BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. memiliki kemampuan berbahasa secara optimal akan sangat mudah untuk. mengakibatkan tujuan komunikasi tidak tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ke Kurikulum Tingkat Satuan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini karena Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi antaranggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan tersebut masing-masing harus dimiliki oleh siswa untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 1 ayat (1) (dalam Samino, 2010:36) menyebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung kita perlu melakukan kegiatan menyimak. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam. kehidupan siswa. Serta menunjang kesuksesan hidup seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah ta'arafu artinya saling mengenal dan berinteraksi dengan. sesamanya. Melalui Al-Quran Allah memfirmankan-nya, "Hai manusia,

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dibekali kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan sifat sosial yang dimilikinya tentu mereka akan saling berinteraksi. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam ranah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rifki Arif Nugraha, 2015

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan bahasa perlu memiliki kemahiran dan penguasaan yang baik, agar apa yang disampaikan melalui lisan maupu tulisan tersebut dapat dimengerti dan dipahami lebih baik oleh pembaca maupun pendengar. Kegiatan menyimak, yaitu berupa memahami bahasa yang dihasilkan orang lain melalui sarana lisan atau pendengaran, merupakan kegiatan yang paling pertama dilakukan manusia. Keadaan itu sudah terlihat sejak manusia masih bayi. Bayi manusia yang belum mampu menghasilkan bahasa, sudah akan terlihat dalam kegiatan mendengarkan dan usaha memahami bahasa orang-orang di sekitarnya. Dalam belajar bahasa asing pun kegiatan pertama yang dilakukan pelajar adalah menyimak bunyi-bunyi bahasa yang dipelajari, baik yang berupa ucapan langsung maupun melalui sarana rekaman. Secara alami, bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan memahami pembicaraan itu. Hal itu akan lebih nyata terlihat pada masyarakat bahasa yang belum mengenal sistem tulisan. Pada masyarakat bahasa modern pun dalam kehidupan sehari-harinya, kegiatan berbahasa secara lisan akan jauh lebih banyak digunakan daripada berbahasa tulis. Kenyataan itu dapat diartikan bahwa kemampuan berbahasa secara lisan lebih fungsional dalam kehidupan sehari-hari daripada kemampuan berbahasa secara tulis, dalam kaitan ini adalah kemampuan menyimak yang perlu diberi perhatian secara memadai. 1

Fungsionalnya kegiatan menyimak ini dapat terlihat dari kehidupan sehari-hari kita yang dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak. Contohnya dalam dialog antara anggota keluarga, percakapan antara teman, aktivitas pendidikan di sekolah dan masih banyak lagi kegiatan lain yang melibatkan kegiatan menyimak. Selain itu, fungsionalnya kegiatan menyimak bagi kehidupan manusia karena kegiatan menyimak mempunyai peran yang sangat penting. Menurut Tarigan (1991:8) peran dari kegiatan menyimak tersebut adalah sebagai (1) landasan belajar berbahasa, (2) penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis, (3) pelancar komunikasi lisan, dan (4) penambah informasi. Bukti yang menguatkan betapa pentingnya keterampilan menyimak tersebut adalah pendapat dari Rankin pada tahun 1926 (dalam Tarigan, 1991:10) yang menyatakan bahwa 42% waktu penggunaan bahasa tertuju pada menyimak. Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di tempat penelitian, pelaksanaan pembelajaran bahasa khususnya Bahasa Indonesia untuk pembelajaran menyimak kurang mendapat perhatian dari guru yang bersangkutan. Guru pelajaran Bahasa Indonesia belum mengajarkan dan menguji kemampuan menyimak peserta didik secara spesifik. Penulis mendapatkan gambaran bahwa pembelajaran menyimak yang merupakan bagian tidak dapat terpisahkan dari pembelajaran bahasa Indonesia belum terlaksana dengan baik. Guru seolah-olah bingung ketika harus melaksanakan pembelajaran menyimak. Hal ini sungguh memprihatinkan mengingat pembelajaran menyimak memiliki peran dan kedudukan yang strategis dalam kaitannya dengan pembentukan intelektual dan kepribadian siswa. Oleh karena itu, pembelajaran menyimak tidak bisa dianggap 2

sepele dan tidak bisa diselenggarakan seadanya. Keadaan seperti itu dapat penulis simpulkan dari hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia di tempat penulis melaksanakan studi pendahuluan. Selain itu, penulis menyebarkan angket kepada siswa kelas X-6 SMAN 15. Hasilnya, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa kondisi pembelajaran menyimak yang terkesan seadanya diakibatkan oleh metode yang digunakan masih metode ceramah, selain itu juga disebabkan oleh minimnya media pengajaran kurang memadai untuk digunakan dalam pembelajaran menyimak. Kondisi pengajaran yang tidak ideal tersebut mengakibatkan minat belajar peserta didik menjadi rendah. Hal tersebut berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa yang rendah. Yang lebih mengkhawatirkan adalah terbentuknya mindset siswa terhadap pembelajaran menyimak dan kebiasaan siswa yang mengikuti pembelajaran menyimak dengan penggunaan metode ceramah. Dengan keadaan seperti itu, peserta didik sulit diajak untuk mengubah gaya belajarnya, contohnya ketika guru mencoba menerapkan teknik diskusi pada pembelajaran menyimak dengan tujuan untuk mengaktifkan peserta didik. Kebanyakan dari mereka bersikap tidak kooperatif dengan berbuat gaduh dengan teman diskusinya. Akibatnya, fokus kompetensi yang menjadi target pembelajaran tidak tercapai. Menghadapi situasi ini, akhirnya guru lebih memilih kembali kepada metode ceramah. Sebenarnya permasalahan ini dapat diatasi dengan kreativitas seorang guru untuk menyiasati suatu permasalahan dalam pembelajaran dengan memahami tentang diri peserta didik yang memiliki berbagai macam keunikan dan karakteristiknya. Salah satu permasalahan yang terdapat dalam metode ceramah adalah intonasi dan pelafalan yang diucapkan 3

oleh guru kurang dipahami oleh siswa, sehingga siswa tidak termotivasi dalam pembelajaran menyimak. Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran menyimak, guru hendaknya dapat menerapkan metode baru yang lebih dapat merangsang motivasi siswa untuk belajar dan mengarah pada pembentukan jiwa aktif sehingga rasa percaya diri peserta didik meningkat untuk menyelesaikan kegiatan belajar. Salah satu hal yang paling penting adalah, guru hendaknya dapat memunculkan kreativitasnya dengan memanfaatkan media pembelajaran menyimak yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Namun kendala yang ditemui oleh guru yang bersangkutan adalah kurangnya sarana dan prasarana yang bisa menunjang pembelajaran menyimak tersebut. Berdasarkan uraian kondisi pembelajaran di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan upaya perbaikan yang mengarah pada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal yang mendukung upaya perbaikan ini adalah penggunaan media pembelajaran, yaitu media audio yang dirancang sesuai dengan kebutuhan situasi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan minat siswa, sehingga pembelajaran akan semakin efektif dan menyenangkan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang harus dicapai. Untuk itu penulis merasa perlu menerapkan metode pembelajaran baru dengan menggunakan media audio. Adapun judul penelitian ini adalah Pemanfaatan Media Audio ssebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Berita (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X-6 di SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). 4

1.2 Identifikasi Masalah Uraian pada bagian pendahuluan menegaskan bahwa keterampilan menyimak sangat penting dalam pembelajaran bahasa. Keterampilan menyimak berperan dalam pembentukan sikap intelektual dan kepribadian peserta didik. Keterampilan menyimak perlu diberikan kepada peserta didik dalam proses belajar bahasa, karena keterampilan menyimak dapat mengajak peserta didik untuk memahami dan menghargai suatu informasi. Pada kenyataannya, pembelajaran menyimak belum diberikan secara tepat. Pembelajarannya masih diberikan dengan kondisi yang membosankan karena minimnya penggunaan media sehingga mengakibatkan peserta didik enggan, malas, bosan, jenuh, dan tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran menyimak, khususnya pembelajaran menyimak berita. Akibatnya, peserta didik tidak dapat merespons informasi yang diperoleh dari menyimak, meskipun sebenarnya peserta didik telah memiliki keterampilan bahasa lainnya, seperti berbicara, membaca, dan menulis. 1.3 Pembatasan Masalah Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menyimak berita, peneliti berupaya mengatasi segala hambatan yang dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran menyimak. Peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian dalam kerangka penerapan media audio dalam pembelajaran menyimak berita. 5

1.4 Rumusan Masalah Masalah dalam peneilitian ini, penulis rumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimanakah persiapan pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio pada siswa kelas X-6 SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011? 2) Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan menggunakan media audio pada siswa kelas X-6 SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011? 3) Bagaimanakah hasil belajar pada siswa kelas X-6 SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media audio? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui persiapan pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio pada siswa Kelas X-6 SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011, 2) Mengetahui proses pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio pada siswa kelas X-6 SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011, dan 3) Mengetahui ada tidaknya perubahan hasil belajar pada siswa kelas X-6 SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010, setelah mengikuti pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio. 6

1.6 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran menyimak, terutama menyimak berita. Dengan beragamnya media yang dapat dimanfaatkan guru, peningkatan kualitas dan hasil belajar menyimak diharapkan dapat tercapai. 2) Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengisi kekosongan rujukan akademis yang berupa informasi mengenai pembelajaran menyimak. Sepanjang pengamatan dan pengetahuan penulis, kajian dan literatur mengenai menyimak yang ditampilkan dalam bahasa Indonesia sangatlah minim. Oleh karena itu, penulis berharap penelitian ini dapat dimanfaatkan secara teoretis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran menyimak. 1.7 Definisi Operasional Definisi operasional sangat penting agar penulis dan pembaca memiliki persepsi yang sama tentang penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini pun, penulis mendefinisiskan variabel-variabel yang berhubungan dengan segala sesuatu yang akan diteliti. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut. 1) Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. 7

2) Berita adalah laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian orang banyak dan berita itu berisi tentang fakta atau sesuatu yang baru yang dapat dipublikasikan melalui media cetak atau media elektronik. 3) Pembelajaran menyimak adalah mendengarkan lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan sengaja dengan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, interprestasi, reaksi dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi dan merespon makna yang terkandung di dalamnya. 1.8 Hipotesis Hipotesis adalah alternatif dengan jawaban yang dibuat peneliti bagi prolematika yang diajukan penelitiannya. Jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian (Arikunto, 1993:62). Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang diungkapkan sebelumnya, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut. a. Dengan menggunakan media audio dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas X-6 SMAN 15 Bandung. 8