ANNISA YUMNA ULFAH Jingga Senja kazuka s publisher
JINGGA SENJA Oleh: Annisa Yumna Ulfah Copyright 2010 by Annisa Yumna Ulfah Penerbit kazuka s publisher http://twitter.com/yumnazuka ulfahannisayumna@yahoo.com Desain Sampul: Annisa Yumna Ulfah Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2
Ucapan Terimakasih: Terima kasih yang pertama dan utama adalah untuk Allah Subhanahuwata'ala, atas segala ridho-nya dan kemudahan sepanjang perjalanan hidupku. Alhamdulillah wa syukurillah. Semoga buku ini dapat mendatangkan inspirasi bagi para pembaca diluar sana :) Yang kedua, tentu saja untuk orang tua. Ayah dan ibu, terima kasih buat semuanya, bantuan dan doanya, juga dukungannya~ dukungan buatku untuk memilih jalan mengekspresikan dan membebaskan diri dalam menulis. Makasih buat semuanya. Lalu, buat adikku, Farras, meheheh. Yang sekarang juga sama-sama hobi menulis sama kayak kakaknya. Terus semangat ya, :p XD Lalu, buat semua teman-teman dunia nyataku~ teman-teman Galaksi apalagi, yang udah tau tentang hobiku, mehehe. Apalagi buat Amalia dan Nita, dua orang temen yang ngertiiiiii banget seberapa gilanya aku soal menulis, hehehehehe~ pokoknya buat semua teman-temanku, semoga kita bisa menggenggam impian kita segera, ya :D semoga kita berhasil dengan jalan yang telah kita pilih dan tempuh, amin. Semoga kapan-kapan nanti kita bisa reunian, dan saat itu kita semua sudah sukses, aaamiiin~~ Lalu, teman-teman dunia mayaku, yang kukenal lewat situs fanfiksi, hihi. Apalagi yang lewat FFn. Kalian semua pemupuk semangatku, lho. Yang membuatku semangat lagi menulis setelah sebelumnya berhenti waktu SMP >.<. Yang membantuku memperbaiki penulisan, EYD, 3
diksi, membuat plot yang rapi, segalanya. Gak bisa kusebut satu-satu, banyak banget >.< pokoknya siapapun yang kenal aku di FFn, you all got my biggest gratitude! :"D Selain itu reader-reader blogku juga, mehehehe, kalian pemompa semangatku dengan komentar-komentar kaliaaan! lalu buat reader yang pada nanya, "kapan nih bikin buku?", inilah saatnya, wekekekeke~~ Buat semua orang yang pernah membantuku, yang gak bisa kusebutkan satu-satu, terima kasih, terima kasih juga. Dan buat semua pembaca, semoga ini bisa menginspirasi kalian dan semoga ada pesan yang bisa ditangkap dari kisah khas remaja ini. Thanks for choosing my book, everyone! You all are so valuable for my life! C: 4
0. prolog Meski kau memaksa untuk tetap berada pada suatu kenangan, waktu akan mendorongmu maju dengan paksa ke misteri masa depan. Aku pulang duluan, dear! Kika membereskan buku-bukunya berserakan di meja sempit itu, sambil mengangkat kepalanya untuk menghadap si lawan bicara. Maaf tidak bisa menemanimu, ia menaikkan frame kacamata putihnya yang sedikit turun. Wah, sayang sekali. Padahal aku punya buku yang mau kutunjukkan padamu... si teman, membiarkan satu helaan nafas terlepas darinya sebagai ekspresi kekecewaan. Terima kasih tapi lain kali saja ya? Aku akan menemanimu. Kau sibuk sekali, ya? Nina sahabat yang baru Kika temui setengah tahun lalu ini pun memulai langkahnya, yang kemudian diikuti Kika pula yang sambil menyampirkan tas ke bahu. 5
Aku mau beres-beres rumah. Kan baru pindah beberapa hari lalu... isi rumahku masih berantakan sekali. Aku bahkan tidak bisa belajar dengan benar. Oh, Nina mengangkat bahu, tapi dari wajahnya bisa diketahui kalau ia maklum. Okelah. Aku mengerti. Nah, aku duluan, ya! Selamat beres-beres, hahaha~ Yaaa! Hati-hati!! Kika lantas melambaikan tangan pada Nina yang berpisah jalan dengannya di koridor. Ya, Nina pun membalas lambaian itu dan berjalan lebih cepat. Hm, mereka sudah begitu akrab meskipun mereka baru kenal belum sampai setahun. Sesama pemegang status sebagai mahasiswi dari asal yang sama di negeri orang membuat mereka lebih akrab satu sama lain. Kika pun melanjutkan langkahnya ke arah lain di belokan koridor. x x x Kika memulai semuanya dengan mengencangkan ikatan tali masker pada bagian belakang kepala, dan satu kali mengangkat kepalan tangan ke udara. Yosh! Ayo berjuang! Selaput lendir yang tipis pada hidungnya itu yang disimpulkan oleh sang ibu karena sejak kecil ia begitu alergi pada debu membuat ia harus bersahabat dengan masker tiap kali berberes ria begini. Kalau dulu, semasa masih tinggal dengan orang tua, ia pasti akan mencari seribu satu alasan untuk tidak ikut berberes dan ia bilang itu semata karena ia tidak ingin alerginya kambuh. Tapi kalau sudah tinggal sendiri begini yaaa, mau tidak mau. Kika menarik kardus besar yang masih berposisi di dekat pintu sejak tiga hari lalu. Sejak ia pindah ke sini, kardus 6
ini tidak berpindah satu senti pun. Salahkan gabungan antara penyakit malas dan waktu belajarnya yang makin padat. Gadis ini baru menemukan apartemen baru yang lebih dengan kampus, dan setidaknya lebih luas. Tapi salah satu alasan utamanya mengapa ia pergi dari apartemen sebelumnya adalah karena tetangga yang begitu mengganggu. Siapa yang tidak bosan kalau tiap jam dua pagi harus diusik dengan suara musik dengan volume maksimal seolah mereka sendirilah yang punya dunia ini? Dia pun membuka kardus itu. Berisi beberapa buku besar yang sebenarnya jarang sekali ia sentuh. Pelan-pelan ia pindahkan ke dalam kamar. 7