BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis (explanatory). Menurut Kerlinger (1973) dalam Shadrina

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Menurut metodenya penelitian ini adalah penelitian survey

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) The big four (PricewaterhouseCoopers,

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah pada pada PT. Medco E & P yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kamparyang berlokasi di JalanPramuka no.16 Bangkinang,padabulan April

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / sumber

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat Jalan D.I Panjaitan No. 23 Bangkinang Kampar pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. karena data diperoleh dari hasil pengamatan langsung di Bank Muamalat

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Jalan D.I Panjaitan Bangking. Dengan pertimbangan memudahkan penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan staff yang membantu pekerjaan auditor yang terdaftar dan bekerja di Inspektorat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. PKS Sei Tapung yang berlokasi di Desa Tandun, Kecamatan Tandun, Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suzuki Pekanbaru yang beralamat di Jalan Nangka Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian penjelasan (explanatory

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN. yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No 23 Bangkinang Kab Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini penulis mengambil tempat pada PT.

BAB III METODE PENELITIAN. di Jln. Raya Merak Km. 3, Merak Banten. Waktu penelitian dilaksanakan pada

30 dan kualitas audit sebagai variabel dependen. Berikut definisi operasional setiap variabel dalam penelitian ini. 1. Kualitas Audit Kualitas audit m

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory research, yaitu tipe penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pakning Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini dimulai sejak bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Transkripsi:

43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut metodenya, jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian survei ( survey research) yang berupa penelitian penjelasan dan pengujian hipotesis (explanatory). Menurut Kerlinger (1973) dalam Shadrina (2012) Dalam survey, informasi diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang datanya dikumpulkan dari responden atau populasi yang akan menjadi sampel penelitian. Berdasarkan tingkat ekplanasi dan kedudukan variabel-variabelnya, penelitian ini termasuk dalam kelompok penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah pengaruh independensi, pengalaman, profesionalisme, keahlian dan skeptisme professional auditor terhadap ketepatan pemberian opini. Periode waktu yang digunakan adalah cross sectional yaitu fakta sesaat berupa data yang hanya dapat digunakan sekali dalam suatu periode pengamatan. (Ainia, 2012) 3.2. Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok, kejadian atau segala sesuatu yang menpunyai karakteristik tertentu (Indrianto,2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang terdaftar dan berkerja di kantor BPK RI Perwakilan

44 Provinsi Riau sebanyak 73 orang,terdiri dari Pemeriksa madya (auditor senior), pemeriksa pertama dan pemeriksa muda (auditor junior). Menurut Arikunto (2006:117), sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti). Populasi penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Riau. Karena populasi kurang dari 100, maka digunakan total sampling. Responden adalah auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Riau. Populasi berjumlah 73 orang dan seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian ini. 3.3. Jenis dan Sumber data data yang di gunakan dalam penilitian ini adalah : 1. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumber atau tempat dimana peneilitian dilakukan secara langsung (Indriantoro dan bambang supomo,2002:65) data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Riau sebagai responden dalam penelitian ini. 2. Data sekunder adalah sumber penelitian yang di peroleh secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Bambang supomo,2002:65) sebagai suatu penilitian empiris maka data sekunder dalam penilitian ini di peroleh dari buku paket, artikel, jurnal dan penilitian-penilitian terdahulu. 3.4. Variabel penelitian dan definisi operasional

45 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen merupakan tipe variabel yang menjelaskan atau menpengaruhi variabel lain. Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro 2002) Variabel independen dalam penelitian ini yaitu Pengaruh independensi, pengalaman, profesionalisme, keahlian dan skeptisme profesional auditor Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan pemberian opini auditor. 3.4.1. Independensi (X1) Independensi merupakan proses penyusunan program yang bebas dari campur tangan dan pengaruh baik dari pimpinan maupun pihak lain. Auditor yang independen dalam melaksanakan pemeriksaan akan bebas dari usaha manajerial dalam menentukan kegiatan, mampu bekerjasama dan tidak mementingkan kepentingan pribadi. Pelaporan yang independen berarti pelaporan yang tidak terpengaruh pihak lain, tidak menimbulkan multitafsir dan mengungkapkan sesuai dengan fakta. Indikator yang digunakan untuk mengukur independensi adalah: lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, dan jasa non audit. Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin dengan menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-masing indikator. Diadopsi dari penelitian Wahyuni (2013). instrumen pertanyaan ini di ukur dengan skala likert 1-5 yaitu dengan keterangan skor 1 menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS).

46 Skor 2 menunjukkan Tidak Setuju (TS), skor 3 menunjukkan Netral (N), skor 4 menunjukkan Setuju (S) dan skor 5 menunjukkan Sangat Setuju (SS). 3.4.2. Pengalaman (X2) Pengalaman kerja adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit yang dilihat dari segi lainnya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan. Instrumen pertanyaan ini di ukur dengan skala likert 1-5 yaitu dengan keterangan skor 1 menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor 2 menunjukkan Tidak Setuju (TS), skor 3 menunjukkan Netral (N ), skor 4 menunjukkan Setuju (S) dan skor 5 menunjukkan Sangat Setuju (SS). Diadopsi dari penelitian Wahyuni (2013) 3.4.3. Profesionalisme (X3) Variabel profesionalisme ini diukur dengan pertanyaan-pertanyaan seberapa besar seorang auditor menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan dan pengalamannya dalam melaksanakan proses pengauditan, seberapa teguh seorang auditor pada profesinya jika mendapat tawaran pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih. Instrumen pertanyaan ini di ukur dengan skala likert 1-5 yaitu dengan keterangan skor 1 menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor 2 menunjukkan Tidak Setuju (TS), skor 3 menunjukkan Netral (N), skor 4 menunjukkan Setuju (S) dan skor 5 menunjukkan Sangat Setuju (SS). Diadopsi dari penelitian Zailia (2013) 3.4.4 Keahlian (X4)

47 Keahlian (expertise) adalah keterampilan dari seorang ahli. Ahli (experts) didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pengalaman atau pelatihan. Variabel ini diukur dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki serta tingkat sertifikasi pendidikan atau pengakuan resmi. Instrumen pertanyaan ini di ukur dengan skala likert 1-5 yaitu dengan keterangan skor 1 menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS), skor 2 menunjukkan Tidak Setuju (TS), skor 3 menunjukkan Netral (N), skor 4 menunjukkan Setuju (S) dan skor 5 menunjukkan Sangat Setuju (SS). Diadopsi dari penelitian Kautsarrahmelia (2013). 3.4.5. Skeptisme Profesional Audit (X5) Skeptisme profesional auditor adalah sikap auditor yang akan membawa pada tindakannya yang selalu mempertanyakan dan menaksir secara kritis terhadap bukti audit. Indikator skeptisme professional auditor adalah tingkat keraguan auditor terhadap bukti audit, banyaknya pemeriksaan tambahan dan konfirmasi langsung. Instrumen pertanyaan ini di ukur dengan skala likert 1-5 yaitu dengan keterangan skor 1 menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS), skor 2 menunjukkan Tidak Setuju (TS), skor 3 menunjukkan Netral (N), skor 4 menunjukkan Setuju (S) dan skor 5 menunjukkan Sangat Setuju (SS). Diadopsi dari penelitian Kautsarrahmelia (2013) 3.4.6. Ketepatan Pemberian Opini Auditor

48 Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit. Variabel ini diukur antara lain melalui pemberian opini yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam macam-macam opini yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas ( Unqualified Opinion with Explanatory Paragraph), Wajar Dengan Pengecualian ( Qualified Opinion), Tidak Wajar ( Adverse), dan Tidak Menyatakan Pendapat ( Disclaimer). Instrumen pertanyaan ini di ukur dengan skala likert 1-5 yaitu dengan keterangan skor 1 menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor 2 menunjukkan Tidak Setuju (TS), skor 3 menunjukkan Netral (N), skor 4 menunjukkan Setuju (S) dan skor 5 menunjukkan Sangat Setuju (SS). Diadopsi dari penelitian Kautsarrahmelia dan Zailia (2013). Table 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Defenisi Indikator Skala Independen Independensi Sumber : Wahyuni (2013) Pengalaman Sumber : Wahyuni (2013) Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang auditor, untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya. Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari kejadian-kejadian yang dialami dalam perjalanan hidupnya, pengalaman seorang auditor dapat dilihat 1. Lamanya hubungan dengan klien 2. Tekanan dari klien 3. Jasa non audit 1. Lamanya bekerja sebagai auditor 2. Banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan. Ordinal Ordinal

49 Profesionalisme Sumber : Zailia (2013) dari lamanya masa kerja auditor. Profesionalisme adalah suatu sikap untuk mampu menempatkan posisi dalam suatu instansi dimana bekerja dan mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik. 1. Seberapa menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman saya dalam melaksanakan proses pengauditan. 2. Seberapa tetap teguhnya pada profesi sebagai auditor meskipun mendapat tawaran pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih besar. 3. Saya mau bekerja keras diatas batas normal untuk membantu kantor dimana saya bekerja. 4. Saya selalu berpartisipasi dalam pertemuan para eksternal auditor. 5. Saya merasa terlalu riskan untuk meninggalkan pekerjaan saya sekarang. Ordinal Keahlian Sumber : Kautsarrahmelia (2013) Skeptisisme Professional Auditor Sumber : Kautsarrahmelia (2013) Keahlian audit adalah keahlian yang diperoleh dari pendidikan formal, serta pelatihan di bidang yang digeluti. Skeptisisme auditor merupakan sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit. (SPAP,2011: 230.2) 1. pendidikan formal dalam bidang akuntansi termasuk diperguruan tinggi termasuk ujian profesi auditor, pelatihan yang bersifat praktis 2. keahlian dalam bidang auditing serta pendidikan professional yang berkelanjutan selama menekuni karir audit professional professional 1. Mengevaluasi temuan audit harus menggunakan sikap skeptis. 2. Sikap skeptis berpengaruh dalam menemukan pelanggaran dalam laporan keuangan. Ordinal Ordinal

50 Dependen Ketepatan Pemberian Opini Auditor Sumber : Kautsarrahmelia (2013) serta Zailia (2013) Opini audit merupakan opini yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit. 3. Auditor harus menggunakan sikap skeptis dalam mengevaluasi temuan audit. 4.Tutuntan professional seorang auditor dalam mengaudit mengakibatkan tumbuhnya sikap skeptis. 5. Akuntan publik diharapkan mempunyai sikap skeptis terhadap temuan audit yang berhubungan dengan wajar tidaknya laporan keuangan. 6.Bersikap cermat dan seksamadalammelaksanaka n tugas audit merupakan faktor sikap skeptis. 1. Memiliki sikap independensi merupakan hal yang penting dalam memberikan opini audit. 2. Memiliki pengalaman merupakan hal yang penting dalam memberikan opini audit. 3. Memiliki sikap profesionalisme merupakan hal yang penting dalam memberikan opini audit. 4. Memiliki keahlian merupakan hal yang penting dalam memberikan opini audit. 5. Sikap Skeptisme Profesional mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. 6. Memiliki sikap skeptis merupakan hal yang penting dalam memberikan opini audit. 7. Opini audit harus sesuai dengan bukti dan temuan

51 audit yang ada. 8. Bukti yang cukup dan kompeten sehingga tepat dalam memberikan opini audit. 9. Kesalahan yang material dapat mempengaruhi jenis opini yang akan diberikan auditor. 10. Pembatasan lingkup audit mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. 3.5. Teknik Analisi Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer statistical product and service solutions (SPSS) versi 17. Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini : 1. Uji Kualitas Data Sebelum pengujian dilakukan terhadap hipotesis penelitian,maka terlebih dahulu akan dilakukan dulu uji kualitas data. Uji kualitas data perlu di lakukan karena ketepatan pengujian suatu hipotesis bergantung dari kualitas data yang di pakai dalam pengujian tersebut. Sedangkan kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. ( Indriantoro dan Supomo, 2002). 1.1. Uji Validitas Uji validitas yaitu untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner, suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaannya pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,

52 2009: 49) Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan, apabila antara skor masingmsing pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2009:49). 1.2. Uji Reliabilitas Data Uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data yang dikumpulkan, suatu kuesioner dikatakan reliable (handal) jika jawaban pertanyaan seseorang adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009:19), Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Sedangkan cara menghitungnya peniliti menggunakan uji reliabilitas dengan batasan nilai minimum 0,6 (Ghozali, 2009) apa bila koefisien Alpha yang dihasilkan lebih besar dari 0,6 maka instrumen tersebut lebih reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini. 3.6. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan dependen keduannya memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah keduanya berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot (P Plot). Suatu variabel

53 dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Normal tidaknya suatu data dapat dideteksi juga lewat grafik histogram, suatu data dikatakan normal jika kemencengan grafiknya membentuk pola seperti lonceng. Hanya gambar grafik kadang-kadang dapat menyesatkan karena kelihatan distribusinya normal tetapi secara statistik sebenarnya tidak normal (Ghozali, 2005:110-112). 3.7. Uji Asumsi Klasik Asumsi klasik adalah asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam menyusun regresi berganda, sehingga hasilnya tidak bias. Untuk itu perlu dilakukan beberapa tes yang memungkinkan mendeteksi pelanggaran tersebut. Uji ini dilakukan dengan tujuan agar hasil regresi dapat menarik suatu kesimpulan (Purwanto, 2004: 528). 1. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelas antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya ( Ghozali,2005). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Menurut Ghozali (2009), deteksi ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan besaran durbin-watson (DW) yang memiliki kriteria sebagai berikut :

54 1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4 -du), maka koefisien autokerelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokerelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokerelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokerelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokerelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokerelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan batas bawah (dl) ada DW terletak antara (4 -du) dan (4 -dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan atau korelasi diantara variabel independen. Multikolonieritas menyatakan hubungan antar sesama variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009:95). Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF ( Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika besar nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2009:96). 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varians dari residual satu

55 pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas (Ghozali, 2009:125) menurut santoso (2001) deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat scatter plot jika : 1. adanya pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas angka nol (0) dan di bawah angka nol (0) pada sumbu Y mka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.8. Metode Pengujian Hipotesis 1. Analisis Regresi Pada penelitian ini digunakan lima variabel independen dan satu variabel dependen. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda ( multiple regression), yaitu regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Regresi berganda digunakan untuk menguji H1, H2, H3, H4, H5, dengan pendekatan interaksi yang bertujuan untuk memenuhi ekspektasi peneliti mengenai Pengaruh independensi, pengalaman, profesionalisme, keahlian dan skeptisme profesional auditor Terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

56 Dimana : Y : ketepatan pemberian opini auditor. Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4+ β5 X5+ e a : Konstanta β1, β2, β3, β4 dan β5 : Koefisien regresi X1 : Independensi X2 : Pengalaman X3 : Profesionalisme X4: Keahlian X5: Skeptisme Profesional Auditor e : Error 2. Uji Statistik T ( parsial) Pengujian dua variabel dilakukan secara parsial untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Merumuskan hipotesis: H O :Secara parsial tidak ada pengaruh antara independensi, pengalaman, profesionalisme, keahlian dan skeptisme professional auditor terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Ha :Secara parsial ada pengaruh antara independensi, pengalaman, profesionalisme, keahlian dan skeptisme professional auditor terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Pengujian ini untuk mengambil keputusan dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikan atau membandingkan nilai t abel dengan t hitung. Apabila t hitung > t abel

57 maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel independen secara individual memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya, jika t hitung < t abel maka Ho diterima dan Ha ditolak. (Duwi Priyatno,2010:69). 3. Uji Statistik F (simultan) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2005:84). 4. Koefisien Determinasi ( R 2 ) Koefisien Determinasi ( R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Koefisien Determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (ghozali, 2009:87)