BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan menunjukkan korelasi yang sebanding dengan output perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Pada masa sekarang inisudah banyak sekali industri manufaktur yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

repository.unisba.ac.id

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi yang semakin ketat mendorong

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. untuk gudang persediaan. Biaya seperti ini biasanya disebut dengan carrying cost.

BAB I PENDAHULUAN. cepatnya terjadi perubahan di dunia usaha. Untuk dapat mengikuti arus persaingan

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. harulah memiliki keunggulan kompetitif yang dapat di capai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. Tabel I. 1 Target dan Realisasi Produksi pada Masing-masing Komponen Pesawat A320 Periode Januari-September 2015

BAB I PENDAHULUAN. saja yang dapat meningkatkan nilai tambah produk (value added), mengurangi

Jumlah Permintaan AAC Block Tipe 600x200x75 mm dan 600x200x100 mm Periode Juni - Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap perusahaan harus dapat bersaing secara global baik di pasaran nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

BAB I PENDAHULUAN I.1

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Pada Proyek Single Aisle lebih memfokuskan pada pembuatan komponen pesawat A320. Komponen pesawat A320 terbagi menjadi 3 komponen yaitu Leading Edge

Hubungan Tingkat Penerapan Sistem Tepat Waktu (Just In Time) pada Sistem Produksi dengan Kinerja Non Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output).

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. ini menimbulkan terjadinya persaingan yang ketat antar perusahaan. Dalam

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt

BAB I PENDAHULUAN. Sun (2011) mengatakan bahwa lean manufacturing merupakan cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pembagian 17 mesin di PT. Dwi Indah Divisi Plastik (Sumber : Divisi Plastik PT. Dwi Indah)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur bertujuan untuk memproduksi barang secara ekonomis agar memperoleh keuntungan serta dapat menyelesaikan produk tepat pada waktunya. Selain itu, pelaku industri manufaktur ingin proses produksi dapat berjalan secara kontinu dan berkembang, maka sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin serta dapat bersaing dengan industri manufaktur lainnya (kurniawan, 2012). Persaingan di dunia industri manufaktur yang semakin berkembang menuntut setiap perusahaan untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan kinerjanya. Performansi perusahaan manufaktur dapat diukur dari efektivitas dan efisiensi pada sistem produksi. Sistem produksi yang efektif dan efisien akan menghasilkan produk yang berkualitas dan kompetitif (Daonil, 2012). Menurut Musyahidah, dkk (2015), salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja adalah dengan jalan meminimalkan pemborosan (waste) dalam proses produksi. Dengan semakin menurunnya waste, maka proses produksi dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Usaha dalam peningkatan produktivitas, perusahaan mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan atau jasa) dan menghilangkan waste. Maka, diperlukan suatu pendekatan lean. Lean berfokus pada identifikasi dan eliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities) dalam desain, produksi (untuk bidang manufaktur) atau operasi (untuk bidang jasa) dan supply chain management yang berkaitan langsung dengan pelanggan (Womack & Jones, 2003). Berdasarkan Linker (2006), Waste dibagi menjadi tujuh jenis yaitu produksi berlebih, menunggu, transportasi yang tidak efisien, proses yang tidak sesuai, inventory berlebih, gerakan yang berlebih, dan produk yang cacat. Setiap waste yang ada 1

pada perusahaan sebaiknya dikurangi hingga kondisi minimum. Berdasarkan Woehrle dan Abou-Shady (2003), pengurangan waste akan membantu perusahaan dalam mengurangi biaya biaya produksi, mengurangi jumlah Work In Procces (WIP) dan meningkatkan utilisasi sumber daya yang ada, sehingga produktivitas perusahaan akan meningkat. PT Kunango Jantan merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Kota Padang yang bergerak dalam memproduksi pipa besi, tiang besi, beton, elbow, reducer dan galvanis. Produksi tiang didasarkan pada permintaan dari PT PLN dan TELKOM. Adapun jenis-jenis tiang yang diproduksi oleh PT Kunango Jantan antara lain tiang PLN 9-100, 9-156, 9-200, 11-156, 11-200, 11-350, 12-200, 12-350, 13-200, 13-350, 14-200, 14-350 dan tiang Telkom 7m serta 9m. permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah jumlah permintaan yang belum dapat dipenuhi perusahaan. Berikut ini tabel jumlah produksi dan permintaan yang ada pada produksi tiang baja di PT Kunango Jantan Padang. Tabel 1.1 Permintaan dan Jumlah Produksi Tiang dari Bulan Januari hingga September 2016 (PT Kunango Jantan, 2016) Bulan Jumlah Produksi Total Permintaan (unit) (unit) Januari 2054 2280 Februari 2461 2541 Maret 1843 1736 April 1249 1100 Mei 1986 2084 Juni 2172 2160 Juli 1525 1638 Agustus 1632 1630 September 2280 2254 Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, diketahui bahwa perusahaan belum mampu secara keseluruhan memenuhi permintaan konsumen yang ada. Itu terlihat dari total permintaan berupa memo oleh konsumen ke perusahaan pada bulan januari, februari, mei dan juli yang tidak mampu dipenuhi. Permasalahan yang terjadi pada proses produksi tiang baja tersebut diindikasikan adalah akibat dari adanya waste atau pemborosan. 2

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Faisal selaku kepala produksi tiang di PT Kunango Jantan, terdapat indikasi bahwa adanya waste dalam sistem produksi tiang baja. Sistem perusahaan yang make to order mengakibatkan perusahaan menunggu pesanan terlebih dahulu baru bisa melakukan produksi komponen tiang baja, sehingga produksi tiang baja terlambat beroperasi karena menunggu komponen selesai diproduksi. Lamanya produksi komponen disebabkan oleh ketiga komponen tiang yang harus diproduksi secara bertahap karena dipengaruhi oleh waktu set up mesin. Untuk lebih jelasnya mengenai waktu proses produksi komponen tiang baja dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Data Lead Time Produksi Komponen Tiang Baja Jenin Lead Time Set Up Total Jumlah Produksi Komponen Produksi Mesin Waktu Rata-rata T1 2 hari 0.5 hari 2.5 hari 2000 unit T2 2 hari 0.5 hari 2.5 hari 2000 unit T3 2 hari 0.5 hari 2.5 hari 2000 unit Total 6 hari 1.5 hari 7.5 hari 6000 unit Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, diketahui bahwa total waktu set up mesin untuk memproduksi ketiga komponen selama 1.5 hari dan total lead time produksi selama 6 hari, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi ketiga komponen adalah selama 7.5 hari dengan jumlah produksi rata-rata pipa sebesar 6000 unit. Dengan sistem produksi komponen pipa yang bertahap menyebabkan produksi tiang baja harus menunggu selama 7.5 hari dahulu agar seluruh komponen siap untuk diproses pada produksi tiang baja. Indikasi waste lain yang terdapat pada proses produksi tiang baja dapat dilihat pada Tabel 1.3 dimana terdapat jumlah produk rework pada bagian proses penggabungan (joining). 3

Tabel 1.3 Data Persentase Produk Rework Tiang Baja pada Proses Joining Bulan Jumlah jumlah produk persentase produksi rework (%) Januari 2054 77 3.75 Februari 2461 112 4.55 Maret 1843 54 2.93 April 1249 41 3.28 Mei 1986 63 3.17 Juni 2172 81 3.73 Juli 1525 48 3.15 Agustus 1632 34 2.08 September 2280 87 3.82 Rata-rata 1911 66 3.38 Berdasarkan Tabel 1.3 di atas, diketahui bahwa dari seluruh produksi yang dilakukan setiap bulannya, ada sejumlah rework yang terdapat didalamnya. Ratarata jumlah produk rework yang terjadi setiap bulannya adalah sebesar 3.38%. Artinya adalah rata-rata untuk produksi tiang baja sebanyak 1911 unit per bulan, menghasilkan aktivitas rework produk sebanyak 66 unit dengan berbagai jenis proses rework didalamnya. Berdasarkan indikasi diatas, maka perlu dilakukan studi untuk meminimasi pemborosan pada sistem produksi tiang baja di PT Kunango Jantan, Padang dengan pendekatan lean manufacturing agar dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah diindikasikan adanya pemborosan (waste) di dalam sistem produksi tiang baja yang menyebabkan proses produksi menjadi tidak lancar/terhambat. 4

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian adalah untuk menganalisis waste yang ada didalam sistem produksi tiang di PT Kunango Jantan. 1.4 Batasan Penelitian Batasan masalah yang terdapat didalam penelitian ini adalah Penelitian dilakukan hanya pada proses produksi tiang di PT Kunango Jantan karena melalui wawancara dengan bapak faisal selaku kepala produksi tiang menjelaskan bahwa didalam proses produksi tiang terdapat waste. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab I menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan dalam penelitian ini. BAB II LANDASAN TEORI Bab II menjelaskan semua yang berkaitan dengan teori-teori yang mendukung dan menjadi acuan dalam penyelesaian penelitian ini. Teoriteori tersebut diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, jurnal penelitian, dan penelitian tugas akhir yang berhubungan dengan penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III memuat tentang langkah-langkah atau prosedur dalam melakukan penelitian. 5

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab IV berisi tentang pengumpulan dan pengolahan data serta alat bantu yang digunakan dalam pengolahan data tersebut. Kemudian data diolah sesuai dengan metodologi penelitian yang telah di susun sebelumnya. BAB V ANALISIS Bab V menjelaskan proses analisis data berdasarkan metode yang digunakan dalam penelitian. Hasil yang diperoleh meliputi: interpretasi dan pembahasan hasil penelitian sehingga mampu menyelesaikan permasalahan. BAB VI PENUTUP Bab VI memuat kesimpulan dari uraian serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. 6