bola ditanah air memberikan warna tersendiri dalam suatu pertandingan sepak bola. Pasukan Suporter Boyolali (PASBOY) merupakan salah satu wadah suporter yang resmi dan telah diakui oleh masyarakat dan hukum. PASBOY dibentuk sebagai wadah suporter sepak bola yang terorganisasi dan memiliki badan hukum yang jelas, diharapkan keberadaannya mampu meredam atau mengurangi efek-efek negatif dari perilaku delinkuen yang sering dilakukan oleh anggota suporternya. Dari hasil interview dengan ketua pimpinan PASBOY diperoleh hasil bahwa pemimpin benar-benar menjaga kelancaran pertandingan dengan mengingat latar belakang dari para anggota, tingkat pendidikan, dan tingkat usia yang berbeda-beda. Namun, PASBOY sendiri tak lepas dari tawuran atau perselisihan antar suporter, yang menjadi penyebab tawuran tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman antar suporter yang terjadi pada tanggal 17 juni 2012 yang mengakibabtkan salah seorang anggota PASBOY yang masih duduk di bangku SMA ditahan polisi. Perilaku delinkuen yang dilakukan oleh suporter sepak bola, seperti diatas juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu adanya suatu tuntutan kekompakan

4 dari kelompoknya. Dari penelitian yang dilakukan olehrahayu (2008), bahwa suporter yang melakukan pelanggran karena ikut-ikutan teman ketika pertiwa dipertandingan.seorang individu akan lebih mengikuti standar atau norma-norma teman sebayanya daripada yang dilakukan pada masa kanak-kanak. Norma-norma tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama antara sesama anggota kelompok (Santrock, 2005). Sebagai anggota kelompok, para suporter lebih mementingkan peranannya dalam kelompoknya dibandingkan mengembangkan norma diri sendiri dan mereka juga akan berusaha untuk menyesuaikan diri terhadap norma yang ada dalam kelompoknya. Menurut Wiggins (dalam Sihotang, 2009) kecenderungan untuk mengikuti keinginan dan norma kelompok disebut dengan konformitas. Banyaknya pemberitaan dimedia massa yang mengangkat tentang fenomena kerusuhan antar para suporter sepak bola yang menjelaskan bahwa kerusuhan antar suporter tersebut tidak diketahui inti permasalahan dari kerusuhan tersebut. Mereka hanya sebatas mengikuti arus kelompoknya dan mengedepankan rasa solidaritas tanpa mempertimbangkan baik-buruknya resiko yang akan terjadi. Situasi konformitas sebenarnya telah ditanamkan dan digunakan untuk meningkatkan rasa takut untuk menjadi seorang individu yang menyimpang, namun ketika kerusuhan antar suporter telah terjadi maka kesepakatan yang semula telah dibentuk tiba-tiba hilang dan situasi akan semakin kacau. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa perilaku suporter sepak bola mengarah pada perilaku delikuen. Dimana perilakunya melanggar nila-nilai tatanan hukum yang berlaku, misalnya kerusakan pada fasilitas umum. Banyaknya

5 perilaku yang dilakukan para suporter disebabkan karena mereka hanya ikutanikutan dengan kelompoknya saat peristiwa tersebut. Seorang suporter yang mampu membangun suasana yang baik saat pertandingan berlangsung dan mampu mengurangi tingkat konformitasnya, dimana hal ini dapat mengurangi terjadinya tindak negatif dari suporter yang mengarah pada perilaku delinkuen. Oleh karena itu penulis membuat pertanyaan penelitian : Apakah ada hubungan antara konformitas dengan perilaku delikuen pada suporter sepak bola?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku Delikuen Pada Suporter Sepak Bola. B. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan perilaku delinkuen pada suporter sepak bola. 2. Mengetahui sumbangan efektif antara konformitasdengan perilaku delinkuen pada suporter sepakbola. 3. Untuk mengetahui tingkat konformitas pada suporter sepak bola. 4. Untuk mengetahui tingkat perilaku delinkuen pada suporter sepak bola. C. Manfaat Penelitian Melalui perantara penelitian yang dilakukan ini, diharapkan dapat diperoleh fakta-fakta yang empiris tentang keadaan konformitas yang mempengaruhi

6 perilaku delinkuen pada suporter sepak bola, sehingga penelitian ini dapat diambil manfaatnya bagi : 1. Pimpinan dan Pengurus Suporter Sepak Bola PASBOY Dengan berdasar hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan pembimbingan serta pengelolaan anggota suporter untuk mengurangi dampak konformitas yang mengarah pada perilaku delinkuen. 2. Subyek atau Suporter PASBOY Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan dalam dampak negatif maupun positif, sehingga dampak delinkuen yang dimiliki lebih bersifat positif. 3. Orang tua Diharapkan dapat memberikan informasi dalam mendidik anak agar mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh anak sehingga anak memiliki perkembangan yang positif dari psikologis. 4. Fakultas Psikologi Diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan ilmu pengetahuan kepada Fakultas Psikologi untuk mengembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan psikologi sosial. 5. Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat bermanfaat untuk sumber acuan atau bahan pertimbangan dalam mengadakan penelitian-penelitian lain yang berkaitan dengan konformitas.