HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI MORFOMETRI LUMBA-LUMBA HIDUNG BOTOL (Tursiops aduncus, EHRENBERG 1833) DI KOLAM KONSERVASI PT. WERSUT SEGUNI NDONESIA KENDAL JAWA TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian umum cetacean Lumba-lumba hidung botol ( Tursiops sp.)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

Written by Admin TNUK Saturday, 31 December :26 - Last Updated Wednesday, 04 January :53

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan satu dari sedikit tempat di dunia dimana penyu laut

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SHARIF C. SUTARDJO

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang yang ditemukan di Sumatera, Indonesia adalah H. syndactylus, di

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi T. aduncus

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C. SUTARDJO

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

Captive Breeding (Penangkaran) Diana Ismawati Dibyo Mika P

Seperti mamalia pada umumnya, mamalia laut memiliki ciri:

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix

BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON KEMENTERIAN KEHUTANAN

I. PENDAHULUAN. Rusa termasuk ke dalam genus Cervus spp yang keberadaannya sudah tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa mengingat Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman jenis satwa,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di Indonesia dan 24 spesies diantaranya endemik di Indonesia (Unggar,

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

51 INDIVIDU BADAK JAWA DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. alam. Dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN)

TINGKAT KEMATANGAN KELAMIN DAN FREKUENSI PANJANG PARI GITAR (Rhinobatus sp.1 dan Rhinobatus sp. 2)

METODE PENELTIAN. Penelitian tentang keberadaan populasi kokah (Presbytis siamensis) dilaksanakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

II. TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Telur

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kondisi umum lokasi penelitian

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Alikodra, 2002). Tingkah laku hewan adalah ekspresi hewan yang

I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas,

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

KEANEKARAGAMAN EKTOPARASIT PADA BIAWAK (Varanus salvator, Ziegleri 1999) DIKOTA PEKANBARU, RIAU. Elva Maharany¹, Radith Mahatma², Titrawani²

UMUR, PERTUMBUHAN DAN MORTALITAS HIU KERTAS (Mustelus manazo, Bleeker 1854) DI TANJUNG LUAR, NUSA TENGGARA BARAT

ABSTRACT. Keywords: Graphium agamemnon, Graphium doson, Mechelia champaca, Annona muricata, life cycle, food consumption.

TEKNIK PENGUKURAN MORFOLOGI LABI LABI (Amyda cartilaginea) DI SUMATERA SELATAN

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kukang adalah salah satu spesies primata dari genus Nycticebus yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN. Banteng (Bos javanicus d Alton 1823) merupakan salah satu mamalia

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) MARWANA

3. METODE PENELITIAN

Burung Kakaktua. Kakatua

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

Pengaruh Penangkaran terhadap Profil Eritrosit Lumba-lumba Hidung Botol dari Perairan Laut Jawa

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN PENUH IKAN PARI MANTA

HIU TERBESAR JINAK DAN BUKAN KARNIVORA, 9 Fakta Menarik Tentang Hiu Paus

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

MANAJEMEN PEMELIHARAAN LUMBA-LUMBA (Tursiops aduncus) DI KAWASAN KONSERVASI MAMALIA AIR PT WERSUT SEGUNI INDONESIA DIKAITKAN DENGAN INDEKS STRES

PENGENALAN KUCING CONGKOK (Prionailurus bengalensis) BERDASARKAN JEBAKAN KAMERA di TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (TNWK)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

II. TINJAUAN PUSTAKA

DISTRIBUSI LUMBA-LUMBA DI KEPULAUAN SERIBU, PROVINSI DKI JAKARTA CHIKARISTA IRFANGI

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

POPULASI BEKANTAN Nasalis larvatus, WURM DI KAWASAN HUTAN SUNGAI KEPULUK DESA PEMATANG GADUNG KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

BAB I PENDAHULUAN. daya alam non hayati/abiotik. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati

ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HIMMEN (Glossogobius sp) DI DANAU SENTANI KABUPATEN JAYAPURA ABSTRAK

Gajah Liar Ini Mati Meski Sudah Diobati

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan paku merupakan salah satu tumbuhan tertua yang masih sering kita

Keanekaragaman dan Ekologi Biawak (Varanus Salvator) di Kawasan Konservasi Pulau Biawak, Idramayu

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Taksonomi lumba-lumba hidung botol telah lama menjadi perdebatan (Vermeulan & Cammareri 2008; Goodall et al. 2011).Sampai saat ini dua spesies Tursiops sp. yang dikenal adalah T. truncatus (common bottlenose dolphin) dan T. aduncus (Indo-Pasific bottlenose dolphin).kedua spesies lumba-lumba hidung botol ini pada umumnya banyak ditemui di lautan, tetapi peneliti biasa mengelompokkankedalam satu spesies yaitu T. truncatus (Wang et al. 2000).Tursiops sp. merupakan satwa liar yang sampai saat ini masih dapat kita lihat di habitat aslinya. Berdasarkan status konservasinya dalam International Union for the Conservation of Nature and Natural Resource (IUCN) tahun 2004, T. aduncus termasuk golongan Data Deficient (DD) yaitu kategori spesies yang ketersediaan datanya belum cukup atau kurang dalam penentuan status konservasi dan T. truncatus termasuk golonganleast Concern (LC) yaitu kategori spesies yang data populasinya sudah dievaluasi, tetapi tidak memenuhi syarat untuk status konservasi berikutnya. Status tersebut menandakan jumlah populasi Tursiops sp.di habitat yang belum diketahui dengan pasti.dalam kenyataannya, lumba-lumba hidung botol ini jumlahnya terus berkurang karena adanya perburuan liar sehingga keberadaan lumba-lumba hidung botol harus terus dilestarikan.hal tersebut juga mempengaruhi penggunaan lumba-lumba hidung botol (Tursiops sp.) untuk penelitian yang mengacu pada prinsip 3R (Reduction, Refinement, dan Replacement) (Croce 1991). Reduction dimaksudkan mengurangi jumlah penggunaan satwa dalam proses penelitian, refinement dimaksudkan memperbaiki metode dalam proses penelitian untuk mengurangi tingkat kesakitan pada satwa, dan replacemet dimaksudkan mengganti satwa yang digunakan. Penelitian ini mencoba menerapkan penggunaan prinsip reductionyaitu penggunaan lumba-lumba hidung botol sejumlah enam ekor yang dianggap dapat mewakili data morfologi dan refinement method dalam pengambilan data yaitu menggunakan metode mendaratkan lumba-lumba dengan menggunakan trik mendarat sehingga tidak menyebabkan perlukaan pada lumba-lumba hidung botol.

Proses mendaratkan lumba-lumba hidung botol dengan trik dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Proses mendaratkan lumba-lumba hidung botol dari kolam konservasi; (a) memberikan pancingan berupa pakan; (b) trik mendarat. Jumlah lumba-lumba hidung botol di tempat penangkaran ini mencapai dua puluh ekor.enam lumba-lumba hidung botol dipilih secara acak berdasarkan kemudahan dalam mendaratkan di tepi kolam.secara umum lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi terlihat sehat dengan morfologi yang baik (tidak cacat) dan aktif bergerak. Morfologi eksterior yang terlihat di kolam: tubuh kuat, kokoh, mengkilat, dan keseluruhan tubuh berwarna abu-abu tua dengan abdomen abu-abu muda, tonjolan kepala yang khas, flipper yang kokoh, mata yang bulat tanpa kelopak mata serta mengeluarkan lendir, garis abu-abu tua yang membentang dari mata sampai bagian kepala depan, ekor tebal dan kuat dengan tepi berbentuk cekung, pigmentasi (spot) pada bagian ventral dengan corak yang berbeda tiap 13

individu, serta sirip dorsal segitiga yang tegak lurus dengan tubuh berbentuk cekung. Hal tersebut sesuai dengan yang dilaporkan oleh Kim et al. (2010).Morfologi eksterior dari lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi dapat dilihat pada Gambar 7.. Fleetham 2011 Gambar 7 Morfologi eksterior lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi PT. Wersut Seguni Indonesia, Kendal. Keterangan: (a): keseluruhan tubuh lumba-lumba hidung botol, (b): flipper yang kokoh, (c): tonjolan kepala yang khas, (d): mata yang kecil dan garis abu-abu tua yang membentang dari mata sampai bagian kepala depan, (e): ekor yang kuat,tebal,tepi cekung, (f): spot hitam di bagian ventral Dari data yang diperoleh (Tabel 3) diperkirakan kisaran umur lumbalumba hidung botol di kolam konservasi adalah delapan sampai sembilan tahun. Lumba-lumba hidung botol di penangkaran atau kolam konservasi biasa digolongkan kedalam kelas adult dengan perkiraan umur diatas 10 tahun bila 14

diambil dari alam (Hale et al. 2000). Berdasarkan klasifikasi umur lumba-lumba hidung botol oleh Laetherwood &Reeves (1990), lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi PT. Wersut Seguni Indonesia digolongkan kedalam kelas subadult dimana panjang tubuh jantan mencapai 200-220 cm dan betina mencapai 210-214 cm. Hasil pengukuran di kolam konservasi tersebut tidak berbeda jauh dengan data pengukuran Wang et al. (2000), yang menunjukkan bahwa pengukuran dilakukan sesuai dengan ketentuan pengukuran morfologi eksterior lumba-lumba hidung botol. Lumba-lumba hidung botol jantan terpanjang di kolam konservasi PT. Wersut Seguni Indonesia yaitu 220 cm.panjang maksimal T. aduncus jantan bisa mencapai 247 cm. Panjang ini dipengaruhi oleh perairan daerah lumba-lumba hidung botol tersebut hidup. T. aduncus di perairan tropis berukuran lebih kecil dibandingkan T. aduncus di perairan subtropis (Hale et al. 2000).Dengan data itu pula, dapat dikatakan enam lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi PT. Wersut Seguni Indonesia merupakan spesies T. aduncus perairan tropis dan memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingan dengan T. truncatus di Perairan China. Rata-rata TBL (total body length) (Tabel 4) dari empat jantan adalah 209.7 8.4 cm dan dua betina adalah 212 2.8 cm. Pada hasil ini betina mempunyai rata-rata panjang tubuh yang relatif lebih besar daripada jantan namun relatif tidak jauh berbeda. Tidak jauh perbedaan panjang tubuh berdasarkan jenis kelamin pada Tursiops aduncussesuai dengan Goodall et al. (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan ukuran tubuh secara nyata antara jantan dan betina serta terlihat pada hasil pengukuran panjang rata-rata Tursiops aduncus jantan 229.5 cm dan betina 228.5 cm di Perairan Australia Timur (Hale et al. 2000). Berbeda dengan Tursiops truncatus jantan lebih besar daripada betina.selain TBL, data rata-rata pengukuran lain seperti SEY (snout-eye length), RL (rostrum length), RW (rostrum width), dan MWF (maximal width of flipper) antara jantan dan betina relatif tidak berbeda.tidak juga terlihat perbedaan jauh dengan referensi. 16

Tabel 4 Perhitungan ukuran rata-rata jantan (n=4) dan betina (n=2) Tursiops aduncus di kolam konservasi PT. Wersut Seguni Indonesia Jenis Ukuran (rata-rata SD) (cm) Ratio Kelamin TBL SEY RL RW MWF RL : TBL RL : SEY Jantan 209.7 8.4 24 4.7 12.5 0.5 7.2 1.9 12.7 0.9 Betina 212 2.8 20.5 0.7 10.5 0.7 8 0 14.5 0.7 5.6 55.8 Referensi (Wang et al. 2000) 224 28.1 33.2 3.26 13.4 1.44 8.2 0.9 14.4 2.0 3.9 28.8 Keterangan : TBL: Total body length; SEY: Snout-eye length ; RL: Dorsal rostrum length ;RW: Rostrum width; MWF: Maximum width of flipper Pengukuran ratio rata-rata rostrum length (RL)/total body length (TBL) adalah 5.6 dan rostrum length (RL)/snout-eye length (SEY) adalah 55.8. Perbandingan ini menunjukkan T. aduncus memiliki ratio RL/TBL dan RL/SEY lebih besar dibandingkan T. truncatus yaitu RL/TBL 3.9 dan RL/SEY 28.8 (Wang et al. 2000).Terlihat bahwa rostrum T. aduncuslebih panjang dibandingkan T. truncatus. Berdasarkan uji regresi linear sederhana untuk mendapatkan korelasi antar komponen-komponen pengukuran tersebut terlihat adanya korelasi positif antara TBL dan CB, semakin panjang TBL maka semakin besar CB, begitupula dengan TBL dan TW;SEY dan RL. Namun terjadi korelasi negatif antara TBL dan RL yaitu pertambahan panjang TBL tidak diikuti pertambahan panjang RL.Hubungan korelasi data-data ini diharapkan dapat membantu proses identifikasi morfologi lumba-lumba hidung botol pada penelitian lain misalnya penentuan umur dan spesies Tursiops sp. Tursiops aduncus mempunyai spot hitam di bagian ventral tubuh merupakan pigmentasi yang khas. Pada T. aduncus dewasa akan ditemukan pigmentasi/spot hitam pada daerah ventral yang semakin tua semakin banyak sehingga dapat digunakan untuk menduga umur lumba-lumba hidung botol. Sebagian besar lumba-lumba hidung botol di kolam konservasi ini memiliki pigmentasi daerah ventral, beberapa diantaranya tidak ditemukan pigmentasi tersebut.absennya pigmentasi pada lumba-lumba hidung botol ini mengarah pada lumba-lumba hidung botol berumur muda atau tergolong T. truncatus.namun diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan pigmentasi dan tingkah laku lumba-lumba hidung botol sebagai indikator identifikasi (Wang et al. 2000). 17

Pada penelitian ini, terlihat bahwa tiga dari lumba-lumba hidung botol yang diukur, terlihat tidak memiliki gigi (gigi tanggal) dan tiga yang lainnya memiliki gigi pada perkiraan umur yang sama. Perbedaan mengenai gigi tanggal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat faktor penyebab tanggal gigi. 18