Suci Ramadona *) Zuhri, D dan Titi Sofitri **) ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Nurain *) Japet Ginting, dan Armis **) ABSTRACT

Elia Asdiana 1 Titi Solfitri 2 Zuhri, D 3

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 025 BAGANSIAPIAPI

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IIIB SDN 001 SALO

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

Murniaty ¹ Zuhri D ² Titi Solfitri ³ Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Indonesia

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Oleh: Rasmida *) Putri Yuanita **) Jalinus **) ABSTRACT

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

Rusmaniar * ) Jalinus dan Syofni** ) Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Indonesia HP:

Farani * ) Titi Solfitri, Zuhri D ** ) Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, Universitas Riau

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Manah Kibtiyah 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Oleh: Linda Parlina 1 Sakur 2 Susda Heleni 3

Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 003 SIABU KECAMATAN SALO

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Asari* Rini Dian Anggraini ** Zuhri D *** Key word : cooperative learning, STAD, mathematics learning outcomes

Rokiah Syafitri 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 005 SEGATI KEC. LANGGAM T.

Darmawati*), Titi Solfitri **), Yenita Roza**) Key word: Cooperative Learning, STAD, Learning Achievement

Junaidi S 1, Titi Solfitri 2,H. Zuhri D 3 HP

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Ermiwati*) Putri Yuanita**) Syofni **) Key word : Cooperative Learning, Think Pair Square, Learning Achievement

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Wan Sriindrahayu 1 Suhermi 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Yuli Astuti 1 Titi Solfitri 2 Syarifah Nur Siregar 2 Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Abstract

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Suliani 1 Yenita Roza 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 8 SMA NEGERI 2 SIAK HULU

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Oleh: Marfi Ario Susda Heleni Jalinus

Noni Vera Helvida*, Putri Yuanita**, Syarifah Nur Siregar**)

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Bambang Irawadi*), Yenita Roza, Zuhri**) ( )

Program Studi Pendidikan Matematika

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE THINK PAIR SQUARE (TPS) TO IMPROVE MATHEMATICS ACHIEVEMENT GRADE X AP 1 SMK PGRI PEKANBARU

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THREE STAY ONE STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 013 GANTING KECAMATAN SALO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 021 BAGAN HULU BAGANSIAPIAPI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

Wiwin Crisdayanti 1, Sakur 2, Rini Dian Anggraini 3 Contact :

Siti Kulala 1 Rini Dian Anggraini 2 Yenita Roza 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE WRITE A ROUND TO IMPROVE THE CAPABILITIES OF WRITING STUDENTS CLASS V SD NEGERI 5 TANJUNG PUNAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Titi Solfitri 1, Nurul Yusra T 2 Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan PMIPA FKIP 1,2 Universitas Riau, Pekanbaru 1,2

Vadhillah Rivha Vicry, H. Zuhri D, Suhermi No Hp

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Siti Nasuha 1, Jalinus 2, Rini Dian Anggraini 3 Hp.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 001 SINABOI

Puput Wiyanto, Zuhri D, Susda Heleni No Hp :

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN STRATEGI FIRE-UP DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 3 SMPN 2 TAMBANG

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

Monica Eka Yulianda 1, Atma Murni 2, Jalinus 3 Contact :

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Transkripsi:

1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 011 PARIT AMAN KECAMATAN BANGKO KABUPATEN ROKAN HILIR Suci Ramadona *) Zuhri, D dan Titi Sofitri **) Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, Universitas Riau Jalan HR. Subrantas KM 12,5 Simpang Panam Pekanbaru Indonesia 28293 E-mail : ramadona.suci@yahoo.co.id ABSTRACT This research conducted action to improve learning outcomes of mathematics through cooperative learning model type small circle big circle in class of III SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir semester academic year 2011/2012 on the subject matter to know fractions. As a research subject is class of III SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir, numbering 24 people consisting of 13 male students and 11 female students whose abilities much below the specified school KKM is 60. This study was conducted in two cycles consisting of the first cycle and second cycle each of the three meetings and one-time daily tests. Based on the results of research on learning outcomes increased after the action than before the action. Total mastery achievement criteria minumum the basic score 17 students (70.83%), decreased in the first cycle to 15 students (62.5%) and increased again in the second cycle to 19 students (79.16%). Use of cooperative learning techniques small circle big circle mathematics can improve learning outcomes Elementary School of third grade students at SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir year 2011/2012 in particular to know the subject matter fractions Keywords: Cooperative Learning Model, Roving Engineering Classroom, Learning Outcomes Pendahuluan Tujuan pembelajaran matematika di SD antara lain adalah :1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasi konsep, secara luas dan tepat dalam pemecahan masalah., 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam bentuk umum, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika., 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang * ** Mahasiswa program studi pendidikan matematika FKIP UR Dosen Pembimbing program studi pendidikan matematika FKIP UR

2 diperoleh., 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah., 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006). Memahami tujuan matematika yang telah dikemukakan sebelumnya, maka sudah sewajarnyalah pelajaran matematika seharusnya disenangi oleh siswa yang diwujudkan dengan hasil belajar yang lebih baik. Namun kenyataan yang terjadi di SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir tersebut berkebalikan. Hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir masih rendah. Hal ini didasarkan pada persentase jumlah siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 60, dapat dilihat pada tabel berikut; Tabel 1. Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas III Semester Genap SD Negeri 011 Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Tahun Ajaran 2011/ 2012 No Materi Pokok Jumlah Siswa Persentase Mencapai KKM ketercapaian KKM 1 Pecahan setengah dan seperempat 10 41,67% 2 Pecahan sepertiga dan seperenam 13 54,17% Sumber: guru mata pelajaran matematika kelas III SDN 011 Parit Aman Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas III SD Negeri 011 Parit Aman, penyebab rendahnya hasil belajar matematika dikarenakan dalam proses pembelajaran selama ini, guru masih menekankan pada metode ceramah dan tanya jawab. Proses pembelajaran yang dilakukan guru yaitu menjelaskan materi, memberikan soal, memberikan latihan dan kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pengetahuan mereka. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa hanya menunggu materi yang disampaikan guru tanpa menggali sendiri informasi secara mandiri. Kegiatan pembelajaran yang demikian menunjukkan bahwa pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak diarahkan untuk belajar bekerjasama sedangkan prinsip dalam KTSP antara lain pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa diarahkan untuk belajar secara mandiri dan bekerjasama (Masnur, 2007). Upaya yang telah dilakukan oleh guru sebagai peneliti untuk menanggulangi hal tersebut yaitu dengan berusaha mengadakan perbaikan baik dalam membuat persiapan mengajar maupun proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan pembelajaran kelompok. Dengan anggota masing-masing kelompok 5 orang. Namun pelaksanaannya belum sesuai dengan yang diharapkan, karena pembentukan anggota kelompok kemampuan akademisnya belum heterogen. Hal ini menyebabkan kelompok yang terbentuk kurang terkontrol dan pada saat mengerjakan tugas masih ada siswa yang tidak mau berbagi dengan teman sekelompoknya, sedangkan sebagian lagi mendominasi kerja kelompok sehingga usaha ini juga belum menunjukkan peningkatan hasil belajar. Mengingat berbagai usaha yang dilakukan belum membuahkan hasil maka guru sebagai peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran

kecil lingkaran besar. Menurut Lie (2008) model pembelajaran ini memiliki keunggulan yaitu adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Pada proses pembelajaran ini, siswa diberi kesempatan untuk berbagi informasi secara singkat dan teratur dalam bentuk diskusi kelompok. Pembentukan kelompok dibagi dalam dua kelompok besar yaitu kelompok lingkaran kecil dan kelompok lingkaran besar. Pada saat pembelajaran berlangsung, kelompok lingkaran besar akan berpindah sesuai peraturan arah jarum jam untuk berbagi informasi dan kelompok lingkaran kecil diam di tempat. Dengan kegiatan yang dilakukan ini, selain tidak membosankan bagi siswa juga siswa akan terlibat aktif dalam diskusi. Lebih lanjut, Lie (2008) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar melatih siswa untuk berfikir, berkomunikasi, dan mengungkapkan ide-ide bersama dengan pasangan kelompoknya dalam menyelesaikan soal atau permasalahan. Dalam diskusi ini siswa terlibat langsung membangun pengetahuannya dan pemahamannya sendiri dalam bentuk pemecahan masalah, dengan adanya keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah akan mempermudah siswa dalam memahami dan mengingat pengetahuannya. Berdasarkan permasalahan pada latar belakang, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe lingkaran kecil lingkaran besar dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas III SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir semester genap tahun ajaran 2011/ 2012 pada materi pokok mengenal pecahan?. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar pada materi pokok bangun datar semester genap tahun ajaran 2011/ 2012. Dari pembelajaran ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe lingkaran kecil lingkaran besar pada siswa kelas III SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir semester genap tahun ajaran 2011/ 2012 pada materi pokok mengenal pecahan. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagi siswa, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe lingkaran kecil lingkaran besar dalam mempelajari materi pembelajaran mengenal pecahan. (2) Bagi guru, dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe lingkaran kecil lingkaran besar ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam hal merancang model pembelajaran agar dapat mencapai hasil yang optimal di SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir semester genap tahun ajaran 2011/ 2012. (3) Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam rangka meningkatkan 3

4 dan memperbaiki kualitas pendidikan di SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir semester genap tahun ajaran 2011/ 2012. (4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan berpijak dalam menindak lanjuti penelitian selanjutnya pada ruang lingkup yang lebih luas untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir semester genap tahun ajaran 2011/ 2012. Dimulai pada bulan April 2012 sampai dengan Juni 2012. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas, dimana guru adalah pelaksana proses pembelajaran sebagai upaya perbaikan pembelajaran sebelumnya, sedangkan observasi aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dilakukan oleh penulis sebagai observer dengan tahap-tahap berikut: Pada tahap ini dilakukan persiapan untuk segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran, seperti perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Dalam penelitian tindakan kelas, pelaksanaan tindakan adalah proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang telah dirancang pada tahap persiapan sebagai upaya perbaikan. Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Observasi berfungsi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran, dimana hasil observasi dijadikan salah satu alat untuk melihat keadaan proses pembelajaran selama pelaksanaan tindakan penelitian. Pada tahap ini dilakukan perenungan dengan melihat hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan setelah satu siklus. Kemudian diketahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi dari tindakan yang dilakukan pada satu siklus tersebut, sehingga dapat pula direncanakan perbaikan untuk siklus berikutnya. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir, yang berjumlah 24 orang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan yang kemampuannya banyak di bawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 60. Instrumen penelitian terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrument pengumpulan data Pada penelitian ini menggunakan dua instrumen penelitian yaitu perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain : (a) Silabus, (b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (c) Lembar Kerja Siswa Lembar pengamatan dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan terstruktur. Lembar pengamatan tersebut digunakan sebagai alat observasi aktivitas guru selama pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe lingkaran kecil lingkaran besar. Format lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran. Tes hasil belajar siswa berupa tes individu secara tertulis pada tiap akhir pertemuan pembelajaran. Ada dua teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik observasi dan teknik tes. Observasi digunakan untuk mengetahui dan melihat kelemahan dan kekurangan guru dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar pengamatan yang telah disediakan. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam penelitian tindakan kelas. Dari hasil data yang

5 diperoleh sebagai fakta untuk melihat ada tidaknya dampak perbaikkan pembelajaran yang diharapkan. Tes yang dilaksanakan pada penelitian ini berupa tes tertulis yang berisi soal-soal untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Tes ini dilakukan setelah berakhirnya siklus I, siklus II atau siklus III yang berupa ulangan harian I dan ulangan harian II. Data yang telah dikumpulkan di analisis secara deskriptif. Menurut Sugiyono (2007) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsi data-data tentang seseorang. Data yang dianalisis dalam penelitian ini ada dua, yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa serta data hasil belajar matematika. Analisis data siswa dan guru adalah hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan melihat kesesuaian antara rencana dengan tindakan. pelaksanaan dikatakan sesuai jika semua aktivitas guru dan siswa pada pemebelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar yang tertuang dalam rencana pembelajaran terlaksana dengan semestinya. Pengamatan terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran dilakukan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang sudah disepakati antara guru dan pengamat. Pengamat dapat menggunakan teknik-teknik tertentu untuk merekam jalannya perbaikan sehingga dapat mengkontruksikan pelajaran yang berlangsung. Analisis data tentang hasil belajar siswa pada materi pokok bilangan dapat dilihat dengan membandingkan nilai skor dasar yang dimiliki siswa dan jumlah siswa yang mencapai KKM yang ditetapkan sekolah pada UH I dan UH II. Menurut Suyanto (1997) apabila skor hasil belajar siswa setelah tindakan lebih baik dari pada sebelum tindakan maka dapat dikatakan tindakan berhasil. Akan tetapi jika tidak ada perbedaannya dan bahkan tidak baik maka tindakan belum berhasil. Hasil Penelitian dan Pembahasan Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dalam pembelajaran matematika. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini melalui beberapa tahap. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus (lampiran A), Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun untuk enam kali pertemuan (lampiran B) dan lembar kerja siswa (LKS) untuk enam kali pertemuan (lampiran C). Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan (lampiran G) dan perangkat tes hasil belajar matematika untuk ulangan harian I dan II. Perangkat tes hasil belajar terdiri dari kisi-kisi penulisan soal (lampiran D), naskah soal (lampiran E) dan kunci jawaban (lampiran F). Kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar pada materi pokok mengenal pecahan dilaksanakan dalam delapan kali pertemuan, dengan rincian enam kali pertemuan proses pembelajaran dan dua kali pertemuan untuk mengadakan tes yaitu ulangan harian I dan ulangan harian I dan ulangan harian II. Dari observasi pengamat selama tiga kali pertemuan, masih terdapat kekuranga-kekurangan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam

menyampaikan tata cara pelaksanaan pembelajaran guru terlalu cepat sehingga pelaksanaan pembelajaran belum berjalan dengan baik. Alokasi waktu yang direncanakan tidak sesuai dengan waktu pelaksanaan sedangkan dalam pelaksanaan waktu yang digunakan lebih banyak, pada saat mengerjakan LKS siswa belum serius karena belum terbiasa dan belum dapat berdiskusi dengan baik dengan pasangan kelompoknya, pada ulangan harian peneliti masih melihat adanya siswa yang berusaha mencontoh hasil kerja temannya. Adapun rencana perbaikan tindakan untuk siklus berikut oleh peneliti adalah dengan menyampaikan tujuan dan tata cara pelaksanaan-pelaksanaan penerapan pembelajaran koopertaf teknik lingkaran kecil lingkaran besar dengan lebih jelas sehingga proses pembelajaran dapat berjalan baik, mengatur waktu seefesien mungkin agar dalam pengerjaan LKS sesuai dengan perencanaan sehingga tidak menyita waktu, memantau dan memberi bimbingan yang lebih merata kesemua kelompok sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan dan lebih serius dalam belajar, pada ulangan harian II berikutnya peneliti akan lebih menambah pengaturan jarak antara tempat duduk, agar siswa tidak ada yang lagi yang berusaha untuk mencontoh. Pada siklus kedua ini keterlaksanaan proses pembelajaran mengalami peningkatan bila dibandingkan pada siklus pertama. Keterlaksanaan pembelajaran pada siklus kedua ini sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang sudah direncanakan. Dari refleksi siklus kedua ini peneliti tidak melakukan perencanaan untuk siklus selanjutnya karena penelitian hanya dilakukan sebanyak dua siklus. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, nilai perkembangan dan penghargaan kelompok, ketercapaian KKM dan keberhasilan tindakan. Untuk mengetahui aktivitas dan interaksi guru dan siswa serta kemampuan belajar siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar. Dilakukan pengamatan terhadap aktivitas dan interaksi siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Pertemuan pertama, aktivitas guru dan siswa belum sesuai rencana. Masih banyak kelemahan dan kekurangan yang ditemui. Yaitu dalam menjelaskan langkah-langkah pembelajaran guru terlalu cepat sehingga pelaksanaan pembelajaran belum terjalan dengan baik. Dalam memberikan bimbingan guru cenderung tidak merata. Pada saat berdiskusi dengan pasangan kelompoknya ada beberapa siswa yang mengerjakan sendiri-sendiri. Dan pada saat berdiskusi dengan pasangan kelompoknya yang baru masih ada beberapa siswa yang tidak serius dalam kelompok berdiskusi, serta masih ada siswa yang malu menampilkan hasil diskusi dari kelompoknya. Dari hasil pangamatan pada lampiran G1 pengamat menyarankan agar guru kembali menegaskan kepada siswa tentang langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dan lebih mambimbing siswa terutama saat mengerjakan LKS. Pertemuan kedua, guru kurang merata dalam melakukan pembimbingan serta kurang memberikan penegasan dalam berdiskusi. Dalam hal peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dari sikap perwakilan kelompok yang tidak menolak saat ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sudah adanya siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang mereka masih belum paham. Dari hasil pengamatan, pengamat menyarankan agar guru lebih tegas dalam mengelola 6

7 kelas terutama untuk membiasakan siswa lebih aktif berdiskusi di dalam kelompoknya, saling berbagi dan bekerjasama. Serta menegaskan tujuan berdiskusi dengan pasangan kelompok dan pada kelompoknya masing-masing. Pertemuam ketiga, siswa mulai terbiasa dengan suasana diskusi. Dalam hal kemajuan belajar siswa, sebagian besar siswa telah dapat berdiskusi dan berbagi informasi dengan pasangan kelompoknya tidak ada lagi siswa yang mengerjakan LKS sendiri-sendiri. Pada saat berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, tidak ada anggota kelompok yang bermain-main semuanya aktif berdiskusi. Pertemuan keempat, pada pertemuan keempat ini, rencana guru telah terlaksana dengan baik. Untuk aktivitas siswa, pada pertemuan keempat ini sudah mulai mengalami peningkatan, dilihat dari keaktifan siswa menanggapi presentasi kelompok lain serta siswa mulai bisa mengeluarkan pendapat untuk menarik kesimpulan dari materi pembelajaran. Pada pertemuan kelima, terlihat aktivias siswa dalam berdiskusi dengan pasangan kelompok sangat baik, masing-masing siswa mau berusaha untuk berfikir terlebih dahulu mendiskusikan soal dengan pasangan kelompoknya dan jika ada yang benar-benar mereka tidak mengerti baru bertanya pada guru, semua siswa sudah mulai mau untuk berdiskusi, dan hampir semua siswa mulai mau mengeluarkan pendapat untuk menarik kesimpulan dari materi pembelajaran. Pertemuan keenam, aktivitas siswa terlihat siswa lebih semangat selama proses pembelajaran. Secara keseluruhan penerapan pembelajaran berjalan lancar dan sesuai perencanaan. Nilai Perkembangan Siswa dan Penghargaan Kelompok Nilai perkembangan angota kelompok diperoleh dari selisih skor dasar dan nilai tes hasil belajar. Nilai perkembangan siswa pada siklus I diperoleh dari selisih skor dasar dengan nilai ulangan harian I. nilai perkembangan siswa pada siklus II diperoleh dari selisih nilai ulangan harian I (skor dasar) dengan nilai ulangan harian II. Nilai perkembangan siswa pada siklus I dan II disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2. Nilai Perkembangan Siswa pada Siklus I dan Siklus II Nilai Siklus I Siklus II Perkembangan Jumlah % Jumlah % 5 1 4,16 2 8,33 10 1 4,16 4 16,67 20 8 33,34 0 0 30 13 54,16 18 75 Telah diperoleh nilai perkembangan individu yang akan disumbangkan pada kelompok, kemudian dicari rata-rata nilai perkembangan itu dan di sesuaikan dengan kriteria penghargaan kelompok, sehingga diperoleh penghargaan masingmasing kelompok. Penghargaan yang diperoleh masing-masing kelompok pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :

8 Tabel 3. Penghargaan yang Diperoleh Masing-masing Kelompok pada Siklus I dan Siklus II Nama Kelompok Skor Kelompok Siklus I Penghargaan Skor Kelompok Siklus II Penghargaan A 21,25 HEBAT 30 SUPER B 27,5 SUPER 25 SUPER C 27,5 SUPER 13,75 HEBAT D 25 SUPER 30 SUPER E 20 HEBAT 23,75 SUPER F 27,5 SUPER 25 SUPER Ketercapaian KKM Indikator Dari hasil tes ulangan harian diperoleh data mengenai hasil belajar. Data tersebut dianalisi untuk melihat ketercapaian KKM untuk seluruh indikator pada ulangan harian I dan ulangan harian II. Selain itu data tersebut dianalisis setiap indikatornya untuk menentukan jumlah siswa yang mencapai KKM pada setiap indikator soal. Dalam hal ini skor dikatakan mencapai KKM indikator jika skor yang peroleh setiap indikator soal 60. Skor maksimum untuk setiap indikator dapat dilihat pada lampiran J1 untuk ulangan harian I materi pokok mengenal pecahan sebagai penjumlahan berulang, menyajikan pecahan dengan gambar dan membilang dan menuliskan pecahan dengan kata-kata dan gambar. Sedangkan pada lampiran J2 untuk ulangan harian II materi pokok membandingkan nilai dua pecahan, membandingkan nilai dua pecahan dengan menggunakan garis bilangan dan menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan pecahan. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa untuk setiap indikator sesudah mengikuti proses pembelajaran dan ulangan harian I, maka jumlah siswa yang mencapai skor maksimum dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Ketercapaian KKM Indikator pada Ulangan Harian I Siswa yang memperoleh nilai No Indikator Ketercapaian 60 Jumlah % 1 Mengenal pecahan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh 21 87,5 2 Menyajikan nilai pecahan dengan menggunakan berbagai bentuk gambar 20 83,34 dan sebaliknya. 3 Membilang dan menuliskan pecahan dalam kata dan lambang 9 37,5 Tabel 10. Ketercapaian KKM Indikator pada Ulangan Harian II No Indikator Ketercapaian 1 Membandingkan nilai dua pecahan dengan gambar 2 Membandingkan nilai dua pecahan dengan garis bilangan 3 Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan pecahan sederhana Siswa yang memperoleh nilai 60 Jumlah % 17 70,83 15 62,5 19 79,16

9 Tabel 11.Persentase Siswa yang Mencapai KKM dari Keseluruhan Indikator Persentase (%) Skor Dasar 41,66 Ulangan Harian I 41,66 Ulangan harian II 87,5 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan peneliti, terlihat siswa lebih bersemangat dalam belajar dan lebih partisipatif dalam proses pembelajaran. Dalam mengikuti setiap aktivitas pembelajaran siswa berusaha memahami materi dengan cara bertanya pada teman, bertanya pada guru dan menyimak penjelasan teman yang menampilkan hasil diskusi. Hal ini juga terlihat dari kemajuan belajar siswa, dimana siswa lebih berani mengeluarkan pendapatnya dalam berdiskusi dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan guru dengan baik. Analisis data tentang nilai perkembangan siswa menunjukan terjadinya peningkatan pada siklus I siklus II. Hal ini terjadi karena skor dasar (Hasil belajar siswa sebelum tindakan) rendah, sehingga nilai perkembangan pada siklus kedua tinggi. Selanjutnya nilai ulangan harian I menjadi skor dasar pada siklus kedua dengan hasil yang lebih baik sehingga peningkatan nilai perkembangan siswa tidak tinggi pada siklus pertama. Penurunan nilai perkembangan juga disebabkan oleh tingkat kesulitan materi pelajaran. Pada analisis data tentang penghargaan kelompok pada siklus I dan pada siklus II masing-masing kelompok mendapatkan penghargaan yang bervariasi yaitu kelompok hebat dan kelompok super. Dari analis data tentang ketercapaian tentang KKM diperoleh fakta bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM sesudah tindakan bila dibandingkan dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebelum tindakan. Selama proses penelitian dikelas III SD Negeri 011 Parit Aman ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam penelitian diantaranya : pada pertemuan pertama siswa masih bingung dengan model pembelajaran yang diterapkan. Kekurangan ini menurut penelitian karena siswa belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar. Siswa masih ada yang menyelesaikan LKS secara sendiri-sendiri. Selain itu, siswa juga belum terbiasa berdiskusi dengan pasangan kelompoknya, siswa berkemampuan tinggi cenderung bekerja sendiri-sendiri sedangkan siswa berkemampuan rendah mengharapkan jawaban dari pasangan kelompoknya yang pintar. Pada pertemuan kedua, guru dan siswa sudah mampu berinteraksi dengan baik. Siswa sering bertanya dan berdiskusi dengan pasangan kelompoknya. kemajuan pada siswa dapat terlihat pada pertemuan selanjutnya. Setelah masuk siklus kedua siswa sudah mulai antusias berdiskusi dengan pasangan kelompoknya kemudian berdiskusi dengan kelompok untuk mengambil keputusan akhir dari jawaban LKS. Siswa makin menyukai pembelajaran yang menggunakan teknik ini karena siswa dapat berkreativitas sehingga suasana di kelas menjadi semarak. Kelemahan dalam penelitian ini adalah pada saat pelaksanaan pembelajaran. Guru dalam hal ini menghadapi kendala dalam pengelolaan diskusi kelompok. Karena jumlah kelompok yang cukup banyak dan waktu yang terbatas, sehingga tidak semua kelompok dapat dibimbing oleh guru secara maksimal. Kelemahan lain dalam penelitian ini yaitu adanya kemungkinan terjadinya pasangan diskusi siswa yang memiliki kemampuan homogen dan memiliki kemampuan akademis rendah ketika proses pembelajaran terjadi. Dari analisis tindakan jumlah siswa yang mencapai KKM 60 meningkat setelah melakukan tindakan. hasil analisis yang diperoleh pada penelitian ini

10 melalui penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar menunjukan bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM setelah tindakan yaitu ulangan harian I dan ulangan harian II lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah siswa yang mencapai KKM pada skor dasar (sebelum tindakan) dan ulangan harian I. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar matematika siswa setelah penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar lebih baik dari skor dasar (Sebelum tindakan) dan ulangan harian I. Jadi, hasil analisis tindakan ini mendukung hipotesis tindakan yang diajukan yaitu penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dapat maeningkatan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 011 Parit Aman Khususnya pada materi mengenal pecahan. Kesimpulan Dan Saran Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 011 Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir tahun pembelajaran 2011/ 2012 khususnya pada materi pokok mengenal pecahan. Melalui penelitian yang telah dilakukan, penelitian mengemukakan saransaran yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dalam pembelajaran matematika. (1) Penerapan pembelajaran kooperatif teknik lingkaran kecil lingkaran besar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. (2) Guru harus benar-benar mamperhatikan penyusunan kelompok belajar yang heterogen, kemudian mengaturnya sehingga menghindari kemungkinan bertemunya pasangan diskusi siswa yang memiliki kemampuan homogen dan memiliki kemampuan akademis rendah. Daftar Pustaka Abdurrahman, 2002, dalam Maryati 2009. Skripsi Penggunaan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar UPBJJ Universitas Terbuka, Pekanbaru. Dimyati dkk, 2002. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta Hamalik, 2001, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta. Hudojo,H. 1990. Belajar Mengajar Matematika, Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta Ibrahim dkk, 2000. Pembelajaran Kooperatif, University Press, Surabaya. Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada Lie A. 2007, Cooperative Learning, Grasindo, Jakarta Lie. A., 2008, Cooperative Learning-Memperaktikkan Cooperative Learning diruang-ruang Kelas, Grasindo, Jakarta Media, Bandung Rusefendi 2006. Belajar Mengajar Matematika, Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta Sanjaya. W., 2007, Strategi Pembelajaran-Berorienjtasi Standfar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta Slavin. R. E 2008, Cooperative Learning Theory, Research, and Practisi, Nusa Sudjana, N. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Wardhani, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta