BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perparkiran Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir di tengah jalan raya, namun parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun bersama-sama dengan kebanyakan gedung, untuk memfasilitasi kendaraan pemakai gedung. Menurut Departemen Perhubungan Darat (1996), dalam Irawan (2005), dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, pengertian parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara. Menurut Hobbs (1995), Tempat parkir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem transportasi apapun, transportasi darat juga tak terkecualikan. Lalu lintas berjalan menuju tempat tujuan dan setelah sampai kendaraan harus diparkir, sementara pengendaranya melakukan beberapa kegiatan seperti pekerjaan, keperluan umum, rekreasi dan lain sebagainya. Tempat parkir yang kurang memadai akan menyebabkan kemacetan dan ketidakpuasan pemakai sarana transportasi. Dan akan berakibat menurunya daya tarik tempat tersebut sebagai pusat kegiatan. Kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi sebagai tentunya memerlukan fasilitas parkir sebagai salah satu komponen yang penting dalam pengoprasianya. Tidak mungkin kendaraan akan bergerak terus menerus. Pada suatu saat akan berhenti untuk sementara (menurunkan muatan) atau berhenti cukup lama yang disebut parkir. Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri ditempat parkir. Oleh karena itu, Tempat parkir ini harus ada pada saat akhir atau tujuan perjalanan sudah dicapai. Perparkiran merupakan bagian yang penting dalam manajemen lalu lintas di kawasan perkantoran. Kebijaksanaan perparkiran harus dilakukan 4
5 secara konsiste, sehingga seluruh aspek dari kebijaksanaan tersebur diarahkan pada tujuan yang sama. Sasaran utama dari kebijaksanaan parkir sebagai bagian dari kebijaksanaan transportasi menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat tahun 1998 adalah sebagai berikut: a. Untuk mengendalikan jumlah kendaraan yang masuk kesuatu kawasan b. Meningkatkan pendapatan asli daerah yang dikumpulkan melalui retribusi parkir c. Meningkatkan fungsi jalan sehingga sesuai dengan perananya. d. Meningkatkan kelancaran dan keselamatan lalu lintas. e. Mendukung tindakan pembatasan lalu lintas lainya. Fasilitas parkir menurut penempatanya, dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam (Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1998) 1. Parkir Menggunakan Badan Jalan (on street parking) Parkir ditepi jalan mengambil tempat disepanjang jalan dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk pembatas parkir. Parkir menggunakan badan jalan ini merupakan parkir yang umum digunakan masyarakat karena berbagai kemudahan dan praktis bagi pengunjung yang ingin dekat dengan tujuanya. Parkir ini menimbulkan kerugian khususnya di lalu lintas, antara lain menggangu kelancaran arus lalu lintas, berkurangnya lebar jalan sehingga menyebabkan berkurangnya kapasitas jalan dan menimbulkan kemacetan lalu lintas. 2. Parkir di Luar Badan Jalan (off street parking) Parkir ini mengambil tempat di pelataran parkir umum, tempat parkir khusus yang terbuka untuk umum dan tempat parkir khusus yang terbatas untuk keperluan sendiri seperti kantor, hotel dan sebagainya. Sistemnya dapat berupa pelataran atau tatanan parkir dan bangunan bertingkat khusus untuk parkir.
6 2.1.1. Satuan Ruang Parkir Satuan ruang parkir (SRP) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang parkir. Untuk menentukan satuan ruang parkir tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain. Untuk menentukan SRP antara lain: 1. Dimensi Kendaraan Standar Untuk Mobil Penumpang Gambar 2.1 Dimensi Kendaraan Standar Untuk Mobil Penumpang (Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1998) 2. Ruang Bebas Kendaraan Parkir Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung paling luar pintu ke badan kendaraan parkir yang ada disampingnya. Ruang bebas ini diberikan supaya tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dengan kendaraan yang parkir disampingnya pada saat penumpang turun dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan untuk menghindari dinding atau kendaraan yang lewat jalur gang (aisle). Besar jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm.
7 3. Lebar Bukaan Pintu Kendaraan Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang memakai fasilitas parkir. Sebagai contoh, lebar bukaan pintu kendaraan karyawan kantor berbeda dengan lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat perbelanjaan. Dalam hal ini karakteristik pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga seperti yang ditunjukan pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Lebar Bukaan Pintu Kendaraan Jenis Bukaan Pintu Penggunaan/Peruntukan Fasilitas Parkir Gol Pintu depan/belakang Terbuka tahap awal 55 cm. Pintu depan/belakang terbuka penuh 75 cm. Pintu depan terbuka penuh dan ditambah untuk pergerakan kursiroda Karyawan/pegawai kantor I Tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran, perdagangan, pemerintahan, universitas Pengunjung tempat olahraga, pusat II hiburan/rekreasi, hotel, pusat perdagangan eceran/swalayan, rumah sakit dan bioskop Orang cacat III Sumber: Direktur Jenderal Perhubungan Darat (1998), Pedoman Perencanaan dan Pengoprasian Fasilitas Parkir. 4. Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) Berdasarkan Tabel 2.1. penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraan dan berdasarkan penentuan SRP untuk mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan.
8 Tabel 2.2. Penetuan Satuan Ruang Parkir (SRP) No Jenis Kendaraan SRP (m 2 ) 1 2 3 a. Mobil penumpang untuk gol. I b. Mobil penumpang untuk gol. II c. Mobil penumpang untuk gol. III Bus/Truk Sepeda Motor 2,30 x 5,00 2,50 x 5,00 3,00 x 5,00 3,400 x 12,50 0,75 x 2,00 Sumber: Direktur Jendral Perhubungan Darat (1998), Pedoman Perencanaan dan Pengoprasian Fasilitas Parkir. Dapat ditetapkan besarnya Satuan Ruang Parkir untuk tiap jenis kendaraan: 1. Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang ditunjukan pada gambar 2.2 Gambar 2.2. SRP Untuk Mobil Penumpang (dalam cm)
9 Tabel 2.3. Golongan Satuan Ruang Parkir Mobil Penumpang Golongan I Golongan II Golongan III B 170 cm 170 cm 170 cm O 55 cm 75 cm 80 cm R 5 cm 5 cm 50 cm L 470 cm 470 cm 470 cm a1 10 cm 10 cm 10 cm a2 20 cm 20 cm 20 cm Bp 230 cm (B+O+R) 250 cm (B+O+R) 300 cm (B+O+R) Lp 500 cm (L+a1+a2) 250 cm (B+O+R) 500 cm (L+a1+a2) Sumber: Direktur Jenderal Perhubungan Darat (1998) 2. Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk Satuan ruang parkir (SRP) untuk Bus/Truk, besarnya dipengaruhi oleh besarnya kendaraan yang akan parkir, apakah ukuran kecil, sedang ataupun besar. Konsep yang dijadikan acuan untuk menetapkan SRP mobil barang ataupun bus, satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Bus/Truk ditunjukan pada gambar 2.3 Sumber: Departemen Perhubungan Darat (1998) Gambar 2.3. Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk (dalam cm)
10 Tabel 2.4. Golongan Satuan Ruang Parkir Bus/Truk Bus/Truk Kecil Bus/Truk Sedang Bus/Truk Besar B 170 cm 200 cm 250 cm O 80 cm 80 cm 80 cm R 30 cm 40 cm 50 cm L 470 cm 800 cm 1200 cm a1 10 cm 20 cm 30 cm a2 20 cm 20 cm 20 cm Bp 300 cm (B+O+R) 320 cm (B+O+R) 380 cm (B+O+R) Lp 500 cm (L+a1+a2) 500 cm (B+O+R) 1250 cm (L+a1+a2) Sumber: Direktur Jenderal Perhubungan Darat (1998) 3. Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor ditunjukan pada gambar 2.4 Sumber: Departemen Perhubungan Darat (1998) Gambar 2.4. Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor (dalam cm) 2.2. Penelitian Terdahulu 1. Dalam penelitian Irawan (2005) yang berjudul Analisis Kebutuhan Parkir Rumah Sakit Umum Kabupaten Magelang Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :
11 a. Akumulasi Parkir Jumlah akumulasi puncak kendaraan parkir untuk motor sebesar 195 kendaraan terjadi pada hari senin pukul 10.00 11.00 WIB, untuk mobil sebesar 48 kendaraan terjadi pada hari senin pukul 09.00 10.00 WIB. b. Volume Parkir Volume terbesar kendaraan parkir dalam sehari untuk motor sebesar 152 kendaraan pada hari sabtu. c. Turnover Tingkat turnover ruang parkir motor sebesar 5,51 kali parkir / hari terjadi pada hari senin, untuk mobil sebesar 8 kali / hari terjadi pada hari sabtu. d. Indeks parkir Indeks parkir motor sebesar 162,5 % mobil sebesar 252,52 % e. Kebutuhan ruang parkir Kebutuhan ruang parkir pada saat jam puncak untuk motor sebesar 292,5 m 2, untuk mobil sebesar 600 m 2. f. Durasi parkir Durasi parkir 1 15 menit memiliki jumlah kendaraan parkir paling banyak yaitu motor 99 kendaraan pada hari Sabtu dan mobil 53 kendaraan pada hari Sabtu. 2. Dalam penelitian Kurniawan (2014) yang berjudul Analisis Kebutuhan Parkir Rumah Sakit Umum Panembahan Senopati Bantul Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut : a. Kapasitas ruang parkir Kapasitas ruang parkir mobil sebesar 56 kendaraan.
12 b. Akumulasi parkir Didapatkan akumulasi maksimal yaitu antara jam 10.30 10.45 WIB sebesar 88 kendaraan/15 menit pada hari Sabtu, 28 April 2012. c. Volume parkir Selama penelitian volume mobil terbanyak yang menggunakan area parkir RSUD Panembahan Senopati Bantul, terjadi pada hari Sabtu, 28 April 2012 sebanyak 285 kendaraan. d. Tingkat turnover Tingkat turover pada area parkir mobil RSUD Panembahan Senopati Bantul tertinggi terjadi pada hari sabtu yaitu sebesar 5 kendaraan/hari/ruang. e. Indeks parkir Indeks parkir maksimal yang tertinggi untuk mobil pengunjung terjadi pada hari Sabtu, 28 April 2012 yaitu sebesar 157,14 %. Artinya permintaan ruang parkir lebih besar dari kapasitas parkir yang ada. f. Headway Headway rata rata tertinggi terjadi pada hari Minggu, 29 April 2012 yaitu sebesar 4,88 menit. g. Durasi parkir Puncak durasi parkir pada hari Sabtu yaitu sebanyak 42 kendaraan dengan interval 15 30 menit. Puncak durasi pada hari minggu sebanyak 40 kendaraan dengan interval 15 30. Sedangkan untuk hari Senin puncak durasi sebanyak 39 kendaraan dengan interval 15 30 menit. h. Kebutuhan ruang parkir Kebutuhan ruang parkir pada saat jam puncak untuk mobil sebesar 1100 m 2. Menerangkan bahwa pada saat jam sibuk
13 area parkir mobil pengunjung tidak bisa menampung kendaraan yang ada. Perlu adanya penambahan ruang parkir dengan memanfaatkan ruang yang tidak digunakan saat akumulasi maksimal. 3. Dalam penelitian Mujiari (2011) yang berjudul Evaluasi Kebutuhan Ruang Parkir Sepeda Motor di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah Lampung Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut : a. Akumulasi parkir Akumulasi tertinggi pada hari senin pukul 14.45 15.00 WIB yaitu 136 kendaraan. b. Volume total Volume terbanyak sebanyak 233 kendaraan. c. Kapasitas ruang parkir Kapasitas ruang parkir sebanyak 533 kendaraan. d. Konfigurasi parkir sepeda motor yang ada di areal tersebut menggunakan pola parkir dua sisi dengan sudut 90. e. Tingkat turnover Tingkat turnover rata rata 0,44 kali/kendaraan/jam. f. Indeks parkir Indeks parkir maksimal di areal parkir Plaza Bandar Jaya adalah 26 %, karena indeks parkir dibawah 100% maka tingkat penggunaan ruang parkir masih rendah. g. Durasi parkir Durasi parkir terbanyak adalah 21 kendaraan dengan lama parkir 120 135 menit