PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

1

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PAOMAN KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2012

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Abstrak. Pengetahuan, Teknik Marmet, Pijat Oksitosin, Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin, Kelancaran Pengeluaran ASI.

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

MANFAAT ASI BAGI BAYI

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

AMENORE LAKTASI SEBAGAI METODE BER KB SERTA URGENSINYA TERHADAP PP 33 TAHUN 2012 Oleh : Andang Muryanta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN.

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI DESA MRANGGEN KECAMATAN JATINOM KLATEN MEILANI YUDI ARINI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

PANDUAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI

Sugiarti dan Vera Talumepa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR Ika Tristanti Dosen STIKES Muhammadiyah Kudus Jl. Ganesha I Purwosari Kudus Email: ika.tristanti@yahoo.com ABSTRAK Menyusui sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan anak, baik untuk kesehatan ibu dan ekonomis bagi keluarga. Meskipun ASI sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi tetapi banyak sebagian ibu ibu yang tidak memberikan ASI pada bayi mereka. Puting lecet adalah masalah menyusui di mana puting mengalami cedera karena lecet, kadang kulitnya sampai terkelupas atau luka berdarah dan merupakan faktor penghalang ibu memberikan ASI bagi bayinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh puting susu lecet terhadap penerapan ASI eksklusif,untuk mengetahui frekuensi terjadinya puting susu lecet pada ibu menyusui,untuk mengetahui penerapan ASI eksklusif pada ibu menyusui. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode observasi analitik dengan pendekatan potong lintang ( Cross Sectional). Lokasi penelitian ini adalah Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar. Waktu penelitian yaitu bulan Maret 2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui bayi usia 0 6 bulan di wilayah Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar pada bulan Maret 2014.Teknik pengambilan sampel (teknik sampling) dengan Accidental sampling yaitu menentukan sampel non random (yang kebetulan ditemui pada saat pengambilan data penelitian), jumlah responden 83 orang. Didapatkan bahwa dari 83 orang responden yang pernah mengalami puting susu lecet pada masa menyusui sebanyak 24 orang. Didapatkan bahwa dari 83 orang responden yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan pertama usia kehidupannya hanya 26 orang. Hasil penghitungan didaatkan jika dibandingkan dengan X2 tabel maka 1,814 < 3,841 maka disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh antara puting susu lecet dengan penerapan ASI eksklusif pada ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar. Kata kunci : Puting susu lecet, ASI Eksklusif

PENDAHULUAN Air Susu Ibu adalah makanan ideal bagi bayi, menyediakan nutrisi yang mereka butuhkan untuk perkembangan yang sehat dan memberikan antibodi terhadap penyakit anak yang umum seperti diare dan pneumonia - dua penyebab utama kematian anak di negara Indonesia. Air Susu Ibu eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi ( pengobatan penyakit ). ASI merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system saraf. Air Susu Ibu eksklusif adalah intervensi yang paling efektif untuk mencegah kematian anak, namun menurut Survei Demografi Kesehatan tingkat pemberian ASI eksklusif telah menurun selama dekade terakhir. Target dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2015 minimal ibu menyusui bayi secara eksklusif sebesar 80 %. Tetapi pada kenyataannya hanya sepertiga penduduk Indonesia secara eksklusif menyusui anak-anak mereka pada enam bulan pertama. Ada banyak hambatan untuk menyusui di Indonesia, termasuk anggota keluarga dan dokter yang tidak mendukung. Beberapa ibu juga takut menyusui akan menyakitkan dan tidak praktis. Puting lecet adalah masalah menyusui di mana puting mengalami cedera karena lecet, kadang kulitnya sampai terkelupas atau luka berdarah dan merupakan faktor penghalang ibu memberikan ASI bagi bayinya. Menyusui sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan anak, baik untuk kesehatan ibu dan ekonomis bagi keluarga. Meskipun ASI sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi tetapi banyak sebagian ibu ibu yang tidak memberikan ASI pada bayi mereka. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Puting Susu Lecet Terhadap Penerapan ASI Eksklusif di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh puting susu lecet terhadap penerapan ASI eksklusif,untuk mengetahui frekuensi terjadinya puting susu lecet pada ibu menyusui,untuk mengetahui penerapan ASI eksklusif pada ibu menyusui. BAHAN DAN METODE BAHAN 1. Puting susu lecet Puting lecet adalah masalah menyusui di mana puting mengalami cedera karena lecet, kadang kulitnya sampai terkelupas atau luka berdarah (sehingga ASI menjadi berwarna pink). Penyebabnya biasanya adalah karena hisapan bayi tidak benar sehingga mencederai puting. Biasanya karena bayi sudah kenal puting botol sebelum mengenal puting ibunya, sehingga bayi tidak menghisap puting ibunya dengan benar. Oleh karena itu jika bermaksud untuk menyusui, hindarkan bayi diberi susu botol sebelum ASI. Penanganan terbaik untuk puting lecet adalah pencegahan. Pencegahan terbaik adalah dengan memastikan pelekatan bayi ke payudara dengan benar sejak hari pertama. Kontak kulit antara ibu dan bayi sesegera mungkin setelah kelahiran bayi,

setidaknya dalam satu atau dua jam pertama, akan memudahkan bayi untuk melekat sendiri dengan baik. Terjadinya puting lecet di awal menyusui pada umumnya disebabkan oleh salah satu atau kedua hal berikut: posisi dan pelekatan bayi yang tidak tepat saat menyusu, atau bayi tidak mengisap dengan baik. Meskipun demikian, bayi dapat belajar untuk mengisap payudara dengan baik ketika ia melekat dengan tepat saat menyusu (mereka akan belajar dengan sendirinya). Jadi, proses mengisap yang bermasalah seringkali disebabkan oleh pelekatan yang kurang baik. Infeksi jamur yang terjadi di puting (disebabkan oleh Candida Albicans) dapat pula menyebabkan puting lecet. Vasospasma yang disebabkan oleh iritasi pada saluran darah di puting akibat pelekatan yang kurang baik dan/atau infeksi jamur, juga dapat menyebabkan puting lecet. Rasa sakit yang disebabkan oleh pelekatan yang kurang baik dan proses mengisap yang tidak efektif akan terasa paling sakit saat bayi melekat ke payudara dan biasanya akan berkurang seiring bayi menyusu. Namun jika lecetnya cukup parah, rasa sakit dapat berlangsung terus selama proses menyusu akibat pelekatan kurang baik/mengisap tidak efektif. Rasa sakit akibat infeksi jamur biasanya akan berlangsung terus selama proses menyusui dan bahkan setelahnya. Banyak ibu mendeskripsikan rasa sakit seperti teriris sebagai akibat pelekatan yang kurang baik atau proses mengisap yang kurang efektif. Rasa sakit akibat infeksi jamur seringkali digambarkan seperti rasa terbakar. Jika rasa sakit pada puting terjadi padahal sebelumnya tidak pernah merasakannya, maka rasa sakit tersebut mungkin disebabkan oleh infeksi Candida, meskipun infeksi tersebut dapat pula merupakan lanjutan dari penyebab lain sakit pada puting, sehingga periode tanpa sakit hampir tidak pernah terjadi. Retak pada puting dapat terjadi karena infeksi jamur. Kondisi dermatologis (kulit) dapat pula menyebabkan sakit pada puting. 2. ASI eksklusif Pengertian ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu dalam 6 bulan pertama kelahiran bayi oleh seorang ibu yang tanpa tambahan apapun baik itu minuman atau pun makanan tambahan lainnya termasuk pemberian air putih sekalipun. Pemberian ASI Eksklusif menurut WHO kepada bayi adalah yang terbaik untuk memberikan nutrisi kepada buah hati. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ASI merupakan makanan pokok bagi bayi yang sangat dibutuhkan dalam rangka membangun sistem kekebalan tubuh secara alami agar ia dapat terhindar dari berbagai penyakit dan juga sebagai makanan pertama yang dinikmati oleh sang bayi. Manfaat ASI bagi bayi : 1. ASI Eksklusif memuat kandungan gizi yang sempurna sesuai yang dibutuhkan bayi. Air susu ibu mudah dicerna dan diserap bayi serta melindungi bayi dari timbulnya infeksi karena mengandung zat kekebalan tubuh. Bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif umumnya merupakan bayi yang sehat karena tidak mudah sakit dan tidak mengalami kekurangan asupan gizi. 2. Air susu ibu mengandung banyak zat zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Jadi hal ini akan membantu dalam proses tumbuh kembang anak yang baik serta sehat pula. Da inilah juga termasuk dalam manfaat menyusui ASI bagi sang bayi. 3. Keuntungan memberi ASI kepada bayi dari segi ekonomis adalah hemat karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula. Bahkan manfaat serta kualitas

gizinya jauh lebih baik. Karena ASI dan juga keuntungan ASI ini adalah merupakan makanan terbaik untuk tumbuh kembang bayi. Karena memang banyak perbedaan ASI dengan susu formula pula. 4. Kontak langsung antara ibu dengan bayi ini akan banyak membantu dalam pembentukan ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi yang tentunya hal ini akan bisa membantu pertumbuhan dan perkembangan psikologis bayi. Tentunya pula bagi sang ibu perlu mengetahui bagaimana cara menyusui yang benar agar manfaat pemberian asi eksklusif ini berjalan dengan optimal. 5. Bermanfaat untuk kecerdasan sang bayi kelak di kemudian hari, karena air susu ibu banyak juga kandungan asam lemak dan asam amino yang penting untuk perkembangan otak. Sehingga pada akhirnya hasil yang diharapkan alaha peningkatan kecerdasan otak serta emosional dan spiritual bayi itu sendiri. Ini juga salah satu dari sekian banyak manfaat ASI untuk bayi. Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya.manfaat menyusui ASI bagi ibu tidak hanya menjalin kasih sayang, tetapi dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara, dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu. Memberikan ASI bagi seorang ibu kepada bayinya akan memberikan manfaat dan kegunaan yang sangat besar, tidak hanya bagi bayi itu sendiri tetapi bagi ibunya juga. Semakin cepat menyusui bayi dan pemberian ASI maka hal itu akan semakin baik. Bahkan dianjurkan untuk sesegera mungkin bayi begitu dilahirkan, yaitu sekitar 30 menit setelah lahir. Yang kita kenal dengan istilah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan juga pengertian IMD Inisisasi Menyusui Dini. Berikut adalah beberapa manfaat dan kegunaan pemberian ASI bagi seorang ibu dan diantaranya yaitu : 1. Ungkapan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya (bayinya). Ungkapan kasih sayang orang tua khususnya dalam hal ini adalah kasih sayang seorang ibu kepada anaknya adalah dengan memberikan ASI nya kepada bayi dan anak-anaknya. Sebuah bukti kasih sayang yang tak terelakkan dari seorang ibu kepada bayinya. Pemberian ASI seorang ibu kapada bayinya merupakan wujud kasih sayang yang nyata antara ibu dan anak bayi. Hubungan batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena pada saat menyusui bayi menempel pada tubuh ibunya. Dengan begitu maka sang bayi bisa mendengarkan dengan jelas detak jantung ibu, serta juga bisa merasakan kehangatan sentuhan kulit ibu dan dekapan ibu yang penuh kasih sayang. Dan itu juga merupakan salah satu manfaat menyusui. 2. Mencegah perdarahan setelah proses persalinan dan kelahiran. Dengan memberikan Inisiasi Menyusui Dini dari ibu kepada bayinya yang baru lahir maka hal ini yaitu memberikan ASI dan menyusui segera setelah melahirkan akan dapat mendorong terjadinya kontraksi rahim dan mencegah terjadinya perdarahan. Ini dapat membantu mempercepat proses kembalinya rahim ke posisi semula. Itu adalah salah satu manfaat ibu memberikan ASI bagi kesehatan dan juga pencegahan perdarahan post partum. 3. Mengurangi akan resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim. Dengan pemberian ASI maka manfaat ibu memberikan ASI salah satunya adalah mengurangi resiko terkena dua jenis kanker di atas. Menyusui dapat mengurangi resiko terkena kanker payudara. Diperkirakan persentase pencegahannya mencapai 20%. Beberapa

laporan dan penelitian juga menyebutkan bahwa menyusui juga dapat membantu mengurangi resiko terkena kanker indung telur dan kanker rahim. 4. Mengurangi Berat badan ibu. Manfaat ibu memberikan ASI salah satunya adalah menurunkan berat badan. Seperti yang kita ketahui bahwasannya berat badan ibu selama menjalani proses kehamilan adalah bertambah dalam tiap bulannya. Nah dengan menyusui dan memberikan ASI ini dapat membantu ibu mengurangi berat badan. Sebagai informasi ketika menyusui itu berarti sama dengan membakar kalori sebesar 200 hingga 500 kalori perhari. Jumlah kalori yang sama jika anda berenang selama beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam. 5. Alat Kontrasepsi Alamiah. Dengan seorang ibu menyusui dan memberikan ASI secara eksklusif dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi. Walaupun ini hanya berlaku selama 4 bulan setelah melahirkan, dan dengan catatan yang harus digaris bawahi bahwa pemberian ASI ini harus bersifat ekslusif. Hisapan bayi pada payudara ibu merangsang hormon prolaktin. Hormon prolaktin dapat menghambat terjadinya pematangan sel telur sehingga menunda kesuburan. Ini juga salah satu bagian dari manfaat menyusui. 6. Praktis dan Ekonomis. Berbeda dengan kita memberikan susu formula pada awalawal kelahiran yang tentunya juga kurang praktis serta juga dengan harga susu formula yang dewasa ini semakin meningkat makanya akan menambah anggaran keluarga untuk membelikan susu formula. Selain komposisinya yang sempurna, asi juga sangat praktis dan ekonomis. Selain itu asi sangat praktis, ibu tidak perlu repot mencuci dan merebus botol pada masa pemberian asi ekslusif, sehingga bisa menambah waktu istirahat bagi ibu, khususnya di malam hari. METODE A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode observasi analitik dengan pendekatan potong lintang ( Cross Sectional). Penelitian Cross Sectional sering disebut penelitian transversal, untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time approach). Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variable subyek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subyek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoatmojo, 2002). B. Tempat dan waktu penelitian Lokasi penelitian ini adalah Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar. Waktu penelitian yaitu bulan Maret 2014. C. Populasi dan sampel penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui bayi usia 0 6 bulan di wilayah Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar pada bulan Maret 2014.Teknik pengambilan sampel (teknik sampling) dengan Accidental sampling yaitu menentukan sampel non random (yang kebetulan ditemui pada saat pengambilan data penelitian). D. Definisi Operasional 1. Puting susu lecet Pengertian:

Skala : nominal (Puting susu lecet/ Puting susu tidak lecet) 2. ASI eksklusif Pengertian: Skala : nominal ( ASI eksklusif/tidak ASI eksklusif) E. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas: Puting susu lecet pada ibu menyusui 2. Variabel terikat: penerapan ASI eksklusif F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara pembagian kuisioner secara langsung kepada ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan. Kuisioner berisi pertanyaan mengenai riwayat terjadinya lecet pada puting susu ibu dan penerapan ASI eksklusif oleh ibu kepada bayinya. G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data menggunakan program komputer melalui tahapan: 1. Pengolahan data a. Editing data Setiap kuisioner diedit kelengkapan pengisian dan kejelasan hasil pengisiannya. b. Koding data Setiap informasi yang telah ada terkumpul pada setiap pernyataan dalam kuisioner diberi kode. Jika ibu pernah mengalami puting susu lecet diberi kode 1 dan jika ibu tidak pernah mengalami puting susu lecet diberi kode 0. Jika ibu menerapkan ASI eksklusif pada bayinya diberi kode 1 dan jika ibu tidak menerapkan ASI eksklusif pada bayinya diberi kode 0. 2. Analisis data Semua data dari hasil penyebaran kuisioner diberi skor dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi yaitu korelasi sederhana untuk menentukan hubungan variabel X dengan Y. Uji statistik yang digunakan adalah X 2. Dilanjutkan dengan Koefisien Kontingensi untuk mengetahui keeratan hubungan dari kedua variabel tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi dan subjek penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar pada bulan Maret 2014. Subjek penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang memeriksakan diri ke Puskesmas Kebakramat I Karanganyar yang berjumlah 83 orang. B. Deskripsi frekuensi puting susu lecet pada ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar Tabel 4.1 : frekuensi puting susu lecet pada ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar

Puting Susu lecet Frekuensi Persentase Ya 24 29 Tidak 59 71 Total 83 100 Sumber : data primer diolah sendiri 2014 C. Deskripsi penerapan ASI Eksklusif pada ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar Tabel 4.2 : frekuensi penerapan ASI eksklusif pada ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar Frekuensi ASI eksklusif Frekuensi Persentase Ya 26 31 Tidak 57 69 Total 83 100 Sumber : data primer diolah sendiri 2014 D. Pengaruh puting susu lecet terhadap penerapan ASI eksklusif Tabel 4.3 : Pengaruh puting susu lecet terhadap penerapan ASI eksklusif menyusui bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar pada ibu Puting susu lecet Penerapan ASI eksklusif Ya Tidak Total Ya 10 14 24 Tidak 16 43 59 Total 26 57 83 Sumber : data primer diolah sendiri 2014 Hasil penghitungan menggunakan rumus X 2 didapatkan hasil X 2 hitung adalah 1,814 dengan taraf signifikansi 0,05 dan df adalah 1. Jika dibandingkan dengan X 2 tabel maka 1,814 < 3,841 maka disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh antara puting susu lecet dengan penerapan ASI eksklusif pada ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa dari 83 orang responden yang pernah mengalami puting susu lecet pada masa menyusui sebanyak 24 orang. Penyebab terjadinya puting susu lecet biasanya karena hisapan bayi tidak benar sehingga mencederai puting. Biasanya karena bayi sudah kenal puting botol sebelum mengenal puting ibunya, sehingga bayi tidak menghisap puting ibunya dengan benar. Oleh karena itu jika bermaksud untuk menyusui, hindarkan bayi diberi susu botol sebelum ASI.

Terjadinya puting lecet di awal menyusui pada umumnya disebabkan oleh salah satu atau kedua hal berikut: posisi dan pelekatan bayi yang tidak tepat saat menyusu, atau bayi tidak mengisap dengan baik. Meskipun demikian, bayi dapat belajar untuk mengisap payudara dengan baik ketika ia melekat dengan tepat saat menyusu (mereka akan belajar dengan sendirinya). Jadi, proses mengisap yang bermasalah seringkali disebabkan oleh pelekatan yang kurang baik. Infeksi jamur yang terjadi di puting (disebabkan oleh Candida Albicans) dapat pula menyebabkan puting lecet. Vasospasma yang disebabkan oleh iritasi pada saluran darah di puting akibat pelekatan yang kurang baik dan/atau infeksi jamur, juga dapat menyebabkan puting lecet. Rasa sakit yang disebakan oleh pelekatan yang kurang baik dan proses mengisap yang tidak efektif akan terasa paling sakit saat bayi melekat ke payudara dan biasanya akan berkurang seiring bayi menyusu. Namun jika lecetnya cukup parah, rasa sakit dapat berlangsung terus selama proses menyusu akibat pelekatan kurang baik/mengisap tidak efektif. Rasa sakit akibat infeksi jamur biasanya akan berlangsung terus selama proses menyusui dan bahkan setelahnya. Banyak ibu mendeskripsikan rasa sakit seperti teriris sebagai akibat pelekatan yang kurang baik atau proses mengisap yang kurang efektif. Rasa sakit akibat infeksi jamur seringkali digambarkan seperti rasa terbakar. Jika rasa sakit pada puting terjadi padahal sebelumnya tidak pernah merasakannya, maka rasa sakit tersebut mungkin disebabkan oleh infeksi Candida, meskipun infeksi tersebut dapat pula merupakan lanjutan dari penyebab lain sakit pada puting, sehingga periode tanpa sakit hampir tidak pernah terjadi. Retak pada puting dapat terjadi karena infeksi jamur. Kondisi dermatologis (kulit) dapat pula menyebabkan sakit pada puting. Puting susu lecet menyebabkan ibu menjadi enggan untuk menyusui bayinya secara langsung akibat rasa sakit atau tidak nyaman yang dirasakan ibu ketika menyusui bayinya. Hal itulah yang menyebabkan pelaksanaan Asi eksklusif menjadi terganggu disebabkan oleh kurangnya pemahaman ibu mengenai cara menyusui yang benar dan cara perawatan payudara ibu selama menyusui bayinya. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa dari 83 orang responden yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan pertama usia kehidupannya hanya 26 orang. Pemberian ASI Eksklusif menurut WHO kepada bayi adalah yang terbaik untuk memberikan nutrisi kepada buah hati. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ASI merupakan makanan pokok bagi bayi yang sangat dibutuhkan dalam rangka membangun sistem kekebalan tubuh secara alami agar ia dapat terhindar dari berbagai penyakit dan juga sebagai makanan pertama yang dinikmati oleh sang bayi. Jika bayi tidak diberikan ASI eksklusif maka dikhawatirkan kondisi kesehatan bayi juga akan berpengaruh dan berakibat pada kurangnya kualitas hidup bayi tersebut. Hasil penghitungan menggunakan rumus X2 didapatkan hasil X2 hitung adalah 1,814 dengan taraf signifikansi 0,05 dan df adalah 1. Jika dibandingkan dengan X2 tabel maka 1,814 < 3,841 maka disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh antara puting susu lecet dengan penerapan ASI eksklusif pada ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ternyata puting susu lecet tidak berpengaruh terhadap penerapan ASI eksklusif, hal ini menunjukkan bahwa banyak faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan penerapan ASI eksklusif antara lain pengetahuan, sikap, pengaruh lingkungan, pekerjaan, dukungan keluarga dan lain-lain. Pada penelitian ini dari 24 orang yang mengalami puting susu lecet ada 10 orang yang tetap memberikan ASI eksklusif sedangkan 14 orang lainnya tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Sedangkan dari 83 orang ibu yang menyusui bayinya ternyata

yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya usia 0-6 bulan hanya 26 orang sedangkan 57 orang lainnya tidak memberikan ASI eksklusif. Sangat disayangkan ternyata penerapan ASI eksklusif belum dapat dilaksanakan secara total. Kejadian puting susu lecet yang menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman ketika ibu menyusui bayinya tidak menjadi kendala yang berarti dalam proses penerapan ASI eksklusif khususnya bagi ibu yang memiliki motivasi dan pengetahuan yang baik terhadap keuntungan dan manfaat ASI eksklusif bagi bayinya. SIMPULAN DAN SARAN 1. Didapatkan bahwa dari 83 orang responden yang pernah mengalami puting susu lecet pada masa menyusui sebanyak 24 orang. 2. Didapatkan bahwa dari 83 orang responden yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan pertama usia kehidupannya hanya 26 orang. 3. Hasil penghitungan didaatkan jika dibandingkan dengan X2 tabel maka 1,814 < 3,841 maka disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh antara puting susu lecet dengan penerapan ASI eksklusif pada ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar. Bagi petugas kesehatan diharapkan meningkatkan kualitas kegiatan penyuluhan tentang proses menyusui bagi ibu menyusui khususnya pencegahan puting susu lecet, perawatan payudara dan penerapan ASI eksklusif. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta. Jakarta. Hal: 17 141 Bahiyatun, 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. EGC. Jakarta. Hal: 10-7, 29. Baskoro, 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Banyu Media. Jogjakarta. Hal: 1-13. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal: 138 46. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Hal: 100 12. Nurlely, L, 2004. Menyiapkan Ibu Sehat Melahirkan Bayi Sehat. BKKBN, Jakarta. Hal : 28-9. Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta. Hal: 146 149. Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba Medika. Jakarta. Hal:18-21. Suherni, 2009. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya. Jogjakarta. Hal : 38-39.

Sulistyawati, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Andi. Jogjakarta. Hal: 17-22 Sugiyono, 2007. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Hal: 184 93. Taufiqurrahman. 2009. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS. Surakarta. Hal : 72..