BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun oleh : AZALIA SEPTINA WARDANI C

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan tingkat hukum yang ketat, aman dan meningkat, serta terwujud

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lain selalu melakukan kontrak atau perjanjian baik itu melakukan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang. semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DITINJAU DARI SEGI HUKUM KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM

A. Latar Belakang Masalah

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

BAB I PENDAHULUAN. maupun waktu dalam menjalin bekerja sama. Transaksi-transaksi perdagangan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksamaan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

III. METODE PENELITIAN. dirumuskan dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. yang memegang peranan penting dalam pembangunan. Teknologi. menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (bordeless) dan menyebabkan

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah. dan prasarana bagi masyarakat seperti jalan raya.

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. KUHPerdata, ketentuan ini berbunyi Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu. mengatasi bahaya-bahaya yang dapat mengancam eksistensinya.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konveksi tersebut biasa disebut dengan Clothing Company.

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB III TINJAUAN TEORITIS. menjadi sebab lahirnya suatu perikatan, selain sumber lainya yaitu undangundang.jika

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

PERBEDAAN ANTARA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DENGAN KONTRAK NO MEMORANDUM OF UNDERSTANDING KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU) Oleh : Ngakan Agung Ari Mahendra I Ketut Keneng

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA APOTEKER DENGAN PEMILIK APOTEK

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu kesejahteraan, adil dan makmur yang tercantum dalam. Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. terutama di kalangan pebisnis atau pelaku usaha. Kebutuhan akan barang modal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualifikasi pulsa telepon seluler sebagai obyek hukum adalah: sebagai suatu obyek hubungan hukum.

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia sekarang ini sangat pesat, karena munculnya para pembisnis muda yang sangat inovatif dan kreatif di segala bidang. Apalagi bisnis di bidang pakaian, para pembisnis muda tersebut tidak ada habisnya membuat inovasi-inovasi baru agar kualitas produknya tidak kalah saing dengan produk non lokal. Para pembisnis tersebut biasanya melakukan sebuah kerjasama dengan beberapa pihak untuk mempromosikan produknya. Dalam dunia bisnis pasti dibutuhkan suatu perjanjian atau kontrak yang berisi sebuah kesepakatan para pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam melakukan kerjasama. Perjanjian sendiri diatur pada Buku III, Bab II, Bagian Kesatu Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Adapun syarat-syarat yang diperlukan agar suatu perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu: 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian; 3. Suatu hal tertentu; 4. Suatu sebab yang halal 1

2 Perumusan suatu perjanjian atau kontrak sendiri biasanya diawali dengan negosiasi dari para pihak. Bagi pelaku bisnis modern, negosiasi merupakan bagian yang inheren dengan ritme dan kinerja mereka. 1 Setelah ada kesepakatan dan kesepahaman dalam negosiasi, kemudian para pihak akan mengadakan proses prakontraktual sebelum kontrak, salah satunya dengan pembuatan nota kesepahaman atau sering disebut dengan istilah Memorandum of Understanding (MoU). Dalam hukum Perjanjian di Indonesia, tidak diberikan ketentuan khusus yang mengatur tentang MoU. MoU dapat diberlakukan di Indonesia dengan berdasar pada Asas Kebebasan Berkontrak. Sebenarnya banyak masalah yang melaterbelakangi dibuatnya Memorandum of Understanding, salah satunya yaitu penandatanganan kontrak dianggap masih lama dengan negosiasi yang rumit, maka daripada tidak ada ikatan antara para pihak yang melakukan kerjasama dibuatlah Memorandum of Understanding untuk sementara waktu. Sekarang ini para pembisnis lebih memilih membuat MoU untuk dijadikan dasar hukum dari kontrak kerjasamanya. Seperti yang dilakukan oleh Forinstinct (Distro) dan Partner. Mereka membuat MoU untuk 1 Muhammad Syaifuddin, 2012, HUKUM KONTRAK Memahami Kontrak Dalam Perspektif Filsafat, Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum ( Seri Pengayaan Hukum Perikatan), Bandung: Mandar Maju, hal. 162

3 dijadikan dasar kontrak kerjasama promosi produk, yang dibuat atas kesepakatan dan kesepahaman bersama. Namun permasalahannya sekarang apakah MoU yang di buat oleh kedua pihak sebagai kontrak kerjasama tersebut dapat dilaksanakan seperti Kontrak, mengingat bahwa MoU merupakan suatu Pra Kontrak atau nota kesepahaman. Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian hukun dengan judul: ANALISIS MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KONTRAK KERJASAMA DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK (Studi Memorandum of Understanding antara Forinstinct dan Partner) B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan Memorandum of Understanding dalam Kontrak Kerjasama ditinjau dari Hukum Kontrak? 2. Bagaimana akibat hukum bagi pihak-pihak yang mengingkari isi Memorandum of Understanding Forinstinct? C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memberikan kegunaan yang jelas. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan Memorandum of Understanding dalam Kontrak Kerjasama ditinjau dari Hukum Kontrak.

4 2. Untuk mengetahui akibat hukum bagi pihak-pihak yang mengingkari isi Memorandum of Understanding Forinstinct. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu di bidang Hukum Kontrak khususnya tentang Memorandum of Understanding (MoU) 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman penelitian yang berkaitan dengan Hukum Kontrak khususnya tentang Memorandum of Understanding (MoU). b. Bagi Pembaca, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebegai referensi mengenai Hukum Kontrak khususnya tentang Memorandum of Understanding (MoU). E. Kerangka Pemikiran Sampai saat ini istilah kontrak atau perjanjian seringkali masih dipahami secara rancu dalam praktik bisnis. 2 Pelaku bisnis banyak yang memahami bahwa kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. 3 Menurut Agus Yudha Hernoko, dalam prespektif KUH Perdata 2 Ibid, hal. 15 3 Ibid, hal. 15

5 istilah perjanjian mempunyai pengertian yang sama dengan istilah kontrak. 4 Dalam praktik bisnis, kedua istilah tersebut juga digunakan dalam kontrak komersial, misalnya perjanjian waralaba, perjanjian sewa guna usaha, kontrak kerjasama, perjanjian kerjasama, dan kontrak kontruksi. 5 Perjanjian atau Verbintenis mengandung pengertian: Suatu hubungan hukum kekayaan/harta benda antara dua orang atau lebih. Yang memberikan kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk menunaikan prestasi. 6 Pengertian Perjanjian atau kontrak juga diatur pada Pasal 1313 KUH Perdata. Pasal 1313 KUH Perdata berbunyi : Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. 7 Sebelum diadakannya kontrak, dilakukan negosiasi dari para pihak untuk mengetahui tujuan dan maksud dibuatnya kontrak tersebut. Setelah ada kesepahaman dari para pihak maka dibuatlah suatu nota 4 Ibid, hal. 15 5 Agus Yudha Hemoko, 2008, Hukum Perjanjian: Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial, LaksBang Mediatama Bekerjasama dengan Kantor Advokat Hufron & Hans Samaela, Yogyakarta, hal. 13 6 M. Muhtarom, 2002, Hukum Kontrak (Jilid 1), Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, hal.1 7 Salim H.S, 2014, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 25

6 kesepahaman sebagai persetujuan pendahuluan untuk membuat kontrak yang sering disebut sebagai Memorandum of Understanding ( MoU). Nota kesepahaman sebagai persetujuan untuk membuat kontrak tidak dikenal dan tidak diatur dalam KUHPerdata, melainkan suatu kebiasaan baik yang tumbuh dan berkembang dalam praktik hukum kontrak. 8 MoU merupakan pencatatan atau pendokumentasian hasil negosiasi awal dalam bentuk tertulis. 9 MoU sendiri berisi pokok-pokok awal dari suatu kontrak. Jika salah satu pihak melalukan wanprestasi terhadap MoU pasti akan ada sanksi atau denda dari kesepakatan yang telah dibuat oleh para pihak. Pembuatan MoU di Indonesia dilakukan dengan Asas Kebebasan Berkontrak. Asas tersebut bersifat universal, artinya dianut oleh hukum kontrak di semua negara pada umumnya. Dalam kontrak pasti ada hak dan kewajiban yang harus dilakukan oleh para pihak. Jika tidak melakukan hak atau kewajibannya akan dianggap melakukan wanprestasi. Wanprestasi sendiri merupakan peristiwa dimana pihak debitur tidak dapat memenuhi prestasi sesuai dengan apa yang telah disepakati. Pihak yang melakukan wanprestasi akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kesepakatan 8 Muhammad Syaifuddin, Op.Cit., hal 168 9 Sanusi Bintang dan Dahlan, 2000, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal. 21

7 para pihak. Akibat hukum wanprestasi diatur dalam Pasal 1243 KUH Perdata. F. Metode Penelitian 1. Metode Pedekatan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Hukum Normatif yaitu suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatif. 10 2. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 11 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Sukoharjo. Karena ketersediaan data dan pengambilan data lebih mudah. 4. Jenis Data Data Primer a. Bahan Hukum Primer 10 Jhony Ibrahim, 2006, Teori dan Metodelogi Hukum Normatif, Malang: Bayu Publishing, hal. 57 11 Lexy J.Meleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 9

8 Bahan hukum terkait dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Memorandum of Understanding antara Forinstinct dan Partner. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum yang melengkapi bahan hukum primer berupa buku-buku literatur, artikel, jurnal, karya ilmiah. c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier adalah bahan hukum mendukung bahan hukum primer dan sekunder, misalnya bahan yang didapat dari internet. 5. Metode Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang dipergunakan bersama-sama metode lain seperti wawancara, pengamatan (obsevasi) dan kuisioner. 12 Seperti buku-buku, jurnal, thesis. b. Wawancara Wawancara (inteview) adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka (face to face) ketika seseorang yakni pewawancara 12 Amirudin dan Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, hal. 82

9 mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seorang responden. 13 Responden yaitu pihak Forinstinct. 6. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kualitatif. Dalam hal ini mengkaji secara mendalam bahan hukum yang ada kemudian digabungkan dengan bahan hukum yang lain, lalu dipadukan dengan teori-teori yang mendukung dan selanjutnya ditarik kesimpulan. 14 G. Sistematika Skripsi BAB I berisi pendahuluan yang didalamnya menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sitematika skripsi. BAB II berisi tinjauan pustaka yang didalamnya menguraikan tentang tinjauan umum hukum kontrak: Pengertian Hukum Kontrak, Asas Hukum Kontrak, Syarat Sahnya Kontrak, Akibat Hukum Suatu Kontrak, Prestasi dan Wanprestasi, Subjek dan Objek Hukum Kontrak, Bentuk Perjanjian. Tinjauan umum Memorandum of Understanding (MoU): 13 Ibid, hal. 30 14 Sri Mamudji dan Hang Rahardjo, 1999, Teknik Menyusun Karya Tulis Ilmiah, Bahan Kuliah Metodologi Penelitian Hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hal.2

10 Pengertian Memorandum of Understanding, Pengaturan Memorandum of Understanding, Ciri-Ciri Memorandum of Understanding, Bentuk Memorandum of Understanding. BAB III berisi hasil penelitian dan pembahasan yang didalamnya menguraikan tentang pelaksanaan Memorandum of Understanding dalam Kontrak Kerjasama ditinjau dari Hukum Kontrak dan akibat hukum bagi pihak-pihak yang mengingkari isi Memorandum of Understanding Forinstinct. BAB IV berisi penutup yang didalamnya menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran dari penelitian.