BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Hasil Penelitian. Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian yang peneliti lakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. a. Apakah bapak kepala sekolah telah membantu guru-guru dalam. menyelesaikan tugas mengajar?

BAB IV HASIL PENELITIAN. berlangsung dalam kegiatan sehari-hari tanpa mengganggu aktivitas subjek.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB V PEMBAHASAN. penelitian yang berjudul Strategi Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa

BAB V PEMBAHASAN. Mata Pelajaran PAI di SMPN 2 Sumbergempol Tulungagung. Berdasarkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian yaitu SMPN 2

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

BAB IV HASIL PENELITIAN. efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada Pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar Tahun Ajaran 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. 1

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SEMESTA SEMARANG

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut:

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Multimedia dengan Menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. A. Perencanaan Kurikulum PAI Berbasis Multikultural SDN Percobaan

BAB V PEMBASAHAN. paparkan di bab I,IV, dan VI, di Tehap selanjutnya adalah pembahasan. Pembahasan

Penerapan Supevisi Akademik Model Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT. Ciputat

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan satu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk. tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. maka penelitian yang berjudul Peranan Kegiatan Morning Spiritual Gathering

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB VI PENUTUP. evaluator untuk meningkatkan hasil belajar adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. Kepribadian Muslim Siswa MAN 2 Tulungagung. siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Reflektif Pembelajaran Guru untuk Meningkatkan Motivasi. Belajar Siswa di MTs Syekh Subakir Nglegok Blitar

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara. Dengan deskripsi lokasi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

Nur Melawati,* Abas Asyafah, Toto Suryana

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Tinjauan tentang Implementasi Strategi PAIKEMI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan guru aqidah akhlak dalam pembinaan akhlakul karimah. siswa kelas x di MAN Tulungagung 2

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahap perkembangannya, seperti pada tahap remaja.

Opin Ahmad 1, Salma Bowtha 2, Radia Hafid 3

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Salam sejahtera, Terimakasih kepada Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat dan nikmat-nya yang terus mengalir dalam kehidupan kita.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aziz Fera Isroni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. modal pembangunan negara telah tersedia. Pada saat ini pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Gambut berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km.

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.5

BAB I PENDAHULUAN. hasil interaknsinya terhadap lingkungan belajar. Hasil belajar yang optimal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Musringah SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Tranggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kelas : Waktu : Hari/ tanggal : Nama Guru : A. TINDAK MENGAJAR A. TINDAK BELAJAR A. PENARIKAN MAKNA. Pengamat (NOVIANA RAHMAWATI) NIM.

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

Transkripsi:

139 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian yang peneliti lakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumbergempol Kab. Tulungagung, maka peneliti melaksanakan analisa data sesuai dengan teknik peneliti gunakan yakni menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Dalam hal ini peneliti membahas mengenai penelitian yang berjudul Manajemen guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun Ajar 2015/2016. Menyesuaikan rumusan masalah yang peneliti tetapkan sesuai dengan keadaan dilapangan, pembahasan hasil penelitian ini meliputi : 1. Perencanaan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumbergempol Kab. Tulungagung Sebuah perencanaan sangatlah penting dalam melakukan sebuah pembelajaran pendidikan agama Islam, maka perencanaan wajib dilakukan oleh seorang guru. Dalam konteks pembelajaran Abdul Majid mengemukakan bahwa: 139

140 perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metoe pengajaran, serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 1 Berdasarkan hasil temuan yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, Sebelum melakukan proses pembelajaran pendidikan agama Islam, guru selalu mempersiapkan administrasi pembelajaran, meliputi RPP, silabus, program tahunan, program semester dan menyusun PPP (Profil Pengembangan Pembelajaran PAI). Perencanaan ini ke depannya dapat menentukan perubahan untuk perbaikan-perbaikan dari tahun ke tahun agar melahirkan generasi muda yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma sesuai ajaran agamanya, akan tetapi belum keseluruhan perencanaan dapat terlaksana. Diperencanaan-perencanaan yang sudah dilaksanakan dengan baik, diantaranya proses pembelajaran agama Islam di kelas dan penerapan pembiasaan-pembiasaan keagamaan bagi seluruh anggota sekolah baik didalam kelas maupun diluar kelas. Perencanaan dalam sekolah perlu dimasukkan unsur-unsur yang menggugah peserta didik untuk selalu konsen dan menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan Islam dalam aktivitas kehidupannya, terutama nilai-nilai akidah, ibadah, moral/akhlakul karimah dan kedisiplinan. 2 1 A. Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi, (Bandung,PT. Remaja Rosdakarya, 2008),hal.63 2 Zulkarnain, transformasi nilai-nilai pendidikan Islam, (Yogyakarta, putaka pelajar, 2008). Hal. 65

141 Setiap perencanaan harus mengacu pada masa depan, yaitu masa yang akan kita hadapi yang mengandung berbagai kemungkinan, yang jauh sebelumnya sudah dapat kita prediksi dan kita perhitungkan. Menurut Abdul Mujib. 1. Perencanaan masa depan secara sengaja diarahkan kepada nilai-nilai yang telah diuji perencanaannya yang diorientasikan kepada tindakan. Perencanaan ini ditekankan pada jalur-jalur alternatif, bukan proyeksiproyeksi linier dan terpusat pada hubungan antara berbagai kemungkinan, adanya pengaruh timbal balik dari satu terhadap yang lain, serta implikasi-implikasi yang mungkin dari pengaruh semacam itu. 2. Perencanaan masa depan dirancang untuk menuju ke jalur-jalur tindakan alternatif yang lebih banyak dibandingkan dengan perencanaan lazimnya, untuk menjaga agar gagasan-gagasan yang baik tidak terabaikan. 3. Perencanaan tradisional cenderung bersifat khayal, dan memandang hari esok semata, sehingga model yang telah dikembangkan dan riset masa depan yang menyadari pentingnya perspektif ke depan dengan perencanaan konsep-konsep masa depan yang sama sekali berbeda. 4. Perencanaan ini terutama bergantung pada studi rasional mengenai perkembangan-perkembangan pada masa mendatang dan konsekuensikonsekuensi meraka, serta memberikan perhatian yang lebih kecil padaa analisis statistik.

142 5. Perencanaan harus dapat menentukan perubahan yang diinginkan dalam sistem muslim menuju stabilitas dan menghindari perubahan yang tidak diinginkan. 3 Selain itu guru menyiapkan fisiologis maupun psikologis guru. Guru juga memaksimalkan apa yang ada di RPP ketika mengajar. Dalam perencanaan tersebut peneliti berpendapat bahwa perencanaan guru sebagai bentuk strategi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sudah sesuai dengan prosedur, berdasarkan teori strategi pembelajaran menurut Annisatul Mufarokah perencanaan secara sistematis mempunyai keuntungan diantaranya : a. Melalui sistem perencanaan yang matang, guru akan terhindar dari keberhasilan secara untung-untungan, dengan demikian pendekatan sistem memiliki daya ramal yang kuat tentang keberhasilan suatu proses pembelajaran, karena perencanaan disusun untuk mencapai hasil yang optimal. b. Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. c. Melalui sistem perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian tujuan. 4 245-246 3 Abdul Mujib.et al, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006) hal

143 2. Pelaksanaan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumbergempol Kab. Tulungagung Guru dalam mengajar sudah berkembang sesuai zaman. Tidak hanya menggunakan metode yang lama akan tetapi harus lebih dikembangkan dan sesuai dengan perkembangan pendidikan saat ini. Tentang pelaksanaan strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yaitu: 1) Pembelajara sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat didalam RPP, 2) Guru berpenampilan menarik, rapi, guru yang bersikap tegas dan menyenangkan, 3) Menggunakan pendekatan saintific, menggunaan berbagai metode seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, paikem, discovery (penemuan), dan memanfaatkan sumber dan media pembelajaran seperti LCD proyektor, dimana dalam penggunaan metode ini disesuaikan dengan materi yang diajarkan, 4) Dalam membangkitkan motivasi belajar siswa guru menggunakan pendekatan spiritual dan jasmani, dan juga memberikan nasehat-nasehat, pujian, punishment disini bukan merupakan hukuman fisik tetapi yang punishment mendidik contohnya siswa disuruh berdiri ditempat duduknya agar siswa malu. Dan guru terus-terusan menegur, mengingatkan dan menagih sampai anak itu benar-benar sadar dengan sendirinya, dan reward. 4 Annisatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: TERAS, 2009) hal:50

144 Pada saat dimulainya pembelajaran masuk jam 07.00, berdo a dipimpin langsung oleh masing-masing pemimpin kelas untuk pembuka dan bel jam terakhir untuk penutup baik ada gurunya atau tidak, lalu guru masuk ke kelas dan memulai pelajaran dengan salam, dan guru memberi pengantar, lalu absensi dan pembelajaran berlangsung seperti biasanya. Demikian proses pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan. Runtutan perencanaan dengan beberapa langkah penyusunan perangkat pembelajaran, dan kesiapan guru dalam fisik maupun penguasaan materi, mensiasati hal yang tidak direncanakan. Pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan media dan sumber secara maksimal sebagai cara meningkatkan motivasi belajar dan juga sebagai contoh guru memberikan suri tauladan yang baik kepada siswa. Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan optimal, guru harus memperhatikan karakteristik siswa berdasarkan pengamatan yang terjadi dilapangan, guru yang paling disukai oleh siswa adalah guru yang berperilaku sebagai berikut : a. Suka membantu dan memperhatikan siswa dalam aktifitas pembelajaran. b. Periang dan suka humoris. c. Bersikap akrab seperti halnya seorang sahabat. d. Berusaha agar aktifitas yang diberikan kepada siswa menarik dan dapat membangkitkan belajar siswa. e. Berlaku adil, atau tidak pilih kasih terhadap siswa.

145 f. Tegas dan sanggup menguasai kelas yang menimbulkan rasa saling menghormati. g. Tidak suka mengomel, menyindir, dan mengancam siswa tetapi lebih bersikap bijaksana. h. Mempunyai pribadi yang religi sehingga perilaku guru dicontoh siswa. Dengan memahami berbagai aspek tipe guru yang disukai siswa diatas, guru mampu mengontrol kelas dalam kegiatan pembelajaran yang berjalan dengan kondusif, sehingga tujuan pembelajaranpun dapat dicapai terutama dalam hal meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Evaluasi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumbergempol Kab. Tulungagung Penelitian ini mempunyai tujuan utama untuk mengetahui pelaksanaan dan hasil evaluasi pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam. Untuk mencapai tujuan tersebut, data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara dan sejumlah dokumen mengenai evaluasi pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam khususnya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 1 Sumbergempol. Evaluasi hasil pembelajaran dicapai melalui ulangan semester dan hasil dari evaluasi proses yang telah dikumpulkan. Kemudian akan dibuat

146 laporan evaluasi. Dilihat dari fungsi dan tujuan ulangan harian hasil penilaian dijadikan sebagai dasar kebaikan proses belajar mengajar, sedangkan ulangan semester hasil penilaiannya untuk menentukan nilai melambangkan keberhasilan peserta didik. Evaluasi hasil pembelajaran dapat dicapai melalui ulangan harian, ujian semester dan hasil dari evaluasi proses yang telah dikumpulkan kemudian akan dibuat laporan evaluasi berupa buku rapor siswa. Dilihat dari fungsi dan tujuan ulangan harian hasil penilaian dijadikan sebagai dasar kebaikan proses belajar mengajar, sedangkan ulangan semester hasil penilaiannya untuk menentukan nilai melambangkan keberhasilan peserta didik. Sasaran atau obyek evaluasi pembelajaran ini adalah perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. Masing-masing bidang terdiri dari sejumlah tingkatan. Kognitif meliputi tingkatan pengetahuan, pemahaman, menerapkan, analisis, sintetis, evaluasi. Kemudian aspek afektif meliputi sikap, tingkah laku, dan juga hubungan sosial yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan untuk aspek psikomotorik ini meliputi keterampilan atau skill siswa. Evaluasi sendiri sebagai pengontrol mutu pembelajaran, keberhasilan merupakan hasil dari usaha yang sungguh-sungguh. Bagi siswa yang telah berhasil dalam evaluasi, mereka dapat dikatakan berhasil dalam mata pelajaran. Hal ini menjadi saat paling ditunggu oleh berbagai pihak, bagi guru ini merupakan puncak dari proses pembelajaran yang mereka lakukan

147 selama masa pembelajarannya, bagi siswa menjadi moment yang sangat menyenangkan dan melegakan, sedangkan bagi wali santri merupakan suatu kebahagiaan tersendiri memiliki anak yang berprestasi. Evaluasi hasil belajar siswa dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Lebih rinci, M. Sobry Sutikno menyebutkan diantara kegunaan evaluasi adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. c. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan proses belajar mengajar. d. Bahan pertimbangan bagi bimbingan individual peserta didik. e. Membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kemampuan peserta didik. f. Bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum. g. Mengetahui status akademis seorang murid dalam kelompok. h. Mengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan. i. Memberikan laporan kepada murid dan orang tua. j. Sebagai alat motivasi dalam belajar mengajar.

148 k. Mengetahui efektifitas cara belajar dan mengajar, apakah yang telah dilakukan guru benar-benar tepat atau tidak bagi yang berkenaan dengan sikap guru maupun sikap murid. l. Merupakan bahan umpan balik (feed back) bagi murid, guru dan program pengajaran. 5 5 Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Revika Aditama, 2007) hal:76