BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kesehatan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

aktifitas fisik,demikian pula halnya dalam belajar passing dengan kaki bagian

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini sangat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNANETRA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti sejak adanya manusia telah ada pula usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sesuai dengan aktivitas yang di tekuni dan dilakukan seorang anak. Penguasaan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan terutama di negera - negara

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shooting adalah salah satu gerakan melempar atau menembak bola kearah

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah pendidikan formal mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, dan pendidikan luar kelas. Permainan dan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

21. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SD/MI

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

N. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMALB TUNAGRAHITA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

I. PENDAHULUAN. demikian pulah dengan pendidikan jasmani yang di ajarkan di sekolah-sekolah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya. Melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki cerdas, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan dan metode pembelajaran. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, kemampuan sosial, panalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ini dapat dicapai melalui Proses

Belajar Mengajar (PBM) yang melibatkan aktifitas fisik yang telah dirancang secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu aktivitas fisik dalam program pendidikan jasmani yang cukup dikenal adalah aktivitas permainan. Permainan merupakan salah satu program pelajaran yang diberikan kepada siswa. Salah satu permainan yang banyak diberikan kepada siswa-siswa Sekolah Dasar (SD) adalah permainan bola kecil dan bola besar. Melalui aktivitas permainan, siswa dilatih melakukan gerakangerakan lokomotor, non-lokomotor dan gerakan manipulatif. Aktifitas fisik dalam bentuk permainan yang sering dilaksanakan disekolah dasar adalah permainan bola kasti. Tujuan permainan bola kasti dalam pendidikan jasmani adalah untuk melestarikan budaya olahraga tradisional bangsa Indonesia, mengembangkan fungsi tubuh, meningkatkan sikap sportivitas antar pemain atau teman, meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi, menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik, belajar berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain, memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas, mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas suatu permainan dan untuk mendapatkan olahraga yang murah meriah. (Suprianto, Joko. 2007:36) Permainan Bola Kasti memiliki banyak pengaruh bagi individu bila berolahraga dengan sikap dan cara yang baik, permainan bola kasti cukup menyenangkan, menggairahkan dan memberi banyak pesona, banyak keuntungan yang diperoleh dari permainan kasti. Konsentrasi, keteguhan hati, dan keyakinan

akan menjadi modal besar yang dapat membantu dalam permainan bola kasti. Mempelajari keterampilan bola kasti dapat meningkatkan kekuatan, kelincahan, dan lain sebagainya. Permainan Bola Kasti memiliki beberapa aspek yaitu: Melempar bola, menangkap bola, dan memukul bola. Bermain bola kasti tidak begitu menarik kalau ketiga aspek tersebut tidak mampu dilakukan oleh siswa ketika sedang bermain bola kasti, sementara indikator-indikator yang harus dilakukan oleh siswa adalah siswa mampu memukul bola kasti dengan baik dan benar, siswa mampu menangkap bola kasti dengan baik dan benar, siswa mampu melempar bola kasti dengan baik dan benar. Namun pada kenyataannya banyak siswa yang tidak dapat dan mampu untuk melakukan aspek-aspek tersebut khususnya dalam hal memukul bola kasti. Berdasarkan hasil observasi peneliti di SD Negeri 108151 Bah Perak diperoleh kesimpulan bahwa nilai kemampuan siswa dalam memukul bola kasti masih sangat rendah terbukti dari nilai rata-rata siswa dalam memukul bola kasti adalah 55,66 sementara KKM disekolah tersebut adalah 70. Dimana dari 24 siswa kelas IV hanya 3 siswa (12,5%) yang KKM nya >70, sedangkan 21 siswa lagi (87,5%) KKM nya masih < 70. Rendahnya nilai kemampuan memukul bola kasti tersebut, Karena dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar disekolah tersebut pada umumnya guru pelajaran pendidikan jasmani cenderung memakai gaya komando dan juga kurangnya penggunaan media pembelajaran. Dan juga terbatasnya sarana dan prasarana olahraga yang tersedia disekolah tersebut, bahkan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran masih belum terlihat dengan

jelas, misalnya siswa jarang mengajukan pertanyaan walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya bila ada hal-hal yang belum jelas atau kurang paham. hal ini mungkin diakibatkan kurangnya motivasi belajar dari para siswa. Jadi karena hal tersebut menjadikan guru sepenuhnya mengambil peran dalam kegiatan belajar mengajar, siswa hanya mengikuti petunjuk dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dan dengan penjelasan, demontrasi, dan kemudian siswa berlatih. Lazimnya gaya ini dimulai dengan penjelasan tentang teknik baku dan kemudian siswa mencontoh dan melakukannya berulang kali. Sangat banyak siswa sewaktu melakukan pukulan bola salah dalam menempatkan posisi kaki, dan memegang pemukul yang kurang bagus, terlebih-lebih dalam perkenaan bola sewaktu memukul bola kasti, hal ini diakibatkan oleh ayunan tangan yang kurang tepat sehingga mempengaruhi perkenaan bola. Dalam hal ini siswa memerlukan latihan-latihan yang memerlukan sasaran pukulan, dan sasaran pukulan yang paling tepat adalah bola gantung. Meningkatkan kemampuan siswa melakukan aspek-aspek diatas mutlak dilakukan guru, khususnya dalam meningkatkan kemampuan siswa melakukan pukulan bola. Siswa yang gagal dalam melakukan pukulan bola cenderung malu kepada siswa-siswa lainnya, Sehingga dengan kegagalannya tersebut siswa merasa kurang percaya diri dalam melakukan pukulan-pukulan berikutnya, hal ini menjadikan permainan bola kasti bagi sebagian siswa kurang menyenangkan. Guru dalam fungsinya sebagai fasilitator memfasilitasi siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas ataupun dilapangan, guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kondisi

siswa dan berusaha mengarahkan siswa untuk berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap proses serta hasil pembelajaran. Sedangkan guru sebagai motivator bertindak untuk membantu siswa menemukan kekuatan, talenta dan kelebihan mereka. Guru sebagai pembimbing harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta siswa akan proses pembelajaran serta membantu siswa untuk mengerti cara belajar yang optimal. Banyak metode atau gaya mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran. Pengunaan media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu meningkatkan keterampilan siswa. Dalam hal inilah sangat diperlukan peran guru dalam pemanfaatan media. Djamarah dalam bukunya menyatakan, Guru yang pandai menggunakan media adalah guru yang bisa memanipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada anak didik dalam proses belajar mengajar. (Djamarah, Zain : 1995 : 124). Melihat perlunya penggunaan media dalam Proses Belajar Mengajar maka peneliti merancang media yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa memukul bola kasti pada permainan bola kasti adalah dengan menggunakan media bola gantung. Alasan peneliti menggunakan media bola

gantung untuk meningkatkan kemampuan memukul bola kasti di SD Negeri 108151 Bah Perak adalah karena pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak mampu melakukan teknik memukul bola kasti terutama pada teknik perkenaan bola dengan menggunakan pemukul saat memukul bola kasti. Jadi untuk meningkatkan kemampuan memukul bola kasti siswa di SD Negeri 108151 Bah Perak peneliti menggunakan media bola gantung untuk meningkatkan kemampuan memukul bola kasti siswa. Karena media bola gantung adalah media yang paling cocok digunakan untuk memperbaiki kemampuan memukul bola kasti siswa, karena dengan menggunakan media ini siswa dapat belajar memukul bola kasti dengan berulang-ulang dengan sasaran bola gantung yang tersedia. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, Upaya Meningkatkan Kemampuan Memukul Bola Kasti Dengan Menggunakan Media Bola Gantung Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 108151 Bah Perak Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Siswa tidak mampu melakukan pukulan bola kasti dengan baik dan benar. 2. Penggunaan media dalam pembelajaran bola kasti yang kurang mendukung dan kurang bervariasi. 3. Siswa kurang percaya diri dalam melakukan pukulan bola kasti.

4. Siswa malu ketika gagal melakukan pukulan bola kasti C. Pembatasan Masalah Dari beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, peneliti membatasi masalah penelitian ini mengenai upaya meningkatkan kemampuan memukul Bola Kasti Pukulan Mendatar dengan menggunakan media bola gantung pada siswa kelas IV SD Negeri 108151 Bah Perak Kecamatan Bangun Purba T.A 2012/2013? D. Rumusan Masalah Apakah dengan menggunanakan media bola gantung dapat meningkatkan kemampuan memukul bola kasti pukulan mendatar pada siswa kelas IV SD Negeri 108151 Bah Perak Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan memukul bola kasti dengan menerapkan bola gantung sebagai media pada siswa kelas IV SD Negeri 108151 Bah Perak Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1. Peneliti, Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti tentang kemampuan memukul bola kasti dengan menggunakan media bola gantung yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar. 2. Sekolah, Sebagai bahan pertimbangan untuk pihak sekolah SD Negeri 108151 Bah Perak Kecamatan Bangun Purba T.A 2012/2013 dalam menerapkan pembelajaran bola kasti disekolah melalui media bola gantung. 3. Guru, Sebagai bahan masukan kepada guru untuk menerapkan sistem pembelajaran yang lebih baik khususnya guru pendidikan jasmani. 4. Siswa, agar lebih berpartisipasi dalam proses pembelajaran memuku bola kasti khususnya dengan menggunakan media bola gantung.