BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III Profil Sanitasi Wilayah

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain:

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

2.1 Visi Misi Sanitasi

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR III - 1

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

3.1. Wilayah Kajian Sanitasi

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Memorandum Program Sanitasi

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERKAIT SANITASI

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

1. Sub Sektor Air Limbah

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

BAB V. STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

MEWUJUDKAN SANITASI KOTA BANJARMASIN 50 AL, 90 PS, 90 DR DAN 100 AM TAHUN

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

Transkripsi:

BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH Bab ini menjelaskan kondisi riil pengelolaan sanitasi dan komponen lain terkait sanitasi saat ini serta permasalahan utama atau prioritas yang dihadapi Kabupaten Labuhanbatu Utara. 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah desa/kelurahan yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari 10 desa/kelurahan yang berada di tujuh kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Berikut ini adalah peta wilayah kajian sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara : Peta 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi 51

3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat dimana masyarakat, swasta dan dunia usaha diharapkan berperan serta mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. 3.2.1 Tatanan Rumah Tangga Mengapa PHBS masih diperlukan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari? Karena faktor perilaku memiliki andil 30 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Yang menjadi sepuluh indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga yaitu : (1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi bayi ASI eksklusif, (3) menimbang bayi dan balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik di rumah, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, (10) tidak merokok di dalam rumah. 52

Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Hasil studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) terhadap perilaku hidup bersih sehat sebagai berikut : Gambar 3.1 : Grafik CTPS di lima waktu penting CTPS DI LIMA WAKTU PENTING 23.0 77.0 Tidak Ya Berdasarkan hasil Studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Labuhanbatu Utara kebiasaan masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun pada 5 waktu penting baru dilakukan oleh 23 % masyarakat. Selebihnya yaitu sekitar 77 % masyarakat belum melakukan praktek cuci tangan pakai sabun di 5 waktu penting. 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun antara lain : setelah ke jamban, setelah membersihkan anak buang air besar, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan dan setelah memegang hewan. 53

Gambar 3.2 Persentase Penduduk yang melakukan BABS Perilaku BABS 39.8 60.3 Ya, BABS Tidak Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Labuhanbatu Utara perilaku Buang Air Besar Sembarangan masih dilakukan oleh 60,3 % masyarakat. Dan 39,8 % masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara yang sudah tidak melakukan praktek BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air) Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 32.3 67.8 Ya, tercemar Tidak tercemar 54

Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Labuhanbatu Utara masih ada sekitar 32,3 % masyarakat yang pengelolaan air minumnya memiliki potensi tercemar pada saat penanganan air minum maupun pada wadah penyimpanan air minum. Sementara 67,8 % masyarakat sudah aman dalam pengelolaan air minum. Gambar 3.4 Grafik Pengelolaan Sampah Setempat Pengelolaan Sampah Setempat 25.8 74.3 Tidak diolah Ya, diolah Berdasarkan hasil Studi EHRA dapat diketahui bahwa hanya 25,8 % saja masyarakat yang sudah melakukan pengolahan sampah, dan sebagian besar 74,3 % masyarakat belum melakukan pengolahan sampah. 55

Gambar 3.5 Grafik Pencemaran karena SPAL Buku Putih Sanitasi Pencemaran karena SPAL 55.3 44.8 Tidak aman Ya, aman Berdasarkan hasil EHRA diketahui bahwa 44,8 % masyarakat belum mengelola air limbah dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci dengan benar. Dan sebagian masyarakat atau 55,3 % sudah dapat mengelola air limbahnya. Permasalahan mendesak yang dihadapi pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara terkait PHBS terkait sanitasi adalah sebagai berikut : Rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam pelaksanaan PHBS, hal ini dapat dilihat dari hasil studi EHRA bahwa 77 % masyarakat belum melakukan cuci tangan pakai sabun di lima waktu penting dan 60,3 % masyarakat masih buang air besar sembarangan. Kurangnya peran serta stakeholder dalam penyampaian informasi tentang PHBS Masih kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dalam memicu masyarakat untuk melakukan PHBS Belum adanya regulasi yang terkait sanitasi Belum adanya rencana kegiatan yang terintegrasi diantara lintas sektor dan lintas program dalam masalah PHBS Masih kurangnya penerapan pengetahuan tentang PROHISAN di lingkungan masyarakat. 56

3.2.2 Tatanan Sekolah Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit bagi anak jika tidak dikelola dengan baik. Umur anak sekolah sendiri merupakan masa rawan terserang gangguan berbagai penyakit misalnya penyakit kecacingan perut, demam berdarah, diare, dsb. Daya tahan tubuh anak-anak di masa sekolah masih belum sebaik daya tahan tubuh orang dewasa. Kualitas sumber daya manusia antara lain ditentukan oleh dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan dan saling bergantung, yaitu pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan pra-syarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Bila kedua hal tersebut dapat berjalan selaras maka diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas sumber daya generasi penerus bangsa. Mewujudkan masyarakat sekolah yang sehat dengan lingkungannya yang kondusif melalui pembangunan sarana dan prasarana, promosi perilaku, hygiene dan pemberdayaan. Hygiene dan sanitasi sekolah adalah perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan guna terwujud lingkungan sehat yang bersih dan nyaman serta terbebas dari ancaman penyakit. Permasalahan spesifik dan prioritas yang dihadapi, berdasarkan standar Sekolah Sehat, kebutuhan Kamar Mandi/WC/Toilet di SD/MI, SMP/MTs, SMA/ MA di Kabupaten Labuhanbatu Utara belum memenuhi syarat, karena terdapat beberapa kendala seperti keterbatasan biaya, Air Bersih dan lahan di sekolah 57

Buku Putih Sanitasi Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/MI N o Status Sekolah Dasar Jlh Sekolah Jlh Siswa Jlh Guru Sumber Air Bersih*) Toilet Guru**) Toilet Siswa***) L P L P P D A M SPT /PL SGL T L/P L Dan P T L / P L Dan P Fas. Cuci Tangan Fas. TPS Sekolah Saluran Drainase T Y T Y T Y T 1 Sekolah Dasar Negeri 252 21.999 20891 722 2091-84 84 84 42 42 84 59 88 100 106 146 66 186 46 206 2 Sekolah Dasar Swasta 36 2731 2622 100 221-12 12 12 6 10 20 5 7 24 13 23 6 30 4 32 3 MI 13 1053 949 24 106-4 4 5 2 4 7 2 3 8 4 9 3 10 2 11 Total 301 25.783 24.462 846 2418 0 100 100 101 50 56 111 66 98 132 123 178 75 226 52 249 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 Keterangan: *) Sumber air bersih diisi jumlah sekolah yang menggunakan sumber air PDAM, Sumur Pompa Tangan/Pompa Listrik (SPT/TL), Sumur Gali (SGL) dan berfungsi. Pada kolom T diisi jumlah sekolah yang tidak mempunyai sumber air bersih ataupun sumber airnya tidak berfungsi. **) Toilet guru : Kolom L/P diisi dengan jumlah sekolah yang sudah menyediakan toilet untuk guru bersatu antara laki-laki dan perempuan Kolom L dan P diisi dengan jumlah sekolah yang menyediakan toilet guru terpisah untuk laki-laki dan perempuan Kolom T diisi dengan jumlah sekolah tidak mempunyai toilet untuk guru ***) Toilet siswa : Kolom L/P diisi dengan jumlah sekolah yang sudah menyediakan toilet untuk siswa bersatu antara laki-laki dan perempuan Kolom L dan P diisi dengan jumlah sekolah yang menyediakan toilet siswa terpisah untuk laki-laki dan perempuan Kolom T diisi dengan jumlah sekolah tidak mempunyai toilet untuk siswa 58

Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) No Kondisi Sarana Sanitasi % Sangat Baik % Baik % Kurang Baik 1 Toilet Guru 23.3% 26.7% 50.0% 2 Toilet Siswa 33.3% 16.7% 50.0% 3 Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 13.3% 36.7% 50.0% 4 Sarana Air Bersih 40.0% 10.0% 50.0% 5 Pengelolaan Sampah 0.0 50.0% 50.0% 6 Saluran Drainase 6.7% 43.3% 50.0% 7 Ketersediaan dana untuk kegiatan Higiene dan sanitasi 0.0 26.7% 73.3% 8 Pendidikan Higiene dan Sanitasi 0.0 13.3% 86.7% Sumber : Survey Sanitasi Sekolah, Tahun 2014 Tabel 3.3 PHBS terkait sanitasi pada Sekolah Dasar/MI No Kondisi Sarana Sanitasi Baik % Kurang Baik % 1 Toilet Guru 19 3.2% 581 96.8% 2 Toilet Siswa 287 47.8% 313 52.2% 3 Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 117 19.5% 483 80.5% 4 Sarana Air Bersih 19 3.2% 581 96.8% 5 Pengelolaan Sampah 287 47.8% 313 52.2% 6 Saluran Drainase 117 19.5% 483 80.5% 7 Ketersediaan dana untuk kegiatan Higiene dan sanitasi 19 3.2% 581 96.8% 8 Pendidikan Higiene dan Sanitasi 287 47.8% 313 52.2% Sumber : Survey Sanitasi Sekolah, Tahun 2014 59

Permasalahan spesifik yang dihadapi pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara terkait PHBS dalam tatanan sekolah adalah sebagai berikut : Masih kurangnya penerapan pengetahuan tentang PROHISAN di lingkungan siswa sekolah, khususnya siswa sekolah dasar Kurangnya peran stakeholder dalam penyampaian informasi tentang PHBS Masih kurangnya jumlah sarana dan prasarana terkait sanitasi di sekolah-sekolah Regulasi terkait sanitasi belum dijalankan secara efektif Kurangnya dana untuk membangun fasilitas terkait sanitasi di sekolah-sekolah 3.3 Pengelolaan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yakni yang berasal dari buangan rumah tangga. Pencemaran akibat limbah domestikpun telah menunjukkan tingkat yang cukup serius. Di Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebagai akibat masih minimnya fasilitas pengolahan air buangan kota (sewerage system) mengakibatkan tercemarnya badan sungai oleh air limbah domestik, bahkan badan sungai yang diperuntukkan sebagai bahan baku air minumpun telah tercemar pula. Sistem pembuangan air limbah yang umum digunakan masyarakat yakni air limbah yang berasal dari toilet dialirkan ke dalam tangki septik dan air limpasan dari tangki septik diresapkan ke dalam tanah atau dibuang ke saluran umum. Sedangkan air limbah non toilet yakni yang berasal dari mandi, cuci serta buangan dapur dibuang langsung ke saluran umum. Pengelolaan air limbah domestik merupakan penjelasan kondisi riil pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Labuhanbatu Utara saat ini, terkait kuantitas dan kualitas infrastruktur maupun aspek non infrastruktur lainnya, serta permasalahan prioritas yang dihadapi terkait pengelolaan air limbah domestik. 3.3.1 Kelembagaan Aspek kelembagaan terkait pengelolaan air limbah domestik ditangani oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara. Namum belum adanya perda yang mengatur tentang pengelolaan terkait air limbah domestik. 60

Tabel 3.4 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan air limbah domestik Fungsi PERENCANAN Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb / PDAM Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Masyarakat Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb BLH / PU / Dispaskeb - PMA / PMDN PMA / PMDN / NJO PMA / PMDN / NJO PMA / PMDN / NJO PMA / PMDN / NJO - - - - Pamsimas Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) - Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) - Membangun sarana IPLT dan atau IPAL - PENGELOLAAN Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja BLH / PU / Dispaskeb Mengelola IPLT dan atau IPAL BLH / Dinkes Melakukan penarikan retrubusi penyedotan lumpur tinja BLH / Dispaskeb Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau BLH / PU / penyedotan air limbah domestik Dispaskeb Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki BLH / PU / septik dan saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB Dispaskeb / KPMPPT PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik Dispaskeb / (pengangkutan, personil, peralatan, dll) BLH Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal Dispaskeb / pengelolaan air limbah domestik BLH Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah Dispaskeb / domestik BLH MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target Bappeda / PU pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota / BLH / Dispaskeb Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur Bappeda / PU sarana pengelolaan air limbah domestik / BLH / Dispaskeb 61

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 Bappeda / PU / BLH / Dispaskeb Bappeda / PU / BLH / Dispaskeb Tabel 3.5 Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Labuhanbatu Utara Substansi Peraturan AIR LIMBAH DOMESTIK Target Capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/kota Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kab/kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kab/kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah di tempat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor ntuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Ketersediaan Ada (sebutkan ) RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL Tidak Ada Efektif Dilaksa nakan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksa nakan Tidak Efektif Dilaksa nakan Ket Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksaaan - Ѵ Retrisbusi penyedotan air limbah domestik - Ѵ Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan Peluang keterlibatan swasta dalam pengelolaan air limbah domestic Kewajiban dan sanksi bagi swasta dalam pengelolaan air limbah domestik Layanan pemerintah kab/kota bagi masyarakat yang tidak mampu dalam pengelolaan air limbah domestik RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan 62

3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Air buangan domestik merupakan buangan yang berasal dari kegiatan rumah tangga, salah satu ciri khas air buangan domestik yaitu kandungan zat organik dan angka BOD yang cukup tinggi. Kebiasaan membuang air buangan ke saluran drainase atau sungai akan sangat membahayakan kesehatan lingkungan karena pengelontorannya hanya terjadi jika ada hujan, selain dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, pembuangan buangan domestik tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu juga dapat menimbulkan pencemaran terhadap air tanah. Terdapat dua macam sistem dalam pengelolaan air limbah domestik/permukiman yaitu: a. Sanitasi sistem setempat atau dikenal dengan sistem sanitasi on-site yaitu fasilitas sanitasi individual seperti septic tank atau cubluk b. Sanitasi sistem off-site atau dikenal dengan istilah sistem terpusat atau sistem sewerage, yaitu sistem yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumahrumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL. Masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara masih menggunakan sistem pengelolaan air limbah on site berupa jamban keluarga, sistem pengolahan on site ini jamban pribadi 58 %, ke sungai 11 %, ke lubang galian 13 %, ke kebun/pekarangan 13 %, lainnya ke MCK/WC umum, WC helikopter, selokan/parit. Kabupaten Labuhanbatu Utara tidak memiliki sistem off-site skala kota. Hasil studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) terhadap pengelolaan air limbah rumah tangga sebagai berikut : 63

Gambar 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2014 0.67% 0.00% 1.35% 0.67% 3.37% 0.00% Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase 35.35% Sungai/danau/pantai 56.23% Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu 2.36% Lainnya Dari grafik diatas, terlihat bahwa 56,23 % masyarakat sudah mempunyai tangki septik. Dan 2,36 % masyarakat ke pipa sewer, 35,35 % masyarakat tempat penyaluran akhir tinja hanya berupa cubluk/lobang tanah dan 3,37 % respoden menyatakan tidak tahu kemana tempat penyaluran akhir tinjanya. 64

Gambar 3.7 Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman 16.8 83.3 Tidak aman Suspek aman Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa tidak semua tangki septik yang dimiliki masyarakat aman masih ada 16,8 % merupakan tangki septik suspek tidak aman. Hal ini dikarenakan tangki septik sudah dibangun lebih dari 5 tahun atau lebih tetapi belum pernah dikuras. 65

Peta 3.2 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik 66

Buku Putih Sanitasi Gambar 3.8. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Diagram Sistem Sanitasi AIR LIMBAH DOMESTIK Produk Input (A) User Interface (B) Pengumpulan & penampungan / pengolahan awal (C) Pengangkutan / pengaliran (D) (Semi) Pengolahan akhir terpusat (E) Daur ulang dan/atau pembuangan akhir Cubluk Kebun Sungai Air limbah Tangki Septik Drainase Lingkungan Pipa Sewer WC Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 67

No Tabel 3.6 Cakupan layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara Nama Kecamatan BABS* (KK) Sarana Tidak Layak Cubluk Tangki Septik tidak aman** (KK) Individual Jamban Keluarga dgn tangki septik aman (KK) Onsite System MCK umum/ Jamban Bersama (KK) Sarana Layak MCK ++ (KK) Berbasis Komunal Tangki Septik Komunal (KK) IPAL Komunal (KK) Offsite System Kawasan/ terpusat Sambung an Rumah (KK) (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) 1 AEK KUO 4273 473 2341-2 AEK NATAS 4827 534 2644-3 KUALUH HILIR 4612 510 2526-4 KUALUH HULU 9408 1041 5153-5 KUALUH LEIDONG 4108 454 2250-6 KUALUH SELATAN 7944 879 4351-7 MARBAU 5698 630 3121-8 NA IX-X 6998 774 3833 - *Yang termasuk BABS : BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb **Aman : sesuai kriteria SNI Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik Kondisi No Jenis Satuan Jumlah/Kapasitas Tdk Keterangan Berfungsi berfungsi (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) Sistem Onsite 1 Berbasis komunal - IPAL Komunal - Unit MCK++ - Unit Tangki Septik Komunal - Unit 2 Truk Tinja - Unit 3 IPLT: kapasitas - M3/hari Sistem Offsite 4 IPAL Kawasan / Terpusat - Kapasitas -M3/hari Sistem - IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah 68

3.3.3 Peran Serta Masyarakat Peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam pengolahan air limbah dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara finansial untuk penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara teknis dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung disediakan oleh si pemrakarsa. b. Bagi masyarakat yang belum sadar dan mayoritas tidak mampu (secara finansial) sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal ini karena keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan. Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang menggunakan sungai sebagai pembuangan limbah domestiknya, meskipun sudah memiliki jamban pribadi dan septic tank. Dalam rangka mendorong partisipasi dan peran serta masyarakat, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara mempunyai program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Dimana masyarakat diharapkan berperan serta baik dalam bentuk tenaga, pendanaan maupun pemikiran/perencanaan serta pengelolaan. Pemberdayaan masyarakat ini juga dimaksudkanuntuk meningkatkan keterlibatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan air limbah di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Selain itu, pengelolaan sarana sanitasi oleh masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 69

Tabel 3.8 Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat*) No Nama Program/Kegiatan 1 On Site individual: STBM a) Bantuan 24 Hour Meter cuci parit b) Pencucian air limbah Pelaksanaan/ PJ a) PT. MP Leidong Indonesia b) PT. UMADA Lokasi a) Tarutung glugur, Aek Kanopan b) Desa Aek Tapa Tahun Program/ kegiatan **) a) 2012 b) 2012 Penerima Manfaat ***) Jumlah Sarana L P Berfungsi Kondisi Sarana Saat Ini ****) a) Ѵ b) Ѵ Tidak Berfungsi - 2 On Site komunal: Sanimas: MCK Sanimas: IPAL Komunal Total Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan Keterangan: Tuliskan semua daftar program/kegiatan air limbah domestik yang ada di wilayah kajian Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara. * Program/kegiatan Air Limbah Domestik berbasis masyarakat : seluruh program/kegiatan air limbah domestik yang menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat mulai dari tahap persiapan masyarakat, perencanaan, pembangunan, sampai operasi dan pemeliharaan. ** Tahun program/kegiatan diisi program/kegiatan 3-5 tahun sebelumnya *** Penerima manfaat diisi jumlah laki-laki dan perempuan yang menerima manfaat di setiap lokasi **** Kondisi berdasarkan keterangan SKPD dan kunjungan lapangan terhadap beberapa lokasi yang telah ditentukan. 70

Tabel 3.9 Pengelolaan sarana air limbah domestik oleh masyarakat No Jenis Sarana Tahun Sarana Dibangun Lokasi Pengelola Biaya Operasi dan Pemeliharaan Pengosongan Tangki Septik/IPAL Lembaga Kondisi Waktu Layanan 1 2 3 4 5 6 N I H I L Keterangan : Belum adanya pengelolaan sarana air limbah oleh masyarakat. 71

3.3.4 Komunikasi dan Media Untuk sosialisasi, publikasi dan pemberian informasi kepada masyarakat berkaitan dengan pengelolaan air limbah domestik digunakan berbagai media komunikasi baik media cetak (koran dan majalah) maupun elektronik (internet). Peran media tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3.9 Penyuluhan atau Sosialisasi yang diikuti di Kabupaten Labuhanbatu Utara 13% 17% 30% 1 Masalah sampah dan kebersihan lingkungan 2 Stop BABS 3 saluran air kotor 4 CTPS 23% 17% 5 TBC 0% 6 Tidak ada Berdasarkan focus discussion group yang diikuti masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara, penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti masyarakat mengenai masalah sampah dan kebersihan lingkungan sebesar 30%. Sosialisasi mengenai CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) sebesar 23%. Sosialisasi mengenai Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) sebesar 17%. Untuk penyuluhan tentang penyakit TBC sebesar 13%. Dan 17% diantaranya tidak pernah mengikuti penyuluhan atau sosialisasi. 3.3.5 Peran Swasta Di Kabupaten Labuhanbatu Utara selain Pemkab belum ada penyedia layanan air limbah domestik yang melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara, sehingga Pemerintah Kabupaten tidak memiliki daftar penyedia layanan yang bergerak di bidang layanan air limbah domestik. 72

Tabel 3.10 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Air Limbah Domestik No. Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jumlah Kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Volume Potensi Kerjasama N I H I L 73

3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan Kabupaten Labuhanbatu Utara belum melaksanakan kegiatan pengelolaan terkait air limbah domestik, sehingga tidak adanya data pendanaan dan pembiayaan. Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen air limbah domestik Tahun 2010-2014 No Komponen Belanja (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Pertu mbuh an (%) 1 Air Limbah (1a+1b) 93.055.370,00 342.917.000,00 733.391.000,00 977.744.900,00 1.a Pendanaan Investasi air limbah 93.055.370,00 48.277.000,00 715.779.000,00 977.744.900,00 1.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun - 294.640.000,00 17.612.000,00 - - Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. Keterangan : Perhitungan untuk tentang realisasi pendanaan sanitasi komponen air limbah domestik tidak ada datanya dikarenakan masih belum adanya dinas khusus yang menangani tentang air limbah domestik dan Kabupaten Labuhanbatu Utara termasuk kabupaten yang baru melakukan pemekaran. Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Tahun 2010 2014 No Subsektor 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata A B C d e f G H I 1 Air limbah 1.b Realisasi retribusi - B Potensi retribusi - Keterangan : tidak ada data N I H I L Pertumb uhan (%) 74

3.3.7 Permasalahan mendesak dan isu strategis Beberapa permasalahan terkait pengelolaan air limbah domestik yang dihadapi oleh Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah: Tabel 3.13 Permasalahan Mendesak dan isu strategis No. Permasalahan mendesak 1 Pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap sanitasi masih sangat rendah 2 Belum adanya regulasi yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik 3 Sarana dan prasaran air limbah domestic yang masih terbatas 4 Komitmen pemerintah daerah masih rendah untuk penanganan air limbah domestik 3.4 Pengelolaan Persampahan Pengelolaan sampah didefinisikan adalah semua kegiatan yang bersangkuta paut dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika dan faktor-faktor lingkungan lainnya yang erat kaitannya dengan respon masyarakat. Pemerintah menyadari bahwa permasalahan sampah telah menjadi permasalahan nasional. Perlu adanya sistem pengelolaan yang dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir. Selain itu bahwa dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah, pemerintah daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga perlu adanya Undang-Undang yang mengatur tentang pengelolaan sampah. Pada tahun 2008 disahkan UU no 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi: 75

Pembatasan timbulan sampah Pendauran ulang sampah, dan/atau pemanfaatan kembali sampah Sedangkan kegiatan penanganan meliputi: Pemilihan Pengumpulan Pengangkutan Pengolahan Pemrosesan akhir sampah Menjelaskan detail kondisi riil pengelolaan persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara saat ini terkait kuantitas dan kualitas infrastruktur maupun aspek non infrastruktur lainnya, serta permasalahan prioritas yang dihadapi terkait pengelolaan persampahan. 3.4.1 Kelembagaan Kegiatan pengelolaan dan pengendalian sampah di Kabupaten Labuhanbatu Utara baik sampah rumah tangga (sampah organik dan anorganik) maupun sampah sejenis rumah tangga (sampah organik dan anorganik dari kawasan komersial, fasilitas umum dan industri) sesuai dengan tupoksinya dilakukan oleh Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan. Peraturan dan kebijakan pengelolaan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Nomor 29 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara dan menyangkut besarnya retribusi. Pengelolaan persampahan secara teknisnya ditangani oleh Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dalam hal ini secara tupoksi dilaksanakan oleh seksi kebersihan. Seksi Kebersihan melaksanakan pengurangan sampah (3R) dan penanganan sampah (pemilahan, pengangkutan, pengomposan dll) dari sumber sampah sampai dengan pembuangan di TPA. Dinas ini juga menangani pengelolaan sampah rumah tangga, pasar, fasilitas umum. Sampah dikumpulkan ke tempat penampungan sampah sementara dari sumber-sumber timbulan sampah (bak sampah,tps, tong sampah, container sampah) lalu diangkut oleh truk pengangkut sampah ke 76

TPA Kecamatan Kualuh Selatan Desa Damuli Kebun, namun sebagian sampah tersebut dikurangi melalui adanya pemulung barang bekas seperti logam, plastik, dan kertas yang dijual ke penampung (pengepul). Kantor Pasar dan Kebersihan membawahi 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Kebersihan, Seksi Pengelolaan Pasar dan Seksi Pertamanan. Pelayanan pengelolaan sampah secara rutin mencakup 5 kecamatan dari 8 kecamatan yakni Kecamatan Kualuh Hulu, Kualuh Selatan, Aek Natas, Na IX-X, dan Marbau dimana pelayanan pengelolaan sampah dilakukan mulai dari pengambilan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) sampai pengangkutan ke TPA ataupun pengelolaan sampah diambil dari pekan/pasar yang ada di beberapa kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Sedangkan dari sumber sampah ke TPS, pengelolaan dilakukan oleh masyarakat atau petugas kebersihan (penyapu jalan). Tabel 3.14 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan persampahan FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat PERENCANAAN - Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb - Menyusun rencana program Persampahan dalam Bappeda / BLH / PU / rangka percapaian target Dispaskeb PMA / PMDN / NJO - - Menyusun rencana anggaran program Persampahan dalam rangka percapaian target PENGADAAN SARANA - Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb BLH / PU / Dispaskeb PMA / PMDN / NJO LKM / OMS - Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) BLH / PU / Dispaskeb - Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) - Membangun sarana TPA BLH / PU / Dispaskeb BLH / PU / Dispaskeb BLH / PU / Dispaskeb PMA / PMDN / NJO PMA / PMDN / NJO PMA / PMDN - - - 77

- Menyediakan sarana pengolahan sampah (composting, pembangkitan listrik, dll) PENGELOLAAN - Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS LKM / OMS BLH / PU / Dispaskeb PMA / PMDN / NJO LKM / OMS - Mengelola sampah di TPS BLH / PU / Dispaskeb - Mengangkut sampah dari TPS ke TPA BLH / PU / Dispaskeb - Mengelola TPA BLH / PU / Dispaskeb - Melakukan pemilahan sampah BLH / PU / Dispaskeb - Melakukan penarikan retribusi sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN - Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) - Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah - Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan BLH / PU / Dispaskeb BLH / PU / Dispaskeb BLH / PU / Dispaskeb PMA / PMDN / NJO BLH / PU / Dispaskeb Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb Sumber: Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. - Tabel 3.15 Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara Peraturan PERSAMPAHAN - Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini - Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Ketersediaan ada (sebutkan) RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL Tidak ada Efektif dilaksa nakan Pelaksanaan Belum Tidak efektif efektif dilaksanakan dilaksanakan Keterangan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan 78

- Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan persampahan RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan - Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan - Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan - Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan - Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan - Retribusi sampah atau kebersihan RTRW / RDTR / RTBL Dinas Pasar & Kebersihan Sumber: Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan - Hanya beberapa kecamatan Pola penanganan sampah di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada saat ini sebagian besar dari masing-masing rumah tangga di kumpulkan lalu dibakar atau dibuang ke suatu tempat atau lubang dan sungai bagi rumah tangga yang posisinya berdekatan dengan sungai. Cara penanganan sampah seperti tersebut di atas dapat berakibat pada polusi Udara atau pendangkalan sungai. Sedangkan pola penanganan sampah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara melalui Dinas Kebersihan adalah sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tong Sampah dibawa dengan Dump Truck ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 79

Rencana pengelolaan sampah di Kabupaten Labuhanbatu Utara, dilakukan melalui proses berikut : Sistem Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap rumah maupun bangunan sarana kota, dengan ukuran 40-100 liter. Tong sampah di setiap rumah disediakan sendiri oleh masing-masing keluarga, sedangkan tong-tong sampah pada sarana kota di sediakan oleh pemerintah. Untuk mempermudah pengolahan, diperkenalkan 2 macam tong sampah untuk setiap rumah, yaitu tong untuk sampah organik seperti sayuran, kertas dan lain-lain serta tong untuk sampah non organik seperti plastik, styrofoam, dan lain-lain. Sistem Pengumpulan, yaitu proses pengumpulan sampah dapat dilakukan baik secara individual maupun secara komunal melalui bak-bak penampungan yang disediakan di setiap unit lingkungan perumahan maupun pada unit kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran. Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai gerobak sampah ukuran 1 m 3 ke lokasi Transfer Depo atau Tempat Penampungan Sementara (TPS) oleh pengelola swadaya masyarakat di masing-masing unit lingkungan. Sedangkan sampah dari kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran serta yang berada di sepanjang jalan utama dikelola oleh instansi terkait. Sistem Pemindahan dan Pengangkutan, yaitu kontainer sampah maupun sampah dari tiap lokasi TPS atau Transfer Depo diangkut oleh kendaraan truk sampah maupun arm roll truck/dump truck ke lokasi tempat pembuangan akhir (TPA), yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Sistem Pembuangan/Pengolahan, yaitu sistem pengolahan sampah yang dilakukan di TPA dengan cara sistem lahan urug (sanitary land fill) yang dilengkapi sarana sistem drainase permukaan maupun bawah permukaan, sistem pembuangan gas yang dihasilkan oleh proses dekomposisi sampah dan sumur (pipa) pemantau leachate (cairan yang ditimbulkan oleh sampah). Selain untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat serta terciptanya mekanisme pengelolaan sampah yang efektif dan efisien, rencana pengelolaan sampah juga mempertimbangkan segi estetika dan dampak negatif yang mungkin terjadi dari penanganan sampah. Pola pengelolaan 80

Khusus untuk kawasan perdagangan di daerah perencanaan, pengelolaan persampahannya langsung ditangani oleh pihak yang terkait. Pengelolaan tersendiri untuk kawasan perencanaan ini dapat meringankan beban pengelolaan oleh petugas sebagai lembaga yang berwenang. Pola pelayanan Rencana pola pelayanan persampahan di kawasan perencanaan, yaitu pelayanan individual langsung dan pelayanan individual tak langsung. Pelayanan individual langsung sebagian besar dipakai untuk kawasan sepanjang jalan utama dan kawasan komersial. Sedangkan untuk pelayanan individual tak langsung, dapat dipakai untuk kawasan pemukiman. Peran serta masyarakat dan swasta Dalam pelaksanaan pelayanan sampah kota, perlu adanya peran serta masyarakat dan swasta dalam sistem pewadahan hingga pengangkutan. Dalam pembangunan TPA di Kabupaten Labuhanbatu Utara, kriteria yang harus dipenuhi antara lain : 1. Kondisi geologi a. Tidak berlokasi di zona holocene fault; serta b. Tidak boleh di zona bahaya geologi. 2. Kondisi hidrogeologi a. Tidak boleh mempunyai muka air tanah < 3 m; b. Tidak boleh keluasan tanah lebih besar 10-6cm/det; c. Jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir aliran; serta d. Dalam hal tidak ada zona yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas, maka harus diadakan masukkan teknologi. 3. Kemiringan zona harus kurang dari 20 %. 4. Jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3000 meter untuk penerbangan turbo jet dan harus lebih besar dari 1500 meter untuk jenis lain. 5. Tidak boleh berada pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan periode ulang 20 tahun. 81

Berdasarkan pada hasil analisis terhadap wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Utara serta syarat yang harus dimiliki oleh lokasi TPA, maka Lokasi yang cocok untuk TPA di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah di Kecamatan Kualuh Selatan Desa Damuli Kebun, dengan luas lahan yang dibutuhkan untuk menampung timbulan sampah sampah sampai tahun 2031 seluas 20 Ha. Hasil studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) (N= 400 rumah tangga) terhadap pengelolaan sampah rumah tangga sebagai berikut : Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? 5.0.0 1.3 6.3 7.5.0 1.3 10.0 Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar.0 68.8 Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Grafik memperlihatkan pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan hasil studi EHRA hanya 9,5% saja yang dinilai cukup baik antara lain : 1. Dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebesar 10,3 % 2. Dikumpulkan pendaur ulang 0,5 % 3. Di buang ke lubang dan ditutup tanah sebesar 0,3% 82

Sebagian besar belum mengelola sampahnya dengan baik antara lain : 1. Dibakar sebesar 73,5 % 2. Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebesar 3,3 % 3. Dibuang ke lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 5,3 % 4. Dibiarkan saja membusuk 1 % 5. Dibuang ke sungai 3 % Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah Seberapa sering petugas mengangkut sampah dari rumah? 5.0.8.3 Beberapa kali dalam seminggu Sekali dalam sebulan Tidak pernah 94.0 Tidak tahu Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa layanan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara tidak cukup baik, sebanyak 0,8 % sampah diangkut beberapa kali dalam seminggu, 0,3 % sekali dalam sebulan, dan sebanyak 94 % menyatakan bahwa tidak ada petugas yang mengangkut sampah dari rumah. Dan 5 % menyatakan tidak tahu kapan petugas mengangkut sampah dari rumah. 83

Peta 3.3 Peta Cakupan Pelayanan Pengangkutan Sampah 84

Buku Putih Sanitasi Gambar 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Diagram Sistem Sanitasi PERSAMPAHAN Produk Input (A) User Interface (B) Pengumpulan sementara (C) Penampungan sementara (TPS) (D) Pengangkutan (E) (Semi) Pengolahan akhir terpusat (F) Daur ulang / pembuangan akhir Pinggir jalan Amrol / Container TPA Open Dumping Sampah rumah tangga / UKM Tempat sampah Betor sampah BAK TPS Truk sampah Pengepul Dibakar Lahan kosong Sungai Sumber: Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. 85

Tabel 3.16 Cakupan layanan persampahan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara Volume Terlayani No Nama Jumlah Timbulan Institusi Tidak Terlayani 3R TPA Kecamatan Penduduk Sampah Pengelola (orang) (ton) (%) (M3) (%) (M3) (%) (Kg) (%) (Kg) 1 AEK KUO 1,275 29.303 ton/hr 14% 1275 kg 86,0% 7515,9 Kg 2 AEK NATAS 33.914 1,195 ton/hr 11,75% 1195 kg 88.25% 8.979,2 Kg 3 KUALUH HILIR 31.964-4 KUALUH 12,914 65.579 HULU ton/hr 65,64% 12.914 kg 34,36% 6.759,7 Kg 5 KUALUH 0,250 28.796 LEIDONG ton/hr 2,89% 250 kg 97,11% 8.388,8 Kg 6 KUALUH 3,348 56.656 SELATAN ton/hr 19,7% 3.348 kg 80,3% 13.648,8 Kg 7 MARBAU 2,072 38.623 ton/hr 17,88% 2.072 kg 82,12% 9.514,9 Kg 8 NA IX-X 1,993 50.624 ton/hr 13,12% 1.993 kg 86,88% 13.194,2 Kg Sumber: Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. Catatan : asumsi besaran timbulan sampah menggunakan data sumber sampah rumah semi permanen yaitu 2 2,25 L/orang/hari atau 0,3 0,35 Kg/orang/hari. (SNI 03.3242-1994) 86

Buku Buku Putih Putih Sanitasi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, Utara, 2014 2014 Tabel 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Jumlah/ Kapasitas Rotasi/Hari Kondisi Berfungsi Tidak berfungsi Keterangan (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) 1 Pengumpulan Setempat - Gerobak Unit 5 - V - @ 2 m 3 - Becak/Becak Motor Unit 3 - V - @ 2 2,5 m 3 2 Penampungan Sementara - Bak Biasa Unit 3 - V - @ 4 m 3 - Container Unit - - Transfer Depo Unit 5 - V - @ 5 m 3 3 Pengangkutan - Dump Truck Unit 5 2 V - @ 6 m 3 - Arm Roll Truck Unit 2 2 V - @ 6 m 3 - Compaction Truck Unit - 4 (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat - TPS 3R - - SPA (stasiun peralihan antara) - 5 TPA/TPA Regional - Sanitary landfill Ha - - Controlled landfill Ha - - Open dumping Ha 4 Ha - V - Pinjam pakai lahan PTPN IV Mambang Muda PTPN IV Kebun Berangir 6 Alat Berat - Bulldozerl Unit - Whell/truck loader Unit - Excavator / backhoe Unit Sumber : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. 87

No 3.4.3 Peran Serta Masyarakat Dalam pengolahan sampah sangatlah penting adanya keterlibatan masyarakat baik kaum laki-laki maupun perempuan. Diharapkan masyarakat sudah bisa memilah sampahnya menjadi 3 R karena ini sangat membantu sekali dalam pengurangan timbulan sampah. Masyarakat bisa membuka lahan pekerjaan baru bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan pengambilan sampah di rumahrumah dan juga tenaga dalam pemilahan sampah yang bisa dinilaikan ekonomis. Berikut ini tabel pengolahan sampah di tingkat desa/kecamatan : Nama Program/Kegiatan Tabel 3.18 Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat*) Pelaksanaan/PJ Lokasi Tahun Program/ke giatan **) Penerima Manfaat ***) Jumlah Kondisi Sarana Saat Ini ****) L P Sarana Tidak Berfungsi Berfungsi 1 TPST 3R: TPST Sampah Organik 2 Peningkatan peran - serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan : a) PT. Socfindo a) Desa Aek a) 2012 a) satu a) ѵ a) Bantuan kereta Paminke, angkong sorong Kec. Aek untuk angkut Natas sampah Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan Keterangan: Tuliskan semua daftar program/program layanan persampahan yang ada di wilayah kajian Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara. * Program/kegiatan Persampahan berbasis masyarakat : seluruh program/kegiatan air limbah domestik yang menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat mulai dari tahap persiapan masyarakat, perencanaan, pembangunan, sampai operasi dan pemeliharaan. ** Tahun program/kegiatan diisi program/kegiatan 3-5 tahun sebelumnya *** Penerima manfaat diisi jumlah laki-laki dan perempuan yang menerima manfaat di setiap lokasi **** Kondisi berdasarkan keterangan SKPD dan kunjungan lapangan terhadap beberapa lokasi yang telah ditentukan. 88

Tabel 3.19 Pengelolaan Sarana Persampahan oleh Masyarakat No Jenis Kegiatan Lokasi Lembaga Pengelola Kondisi Kerjasama dengan pihak lain Keterangan 1-2 - 3-4 - 5-6 - N I H I L Keterangan : Tidak adanya pengelolaan sampah oleh masyarakat, karena sebagian besar penanganan sampah di Kabupaten Labuhanbatu Utara dilakukan dengan cara dibakar. 89

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Humbang Hasundutan, 2013 3.4.4 Komunikasi dan Media Dalam memberikan informasi atau promosi tentang sampah sangatlah penting peran media yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara, baik media masa maupun media elektronik. Dengan adanya media ini masalah sampah bisa di dengar dan di mengerti oleh seluruh kalangan. Berikut ini beberapa kegiatan yang dimuat di beberapa media yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Labuhanbatu Utara NO KEGIATAN / BERITA TAHUN DINAS PELAKSANA TUJUAN KEGIATAN (RANGKUMAN BERITA) KHALAYAK SASARAN PESAN KUNCI PEMBELAJARAN 1 Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan 2014 Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih serta lingkungan yang indah Sumber : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. Kepala desa, lurah, camat dan tokoh masyarakat. 90

3.4.5 Peran Swasta Partisipasi dunia usaha dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang terdata dari studi penyedia layanan sanitasi meliputi KSM dan swasta. Diharapkan dari berbagai elemen dunia usaha antara lain dari perusahaan/industri, perbankan, usaha pengepul barang bekas, utamanya sampah yang dibuang keluar Kabupaten Labuhanbatu Utara, LSM, KSM, UKM, dll. Partisipasi aktif tersebut diharapkan berupa penyaluran dana berasal dari dana CSR (Corporate Social Responsibility) masing-masing perusahaan. Tabel 3.20 Peran Swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan No Nama Provider Tahun mulai operasi Jenis kegiatan / Kontribusi Terhadap Sanitasi A B C D 1. PTPN III Kebun Mambang Muda 2010 Pinjam pakai lahan perkebunan untuk dijadikan TPA sampah Volume Potensi Kerjasama 2 Ha - 2. PTPN IV Kebun Berangin 2010 Pinjam pakai lahan perkebunan untuk dijadikan TPA sampah 2 Ha - Sumber : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. 3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan pengelolaan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara berasal dari APBN, APBD Propinsi dan APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara. Pendapatan dari sektor persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara sampai dengan saat ini, hanya cukup untuk membiayai sekitar setengahnya dari kebutuhan untuk operasional persampahan, hal ini cukup wajar karena dalam pelayanan persampahan tidak berorientasi pada keuntungan. Kabupaten Labuhanbatu Utara menerbitkan Perda Nomor 29/2009 tentang Pelayanan Kebersihan. Perda ini hanya meliputi tentang retribusi sampah. 91

Tabel 3.21 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2010-2014 No Subsektor Belanja (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 Rata - rata Pertu mbuh an (%) 1 Air Limbah (1a+1b) 2 Sampah (2a+2b) 2.a 2.b 2.c Pendanaan Investasi persampahan Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun 4.834.350.000,00 4.967.025.509,00 3.505.512.000,00 1.511.000.000 3.463.264.000,00 795.000.000,00 3.323.350.000,00 1.503.761.509,00 2.710.512.000,00 - Sumber : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. Perhitungan untuk pendanaan investasi sampah, Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD, Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun tidak dapat ditampilkan secara terperinci karena biaya biaya di luar pekerjaan fisik disatukan dalam satu anggaran program kegiatan. Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah NO SKPD 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Pertumbu han (%) a B C d E F g h I Persampa Han Retribusi 1 Sampah - 180.019.200,00 170.322.000 Potensi - 2 Sampah Sumber : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. - - 92

3.4.7 Permasalahan Mendesak Beberapa permasalahan terkait pengelolaan persampahan yang dihadapi oleh Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah: Tabel 3.23 Permasalahan mendesak No Permasalahan Mendesak 1 Pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan persampahan masih rendah 2 Sarana dan prasarana persampahan masih terbatas 3 Perda tentang persampahan belum optimal dilaksanakan 4 Komitmen pemerintah daerah masih rendah untuk penanganan persampahan 3.5 Pengelolaan Drainase Perkotaan Drainase perkotaan berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga tidak merugikan masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Kelebihan air tersebut dapat berupa air hujan, air limbah domestik maupun air limbah industri. Oleh karena itu drainase perkotaan harus terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendali banjir kota dan lainnya. Berdasarkan fungsinya, terdapat dua pola yang dipakai untuk menahan air hujan, yaitu: Pola detensi (menampung air sementara), yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara untuk kemudian mengalirkannya ke badan air misalnya dengan membuat kolam penampungan sementara untuk menjaga keseimbangan tata air. Pola retensi (meresapkan), yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara sembari memberikan kesempatan air tersebut untuk dapat meresap ke dalam tanah secara alami antara lain dengan membuat bidang resapan (lahan resapan) untuk menunjang kegiatan konservasi air. Untuk mengatasi permasalahan infrastruktur diperlukan sistem drainase yang berwawasan lingkungan dengan prinsip dasar mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga dapat dialirkan secara terkendali dan lebih banyak memiliki kesempatan untuk meresap ke dalam 93

tanah. Hal ini dimaksudkan agar konservasi air tanah dapat berlangsung dengan baik dan dimensi struktur bangunan sarana drainase dapat lebih efisien. Sub bab ini menjelaskan detail kondisi riil pengelolaan drainase lingkungan saat ini, baik aspek kuantitas dan kualitas infrastruktur maupun aspek non infrastruktur lainnya dan permasalahan prioritas yang dihadapi. 3.5.1 Kelembagaan Pada dasarnya aspek legal formal pengelolaan drainase di tingkat kota/daerah permukiman di Kabupaten Labuhanbatu Utara belum memiliki perda terkait pengelolaan drainase perkotaan. Tabel 3.24 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kabupaten SWASTA Masyarakat PERENCANAAN - Menyusun target pengelolaan drainase Bappeda / Dinas PU perkotaan skala kab/kota - Menyusun rencana program drainase Bappeda / Dinas PU perkotaan dalam rangka pencapaian target - Menyusun rencana anggaran program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA - Menyediakan / membangun sarana drainase perkotaan PENGELOLAAN Bappeda / Dinas PU Dinas PU - Membersihkan saluran drainase perkotaan Dinas PU - Memperbaiki saluran drainase perkotaan yang rusak - Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase Dinas PU Dinas PU 94

perkotaan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN -Menyediakan advis planning untukpengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun -Memastikan integrasi sistem drainaselingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer -Melakukan sosialisasi peraturan, danpembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU - Melakukan monitoring dan evaluasi Dinas PU terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota - Melakukan monitoring dan evaluasi Dinas PU terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan - Melakukan monitoring dan evaluasi Dinas PU terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 95

Tabel 3.25 Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara PERATURAN DRAINASE PERKOTAAN - Target capaian pelayanan pengelolaan drainase perkotaan di kab/kota ini - Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam menyediakan drainase perkotaan - Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase perkotaan - Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase perkotaan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder KETERSEDIAAN PELAKSANAAN BELUM TIDAK EFEKTIF ADA TIDAK EFEKTIF EFEKTIF KETERANGAN DILAKSANAK (sebutkan) ADA DILAKSANAK DILAKSANAK AN AN AN 96

- Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase perkotaansebagai saluran pematusan air hujan Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 3.5.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Secara umum, drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada saat ini mengikuti pola jaringan jalan eksisting dan memanfaatkan sungai sebagai saluran primer. Drainase tersebut tidak hanya berfungsi untuk penyaluran air hujan tetapi juga digunakan untuk penyaluran air limbah baik limbah domestik dan non domestik. Sungai-sungai yag ada saat ini merupakan saluran drainase makro yang ditetapkan sebagai saluran primer. Pengaliran air ke saluran ini ditentukan mengikuti karakteristik pengaliran/kawasan tangkap air seperti yang ada, dengan peningkatan dan penambahan saluran sekunder dan tersier untuk kawasan-kawasan permukiman. Untuk mendukung rencana penanganan sistem drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka diperlukan : Pengaturan kembali sistem jaringan drainase yang berhirarki dan terpadu sesuai fungsinya baik secara kuantitas maupun kualitas Normalisasi dan rehabilitasi saluran-saluran pembuangan akhir agar tidak terjadi luapan sungai akibat air sungai tidak dialirkan dengan cepat Pengembangan sistem drainase primer selebar 2-3 meter sesuai topografinya dapat menampung limpasan air hujan dari saluran sekunder dan tersier yang selanjutnya dialirkan ke sungai atau cacthment area untuk mengisi air tanah; Pengembangan sistem jaringan drainase sekunder selebar 1,5-2 meter pada setiap sisi jalan yang dialirkannya disesuaikan dengan topografinya, sehingga tidak terjadi genangan di badan jalan pada saat musim hujan, yang selanjutnya dialirkan ke saluran 97

primer atau disalurkan ke pembuangan akhir, saluran ini merupakan saluran lanjutan dari saluran tersier Pembuatan sistem jaringan drainase tersier selebar 0,5-1 meter yang pengembangannya saling terintegrasi dan terpadu dengan sistem jaringan drainase wilayahnya, terutama di wilayah pemukiman yang belum ada jaringan drainasenya, dan di wilayah permukiman baru. Saluran ini terdapat pada jalan-jalan kecil, yang menyalurkan air hujan ke saluran yang lebih besar. Jenis saluran yang akan dikembangkan dapat berupa drainase sistem tertutup yang biasanya dikembangkan di pusat pemerintahan, perdagangan, dan jasa. Sedangkan drainase sistem terbuka sebagian besar dikembangkan di lingkungan permukiman. Gambar 3.14 Grafik Persentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin Apakah banjir biasa terjadi secara rutin? 27.5 72.5 Ya Tidak Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa rumah tangga yang mengalami banjir rutin 27,5 % dan 72,5 % tidak mengalami banjir secara rutin (N= 400 rumah tangga). 98

Peta 3.4 Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara 99

Buku Putih Sanitasi Gambar 3.15 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan drainase perkotaan Diagram Sistem Sanitasi Drainase Lingkungan (B) (C) (D) Produk (A) Pengumpulan & Pengangkutan / (Semi) Pengolahan Input User Interface penampungan / pengaliran akhir terpusat pengolahan awal Grey water : Air cuci dapur Tempat cuci piring Sistem Onsite / diolah atau dibuang ditempat (E) Daur ulang dan/atau pembuangan akhir Air bekas mandi Lubang pembuangan Air cuci pakaian Alat-alat bangunan Pembuangan air cucian Saluran / sungai Jalan / Ruang publik Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 100

No Tabel 3.26 Cakupan layanan pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara Nama Kecamatan /Kelurahan Wilayah Genangan Luas Ketinggian Lama Frekuensi (Ha) (M) (jam/hari) (kali/tahun) Penyebab 1 Kec.aek kuo 3753 0,2 3 2 Hujan 2 Kec.aek natas 1017 0,3 6 2 Hujan 3 4 Desa adian torop 158,10 0,3 6 2 Hujan Kec.kualuh hilir 7709,6 0,3 4 365 Areal pasang surut air laut Kel.kampung mesjid 994,77 0,3 4 365 Areal pasang surut air laut Desa sei sentang 2617,55 0,3 4 365 Areal pasang surut air laut Kec.kualuh hulu 1912,17 0,5 7 1 Hujan dan tanggul 5 Kec.kualuh leidong Kel.tanjung leidong 6806,4 0,3 4 365 Areal pasang surut air laut 454,05 0,3 4 365 Areal pasang surut air laut Desa air hitam 2637,65 0,3 4 365 Areal pasang surut air laut 6 Kec.kualuh selatan 1033,53 0,5 4 1 Hujan Desa sidua-dua 37,81 0,5 4 1 Hujan 7 Desa siamporik 457,3 0,5 4 1 Hujan Kec.marbau 1067,7 0,3 4 1 Hujan dan tanggul Desa sipare-pare hilir 1248,82 0,3 4 1 Hujan Desa lubo rampah 138,69 0,3 4 1 Hujan 8 Kec.na ix-x 1662 0,2 3 1 Hujan Kel.aek kota batu 52,22 0,2 3 1 Hujan Keterangan : Dinas Pekerjaan Umum (hasil analisis) 101

Tabel 3.27 Kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara No Jenis Prasarana / Satuan Jumlah / Kondisi Frekuensi Sarana Kapasitas Berfungsi Tdk Berfungsi Pemeliharaan (kali/tahun) (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) 1 Saluran Primer - -S, Primer A M -S, Primer B M 2 Saluran Sekunder -Saluran Sekunder A1 M -Saluran Sekunder A2 M -Saluran Sekunder B1 M 3 Bangunan Pelengkap -Rumah Pompa Unit -Pintu Air unit N I H I L Keterangan : Tidak ada data 3.5.3 Peran Serta Masyarakat Tingkat kepedulian masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan diwujudkan melalui program kerja bakti masyarakat yang dilakukan secara rutin maupun tidak rutin di lingkungan dusun di setiap desa No Tabel 3.28 Daftar Program/Kegiatan Layanan Drainase Perkotaan Yang Berbasis Masyarakat Nama Program / Kegiatan 1 Bantuan 37 Hour Meter EVTR buat parit dan cuci Banyu Wangi 2 Bantuan alat berat membuat parit Pelaksana / PJ PT. MP Leidong West Indonesia PT. Socfindo Lokasi Banyu Wangi, Kanopan Ulu Desa Pamaratan, Kec. Aek Natas Penerima Kondisi Sarana Saat Tahun manfaat***) Jumlah Ini ****) Program / Sarana Tidak Kegiatan**) L P Berfungsi Berfungsi 2012 Ѵ 2012 Ѵ Total 2 2012 2 Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri telah membawa perubahan pada level masyarakat, meskipun belum semua anggota masyarakat dapat berpartisipasi aktif namun paradigma pembangunan dari bawah mulai ditumbuh kembangkan. Keterlibatan 102

jender serta masyarakat berpenghasilan rendah dalam pembangunan saluran drainase terindikasi ada. Tabel 3.29 Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat No Jenis Sarana Lokasi Pengelolaan Iuran Keterangan Lembaga Kondisi 1 2 3 N I H I L Keterangan : Tidak ada data. 103

3.5.4 Komunikasi dan Media Bagian ini menjelaskan penggunaan berbagai media komunikasi untuk menunjang pengelolaan drainase. Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Labuhanbatu Utara 13% 17% 30% 1 Masalah sampah dan kebersihan lingkungan 2 Stop BABS 3 saluran air kotor 4 CTPS 23% 17% 5 TBC 0% 6 Tidak ada Berdasarkan focus discussion group yang diikuti masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara, penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti masyarakat mengenai masalah sampah dan kebersihan lingkungan sebesar 30%. Sosialisasi mengenai CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) sebesar 23%. Sosialisasi mengenai Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) sebesar 17%. Untuk penyuluhan tentang penyakit TBC sebesar 13%. Dan 17% diantaranya tidak pernah mengikuti penyuluhan atau sosialisasi. 3.5.5 Peran Swasta Dunia usaha untuk pengelolaan drainase sampai dengan saat ini masih belum ada yang terdata di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Tabel 3.30 Penyedia layanan pengelolaan drainase perkotaan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis Kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Volume Potensi Kerjasama 1-2 - Keterangan : Tidak ada ada. 104

3.5.6 Pendanaan dan Pembiayaan Sampai saat ini untuk retribusi drainase masih belum ada. Sedangkan untuk belanja modal sanitasi (Drainase) di Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam lima tahun yang telah di lakukan oleh dinas terkait ada pada tabel di bawah ini Tabel 3.31 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2010-2014 No Subsektor Belanja (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 Ratarata Pertu mbuh an (%) 1 Drainase (3a+3b) 11.300.000.000, 00 8.700.000.000,0 0 15.600.000.000, 00 1.a Pendanaan Investasi air limbah 11.300.000.000, 8.700.000.000,0 15.600.000.000, 00 0 00 - Pendanaan OM 1.b yang dialokasikan 300.000.000 700.000.000 600.000.000 - dalam APBD 1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun - Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. Tabel 3.32 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2009 2013 No. SKPD 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Pertumbuhan (%) a b c d E f G h I Dinas Tarukim 1 Retribusi Drainase 0 0 0 0 0 0 0% 2 Potensi drainase Keterangan : Tidak ada data. - N I H I L 105

3.5.7 Permasalahan Mendesak Permasalahan mendesak terkait dengan penanganan drainase meliputi aspek infrastruktur maupun non infrastruktur, sehingga dalam pengentasannya menyentuh kedua hal tersebut. Permasalahan utama yang perlu mendapat perhatian pada aspek infrastruktur adalah: Tabel 3.33 Permasalahan mendesak No 1 Permasalahan mendesak Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya drainase lingkungan masih rendah 2 Sarana dan prasarana saluran drainase masih kurang memadai 3 Fungsi perencanaan drainase yang masih kurang 4 Belum adanya regulasi yang mengatur tentang drainase lingkungan 3.6 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi Pengelolaan komponen terkait sanitasi disini meliputi pengelolaan air bersih, air limbah industri rumah tangga dan limbah medis. Berikut adalah pengelolaan air bersih, air limbah industri rumah tangga dan limbah medis yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara. 3.6.1 Pengelolaan Air Bersih Pengembangan layanan air minum bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara sangat perlu dilakukan mengingat fungsi dari air minun tersebut yang sangat penting. Instalasi Pengelolaan Air minum yang sudah dibangun di Kabupaten Labuhanbatu Utara, 1 unit di Marbau Kecamatan Marbau dan 1 unit di Gunting Saga Kecamatan Kualuh Selatan. Sistem penyediaan air minum yang sudah mempunyai sambungan perpipaan adalah desa Gunting Saga di Kecamatan Kualuh Selatan menggunakan PDAM Tirta Bina dan kelurahan Marbau di kecamatan Marbau dengan sistem pompa yang kelola oleh pihak kecamatan. Jumlah pelayanan 50 SR kel. Marbau dan 400 SR di desa Gunting Saga. PDAM Tirta Bina unit pelayanan Gunting Saga dibangun tahun 1997 dengan tujuan untuk melayani masyarakat desa Gunting Saga dengan IPA Paket 10 liter/detik. 106

Untuk memenuhi kebutuhan akan air minum, perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana pendukung seperti pipa, tandon, reservoir, dan prasarana pendukung lainnya. Upaya penanganan untuk meningkatkan layanan fasilitas air minum di Kabupaten Labuhanbatu Utara seperti : Perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dan daerah resapan air; Perluasan daerah tangkapan air; Peningkatan pelayanan dan pengelolaan air bersih oleh PDAM dengan peningkatan sistem jaringan air minum hingga ke wilayah perdesaan. Arahan pengembangan air bersih adalah dengan pengembangan saluran perpipaan air bersih yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyediakan suatu penyediaan air bersih secara komunal. Untuk itu, perlu adanya rencana pengembangan air bersih yang meliputi: 1. Pembangunan penampung air hujan; 2. Pembangunan hidran umum; 3. Mengembangkan sistem sumur resapan pada lokasi-lokasi tertentu yang mempunyai aquifer tanah dalam yang mampu menahan air; 4. Pengembangan air bersih dengan sistem perpipaan 5. Program penghematan pemakaian air. Hasil studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) terhadap pengelolaan air minum, masak, mencuci peralatan minum, makan dan masak sebagai berikut: 107

Gambar 3.17 Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak Lainnya Air dari waduk/danau Air dari sungai Air hujan Mata air tdk terlindungi Mata air terlindungi Air sumur gali tdk terlindungi Air sumur gali terlindungi Air sumur pompa tangan Air kran umum -PDAM/PROYEK Air hidran umum Air Ledeng dari PDAM Air isi ulang Air botol kemasan 1.00% 1.00% 0.00% 0.00% 6.25% 10.50% 1.25% 1.50% 5.75% 6.50% 9.50% 11.75% 0.75% 0.75% 0.75% 1.00% 0.00% 0.00% 11.00% 0.00% 2.00% 20.25% 20.50% 25.25% 27.00% 23.00% 25.50% 35.50% (Masak) (Minum) 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% Berdasarkan hasil studi EHRA mengacu kepada standard WHO dan Unicef diketahui bahwa masih ada penduduk yang menggunakan sumber air minum dan masak tidak terlindungi sebesar 81,5% terdiri dari sumur gali tidak terlindungi sebesar 21,25%, mata air tidak terlindungi sebesar 2,75%, air hujan 40,75%, air dari sungai 16,75%, air dari waduk 0,0%. Selebihnya menggunakan sumber air minum dan masak yang dinilai terlindungi antara lain mata air terlindungi sebesar 12,25%, sumur pompa tangan sebesar 48,5%, air kran umum sebesar 1,5%, air hidran umum sebesar 1,75%, air isi ulang sebesar 46,5%, dan air botol kemasan sebesar 2%. 108

Tabel 3.34 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan air bersih Perpipaan Kabupaten Labuhanbatu Utara No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Ket. 1 Pengelola PDAM Tirta Bina unit Pelayanan Gunting Saga Dan Perpipaan dengan perpompaan dikelola Kec, Marbau 2 Tingkat Pelayanan 8,97% dari total penduduk kabupaten 3 Kapasitas produksi 4 Kapasitas terpasang 5 Jumlah sambungan 6 Kehilangan Air (UFM) 7 Jam Operasi Pelayanan 8 Retribusi / Tarif Berlaku (Ratarata) 9 Jumlah Pelanggan per kecamatan Kecamatan Kualuh Selatan 5 Ltr/detik 10 Ltr/detik 400 SR dan 59SR Selisih jumlah air yang dikeluarkan instalasi dengan jumlah pemakaian air oleh pelanggan 2 Jam/Hari di Guntung Saga dan Kel. Marbau 24 jam Retribusi pelayanan khusus Gunting Saga sesuai Perda Labuhanbatu dan Rp. 50.000 per bulan di Kel. Marbau 2000 Pelanggan 2000 jiwa di Desa Gunting Saga dan 250 jiwa di Kel. Marbau PDAM Tirta Bina Dibangun tahun 1997 Instalasi terpasang tidak dilengkapi dengan meteran baik di reservoir maupun di masyarakat Sistem kerja instalasi di Kel. Marbau adalah air sumur 192m dihisap dengan pompa menggunakan genset. Kecamatan 250 Pelanggan Marbau Sumber : Bappeda Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014. 109

Buku Putih Sanitasi Peta 3.5 Cakupan Layanan Air Bersih (Ukuran A3) 110