PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA Nur Khasanah, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo E-mail: Nurkhasanah066@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model Think Pair Square (TPS). Instrumen yang digunakan adalah Lembar angket, pedoman wawancara, lembar observasi dan lembar tes evaluasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan model TPS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi pada siklus I rata-rata motivasi belajar sebesar 62,32%, sedangkan pada siklus II rata-ratanya sebesar 76,01%. Hasil angket motivasi belajar siklus I terdapat 78,04% siswa memiliki motivasi lebih dari atau sama dengan 75%, sedangkan pada siklus II seluruh siswa memiliki skor motivasi belajar lebih dari atau sama dengan sebesar 75%. Hasil wawancara pada siklus I maupun siklus II menunjukkan ketersesuaiannya dengan hasil angket motivasi. Model TPS dapat meningkatkan prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes prestasi belajar siswa, pada siklus I siswa yang mencapai nilai 75 sebesar 65,85%, sedangkan pada siklus II sebesar 78,04%. Kata kunci: motivasi belajar matematika, prestasi belajar, TPS PENDAHULUAN Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar. Tanpa motivasi, seseorang menjadi malas melakukan aktivitas belajar. Dengan demikian mengakibatkan prestasi siswa yang tidak memiliki motivasi menjadi rendah karena tidak adanya aktivitas belajar. Untuk dapat berprestasi dengan baik maka siswa harus memiliki motivasi yang terarah baik dari lingkungan sekolah, teman, maupun orang tua. Dengan kata lain adanya motivasi yang baik maka akan meningkatkan prestasi seseorang. Dengan mengingkatnya prestasi seseorang maka akan dapat meningkatkan pula prestasi Ekuivalen: Penerapan Teknik Pembelajaran Think Pair Square (TPS) Untuk Meningkatkan Motivasi dan 223
sekolah. Dengan demikian prestasi sekolah yang memiliki siswa berprestasi akan memiliki prestasi yang baik. SMK Batik Sakti 1 Kebumen merupakan salah satu sekolah swasta di Kabupaten Kebumen. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas X AP3 SMK Batik Sakti 1 Kebumen, ditemukan adanya beberapa masalah yang terdapat di kelas X AP3. Permasalahan tersebuat diantaranya banyak siswa yang kurang berani untuk bertanya atau mengemukakan pendapat. Kurangnya penghargaan bagi siswa yang berani mengemukakan pendapatnya didepan kelas sehingga siswa kurang termotivasi untuk maju dan menunjukkan kemampuan yang mereka miliki. Siswa kurang aktif pada saat diskusi kelompok. Kurangnya keberaniaan siswa untuk mengungkapkan kesulitan yang dialaminya kepada guru dalam memahami materi yang di ajarkan. Kegiatan pembelajaranpun menjadi kurang menyenangkan karena pembelajaran lebih didominasi oleh guru. Siswa hanya sebagai pendengar yang pasif. Dari uraian di atas penulis telah melakukan penelitian yang terkait dengan masalah tersebut, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS, dan bagaimana proses peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS pada siswa kelas X AP3 SMK Batik Sakti 1 Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015. Anita Lie (dalam Isjoni, 2012: 23) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugastugas yang terstruktur. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Anita Lie (2008: 57) menyatakan bahwa teknik Think Piar Square dikembangkan oleh Frank Lyman (Think Pair Share) dan Spencer Kagan (Think Pair Square) sebagai struktur kegiatan pembelajaran Cooperative Learning. Teknik ini memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang 224 Ekuivalen: Penerapan Teknik Pembelajaran Think Pair Square (TPS) untuk Meningkatkan Motivasi dan
lain. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, teknik ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square mempunyai beberapa tahapan yaitu menurut Dwi Cahaya Setiawan (2011: 82): 1) Thinking : siswa berpikir secara individu 2) Pairing : siswa berdiskusi dengan pasangan mereka untuk mengerjakan tugas 3) Square : dua pasang siswa saling berdiskusi untuk menyelesaikan masalah/tugas yang diberi waktu untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Anita Lie (2008: 58) menjelaskan prosedur model pembelajaran TPS yaitu: 1) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok 2) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri 3) Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya 4) Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat. Sebagai pembanding yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri Wahyuni (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpasangan Think Pair Square (TPS) Siswa Kelas VII B SMP Negeri 3 Pajangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkannya pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berpasangan Think Pair Square (TPS) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMK Batik Sakti 1 Kebumen kelas X AP3 tahun pelajaran 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP3 SMK Batik Sakti 1 Kebumen yang berjumlah 41 siswa, sedangkan objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan peningkatan prestasi pada siswa kelas X AP3 SMK Batik Sakti 1 Kebumen. Waktu penelitian dimulai dari bulan November sampai Mei 2015. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Ekuivalen: Penerapan Teknik Pembelajaran Think Pair Square (TPS) Untuk Meningkatkan Motivasi dan 225
penelitia ini adalah observasi, angket, wawancara, tes evauasi, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket, wawancara, dan tes evauasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif secara deskriptif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Square) dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi pendahuluan, kegiatan ini, dan penutup. Untuk mempermudah kegiatan pembelajaran, penyelesaian tugas perorangan maupun kelompok, dan untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, guru menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS ini berisi langkah-langkah kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar matematika dan latihan-latihan soal untuk siswa. Pendahuluan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang akan dipelajari, memberikan motivasi, dan pengelompokkan. Guru juga memberikan suatu permasalahan kepada siswa dari kehidupan sehari-hari terkait materi yang akan diajarkan. Kegiatan inti meliputi tiga tahap yaitu thinking, pairing, dan square. Pada tahap thinking, siswa diminta untuk mengerjakan LKS secara individu. Pada tahapan ini siswa berusaha mengerjakan secaranya individu. Tahap yang kedua adalah pairing. Pada tahap ini siswa mengerjakan LKS secara berpasangan, artinya siswa boleh berdiskusi dengan temannya, karena dengan berdiskusi dapat mendorong siswa untuk mencari penyelesaian yang lebih baik dan kreatif. Tahap yang ketiga adalah square. Pada tahap ini siswa mengerjakan LKS secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Setelah pengerjaan LKS, bebrapa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan untuk siswa yang tidak maju diminta untuk menanggapi siswa lain yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan mengaitkan materi pada pelajaran matematika dengan kehidupan sehari-hari. Tidak lupa guru juga mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. 226 Ekuivalen: Penerapan Teknik Pembelajaran Think Pair Square (TPS) untuk Meningkatkan Motivasi dan
Dari hasil tes akhir siklus I nilai rata-rata yang dipreoleh siswa sebesar 74,6 dengan persentase siswa yang mendapat nilai lebih drai KKM sebesar 68,29%. Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 77,48 dengan persentase siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM sebesar 78,04%. Hasil observasi siklus I pada pertemuan 1 memperoleh persentase sebesar 60,43% sedangkan pada pertemuan 2 sebesar 64,22%, kemudian pada siklus II pertemuan 1 memperoleh persentase sebesar 73,98% sedangkan pada pertemaun 2 sebesar 78,04%. Pada hasil angket motivasi siklus I terdapat 78,04% siswa memiliki motivasi lebih dari atau sama dengan 75%, sedangkan pada siklus II seluruh siswa memiliki skor motivasi belajar lebih dari atau sama dengan 75%. Hasil wawancara pada siklus I maupun siklus II menunjukkan ketersesuaiannya dengan hasil angket motivasi belajar matematika siswa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif diterapkan pada pembelajaran matematika siswa kelas X AP3 SMK Batik Sakti 1 Kebumen karena dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Hal tersebut dapat terlihat dari perolehan rata-rata nilai tes prestasi belajar siswa setelah tes evaluasi siklus I dan II dan perolehan persentase motivasi belajar siswa dari hasil angket, observasi dan wawancara siklus I dan II. Berdasarkan simpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran TPS dapat menjadi alternatif untuk pembelajaran di SMK Batik Sakti 1 Kebumen. Karena dengan menggunakan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, (2) Untuk penelitian selanjutnya, kegiatan pembelajaran dapat dikembangkan kembali supaya lebih baik dan lebih menarik sehingga siswa jauh lebih termotivasi dalam belajar matematika yang dapat menimbulkan prestasi belajar yang lebih baik lagi. Ekuivalen: Penerapan Teknik Pembelajaran Think Pair Square (TPS) Untuk Meningkatkan Motivasi dan 227
DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. 2008. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Dwi Cahaya Setiawan. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think- Pair-Square (TPS) Dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Pada Siswa Kelas Viii Smp Al Alawiyah Kalikajar: skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo (tidak dipublikasikan). Fitri Wahyuni. 2012. Upaya meningkatkan Motivasi belajar dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpasangan Think Pair Square (TPS) Siswa kelas VII B SMP 3 Pajangan. Diunduh dari http://202.162.33.138:880/skripasi/index.php?p=showdetail&id=3188 pada tanggal 18 Agustus 2015. Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 228 Ekuivalen: Penerapan Teknik Pembelajaran Think Pair Square (TPS) untuk Meningkatkan Motivasi dan