BAB I PENDAHULUAN. harus menghadapi persaingan yang ketat. Perkembangan retail tumbuh semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Wilayah Segmentif Wisata Belanja Jenis Wisata Wilayah Segmentif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini kota Bandung menjadi salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ritel modern saat ini semakin pesat dan mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam bidang pemasaran. Perkembangan teknologi yang begitu pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan di Indonesia diikuti pula dengan. perkembangan di bidang ekonomi. Sejalan dengan kemajuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang paling disukai adalah kegiatan berbelanja produk fashion. Produk

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan nilai tambah yang dihasilkan subsektor fesyen dan kerajinan berturutturut

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian. Pengecer yang kini melihat ke masa depan harus

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya kota Bandung. Mulai dari pakaian casual, remaja, dewasa, dan pakaian

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk memberikan perbedaan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

kategori Department store, Service Quality Award Excellence 2009 dan Indonesia's Most Admired Companies 2009, semakin memperkokoh PT. X Dept.

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. jasa untuk konsumsi langsung atau tidak langsung. Pengertian retail menurut Ma ruf

BAB I PENDAHULUAN. perluasan pasar produk dari perusahaan Indonesia, sementara di sisi lain, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Retailing (eceran) adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Retail Store di Yogyakarta pada saat ini mengalami perkembangan, dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

Tabel 1.1 Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini seringkali disebabkan oleh keseragaman target market yang dimiliki bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. para penikmat kopi dimanapun ia berada. Saat ini sebagian masyarakat memiliki minat

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan melayani kebutuhan konsumen secara memuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang fashion.

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. informasi yang dibutuhkan akan semakin beraneka ragam. Untuk memenuhi

Jumlah Restoran dan Kafe

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

SKRIPSI PENGARUH STORE ATMOSPHERE (SUASANA TOKO) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA TOKO BUKU GRAMEDIA PADANG

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun sedang mengalami berbagai masalah dalam perekonomian,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berhati-hati dalam memilih produk pakaian yang akan mereka gunakan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang model

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

Pen g a r u h P e r i k l a n a n ( A d v e r t i s i n g ) t e r h a d a p P r o s e s K e p u t u s a n P e m b e l i a n K o n s u m e n 1 BAB I

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

ANALISIS PELAKSANAAN BAURAN ECERAN PADA 3 SECOND CLOTHING BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta. Sebagai ibukota dari provinsi Jawa Timur, kota Surabaya juga

BAB I PENDAHULUAN. jaman, sehingga menimbulkan persaingan di dalam usaha bisnis. Fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. dengan pesat. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keinginan yang tidak menjadi sederhana lagi, begitu pula dengan bisnis kuliner yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya berfokus pada penentuan harga semata namun juga aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi di dunia bisnis semakin ketat, setiap bisnis yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat. Perkembangan retail tumbuh semakin pesat, retail-retail yang tumbuh pesat di Indonesia diantaranya yakni mall, Departemen Store, Factory Outlet (FO), Boutique Outlet, yang dapat kita jumpai dibeberapa sudut kota. Pesatnya pertumbuhan usaha retail khususnya retail pakaian atau Factory Outlet, akan berdampak terhadap persaingan antara retailer menjadi semakin ketat, terlihat dengan masuknya retail pakaian asing di Indonesia. Factory outlet merupakan tempat belanja yang menjual berbagai kebutuhan fashion mulai dari perempuan, laki-laki dan anak-anak. Berbeda dengan distro dan butique yang lebih mengutamakan barang-barang dengan desain sendiri ataupun dipesan khusus dari luar negeri. Factory outlet menjual barang-barang sisa eksport maupun barang dari kelebihan produksi. Fenomena yang saat ini sedang berlangsung di bandung adalah bermunculannya factory outlet yang menyediakan suasana toko untuk memberikan kenyamanan bagi calon konsumen, karena saat ini konsumen tidak hanya membeli produk dasar yang dijual dari toko tersebut akan tetapi konsumen juga ikut membeli jasa yang telah dirasakan dan kenyaman yang didapatkan dari store atmosphere. Perusahaan dalam mengkomunikasikan keunggulan produknya 1

2 membutuhkan sarana prasarana yang dapat menunjang agar pemasaran produknya dapat dilirik konsumen. Factory outlet di Kota Bandung dapat ditemui di sekitar Jl. RE. Martadinata, Jl. Ir H Juanda atau yang lebih sering disebut Jl. Dago maupun di Jl. Setiabudi. Kehadiran factory outlet di Kota Bandung telah menjadi salah satu daya tarik utama para wisatawan untuk berbelanja. Banyaknya pilihan tempat belanja menjadi pertimbangan tersendiri bagi konsumen. Masing-masing konsumen memiliki harapan yang berbeda mengenai produk apa yang akan dibeli, dimana mereka akan membelinya dan dengan harga berapa produk tersebut dibeli. Berikut ini adalah beberapa factory outlet yang ada di Kota Bandung. Tabel 1.1 Nama Factory Outlet di Bandung No Nama Factory Outlet No Nama Factory Outlet 1. Factory Outlet Store 23. Up Town 2. Versaci 24. Unique 3. Totally 4 U 25. The Summit 4. The Big Price Cut 26. Stop N Shop 5. Shahara 27. Rumah Mode 6. Rich and Famous 28. Renarrity 7. Ralbi & Renaldi 29. Raflesia 8. Pipperoo 30. Otten One 9. No Label shop 31. Misyelle 10. Metropolis 32. Branded 11. M&M 33. Heritage 12. Cascade 34. Eiffel Fasion 13. Stamp 35. For Man 14. Cisangkuy Factory Outlet 36. Carvieno Collection 15. Cargo 37. Lelaki 16. Blossom 38. B n C Casual 17. Glamour 39. Dse Factory Outlet 18. Au let 40. Stroberry 19. Natural 41. Grande 20. The Secret 42. Victoria 21. Unusual 43. Calamus 22. Jetset 44. Level Sumber: Indonesia.panpage.com/industry-agricultural-and-garment/factory-outlet/

3 Banyaknya tempat perbelanjaan yang ada membuat perusahaan melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian pengunjung agar pengunjung memasuki toko dan melakukan pembelian. Ada perusahaan yang mengutamakan strategi promosinya seperti dengan menggunakan iklan baik itu melalui radio, media cetak, brosur, diskon, ataupun melakukan kerjasama dengan perusahaan lain seperti adanya potongan harga berbelanja jika menginap di hotel tertentu maupun makan di restoran tertentu dan pembayaran menggunakan kredit ataupun debit card tertentu. Beberapa perusahaan akan menarik perhatian pengunjung dengan atribute produk lebih diutamakan, hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki produk-produk khusus yang dijual limited edition atau stok pakaian yang terbatas ataupun tidak dijual di tempat perbelanjaan lainnya. Karena saat ini konsumen tidak hanya membeli produk dasar yang dijual dari toko tersebut, Ada pula pengunjung yang lebih memilih tempat belanja yang telah menjadi langganannya karena pengunjung tersebut sudah memberikan citra merek yang baik terhadap tempat tersebut, dan sudah merasa nyaman untuk berbelanja di toko tersebut.

4 Berikut ini adalah data pengunjung Factory Outlet : Tabel 1.3 Data Pengunjung Bulan Juni-September 2014 Bulan The Summit Heritage The Secret Juni 20.250 22.312 21.667 Juli 15.070 25.825 26.972 Agustus 12.400 24.260 25.120 September 11.500 24.807 24.030 Sumber : Data Pengunjung Factory Outlet Dilihat dari data yang ada terdapat penurunan pengunjung di The Summit pada setiap bulannya. Penurunan signifikan dapat dilihat pada bulan September, dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Dari 44 factory outlet yang ada di Bandung, Penulis membandingkan dua pesaing terkuat yaitu Heritage dan The Secret karena lokasi ketiga Factory Outlet tersebut berdekatan dan memiliki kesamaan dalam menjual barang. Kondisi penurunan yang terus-menerus setiap bulannya menjadikan The Summit factory outlet berusaha untuk mempertahankan pelanggan dan menarik konsumen sebanyak banyaknya, salah satu cara yang digunakan dapat digunakan dalam hal ini adalah dengan membentuk kembali dan memelihara minat beli konsumen terhadap The Summit Factory Outlet di mata masyarakat. Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merk yang tergabung dalam perangkat pilihan, Kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu alternatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen

5 untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam pertimbangan. Sukmayati dan Suyono dalam Pramono (2012). Melihat pengertian minat beli tersebut, Maka dapat disimpulkan bahwa minat beli merupakan sesuatu yang sangat penting, Dan secara otomatis harus dilakukan usaha untuk meningkatkannya. Simamora (2001) menyatakan minat beli terhadap suatu produk timbul karena adanya dasar kepercayaan terhadap produk yang diiringi dengan kemampuan untuk membeli produk. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli, Setiadi (2005:9) mengemukakan bahwa bauran pemasaran termasuk dalam strategi pemasaran yang perlu disesuaikan dengan visi dan misi dari suatu perusahaan agar menarik minat beli konsumen. Beberapa dimensi dari bauran pemasaran yang mempengaruhi minat beli konsumen yaitu; Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang dipertukarkan konsumen atas manfaat-manfaat karena menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler 2007:430), Produk yang merupakan barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen (Kotler & Armstrong 2005:346), Tempat adalah suatu strategi yang menentukan dimana dan bagaimana menjual suatu produk tertentu (Yoeti 2004:29), Dan promosi merupakan salah satu factor penentu keberhasilan suatu program pemasaran (Tjiptono 2008:219). Salah satu yang paling berpengaruh terhadap minat beli di dalam persaingan Factory outlet saat ini yaitu tempat,atau suasana toko, Karena saat ini konsumen tidak hanya membeli produk yang dijual, Melainkan konsumen juga ikut membeli jasa dan kenyamanan yang didapat dari tempat tersebut.

6 Menurut Kotler (2009:15) ketika seseorang konsumen masuk ke suatu toko mereka tidak hanya memberikan penilaian produk dan harga yang ditawarkan, tetapi juga memberikan respon terhadap lingkungan yang diciptakan oleh penjual melalui store layout,display (penataan barang) yang kreatif desain bangunan yang menarik,pengaturan jarak antar rak temperatur dan music yang dilantunkan hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hasbi Fauzi (2013) menyimpulkan bahwa Store atmosphere mempunyai pengaruh yang positif terhadap minat beli konsumen. Selain Store atmosphere, Promosi penjualan juga mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap minat beli konsumen, Karena minat beli seorang konsumen akan timbul apabila konsumen merasa tertarik terhadap berbagai informasi mengenai seputar produk yang diperoleh melalui iklan, Potongan harga yang diberikan, Dan pengalaman orang yang telah menggunakannya. Menurut Belch and Belch (2009) bahwa promosi penjualan sebagai aktivitas promosi yang memberikan keuntungan pada penjualan dan dapat meningkatkan volume penjualan dengan segera. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Natalia (2011) yang menyimpulkan bahwa promosi penjualan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Salah satu Factory Outlet di Kota Bandung adalah The Summit Factory Outlet. The Summit yang terletak di Jl. Riau no 61 ini terletak ditempat yang strategis, outlet ini menawarkan berbagai macam produk fashion untuk pria, wanita, dewasa dan anak-anak. The Summit juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas lain atau pendukung seperti ruang tunggu yang cukup nyaman,parkir yang

7 luas,internal eksterior yang menarik, cafetaria dan juga menyediakan toko jajanan khas Bandung.Promosi yang dilakukan The Summit juga cukup menarik perhatian konsumen dengan mengadakan diskon besar-besaran ketika hari raya besar atau ada event tertentu sehingga konsumen merasa tertarik untuk membeli barang yang disediakan di The Summit. Banyaknya tempat belanja yang ada di sekitar The Summit membuat perusahaan ini harus melakukan sesuatu untuk menarik para pengunjung. Persaingan factory outlet di Kota Bandung saat ini semakin ketat, karena mempunyai segmen pasar yang lebih luas. Tercatat pertumbuhan factory outlet di Kota Bandung pada tahun 2011 sebesar 26,64% dan mengalami peningkatan di tahun 2012 menjadi 28,48%, dan kembali meningkat pada tahun 2013 menjadi 31,11% (Badan Pusat Statistik Kota Bandung Sampai dengan kuartal II tahun 2013). Dilihat dari sekian banyak toko yang ada, akan semakin memperketat tingkat persaingan antar Factory Outlet yang ada di Bandung. Dalam hal ini, The Summit Factory Outlet harus menentukan strategi untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan sejenis yang lainnya. Strategi tersebut yaitu dengan melakukan Store Atmosphere dan Promosi Penjualan. Peningkatan minat beli konsumen diharapkan dapat dicapai melalui aktivitas store atmosphere dan promosi penjualan, sejauh seluruh prosedur dalam perencanaan dan pelaksanaannya dilakukan dengan baik. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui efektifitas store atmosphere dan

8 promosi penjualan yang dilakukan The Summit Factory Outlet dalam membangun minat beli konsumen. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Store atmosphere dan Promosi Penjualan Terhadap Minat Beli Konsumen pada The Summit Factory Outlet Bandung. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari penelitian ini adalah, 1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana store atmosphere pada The Summit factory outlet. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana promosi penjualan pada The Summit factory outlet. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pembelian pada The Summit factory outlet. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh store atmospere dan promosi penjualan terhadap minat beli konsumen pada The Summit factory outlet.

9 1.3 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini penulis berharap penelitian ini memberikan kegunaan bagi pihak-pihak berikut: 1. Bagi penulis : diharapkan dapat menambah pengalaman, pengetahuan serta wawasan penulis tentang suatu bidang usaha dimana didalamnya diperlukan kedisiplinan, kerja keras dan keahlian. Diharapkan kelak penulis dapat menerapkan itu semua dalam lingkup pemasaran maupun dalam lingkup kehidupan masyarakat. 2. Bagi perusahaan : diharapkan hasil dari laporan kuliah praktek kerja dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan yang berkaitan dengan bauran pemasaran dan dapat memotifasi perusahaan untuk dapat mengikuti perkembangan pasar serta kebutuhan akan konsumen. 3. Bagi mahasiswa dan pihak-pihak lain : diharapkan dapat memberikan informasi tambahan, menambah wawasan pengetahuan serta pengembangan ilmu pemasaran pada umumnya dan promosi pada khususnya 1.4 Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode survey, menurut Sugiyono (2012 : 110) definisi metode survey yaitu, Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta fakta dari gejala gejala yang ada dan mencari keterangan keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.

10 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen maka dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang berhubungan dengan store atmosphere (Exterior, General Interior, Store Layout, Interior Point of Purchase Displays) Penelitian metode deskriptif menurut Sugiyono (2012: 206) adalah Pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari tentang masalah masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan kegiatan, sikap sikap pandangan serta proses proses yang sedang berlangsung dan pengaruh pengaruh dari suatu konsumen. Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independen. Metode verifikatif ini digunakan untuk menjawab permasalah yang ada yaitu peran store atmosphere terhadap pembelian. Metode verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak untuk memperoleh sampel dari populasi yang dimaksud, agar diperoleh data yang baik maka dipilih dengan menggunakan metode:

11 1. Wawancara Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu para pengunjung yang terpilih sebagai responden guna mendapatkan data-data yang diperlukan dan wawancara kepada kepala supervisor The Summit. 2. Kuesioner Kuesioner yang dibagikan secara langsung oleh penulis kepada responden yang ditemui secara langsung di The Summit factory outlet. 3. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami dan menelaah berbagai literatur serta bahan penunjang lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, antara lain buku teks, buku-buku pendukung maupun penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di The Summit factory outlet Bandung yang berlokasi di Jl. Riau No. 61 Bandung. Dengan waktu penelitian penelitian dilaksanakan dari Oktober 2014 sampai dengan selesai.