Penyusunan Data Master Referensi NIlai Budaya Tak Benda untuk Output Layanan Data dan Informasi Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah Drumblek Pusat Data dan Statistik
DAFTAR ISI A. Pendahuluan B. Pengertian Warisan Budaya Tak Benda C. Penjelasan Kesenian Drumblek D. Hasil Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Kota Salatiga E. Kesimpulan dan Koreksi Kegiatan Pusat Data dan Statistik
Validasi Warisan Budaya Tak Benda Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah Latar Belakang dan Tujuan 1. Membangun satu Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda 2. Membangun Informasi, Bahasa yang terintegrasi Batasan Verifikasi Validasi 1. Verifikasi dan Validasi Kesenian Drumblek di SMP Negeri 2 Salatiga Waktu Pelaksanaan: Tgl 16 s/d 19 Juli 2017 Yang Terlibat 1. Tim Pusat : - Rayendra Pratama (PDSPK - Kemendikbud) - Gunawan Bayu Aji (PDSPK Kemendikbud) 2. Dinas Pendidikan Kota Salatiga 3. Narasumber : Bapak Waksitho (Guru Pendamping / Pengajar Kesenian Drumblek SMPN 2 Salatiga) Pusat Data dan Statistik
Pengertian Warisan Budaya Tak Benda Warisan Budaya Tak Benda merupakan warisan budaya yang tidak bisa diindera dengan mata dan tangan, namun sebuah warisan budaya tak benda (WBTB) hanya bisa diindera dengan telinga dan akal budi. Warisan Budaya Tak Benda meliputi juga tradisi dan ekspresi lain, termasuk bahasa, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, ritual dan perayaan perayaan. Contoh dari macam-macam warisan budaya tak benda antara lain lagu daerah, tarian daerah, upacara adat, makanan tradisional, dan lain sebagainya. Warisan Budaya Tak Benda Terdiri dari tiga kategori, yaitu : 1. Kategori daftar representatif, 2. Kategori daftar yang memerlukan perlindungan mendesak, dan 3. Kategori praktek terbaik (best practice). Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/2319/seluk-beluk-warisan-budaya-takbenda Pusat Data dan Statistik
DRUMBLEK A. Penjelasan Singkat Drumblek merupakan marching band tradisional asli kota salatiga. Sejarah keberadaan Drumblek tak bisa dilepaskan dari sosok pria bernama Didik warga Pancuran, Kotuwinangun, Tingkir, Kota Salatiga. Di mana, di tahun 1986 menjelang perayaan HUT RI, warga kampung tersebut memiliki keinginan membentuk marching band. Sayang, harga peralatan marching band ternyata tak murah sehingga membuat warga memutar otaknya agar keinginan memainkan berbagai instrumen marching band bisa terpenuhi. Pada saat warga tengah kebingungan, Didik yang merupakan seorang seniman, melontarkan gagasan unik. Ia tetap akan membentuk grup marching band, tapi peralatan pendukungnya dibuat dari barang-barang bekas. Ternyata, ide tersebut disambut antusias remaja kampung Pancuran. Mulailah dikumpulkan berbagai drum bekas, jirigen minyak, pralon hingga potongan bambu sisa bangunan. Setelah semuanya terkumpul, mereka berlatih siangmalam agar mampu tampil di ajang Karnaval 17 Agustusan. Karena semuanya menggunakan barang bekas, ketika ditabuh, suaranya lebih banyak berisiknya dibanding merdunya. Meski begitu, remaja kampung Pancuran yang dilatih langsung oleh Didik tak mengenal kosakata putus asa. Hasilnya, latihan yang tidak kenal waktu tersebut, saat tampil di karnaval hari ulang tahun kemerdekaan RI tahun 1986, ternyata sangat memikat dan mendapat aplaus dari penonton di sepanjang perjalanan. Mengingat alat yang digunakan mayoritas drum bekas yang terbuat dari seng (bahasa Jawa blek), akhirnya disepakati diberikan nama Drumblek. Pusat Data dan Statistik
B. Alat Musik Drumblek Drum Plastik Besar Drum Plastik Kecil Pusat Data dan Statistik
Drum Kaleng Drum Tom-tom Pusat Data dan Statistik
Bellyra Kentongan Pusat Data dan Statistik
Guru Pengampu / Pelatih Ekstrakulikuler Kesenian Drumblek Pak Waskitho Asmara Adi lahir di kota Salatiga tanggal 28 April 1982. Beliau merupakan guru bimbingan konseling SMP Negeri 2 Salatiga. Selain itu, beliau bertugas sebagai pelatih grup kesenian drumblek SMP Negeri 2 Salatiga. Beliau melatih grup kesenian ini sejak tahun 2011. Pusat Data dan Statistik
Dokumentasi Kegiatan Verval WBTB Tari Gatzi Pusat Data dan Statistik
- Lokasi liputan kesenian drumblek terletak di lapangan SMP Negeri 2 Salatiga. - Jarak lokasi lapangan SMP Negeri 2 Salatiga dengan Dinas kota Salatiga, kurang lebih 700 m dan ditempuh selam kurang lebih 2 menit menggunakan kendaraan. Pusat Data dan Statistik
Kesimpulan Kegiatan Kesenian drumblek merupakan marching band tradisional asli Kota Salatiga. Berawal dari keterbatasan biaya untuk membeli alat musik maching band, masyarakat salatiga yang dipelopori Didik seorang seniman memanfaatkan barang-barang bekas sebagai pengganti alat musik marching band dalam rangka memeriahkan acara kemerdekaan 17 Agustus pada tahun 1986. Kesenian ini diterima baik oleh seluruh masyarakat salatiga, bahkan menjadi populer di kalangan masyarakat salatiga. Seiring berjalannya waktu, sekarang ini banyak sekali bermunculan grup kesenian drumblek di kota Salatiga bahkan telah meluas hingga kabupaten Semarang. Kesenian ini rutin ditampilkan dalam festival kota Salatiga. Alat musik khas drumblek berupa drum yang terbuat dari kaleng (dalam bahasa jawa disebut blek), drum plastik, kentongan bambu dan beberapa alat musik marching band seperti drum tom-tom dan bellyra. Pusat Data dan Statistik
Koreksi Kegiatan Tim Pusat 1. Agar memperbanyak referensi dan membuat format list pertanyaan untuk wawancara dengan narasumber (maestro) di daerah. 2. Mencari informasi terkait sanggar, padepokan ataupun tempat belajar yang akan dikunjungi. Kendala 1. Tidak diketemukan kendala di lapangan. Pusat Data dan Statistik
Sudah ada di Data Warehouse Kemendikbud Arah Integrasi Informasi Berbasis Spasial Yang Terintegrasi Kantor Pendidikan Overlay dengan Google Maps Sekolah Cagar Budaya Tempat-tempat Umum Rumah Museum Direktorat Jenderal Kawasan Cagar Budaya BIG Badan Informasi Geospasial (Kebijakan Satu Peta) Pusat Data dan Statistik Pusat Belajar (Bahasa,, Ketrampilan, Sanggar, Padepokan dll)
TERIMA KASIH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI BEKERJASAMA DENGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA SALATIGA Pusat Data dan Statistik