BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntan merupakan suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah mengaudit laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat mengenai saldo akun dalam laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor dituntut dapat melaksanakan pekerjaannya secara profesional sehingga laporan audit yang dihasilkan akan berkualitas. Kualitas pekerjaan auditor berhubungan dengan kualitas keahlian, ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan, dan sikap independensinya terhadap klien. Kualitas audit diartikan sebagai probabilitas seorang auditor dapat menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien. Auditor mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dalam membentuk kepercayaan para pemakai informasi pelaporan keuangan. Audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor bertujuan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan. Apabila laporan keuangan dinyatakan wajar oleh auditor maka para pemakai laporan keuangan dapat mempercayai bahwa laporan keuangan tersebut andal dan relevan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Hal tersebut didasarkan bahwa tanpa menggunakan jasa
auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan berisi informasi yang dapat dipercaya. Karena dari sudut pandang pihak luar, manajemen mempunyai kepentingan baik kepentingan keuangan maupun kepentingan lainnya. Dengan demikian maka pihak luar perusahaan mendasarkan keputusannya kepada hasil audit auditor. Sedangkan auditor menarik sebuah kesimpulan berdasarkan pekerjaan audit yang telah dilakukannya. Ini berarti berkualitas atau tidaknya hasil pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan. Penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time), merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedur) (Donelly, Quirin & O Bryan 2003). Mereka mengemukakan penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time), merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedur). Mereka juga mengemukakan penyebab para auditor melakukan penyimpangan tersebut adalah karateristik personal yang
berupa lokus kendali eksternal (external locs of control), keinginan untuk berhenti kerja (turnover mention) dan tingkat pribadi karyawan (self rate employee performance) yang dimiliki oleh para auditor. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit serta adanya hubungan negatif antara tingkat kinerja pribadi karyawan dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dapat menyebabkan menurunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Akibatnya, berdampak pada rendahnya kepercayaan pemakai terhadap laporan audit yang dihasilkan auditor. Reputasi auditor menunjukkan prestasi dan kepercayaan publik yang di sandang auditor atas reputasi dan nama besar yang dimiliki auditor tersebut. Klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari Kantor Akuntan Publik (KAP) besar dan berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) internasional memiliki kualitas yang lebih tinggi, karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasinal, serta adanya peer review (Craswell et al.1995). Penelitian ini juga memberikan bukti secara empiris bahwa reputasi auditor dipertaruhkan ketika opini yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Pengalaman seorang auditor menjadi sorotan tersendiri dalam kegiatan audit, khusunya dalam menunjukkan kualitas dari seorang auditor. Sebagaimana
yang diatur dalam Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP) paragraf ketiga SA (Standar Audit) seksi 210 tentang pelatihan dan keahlian auditor independen disebutkan bahwa untuk melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntan dan bidang auditing. Kasus nyata dalam bidang audit, dikutip dari www.iapi.or.id, kasus pelanggaran yang terjadi adalah pada tahun 2009 menteri keuangan yang saat itu menjabat Sri Mulyani membekukan 2 Kantor Akuntan Publik dan 2 Akuntan publik. Kedua KAP yang dibekukan izinnya adalah KAP Heriyono,SE dan KAP Nasrul Effendi & Rekan. Berdasarkan keputusan menteri keuangan nomor 338/KM.1/2009 tanggal 30 maret 2009 KAP Heriyono,SE dibekukan izinnya selama tiga bulan. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 389/KM.1/2009 tanggal 2 april 2009 resmi membekukan izin dari KAP Nasrul Effendi & Rekan. KAP Nasrul Effendi & Rekan dibekukan selama tiga bulan. Selain pembekuan izin dua KAP oleh menteri keuangan Sri Mulyani,menteri keuangan juga membekukan izin dua orang akuntan public yaitu Akuntan Publik Heriyono SE. Selain Akuntan Publik Heriyono SE masih terdapat satu akuntan public yang mendapat sanksi pembekuan izin yaitu Akuntan Publik Drs. Nasrul Amri dikenakan sanksi pembekuan selama 6 bulan berdasarkan alasan AP tersebut melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pembatasan masa pemberian jasa sesuai yang diatur di pasal (3) ayat (1) peraturan menteri keuangan(pmk)
nomor : 17/PMK.01/2008. Dari faktor-faktor tersebut, penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Reputasi Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat tahun 2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah penulis uraikan diatas, dapat dihasilkan beberapa rumusan masalah dalam penelitian, antara lain: 1. Apakah karakteristik personal auditor berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalam audit? 2. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalam audit? 3. Apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalam audit? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk menganalisa pengaruh karakteristik personal auditor terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalam audit. b. Untuk menganalisa pengaruh reputasi auditor terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalam audit.
c. Untuk menganalisa pengaruh pengalaman auditor terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalam audit. d. Untuk menganalisa pengaruh karakteristik personal auditor, reputasi auditor, dan pengalaman auditor terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalam audit. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penulisan penelitian ini yaitu ada 2 : a. Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan di bidang audit khususnya dalam Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Reputasi Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit. b. Manfaat praktis 1) Bagi Pembaca Penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Reputasi Auditor, dan Pengalaman Auditor. Sehingga pembaca dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja seorang auditor. 2) Bagi Perusahaan
Hasil penelitian dapat membantu perusahaan Kantor Akuntan Publik untuk melihat seberapa besar Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Reputasi Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit. 3) Bagi Penelitian Sejenis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi peneliti lebih lanjut mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Reputasi Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit.