KUALITAS PERMEN JELI DENGAN VARIASI JENIS KEFIR

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

KUALITAS PERMEN JELI DENGAN VARIASI JENIS KEFIR SKRIPSI. Disusun Oleh: Christy Riawati NPM:

JURNAL. KUALITAS JELLY KULIT BUAH MARKISA (Passiflora edulis var. flavicarpa Degener) DENGAN VARIASI SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI PEKTIN.

KUALITAS PERMEN JELI RENDAH KALORI KOMBINASI PARE (Momordica charantia L.) DAN PANDAN WANGI (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) DENGAN PENAMBAHAN SORBITOL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. hijau. Pembuatan kefir perlu adanya tambahan kefir grains dapat dilihat pada

BAB III MATERI DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

SKRIPSI. KUALITAS PERMEN JELLY DARI ALBEDO KULIT JERUK BALI (Citrus grandis L. Osbeck) DAN ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN PENAMBAHAN SORBITOL

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian

KUALITAS PERMEN JELLY DARI ALBEDO KULIT JERUK BALI (Citrus grandis L. Osbeck) DAN ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN PENAMBAHAN SORBITOL

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KUALITAS PERMEN JELLY DAUN PEPAYA (Carica papaya L.,) SKRIPSI ANN SARA PURBA NPM :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

I. PENDAHULUAN. yang jumlah strainnya sangat banyak, serta mengandung alkohol 0,5-1,0% dan

SKRIPSI. KUALITAS SIRUP YANG DIBUAT DENGAN PENAMBAHAN SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

III. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Teknobiologi Pangan dan

ARTIKEL ILMIAH. Evaluasi Mutu dan Waktu Kadaluarsa Sirup Teh Dari Jumlah Seduh Berbeda RINGKASAN

SKRIPSI. KUALITAS DAN UMUR SIMPAN PERMEN JELI YANG DIBUAT DARI VARIASI TALOK (Muntingia calabura Linn.) DAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

KUALITAS SIRUP GOJI BERRY (Lycium barbarum L.) DENGAN KOMBINASI KADAR ANGKAK DAN SUHU PEMANASAN

SKRIPSI. KUALITAS SIRUP GOJI BERRY (Lycium barbarum L.) DENGAN KOMBINASI KADAR ANGKAK DAN SUHU PEMANASAN

SKRIPSI KUALITAS PERMEN KERAS DENGAN VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

III. METODE PENELITIAN

METODE. Lokasi dan Waktu

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI. VARIASI WAKTU DAN SUHU EKSTRAKSI ALBEDO SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KUALITAS PERMEN JELLY.

III. METODE PENELITIAN. Yogyakarta. Penelitian dimulai pada bulan Februari hingga bulan Juni 2016.

SKRIPSI. KUALITAS NON FLAKY CRACKERS COKLAT DENGAN VARIASI SUBSTITUSI TEPUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca forma typica) Disusun oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

SKRIPSI. KUALITAS COOKIES DENGAN KOMBINASI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) dan TEPUNG TERIGU DENGAN PENAMBAHAN SUSU KAMBING

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan

SKRIPSI PENGARUH PERBANDINGAN KOSENTRASI SUKROSA DAN SARI BUAH CEMPEDAK

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI VIABILITAS BAKTERI DAN KUALITAS PERMEN PROBIOTIK DENGAN VARIASI JENIS ENKAPSULAN. Disusun oleh: Osmond NPM :

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

bulan Februari 2017, sedangkan penelitian utama dilaksanakan bulan April hingga

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian

SKRIPSI. KUALITAS SELAI LEMBARAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) DENGAN KOMBINASI DAGING BUAH DAN ALBEDO DURIAN. Disusun oleh:

METODE. Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari 44 Yogyakarta

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

SKRIPSI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG KACANG METE (Annacardium occidentale L.) DAN TEPUNG KULIT SINGKONG (Manihot esculenta)

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

SKRIPSI. KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN PROBIOTIK DENGAN VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober Januari 2013.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

KUALITAS SELAI MANGGA KWENI (Mangifera odorata Griff) RENDAH KALORI DENGAN VARIASI REBAUDIOSIDA A

SKRIPSI. PENGARUH KOMBINASI TEPUNG IKAN SIDAT (Anguilla marmorata(q.) Gaimard.) DAN TEPUNG TERIGU TERHADAP KUALITAS BISCUIT CRACKERS

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang

: Methanol, DPPH, alumunium foil. antioksidan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

Transkripsi:

KUALITAS PERMEN JELI DENGAN VARIASI JENIS KEFIR Quality of Jelly Candy with Variation Christy Riawati 1, L. M. Ekawati Purwijantiningsih 2, F. Sinung Pranata 3 Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jalan Babarsari 44, Yogyakarta 55281 Chigo_cha@praiseyahweh.com UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNOBIOLOGI PROGRAM STUDI BIOLOGI YOGYAKARTA 2014

1 KUALITAS PERMEN JELI DENGAN VARIASI JENIS KEFIR Quality of Jelly Candy with Variation Christy Riawati 1, L. M. Ekawati Purwijantiningsih 2, F. Sinung Pranata 3 Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jalan Babarsari 44, Yogyakarta 55281 Chigo_cha@praiseyahweh.com Abstrak merupakan produk olahan susu fermentasi dengan rasa asam dan beralkohol ringan. Dalam pembuatan kefir digunakan berbagai macam variasi yaitu digunakan susu, susu sapi, dan sari kacang hijau. Seiring perkembangan jaman dan teknologi maka permen dijadikan sebagai makanan fungsional yang mempunyai keunggulan, salah satunya dengan dibuatnya permen jeli dari kefir. Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan perbedaan substrat kefir susu (Ultra High Temperrature), kefir susu sapi dan kefir sari kacang hijau dalam pembuatan permen jeli digunakan dalam penelitian ini. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah produk permen jeli variasi jenis kefir mengandung kadar air 18,46% - 20,66%, kadar abu 0,19% - 0,38%, kadar gula reduksi 1,85% - 3,0%, kadar sakarosa 18,93% - 28,34%, tekstur 321,12 N/mm 2 685,67 N/mm 2, serta uji mikrobiologi meliputi perhitungan angka lempeng total (ALT) dan angka kapang khamir yang sudah memenuhi standar SNI permen jeli. Permen jeli variasi kefir susu (Ultra High Temperature) memberikan kualitas yang terbaik ditinjau dari sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi. Kata Kunci:, Permen Jeli, (Ultra High Temperature), Sapi, Sari Kacang. Pendahuluan Permen merupakan suatu produk makanan yang disukai oleh semua kalangan masyarakat. Permen adalah produk yang dibuat dengan mendidihkan campuran gula dan air bersama dengan bahan pewarna dan pemberi rasa (Buckle dkk., 1987). Salah satu permen yang paling diminati masyarakat yaitu permen jeli. Permen jeli merupakan produk confectionary yang dapat diolah dari berbagai macam variasi, baik

2 warna, bahan baku, maupun flavor. Perkembangan jaman dan teknologi menjadikan permen sebagai makanan fungsional yang mempunyai keunggulan, salah satunya dengan pembuatan permen jeli dari kefir. Pengembangan permen jeli kefir diharapkan bermanfaat bagi masyarakart yang mengkonsumsinya, mengingat manfaat kefir bagi kesehatan. merupakan salah satu produk fermentasi susu yang memiliki kekentalan seperti krim serta mempunyai rasa asam dan beralkohol. dibuat dari susu sapi, susu kambing, atau susu domba yang ditambahkan starter kefir berupa granula kefir atau biji kefir (Kosikowski dan Mistry, 1982; Botazzi, 1983 dalam Metanggui, 2002). Dalam pembuatan kefirdigunakan berbagai macam substrat diantaranya menggunakan susu, susu sapi, dan sari kacang hijau. susu ini merupakan salah satu produk susu yang telah dikemas, susu sapi merupakan salah satu produk susu hewani, dan sari kacang hijau merupakan salah satu susu/ sari nabati. Pembuatan permen jeli ini diharapkan dapat menjadi produk pangan yang bermanfaat, karena memiliki kandungan gizi yang baik bagi kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pengaruh kefir susu, kefir susu sapi, dan kefir sari kacang hijau terhadap kualitas (sifat fisik, kimia, mikrobiologis, dan organoleptik) permen jeli, dan mengetahui jenis kefir manakah yang menghasilkan permen jeli dengan kualitas terbaik (ditinjau dari sifat fisik, kimia, mikrobiologi, dan organoleptik).

3 Metode Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juni 2014. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Teknobiologi Pangan dan Laboratorium Produksi Teknobiologi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Atmajaya Yogyakarta. 2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah gelas ukur, timbangan digital, kompor, waterbath, oven, loyang, panci, wajan, pisau, sothel, saringan, ph meter, kertas saring, blender, tekstur analyzer, corong, gelas piala, labu takar, pipet, baskom, mikropipet, cawan petri, pengaduk, eksikator, tabung reaksi, rak tabung reaksi, erlenmeyer, laminair flow, autoklaf, vortex, alumunium foil, trigalsky, buret, dan inkubator. Bahan dasar yang digunakan dalam penilitian ini adalah biji kefir. Biji kefiryang digunakan berasal dari perkembangbiakan oleh peneliti. Biji kefir ini akan difementasikan selama 24 jam pada suhu ruang dengan susu, susu sapi, dan sari kacang hijau (Vigna radiata). sari kacang hijau (Vigna radiata) akan dibuat oleh peneliti, sedangkan susu akan dibeli di supermarket, dan susu sapi dibeli dari kantin Kampus 2 Atmajaya Yogyakarta. Bahan-bahan penunjang yang digunakan dalam penelitian ini adalah sirup glukosa, gula pasir, gelatin, air dingin, asam sitrat, bubuk agar, medium PDA

4 (Potato Dextrose Agar), medium PCA (Plate Count Agar), alkohol 70%, reagen Arsenomolybdat, reagen Nelson dan aquades. 3. Rancangan Percobaan Percobaan yang dilakukan terdiri dari 1 faktor yaitu perbedaan penambahan variasi susu. Masing-masing variabel yaitu kefir susu, kefir susu sapi, dan susu kacang hijau yang akan dibuat permen jeli. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. 4. Cara Kerja Penelitian ini terdiri empat tahap, yaitu pembuatan kefir, uji proksimat kefir (kadar air, kadar abu, sakarosa, dan gula reduksi) pembuatan permen jeli, dan analisis terhadap produk permen jeli yang dihasilkan, meliputi uji fisik (analisis tekstur kekenyala), uji kimia (kadar abu, kadar air, gula reduksi, dan kadar sakarosa), uji mikrobiologis (angka lempeng total dan kapang khamir), uji organoleptik, dan analisa data dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan DMRT (Duncan s Multiple Range Test) untuk mengetahui letak beda nyata antarperlakuan dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dan Pembahasan 1. Analisa Bahan Baku Pada penelitian ini dilakukan pengujian pada Analisa bahan baku kefir ini meliputi empat macam jenis uji yaitu kadar air, kadar abu, gula reduksi dan sakarosa yang terdapat pada Tabel 1.

5 Tabel 1. Komposisi Variasi Jenis Jenis Komponen Sapi Sari Kacang Kadar Abu (%) 0,65 0,65 0,09 Kadar Air (%) 84,99 83,69 95,28 Gula Reduksi (%) 0,83 2,99 1,21 Sakarosa (%) 1,34 0,86 0,08 Kadar abu tertinggi dihasilkan oleh kefir susu dan kefir susu sapi segar yang memiliki persentase yang sama yaitu 0,65%. Sedangkan pada kefir sari kacang hijau ini memiliki nilai kadar abu yang terendah yaitu 0,09%. SNI kefir belum ada maka dapat menggunakan SNI yoghurt, dalam SNI yoghurt bahwa persen kadar abu maksimal 1,0%. Maka kadar abu pada kefir ini dalam variasi jenis kefir yang digunakan sesuai dengan standart SNI. Gula reduksi yang tertinggi terdapat pada kefir susu sapi segar, kemudian kefir sari kacang hijau dan kefir susu. Uji sakarosa yang tertinggi yaitu pada susu, susu sapi segar, dan sari kacang hijau. Dari keempat uji yang dilakukan tersebut hasilnya pada kefir susu dan kefir susu sapi segar memiliki hasil yang tidak terlalu jauh berbeda. Sedangkan pada kefir sari kacang hijau memiliki nilai yang sangat berbeda dari kedua susu tersebut. Sari kacang hijau ini tidak adanya susu atau laktosa di dalamnya yang dapat dilihat dari hasil uji sakarosa yang memiliki nilai terendah dibandingkan dengan variasi kefir lainnya.

6 2. Kadar Air dan Kadar Abu Permen Jeli dengan Variasi Jenis Kadar air permen jeli macam jenis kefir dianalisa menggunakan alat moisture balance. Syarat mutu untuk parameter kadar air permen jeli berdasarkan SNI No.3547.2-2008 maksimal 20%. Hasil analisa yang dilakukan permen kefir susu dan permen kefir susu segar sesuai dengan syarat mutu SNI No.3547.2-2008. Hasil analisa kadar air pada permen dan analisa bahan baku menunjukkan bahwa kadar air pada kefir sari kacang hijau memiliki kadar air yang lebih tinggi daripada kefir lainnya, sehingga pada saat diolah menjadi permen jeli kefir sari kacang hijau memiliki kadar air yang lebih tinggi dan tidak memenuhi standar SNI. 21% 20% 19% 18% 17% Sari Kacang 0.40% 0.30% 0.20% 0.10% Kadar Air 0.00% Sari Kacang Kadar Abu Gambar 1. Kadar air (kiri) dan kadar abu (kanan) permen jeli dengan variasi jenis kefir Permen kefir susu memiliki hasil analisa yang tertinggi daripada permen kefir susu segar dan permen kefir susu kacang hijau. Dilihat dari SNI maka permen kefir susu yang dapat memenuhi standar permen jeli dikarenakan memiliki kadar sakarosa 28,34%. Dalam analisa bahan baku kefir sari kacang hijau memiliki kadar sakarosa terendah sehingga dalam pembuatan permen jeli kefir kacang hijau memiliki kadar sakarosa yang terendah juga.

7 Tabel 2. Hasil ANAVA Uji Kimia Permen Jeli Variasi Variasi Kadar Air (%) Kadar Abu (%) Gula Reduksi (%) Sakarosa (%) Tekstur (N/mm 2 ) 18,91 a 0,38 b 1,85 a 28,34 b 321.12 a 18,46 a 0,20 a 5,52 a 25,59 b 509.67 a Kacang 20,66 a 0,19 a 3,0 a 18,39 a 685.67 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukan tidak adanya beda nyata, dengan tingkat kepercayaan 95%. 3. Kadar Gula Reduksi dan Sakarosa Permen Jeli dengan Variasi Jenis Gambar 2 menunjukkan nilai gula reduksi terbesar pada permen kefir susu segar dibandingkan dengan permen kefir susu dan permen kefir sari kacang hijau. Hasil ini sesuai dengan ketentuan SNI yang kadar gula reduksi maks 25,0 %. Permen kefir susu memiliki kadar gula reduksi yang paling kecil dibandingkan dengan permen kefir lainnya. Permen variasi jenis kefir ketiganya sesuai dengan SNI dan memiliki tidak beda nyata, dikarenakan dalam pembuatan permen jeli ini ditambahkan dengan jumlah yang sama gula pasir dan glukosa cair. Sehingga tidak mempengaruhi jumlah kandungan hasil gula reduksi. 6% 4% 2% 0% Gula Reduksi 30% 20% 10% 0% Sari Kacang sakarosa Gambar 2. Kadar gula reduksi (kiri) dan sakarosa (kanan) permen jeli dengan variasi jenis kefir

8 Permen kefir susu memiliki hasil analisa yang tertinggi daripada permen kefir susu segar dan permen kefir susu kacang hijau. Dilihat dari SNI maka permen kefir susu yang dapat memenuhi standar permen jeli dikarenakan memiliki kadar sakarosa 28,34%. Dalam analisa bahan baku kefir sari kacang hijau memiliki kadar sakarosa terendah sehingga dalam pembuatan permen jeli kefir kacang hijau memiliki kadar sakarosa yang terendah juga. 4. Hasil Analisa Tekstur Permen Jeli dengan Variasi Jenis Hasil penelitian Lesmana dkk., (2008), menunjukkan hasil tesktur pada permen jeli susu 215,6 hingga 270.6. pada hasil permen jeli dengan variasi jenis kefir 321,12 hingga 687,67. Hal ini menunjukkan hasil yang sangat berbeda, permen jeli dengan variasi jenis kefir memiliki hasil yang cenderung keras daripada penelitian yang ada. Menurut Octaviana (2013), tekstur permen jeli yang semakin meningkat karena adanya perbedaan dari variasi macam kefir karena rendahnya kadar air dan gula reduksi permen jeli yang dihasilkan. 800% 600% 400% 200% 0% Sari Kacang Tekstur Gambar 3. Tekstur N/mm 2 permen jeli dengan variasi jenis kefir

9 5. Jumlah Angka Lempeng Total dan Kapang-Khamir Permen Jeli dengan Variasi Jenis Permen jeli merupakan jenis makanan semi basah karena kadar air yang tidak terlalu rendah, dengan kondisi ini menyebabkan bakteri tidak dapat berkembang biak. Artinya jumlah air yang tersedia sangat kecil sehingga mikroorganisme dapat menghambat aktivitas mikrobia. Perlakuan pemanasan pada saat pembuatan permen jeli akan menyebabkan mikroorganisme mati, akan tetapi sebagian mikroorganisme mampu bertahan dengan membentuk endospora oleh sebab itu produk semi basah dapat ditumbuhi oleh mikrobia (Pratiwi, 1999). Berdasarkan hasil angka lempeng total (ALT) mikrobia permen jeli variasi jenis kefir menunjukkan memenuhi standar mutu pada SNI No.3547.2-2008. Syarat mutu permen jeli yang baik adalah maksimum 5 x 10 4 cfu/g. Hasil angka lempeng total untuk semua permen kefir ini dibawah standar mutu, yaitu berkisar 867 cfu/ g sampai 1306 cfu/g. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Gambar 4. Hal ini menunjukkan bahwa variasi kefir tidak memberikan pengaruh pada hasil mikroorganisme yang tumbuh pada permen jeli. Jumlah Mikrobia (cfu/g) Angka Lempeng Total 1500 1000 500 0 Sari Kacang Jumlah Mikrobia (cfu/g) Gambar 4. Perhitungan Angka Lempeng Total (kiri) dan Kapang Khamir (kanan) permen jeli dengan variasi jenis kefir 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Sari Kacang Kapang Khamir

10 Tabel 3. Jumlah Angka Lempeng Total dan Kapang Khamir Permen dengan Jeli Variasi Jenis Variasi Angka Lempeng Total (cfu/g) Kapang-Khamir (cfu/ g) 867 a 50 a 1306 a 37 a Kacang 975 a 60 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukan tidak adanya beda nyata, dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisa jumlah kapang khamir pada permen jeli kefir ini menunjukkan bahwa permen jeli layak dikonsumsi karena telah memenuhi standar SNI No.3547.2-2008, yaitu tidak melebihi angka maksimal 10 2 cfu/g. Tabel 3 menunjukkan tidak beda nyata yang berarti variasi kefir dalam pembuatan permen tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan kapang dan khamir. Hal ini disebabkan karena permen yang mengandung banyak gula dapat mengikat air. 6. Organoleptik Permen Jeli dengan Variasi Jenis Uji organoleptik adalah menguji kesukaan dan atau penerimaan terhadap suatu produk yang dihasilkan dan membutuhkan jumlah panelis agak terlatih yang banyak, yang sering dianggap untuk mewakili konsumen tertentu. Penilaian terhadap warna, tekstur, aroma, dan rasa permen jeli dilakukan secara sensoris, menggunakan metode uji hedonik (Soekarto, 1985). Uji organoleptik yang dilakukan oleh peneliti diadakan di SMP Tarakanita Magelang, dengan panelis umur 12 hingga 13 tahun. Panelis mengisi lembar kuosioner yang telah disediakan oleh peneliti yang meliputi rasa, warna, dan aroma.

11 Rasa terhadap permen jeli variasi jenis kefir 2,567 sampai 2,83 (tidak suka sampai agak suka). Nilai tertinggi untuk parameter rasa yaitu permen jeli kefir kacang hijau. Sedangkan untuk permen jeli kefir susu memiliki tingkat kesukaan rasa terendah. Permen jeli kefir kacang hijau ini lebih diminati oleh panelis karena permen jeli ini tidak ada rasa amis dan cenderung tidak memiliki rasa asam yang lebih dibandingkan dengan rasa permen jeli kefir susu lainnya. Hasil analisa menunjukkan bahwa permen kefir susu segar memiliki tingkat kesukaan tertinggi dengan skor 1,9667. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa panelis agak suka dengan aromanya. Aroma kefir ini agak hilang sehingga yang tercium hanya aroma campuran gelatin dan asam sitrat. Sedangkan untuk kefir susu dan kefir kacang hijau memiliki tingkat kesukaan yang sama yaitu 1,8667. Hasil pada saat organoleptik warna yaitu berkisar 2,367 hingga 2,67. Dilihat dari data tersebut menunjukkan agak sukanya terhadap warna permen jeli kefir ini. Warna permen jeli kefir ini berwarna kuning. Selain itu, penambahan gelatin pada pembuatan permen jeli membuat warna permen menjadi lebih pekat. Tingkat kesukaan tertinggi pada permen jeli kefir kacang hijau. Permen jeli kefir sari kacang hijau ini memiliki warna yang lebih cerah dan bening dibandingkan dengan permen jeli lainnya sehingga lebih menarik panelis. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian pembuatan permen jeli variasi jenis kefir yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) susu, kefir

12 susu sapi segar, dan kefir sari kacang hijau tidak menyebabkan perbedaan terhadap kadar air, gula reduksi, tekstur, dan uji mikrobiologi permen jeli. 2) susu, kefir susu sapi segar, dan kefir sari kacang hijau menyebabkan perbedaan terhadap kadar abu dan sakarosa permen jeli. 3) sari kacang hijau menghasilkan permen jeli dengan kualitas terbaik berdasarkan uji organoleptik (warna, dan rasa). 4) susu dari sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi dapat memenuhi standar SNI. Saran yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk umur simpan produk permen jeli variasi jenis kefir yaitu perlu dilakukan uji asam laktat dan ph dalam sebelum dan sesudah diolah menjadi permen jeli. Daftar Pustaka Bottazzi. 1983. Other Fermented Diary Products. In Biotechnology. 5 th Rehm HJ and Reed G. (Ed). Verlag Chemic, Florida. Volume. Buckle, K. A., Rdwards,R. A., Fleet, G. H. and Wooton,M. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan: H. Purnomo dan Adiono. UI Press. Jakarta. Kosikowski, F., dan Mistry, V. V. 1982. Cheese and Fermented Milk Foods (3 rd ), New York. Lesmana, S. N., Putut, I. T., dan Kusumawati, N. 2008. Pengaruh Penambahan Kalsium Karbonat sebagai Fortifikan Kalsium terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Permen Jeli. J. Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008. Pratiwi, A. M. D. A. 1999. Pengaruh Natrium Nitri, Asam Askorbta, dan Pasteurisasi terhadap Bakteri dan Khamir Kontaminan Corned Beef. Skripsi. Fakultas Biologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta. Soekarto, S. T. 1985. Penilian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.