JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN

dokumen-dokumen yang mirip
VARIASI BULANAN GELOMBANG LAUT DI INDONESIA MONTHLY OCEAN WAVES VARIATION OVER INDONESIA

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

KARAKTERISTIK DAN VARIABILITAS BULANAN ANGIN PERMUKAAN DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Suhu menyatakan banyaknya bahang (heat) yang terkandung dalam suatu

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

Estimasi Arus Laut Permukaan Yang Dibangkitkan Oleh Angin Di Perairan Indonesia Yollanda Pratama Octavia a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

Arah Dan Kecepatan Angin Musiman Serta Kaitannya Dengan Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Selatan Pangandaran Jawa Barat

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Analisis Pola Distribusi Unsur-Unsur Cuaca di Lapisan Atas Atmosfer pada Bulan Januari dan Agustus di Manado

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

Pola dan Karakteristik Sebaran Medan Massa, Medan Tekanan dan Arus Geostropik Perairan Selatan Jawa

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

METEOROLOGI LAUT. Sirkulasi Umum Atmosfer dan Angin. M. Arif Zainul Fuad

Pengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan Di Manado

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

I. INFORMASI METEOROLOGI

METODE PENELITIAN Bujur Timur ( BT) Gambar 5. Posisi lokasi pengamatan

I. INFORMASI METEOROLOGI

PENDAHULUAN Latar Belakang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

POLA ARUS PERMUKAAN PADA SAAT KEJADIAN INDIAN OCEAN DIPOLE DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA TROPIS

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 1 (2014), Hal ISSN :

Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

POKOK BAHASAN : ANGIN

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

Angin Meridional. Analisis Spektrum

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Geografi. Kelas X ATMOSFER IV KTSP & K-13. I. Angin 1. Proses Terjadinya Angin

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

ANALISIS POLA SEBARAN DAN PERKEMBANGAN AREA UPWELLING DI BAGIAN SELATAN SELAT MAKASSAR

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Gambar 1. Pola sirkulasi arus global. (

STUDI VARIASI TEMPERATUR DAN SALINITAS DI PERAIRAN DIGUL IRIAN JAYA, OKTOBER 2002

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

VARIASI GELOMBANG LAUTDI SELAT MAKASSAR BAGIAN SELATAN

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

Kajian Elevasi Muka Air Laut di Perairan Indonesia Pada Kondisi El Nino dan La Nina

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

Studi Variabilitas Lapisan Atas Perairan Samudera Hindia Berbasis Model Laut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI OSEANOGRAFIS SELAT MAKASAR By: muhammad yusuf awaluddin

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan sumber daya air (Haile et al., 2009).

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di :

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

JOURNAL OF OCEANOGRAPHY. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal

Musim Hujan. Musim Kemarau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DISTRIBUSI ARUS PERMUKAAN LAUT DI TELUK BONE PADA TAHUN

Variabilitas Suhu dan Salinitas Perairan Selatan Jawa Timur Riska Candra Arisandi a, M. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

Pola Angin Musiman di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur

KARAKTER CURAH HUJAN DI INDONESIA. Tukidi Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN

Analisis Variasi Cuaca di Daerah Jawa Barat dan Banten

PENGARUH SEBARAN SUHU UDARA DARI AUSTRALIA TERHADAP SUHU UDARA DI BALI. Oleh, Erasmus Kayadu

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

SIMULASI PENGARUH ANGIN TERHADAP SIRKULASI PERMUKAAN LAUT BERBASIS MODEL (Studi Kasus : Laut Jawa)

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN PASANG SURUT DAN ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN LAMONGAN

Laporan Perjalanan Dinas Chief BRKP-DKP Bagus Hendrajana, Chief FIO Mr Jianjun Liu

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

Variabilitas Angin dan Gelombang Laut Sebagai Energi Terbarukan di Pantai Selatan Jawa Barat

Tinjauan Pustaka. II.1 Variabilitas ARLINDO di Selat Makassar

Fase Panas El berlangsung antara bulan dengan periode antara 2-7 tahun yang diselingi fase dingin yang disebut dengan La Nina

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

KONDISI OSEANOGRAFI DI SELAT SUNDA DAN SELATAN JAWA BARAT PADA MONSUN BARAT 2012

Variabilitas Suhu Permukaan Laut Di Pantai Utara Semarang Menggunakan Citra Satelit Aqua Modis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT DIPERAIRAN KEPULAUAN RIAU

Abstract. SUHU PERMT]KAAI\{ LAUT I}I PERAIRAN RAJAAMPAT PROPINSI PAPUA BARAT (Hasil Citra )

Gambar 1. Diagram TS

Transkripsi:

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN Vol. 4 No. 1 Hal. 1-54 Ambon, Mei 2015 ISSN. 2085-5109

DINAMIKA GELOMBANG PERAIRAN MALUKU PADA MUSIM TIMUR The Wave s Dynamic of Mollucas Waters in East Monsoon Degen E. Kalay (1) dan Maidah Marasabessy (1) (1) Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura-Ambon Korespondensi: Degen E Kalay, eras_kalay@yahoo.com ABSTRACT The aims of this research is to analyse weekly pattern of the windwith the waves variations and characteristics in Moluccas watersduring east monsoon. In this research we used wind speed date for zonal and meridional components from the ERS satelite of IRFREMER research institution. The dynamic of the wind in Moluccas waters have weekly varied, with the highest speed of 8.97 m/sobservered in the second week of July in Banda Sea and with the lowest speed of 3.05 m/s occurs in the first week of June in Seram Sea. According to the Beaufort scale, the overal wind speedis positoned at 2-5 scale with the speed of 0.3 10.7 m/s speed. Dominant wind speed is at scale 4 with medium blow generating small waves then long waves. Banda Sea waters have always generate much higher and bigger waves in comparison to waves fromseram Sea waters. The highest average waves is 2.75m formed in the second week of July, while the average shortest waves of 0.30m is created in the first week. If classification is based on the period of the wave during east monsoon, the whole stations of Moluccas waters shows similar waves period of 0.9-10.2 second and swell wavesas a result. Keywords: wind, waves, sea, east monsoon, mollucas waters. PENDAHULUAN Angin merupakan unsur meteorologi yang penting untuk diperhatikan dalam masalah kelautan. Angin disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara yang merupakan hasil dari pengaruh ketidakseimbangan pemanasan sinar matahari terhadap tempat-tempat yang berbeda di permukaan bumi. Prinsip terjadinya gelombang di laut oleh angin adalah perpindahan energi dari angin ke air lewat permukaan air (Holthuijsen, 2007). Kecepatan angin menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang di atas permukaan air. Pencatatan tinggi gelombang pada kasus-kasus tertentu diperlukan, terutama untuk mengetahui dinamika gelombang secara musiman. Maluku merupakan Propinsi Kepulauan dengan luas wilayahnya adalah laut lebih dari 90%, dengan demikian dinamika yang terjadi di laut misalnya gelombang secara langsung berdampak pada aktifitas manusia. Secara klimatologis wilayah Maluku dipengaruhi oleh angin muson yang memiliki variasi musiman. Dinamika tersebut ber-pengaruh secara langsung terhadap dinamika gelombang yang terjadi di perairan Maluku. Oleh karena itu informasi tentang variasi dan karakteristik gelombang yang terjadi di perairan Maluku sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian adalah mengkaji pola angin mingguan serta variasi dan karakteristik gelombang di Perairan Maluku pada musim timur. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang bagaimana pola sebaran angin mingguan di perairan Maluku pada musim Timur, serta sebagai bahan informasi kepada instansi terkait dan masyarakat dalam melakukan kegiatan kelautan misalnya aktifitas tangkap, budidaya dan perikanan lainnya. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan pada perairan Maluku dengan posisi 0 0 8 0 LS dan 125 0 135 0 BT pada musim timur (Juni-Agustus) 2013. 17

Dimana Hmo adalah tinggi gelombang signifikan (wave height); Ua merupakan faktor tegangan angin (wind stres factor) dan g adalah gravitasi Perhitungan rata-rata tinggi gelombang adalah sebagai berikut: Gambar 1. Peta lokasi penelitian Analisis gelombang menggunakan daya angin yang diperoleh dari IFREMER-CERSAT (Center ERS d Archuvage et de Trautment) dengan resolusi spasial 0.25 0 x 0.25 0 dalam format NetCDF. Data yang digunakan adalah data kecepatan angin komponen timur-barat (zonal) dan komponen utaraselatan (meridional) yang merupakan data rata-rata harian bulan Juni, Juli dan Agustus 2013. Untuk menganalisis dan visualisasi hasil analisis tersebut menggunakan softwere ODV, Surfer 8 dan Arcgis. Resultan kecepatan dan arah angin diperoleh dengan menggunakan penurunan rumus phytagoras sebagai berikut : W = Dimana W merupakan resultan kecepatan angin (m/det); u adalah kecepatan angin komponen zonal (barat-timur) (m/det) dan v adalah kecepatan angin komponen meridional (utara-selatan) (m/det). sedangkan arah angin dihituang dengan menggunakan rumus : sinө = Diketahui Ө adalah arah angin; W merupakan resultan kecepatan angin (m/det); dan v adalah kecepatan angin komponen meridonal (utara-selatan) (m/det). Klasifikasi dan kecepatan angin yang terjadi menggunakan Skala Beaufort. Perhitungan gelombang dihitung menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Holthuijsen (2007): Hmo = 0.2433 Rata-rata (h) = dimana, h adalah tinggi gelombang dan n adalah jumlah data hasil perhitungan. Klasifikasi gelombang dikelompokan berdasarkan periode gelombang. Perhitungan periode gelombang dihitung menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Holthuijsen (2007) sebagai berikut : To = 8.134. Dimana To adalah periode gelombang (wave period); Ua merupakan faktor tegangan angin (wind stres factor); dan g adalah gravitasi. Tabel 1. Klasifikasi gelombang berdasarkan periode Periode Jenis Gelombang 0 0.2 Detik Riak (Riplles) 0.2 0.9 Detik Gelombang angin 0.9-15 Detik Gelombang besar (Swell) 15 30 Detik Long Swell 0.5 menit 1 jam Gelombang panjang (termasuk Tsunami) 5. 12. 25 jam Pasang surut HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Perairan Maluku terletak antara Paparan Sunda di bagian barat dan Paparan Sahul ditimur, serta antara Samudera Pasifik di utara dan Samudera Hindia di selatan. Perairan Maluku terdiri dari Laut Banda di bagian selatan, Laut Maluku di barat, Laut Seram di utara dan Laut Arafura di tenggara.secara klimatologis Perairan Maluku dipengaruhi oleh angin musim barat dan timur, hal ini berpengaruh langsung terhadap dinamika gelombang yang terjadi. Menurut Kurniawan (2011) 18

Perairan Maluku umumnya gelombang tinggi terjadi pada musim barat dan timur dibandingkan musim peralihan. Secara keseluruhan iklim Perairan Maluku bersifat tropis dengan ciri-ciri khas perbedaan suhu sepanjang tahun relatif kecil, tetapi suhu harian relatif tinggi dengan suhu >18 0 C dalam bulan terdingin (Schimdt dan Ferguson, 1915 dalam Sumadhiharga dan Suwartana, 1975). Perairan Maluku merupakan pertemuan antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, sehingga secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap keadaan perairan ini. Pengaruh Samudera Hindia terutama di bagian selatan Laut Banda, sedangkan pengaruh Samudera Pasifik diperoleh melalui Laut Maluku dan Laut Seram. Kontak langsung antara kedua samudera tersebut dengan Perairan Maluku akan menimbulkan terjadinya turbulensi, upwelling, dan lain sebagainya. Pola dan Variasi Angin Perairan Maluku Selama bulan Juni di wilayah Indonesia memasuki musim timur berkembang angin Monsun Australia yang bertiup dari tenggara melintasi wilayah Perairan Maluku menuju ke barat laut. Pada minggu pertama bulan Juni kecepatan angin di Perairan Maluku berkisar antara 1.42-9.68 m/det. Minggu kedua bulan Juni kecepatan angin mulai melemah, yaitu antara 1.28-9.54 m/det. selanjutnya minggu ketiga kecepatan angin kembali meningkat dengan kisaran antara 1.51-9.01 m/det dan minggu keempat umumnya kecepatan angin lebih besar walaupun tidak mencapai nilai maksimum, yaitu antara 2.08-8.88 m/det.arah dan kecepatan angin mingguan umumnya hampir seragam. Secara keseluruhan kecepatan angin berkisar antara 1.28-9.68 m/det. Nilai maksimum berada di sekitar Laut Banda yaitu pada 4-8 o LS dan terlemah di Laut Seram (Gambar 2). Gambar 2. Arah dan kecepatan angin di Perairan Maluku pada bulan Juni Pada bulan Juli, angin yang melewati Perairan Maluku masih dominan bertiup dari tenggara menuju barat laut. Pada minggu pertama kecepatan angin berkisar antara 1.83-9.82 m/det. Minggu kedua kecepatan angin meningkat bahkan mencapai nilai maksimum, yaitu 1.97-10.50 m/det. Minggu ketiga kecepatan angin cukup besar walaupun tidak berada pada kondisi maksimum, yaitu 2.37-8.97 m/det. selanjutnya minggu keempat kecepatan angin mulai melemah dengan kisaran 1.54-9.48 m/det. Kecepatan angin pada bulan Juli lebih meningkat dibanding bulan Juni. Secara keseluruhan pada bulan Juli kecepatan angin di atas Perairan Maluku berkisar antara 1.54-10.50 m/det. Kecepatan maksimum berada di sekitar Laut Banda pada posisi 3-8 o LS dan minimum di Laut Seram (Gambar 3). Pada minggu pertama bulan Agustus kecepatan angin di Perairan Maluku berkisar berkisar antara 2.15-9.60 m/det. Kemudian melemah di minggu kedua dengan nilai antara 1.86-7.92 m/det. Minggu ketiga kecepatan angin kembali mulai meningkat, yaitu 2.49-8.17 m/det dan terus meningkatdi minggu keempat, yakni sebesar 2.42-8.78 m/det. 19

perairan Laut Banda. Sedangkan kecepatan angin terlemah terjadi pada minggu pertama bulan Juni dengan kecepatan 3.05 m/s di sekitar Laut Seram sampai Laut Maluku (Gambar 5). Gambar 3. Arah dan kecepatan angin di Perairan Maluku pada bulan Juli Secara keseluruhan pada bulan Agustus kecepatan angin di Perairan Maluku berkisar antara 1.86-9.60 m/det. Berbeda dengan bulan Juni dan Juli kecepatan angin meningkat hampir di semua bagian perairan Maluku baik itu Laut Banda ataupun Laut Seram, yaitu pada posisi 2 o -8 o LS. Pola pergerakan anginpun berbeda setiap minggunya, minggu pertama angin dominan bergerak dari tenggara menuju barat laut, minggu kedua disekitar Laut Seram angin bertiup dari timur kebarat, minggu ketiga di sekitar Laut Maluku dan Laut Seram angin bertiup dari utara ke selatan, sedangkan di Laut Banda arah angin dominan dari tenggara. Pada minggu keempat arah angin sama dengan minggu kedua, disekitar Laut Seram angin bertiup dari timur kebarat (Gambar 4). Gambar 4. Arah dan kecepatan angin di Perairan Maluku pada bulan Agustus Kecepatan angin di Perairan Maluku bervariasi secara mingguan. kecepatan angin rata-rata tertinggi yang terjadi pada musim timur di Perairan Maluku adalah 8.97 m/s terjadi pada minggu kedua bulan Juli disekitar Gambar 5. Grafik kecepatan angin rata-rata di perairan Maluku pada musim timur Variasi nilai kecepatan angin tersebut disebabkan karena adanya perbedaan tekanan akibat pemanasan yang tidak merata di permukaan tiap harinya. Kecepatan angin mengalami kenaikan gradien tekanan udara sehingga angin bertiup lebih cepat dan kembali melemah ketika terjadi penurunan tekanan gradien (Bishop, 1984 dalam Ratuluhain, 2011). Selain itu lemahnya kecepatan angin pada lokasi tersebut juga akibat semakin lemahnya gaya coriolis pada lokasi yang semakin dekat dengan garis ekuator. Diketahui bahwa pada musim timur wilayah Indonesia berkembang angin muson tenggara yang bergerak dari arah tenggara ke barat laut. Menurut Wyrtky (1961) ketika matahari mulai bergeser dari belahan bumi selatan ke belahan bumi utara, Benua Asia memiliki temperatur tinggi dan tekanan udara rendah dibanding Benua Australia yang memiliki temperatur rendah dan tekanan udara tinggi. Maka angin akan bergerak dari Australia ke Benua Asia melalui Indonesia sebagai angin muson timur. Hasil menunjukan bahwa di Perairan Maluku pada musim timur (bulan Juni, Juli dan Agustus) dominan angin bergerak dari tenggara ke barat laut. Tapi di Laut Seram dan Laut Maluku arah angin terjadi pembelokan dan bervariasi. Hal ini karena pengaruh gaya coriolis yang semakin melemah disekitar daerah 20

sekitar ekuator. Menurut Supangat dan Susana (2003) Coriolis sangat mempengaruhi pergerakan suatu massa di permukaan bumi termasuk angin. Dimana pada belahan bumi utara angin berbelok ke kanan, sedangkan di selatan angin berbelok ke kiri dan semakin melemah pada wilayah sekitar ekuator. Klasifikasi Angin Klasifikasi angin merujuk pada Skala Beufort. Berdasarkan jumlah stasiun pengukuran diketahui bahwa selama musim timur angin yang bertiup atau berkembang di Perairan Maluku bervariasi (Gambar 6). Gambar 6. Grafik Skala Beaufort di Perairan Maluku Pada bulan Juni di 364-500 stasiun angin bertiup pada skala 4, artinya bahwa dominan berkembang angin dengan hembusan angin sedang dan keadaan laut terjadi ombak-ombak kecil menjadi besar. Sedangkan pada 2-8 stasiun bertium angin pada skala 1 yang artinya berkembang angin dengan hembusan angin sedikit tenang dan keadaan laut beriak, terbentuk ombak kecil tanpa pecahan ombak. Pada bulan Juli tercatat pada 193-505 stasiun angin bertiup pada skala 4 dan 1 stasiun berada pada skala 1. Selanjutnya di bulan Agustus pada 433-777 stasiun angin bertiup pada skala 4 dan skala 2 dengan jumlah stasiun 37-72. Secara keseluruhan pada musim timur di Perairan Maluku angin bertiup pada skala 2 5 dengan kecepatan antara 0.3 10.7 m/s. Kecepatan angin lebih dominan pada skala 4 dengan tiupan angin sedang dan keadaan laut terjadi ombak-ombak kecil menjadi panjang. Pada musim timur angin yang bertiup relatif kuat berbeda dengan musim peralihan. Menurut Yuwono (1982) pada musim peralihan kecepatan angin lebih lemah jika dibandingkan dengan musim barat dan musim timur karena adanya pola sirkulasi atmosfer. Gelombang Perairan Maluku Hasil analisis gelombang menunjukan bahwa tinggi gelombang di Perairan Maluku secara mingguan selama musim timur bervariasi antara 0.04-4.09 m. Pada minggu pertama bulan Juni tinggi gelombang di Perairan Maluku berkisar antara 0.04-3.39 m. Minggu kedua tinggi gelombang meningkat dengan kisaran antara 0.04-3.65 m. Minggu ketiga tinggi gelombang menurun dengan kisaran 0.05-2.84 m. Pada minggu keempat tinggi gelombang mengalami peningkatan walaupun kecil, yaitu antara 0.13-2.86 m. Secara keseluruhan pada bulan Juni di perairan Maluku tinggi gelombang berkisar antara 0.04-3.65 m. Umumnya tinggi gelombang Perairan Maluku secara mingguan pada bulan Juni sama, gelombang tinggi berada di sekitar Laut Banda (5 o -8 o LS) dan melemah di Laut Seram dan Laut Maluku (Gambar 7). Gambar 7. Tinggi gelombang di Perairan Maluku pada bulan Juni Pada bulan Juli tinggi gelombang Perairan Maluku berkisar antara 0.05-4.09 m. Di minggu pertama tinggi gelombang berada pada kisaran 0.08-3.80 m. Minggu kedua tinggi gelombang masih mirip yaitu antara 0.08-3.82 m. Minggu ketiga tinggi gelombang semakin meningkat dengan nilai 0.15-4.09 m. Pada minggu keempat tinggi 21

gelombang kembali turun pada kisaran 0.05-3.19 m. Pada minggu pertama dan kedua gelombang tinggi terjadi di Laut Banda pada daerah antara 5 o -8 o LS, sedangkan minggu ketiga dan keempat gelombang mulai tinggi disekitar Laut Banda pada daerah antara 3 o -8 o LS. (Gambar 8). kedua bulan Juli dengan tinggi rata-rata 2.75 m, sedangkan gelombang terendah pada minggu pertama bulan Juni dengan nilai rata-rata 0.30 m (Gambar 10). Gambar 10. Grafik tinggi gelombang ratarata di Perairan Maluku Gambar 8. Tinggi gelombang di Perairan Maluku pada bulan Juli Pada bulan Agustus tinggi gelombang di Perairan Maluku berkisar antara 0.12-3.28 m. Pada minggu kedua tinggi gelombang berkisar antara 0.08-2.07 m, sedangkan minggu ketiga antara 0.18-2.36 m dan minggu keempat adalah 0.12-2.68 m.pada minggu pertama sampai ketiga gelombang tinggi dominan terjadi di perairan Laut Banda dan Laut Seram (2 o -8 o LS), namun pada minggu keempat melemah, gelombang tinggi berada di sekitar Laut Banda (3 o -8 o LS) (Gambar 9). Gambar 9. Tinggi gelombang di Perairan Maluku pada bulan Agustus Gelombang yang terbentuk di Perairan Maluku selama musim timur memiliki variasi mingguan. Gelombang tertinggi umumnya terjadi pada minggu Variasi nilai tinggi gelombang berbanding lurus dengan kecepatan angin yang bertiup diatasnya. Tinggi Gelombang dominan terjadi di Laut Banda dibanding Laut Seram dan Laut Maluku, hal ini disebabkan karena Laut Banda lebih lebih luas.gelombang yang terbentuk pada kolom air yang relatif lebih kecil di banding dengan gelombang yang terbentuk di lautan bebas (Pond dan Picard, 1983). Selain itu arah tiupan angin juga berpengaruh terhadap tinggi gelombang yang terjadi, pada umumnya arah tiupan angin di Laut Banda seragam dibandingkan perairan Laut Seram dan Laut Maluku. Semakin seragam arah tiupan angin di suatu wilayah, maka gelombang yang terjadi akan semakin besar. Hal ini terjadi karena arah tiupan yang sama akan menyebabkan terbentuknya gelombang konstruktif yang saling menguatkan, sehingga energi yang dibangkitkan oleh tiupan angin akan terkumpul (Kurniawan. 2011) Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa priode gelombang di perairan Maluku pada musim timur keseluruhannya mempunyai periode gelombang yang sama yang berkisar antara 0.9-10.2 detik. Dengan demikian jenis gelombang yang terjadi yaitu gelombang besar (Swell). Jenis gelombang tersebut sangat didukung oleh kondisi perairan Maluku yang sangat luas dan terbuka terhadap 22

pertumbuhan angin. Menurut Hutabarat dan Evans (1985), gelombang yang dibangkitkan oleh angin di kelompokkan menjadi 2 yaitu sea dan swell. Hal ini menunjukkan gelombang yang terbentuk di perairan ini karakteristiknya sangat dipengaruhi oleh kondisi angin. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Pola sebaran angin selama musim timur di Perairan Maluku secara mingguan memiliki arah tiupan yang hampir sama (seragam) yaitu bergerak dari tenggara, kecuali disekitar Laut Seram dan Laut Maluku terjadi pembelokan arah. Kecepatan angin rata-rata berkisar antara 3,05-8,97m/d dan umumnya berada pada skala 4 berdasarkan Skala Beaufort. Kondisi maksimum terjadi pada minggu kedua bulan Juli disekitar perairan laut Banda dan minimum terjadi pada minggu pertama bulan Juni di sekitar perairan Laut Seram. 2. Tinggi Gelombang di Perairan Maluku memiliki variasi mingguan. Rata-rata gelombang tertinggi terjadi pada minggu kedua bulan Juli, ratarata tinggi gelombang 2.75 m, sedangkan terendah pada minggu pertama bulan Juni dengan nilai ratarata 0.30m. Gelombang yang terbentuk adalah gelombang swel dengan periode 0.9-10.2 detik. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Kurniawan. 2011. Variasi Bulanan Gelombang Laut Di Indonesia. Puslitbang BMKG. Jakarta Pond S and GL Pickard. 1983. Introductory Dynamical Oceanography. British Library Cataloguing In Publication. Ratuluhain ES. 2011. Variasi Transport Massa Air Permukaan Laut Banda Selama Bulan Januari 2009. Universitas Pattimura. Ambon Sumadhiharga K dan A Suwartana. 1975. Poetensi Perairan Maluku Sebagai Sumber Hayati Laut. Lembaga Oseanologi Nasional. Ambon Supangat A, dan Susana. 2003. Pengantar Oseanografi. Pusat Riset Wilayah Laut Dan Sumberdaya Non-Hayati, Badan Riset Kelautan Dan Perikanan, DKP. Jakarta Wyrtky K. 1961. Physical Oceanography Of Southeasy Asian Waters. NAGA Rep,2. Sripps Inst Of Oceanography La Jolla. California Yuwono N. 1982. Teknik Pantai Volume I. Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil UGM. Yogyakarta Saran Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai dinamika angin dan variasi gelombang pada musim yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Holthuijsen LH. 2007. Waves in Oceanic and Coastal Waters. New York: Cambridge University Press. Hutabarat S, dan SM Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. 23

DINAMIKA GELOMBANG PERAIRAN MALUKU PADA MUSIM TIMUR The Wave s Dynamic of Mollucas Waters in East Monsoon Degen E. Kalay (1) dan Maidah Marasabessy (1) (1) Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura-Ambon Korespondensi: Degen E Kalay, eras_kalay@yahoo.com ABSTRACT The aims of this research is to analyse weekly pattern of the windwith the waves variations and characteristics in Moluccas watersduring east monsoon. In this research we used wind speed date for zonal and meridional components from the ERS satelite of IRFREMER research institution. The dynamic of the wind in Moluccas waters have weekly varied, with the highest speed of 8.97 m/sobservered in the second week of July in Banda Sea and with the lowest speed of 3.05 m/s occurs in the first week of June in Seram Sea. According to the Beaufort scale, the overal wind speedis positoned at 2-5 scale with the speed of 0.3 10.7 m/s speed. Dominant wind speed is at scale 4 with medium blow generating small waves then long waves. Banda Sea waters have always generate much higher and bigger waves in comparison to waves fromseram Sea waters. The highest average waves is 2.75m formed in the second week of July, while the average shortest waves of 0.30m is created in the first week. If classification is based on the period of the wave during east monsoon, the whole stations of Moluccas waters shows similar waves period of 0.9-10.2 second and swell wavesas a result. Keywords: wind, waves, sea, east monsoon, mollucas waters. PENDAHULUAN Angin merupakan unsur meteorologi yang penting untuk diperhatikan dalam masalah kelautan. Angin disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara yang merupakan hasil dari pengaruh ketidakseimbangan pemanasan sinar matahari terhadap tempat-tempat yang berbeda di permukaan bumi. Prinsip terjadinya gelombang di laut oleh angin adalah perpindahan energi dari angin ke air lewat permukaan air (Holthuijsen, 2007). Kecepatan angin menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang di atas permukaan air. Pencatatan tinggi gelombang pada kasus-kasus tertentu diperlukan, terutama untuk mengetahui dinamika gelombang secara musiman. Maluku merupakan Propinsi Kepulauan dengan luas wilayahnya adalah laut lebih dari 90%, dengan demikian dinamika yang terjadi di laut misalnya gelombang secara langsung berdampak pada aktifitas manusia. Secara klimatologis wilayah Maluku dipengaruhi oleh angin muson yang memiliki variasi musiman. Dinamika tersebut ber-pengaruh secara langsung terhadap dinamika gelombang yang terjadi di perairan Maluku. Oleh karena itu informasi tentang variasi dan karakteristik gelombang yang terjadi di perairan Maluku sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian adalah mengkaji pola angin mingguan serta variasi dan karakteristik gelombang di Perairan Maluku pada musim timur. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang bagaimana pola sebaran angin mingguan di perairan Maluku pada musim Timur, serta sebagai bahan informasi kepada instansi terkait dan masyarakat dalam melakukan kegiatan kelautan misalnya aktifitas tangkap, budidaya dan perikanan lainnya. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan pada perairan Maluku dengan posisi 0 0 8 0 LS dan 125 0 135 0 BT pada musim timur (Juni-Agustus) 2013. 17

Dimana Hmo adalah tinggi gelombang signifikan (wave height); Ua merupakan faktor tegangan angin (wind stres factor) dan g adalah gravitasi Perhitungan rata-rata tinggi gelombang adalah sebagai berikut: Gambar 1. Peta lokasi penelitian Analisis gelombang menggunakan daya angin yang diperoleh dari IFREMER-CERSAT (Center ERS d Archuvage et de Trautment) dengan resolusi spasial 0.25 0 x 0.25 0 dalam format NetCDF. Data yang digunakan adalah data kecepatan angin komponen timur-barat (zonal) dan komponen utaraselatan (meridional) yang merupakan data rata-rata harian bulan Juni, Juli dan Agustus 2013. Untuk menganalisis dan visualisasi hasil analisis tersebut menggunakan softwere ODV, Surfer 8 dan Arcgis. Resultan kecepatan dan arah angin diperoleh dengan menggunakan penurunan rumus phytagoras sebagai berikut : W = Dimana W merupakan resultan kecepatan angin (m/det); u adalah kecepatan angin komponen zonal (barat-timur) (m/det) dan v adalah kecepatan angin komponen meridional (utara-selatan) (m/det). sedangkan arah angin dihituang dengan menggunakan rumus : sinө = Diketahui Ө adalah arah angin; W merupakan resultan kecepatan angin (m/det); dan v adalah kecepatan angin komponen meridonal (utara-selatan) (m/det). Klasifikasi dan kecepatan angin yang terjadi menggunakan Skala Beaufort. Perhitungan gelombang dihitung menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Holthuijsen (2007): Hmo = 0.2433 Rata-rata (h) = dimana, h adalah tinggi gelombang dan n adalah jumlah data hasil perhitungan. Klasifikasi gelombang dikelompokan berdasarkan periode gelombang. Perhitungan periode gelombang dihitung menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Holthuijsen (2007) sebagai berikut : To = 8.134. Dimana To adalah periode gelombang (wave period); Ua merupakan faktor tegangan angin (wind stres factor); dan g adalah gravitasi. Tabel 1. Klasifikasi gelombang berdasarkan periode Periode Jenis Gelombang 0 0.2 Detik Riak (Riplles) 0.2 0.9 Detik Gelombang angin 0.9-15 Detik Gelombang besar (Swell) 15 30 Detik Long Swell 0.5 menit 1 jam Gelombang panjang (termasuk Tsunami) 5. 12. 25 jam Pasang surut HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Perairan Maluku terletak antara Paparan Sunda di bagian barat dan Paparan Sahul ditimur, serta antara Samudera Pasifik di utara dan Samudera Hindia di selatan. Perairan Maluku terdiri dari Laut Banda di bagian selatan, Laut Maluku di barat, Laut Seram di utara dan Laut Arafura di tenggara.secara klimatologis Perairan Maluku dipengaruhi oleh angin musim barat dan timur, hal ini berpengaruh langsung terhadap dinamika gelombang yang terjadi. Menurut Kurniawan (2011) 18

Perairan Maluku umumnya gelombang tinggi terjadi pada musim barat dan timur dibandingkan musim peralihan. Secara keseluruhan iklim Perairan Maluku bersifat tropis dengan ciri-ciri khas perbedaan suhu sepanjang tahun relatif kecil, tetapi suhu harian relatif tinggi dengan suhu >18 0 C dalam bulan terdingin (Schimdt dan Ferguson, 1915 dalam Sumadhiharga dan Suwartana, 1975). Perairan Maluku merupakan pertemuan antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, sehingga secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap keadaan perairan ini. Pengaruh Samudera Hindia terutama di bagian selatan Laut Banda, sedangkan pengaruh Samudera Pasifik diperoleh melalui Laut Maluku dan Laut Seram. Kontak langsung antara kedua samudera tersebut dengan Perairan Maluku akan menimbulkan terjadinya turbulensi, upwelling, dan lain sebagainya. Pola dan Variasi Angin Perairan Maluku Selama bulan Juni di wilayah Indonesia memasuki musim timur berkembang angin Monsun Australia yang bertiup dari tenggara melintasi wilayah Perairan Maluku menuju ke barat laut. Pada minggu pertama bulan Juni kecepatan angin di Perairan Maluku berkisar antara 1.42-9.68 m/det. Minggu kedua bulan Juni kecepatan angin mulai melemah, yaitu antara 1.28-9.54 m/det. selanjutnya minggu ketiga kecepatan angin kembali meningkat dengan kisaran antara 1.51-9.01 m/det dan minggu keempat umumnya kecepatan angin lebih besar walaupun tidak mencapai nilai maksimum, yaitu antara 2.08-8.88 m/det.arah dan kecepatan angin mingguan umumnya hampir seragam. Secara keseluruhan kecepatan angin berkisar antara 1.28-9.68 m/det. Nilai maksimum berada di sekitar Laut Banda yaitu pada 4-8 o LS dan terlemah di Laut Seram (Gambar 2). Gambar 2. Arah dan kecepatan angin di Perairan Maluku pada bulan Juni Pada bulan Juli, angin yang melewati Perairan Maluku masih dominan bertiup dari tenggara menuju barat laut. Pada minggu pertama kecepatan angin berkisar antara 1.83-9.82 m/det. Minggu kedua kecepatan angin meningkat bahkan mencapai nilai maksimum, yaitu 1.97-10.50 m/det. Minggu ketiga kecepatan angin cukup besar walaupun tidak berada pada kondisi maksimum, yaitu 2.37-8.97 m/det. selanjutnya minggu keempat kecepatan angin mulai melemah dengan kisaran 1.54-9.48 m/det. Kecepatan angin pada bulan Juli lebih meningkat dibanding bulan Juni. Secara keseluruhan pada bulan Juli kecepatan angin di atas Perairan Maluku berkisar antara 1.54-10.50 m/det. Kecepatan maksimum berada di sekitar Laut Banda pada posisi 3-8 o LS dan minimum di Laut Seram (Gambar 3). Pada minggu pertama bulan Agustus kecepatan angin di Perairan Maluku berkisar berkisar antara 2.15-9.60 m/det. Kemudian melemah di minggu kedua dengan nilai antara 1.86-7.92 m/det. Minggu ketiga kecepatan angin kembali mulai meningkat, yaitu 2.49-8.17 m/det dan terus meningkatdi minggu keempat, yakni sebesar 2.42-8.78 m/det. 19

perairan Laut Banda. Sedangkan kecepatan angin terlemah terjadi pada minggu pertama bulan Juni dengan kecepatan 3.05 m/s di sekitar Laut Seram sampai Laut Maluku (Gambar 5). Gambar 3. Arah dan kecepatan angin di Perairan Maluku pada bulan Juli Secara keseluruhan pada bulan Agustus kecepatan angin di Perairan Maluku berkisar antara 1.86-9.60 m/det. Berbeda dengan bulan Juni dan Juli kecepatan angin meningkat hampir di semua bagian perairan Maluku baik itu Laut Banda ataupun Laut Seram, yaitu pada posisi 2 o -8 o LS. Pola pergerakan anginpun berbeda setiap minggunya, minggu pertama angin dominan bergerak dari tenggara menuju barat laut, minggu kedua disekitar Laut Seram angin bertiup dari timur kebarat, minggu ketiga di sekitar Laut Maluku dan Laut Seram angin bertiup dari utara ke selatan, sedangkan di Laut Banda arah angin dominan dari tenggara. Pada minggu keempat arah angin sama dengan minggu kedua, disekitar Laut Seram angin bertiup dari timur kebarat (Gambar 4). Gambar 4. Arah dan kecepatan angin di Perairan Maluku pada bulan Agustus Kecepatan angin di Perairan Maluku bervariasi secara mingguan. kecepatan angin rata-rata tertinggi yang terjadi pada musim timur di Perairan Maluku adalah 8.97 m/s terjadi pada minggu kedua bulan Juli disekitar Gambar 5. Grafik kecepatan angin rata-rata di perairan Maluku pada musim timur Variasi nilai kecepatan angin tersebut disebabkan karena adanya perbedaan tekanan akibat pemanasan yang tidak merata di permukaan tiap harinya. Kecepatan angin mengalami kenaikan gradien tekanan udara sehingga angin bertiup lebih cepat dan kembali melemah ketika terjadi penurunan tekanan gradien (Bishop, 1984 dalam Ratuluhain, 2011). Selain itu lemahnya kecepatan angin pada lokasi tersebut juga akibat semakin lemahnya gaya coriolis pada lokasi yang semakin dekat dengan garis ekuator. Diketahui bahwa pada musim timur wilayah Indonesia berkembang angin muson tenggara yang bergerak dari arah tenggara ke barat laut. Menurut Wyrtky (1961) ketika matahari mulai bergeser dari belahan bumi selatan ke belahan bumi utara, Benua Asia memiliki temperatur tinggi dan tekanan udara rendah dibanding Benua Australia yang memiliki temperatur rendah dan tekanan udara tinggi. Maka angin akan bergerak dari Australia ke Benua Asia melalui Indonesia sebagai angin muson timur. Hasil menunjukan bahwa di Perairan Maluku pada musim timur (bulan Juni, Juli dan Agustus) dominan angin bergerak dari tenggara ke barat laut. Tapi di Laut Seram dan Laut Maluku arah angin terjadi pembelokan dan bervariasi. Hal ini karena pengaruh gaya coriolis yang semakin melemah disekitar daerah 20

sekitar ekuator. Menurut Supangat dan Susana (2003) Coriolis sangat mempengaruhi pergerakan suatu massa di permukaan bumi termasuk angin. Dimana pada belahan bumi utara angin berbelok ke kanan, sedangkan di selatan angin berbelok ke kiri dan semakin melemah pada wilayah sekitar ekuator. Klasifikasi Angin Klasifikasi angin merujuk pada Skala Beufort. Berdasarkan jumlah stasiun pengukuran diketahui bahwa selama musim timur angin yang bertiup atau berkembang di Perairan Maluku bervariasi (Gambar 6). Gambar 6. Grafik Skala Beaufort di Perairan Maluku Pada bulan Juni di 364-500 stasiun angin bertiup pada skala 4, artinya bahwa dominan berkembang angin dengan hembusan angin sedang dan keadaan laut terjadi ombak-ombak kecil menjadi besar. Sedangkan pada 2-8 stasiun bertium angin pada skala 1 yang artinya berkembang angin dengan hembusan angin sedikit tenang dan keadaan laut beriak, terbentuk ombak kecil tanpa pecahan ombak. Pada bulan Juli tercatat pada 193-505 stasiun angin bertiup pada skala 4 dan 1 stasiun berada pada skala 1. Selanjutnya di bulan Agustus pada 433-777 stasiun angin bertiup pada skala 4 dan skala 2 dengan jumlah stasiun 37-72. Secara keseluruhan pada musim timur di Perairan Maluku angin bertiup pada skala 2 5 dengan kecepatan antara 0.3 10.7 m/s. Kecepatan angin lebih dominan pada skala 4 dengan tiupan angin sedang dan keadaan laut terjadi ombak-ombak kecil menjadi panjang. Pada musim timur angin yang bertiup relatif kuat berbeda dengan musim peralihan. Menurut Yuwono (1982) pada musim peralihan kecepatan angin lebih lemah jika dibandingkan dengan musim barat dan musim timur karena adanya pola sirkulasi atmosfer. Gelombang Perairan Maluku Hasil analisis gelombang menunjukan bahwa tinggi gelombang di Perairan Maluku secara mingguan selama musim timur bervariasi antara 0.04-4.09 m. Pada minggu pertama bulan Juni tinggi gelombang di Perairan Maluku berkisar antara 0.04-3.39 m. Minggu kedua tinggi gelombang meningkat dengan kisaran antara 0.04-3.65 m. Minggu ketiga tinggi gelombang menurun dengan kisaran 0.05-2.84 m. Pada minggu keempat tinggi gelombang mengalami peningkatan walaupun kecil, yaitu antara 0.13-2.86 m. Secara keseluruhan pada bulan Juni di perairan Maluku tinggi gelombang berkisar antara 0.04-3.65 m. Umumnya tinggi gelombang Perairan Maluku secara mingguan pada bulan Juni sama, gelombang tinggi berada di sekitar Laut Banda (5 o -8 o LS) dan melemah di Laut Seram dan Laut Maluku (Gambar 7). Gambar 7. Tinggi gelombang di Perairan Maluku pada bulan Juni Pada bulan Juli tinggi gelombang Perairan Maluku berkisar antara 0.05-4.09 m. Di minggu pertama tinggi gelombang berada pada kisaran 0.08-3.80 m. Minggu kedua tinggi gelombang masih mirip yaitu antara 0.08-3.82 m. Minggu ketiga tinggi gelombang semakin meningkat dengan nilai 0.15-4.09 m. Pada minggu keempat tinggi 21

gelombang kembali turun pada kisaran 0.05-3.19 m. Pada minggu pertama dan kedua gelombang tinggi terjadi di Laut Banda pada daerah antara 5 o -8 o LS, sedangkan minggu ketiga dan keempat gelombang mulai tinggi disekitar Laut Banda pada daerah antara 3 o -8 o LS. (Gambar 8). kedua bulan Juli dengan tinggi rata-rata 2.75 m, sedangkan gelombang terendah pada minggu pertama bulan Juni dengan nilai rata-rata 0.30 m (Gambar 10). Gambar 10. Grafik tinggi gelombang ratarata di Perairan Maluku Gambar 8. Tinggi gelombang di Perairan Maluku pada bulan Juli Pada bulan Agustus tinggi gelombang di Perairan Maluku berkisar antara 0.12-3.28 m. Pada minggu kedua tinggi gelombang berkisar antara 0.08-2.07 m, sedangkan minggu ketiga antara 0.18-2.36 m dan minggu keempat adalah 0.12-2.68 m.pada minggu pertama sampai ketiga gelombang tinggi dominan terjadi di perairan Laut Banda dan Laut Seram (2 o -8 o LS), namun pada minggu keempat melemah, gelombang tinggi berada di sekitar Laut Banda (3 o -8 o LS) (Gambar 9). Gambar 9. Tinggi gelombang di Perairan Maluku pada bulan Agustus Gelombang yang terbentuk di Perairan Maluku selama musim timur memiliki variasi mingguan. Gelombang tertinggi umumnya terjadi pada minggu Variasi nilai tinggi gelombang berbanding lurus dengan kecepatan angin yang bertiup diatasnya. Tinggi Gelombang dominan terjadi di Laut Banda dibanding Laut Seram dan Laut Maluku, hal ini disebabkan karena Laut Banda lebih lebih luas.gelombang yang terbentuk pada kolom air yang relatif lebih kecil di banding dengan gelombang yang terbentuk di lautan bebas (Pond dan Picard, 1983). Selain itu arah tiupan angin juga berpengaruh terhadap tinggi gelombang yang terjadi, pada umumnya arah tiupan angin di Laut Banda seragam dibandingkan perairan Laut Seram dan Laut Maluku. Semakin seragam arah tiupan angin di suatu wilayah, maka gelombang yang terjadi akan semakin besar. Hal ini terjadi karena arah tiupan yang sama akan menyebabkan terbentuknya gelombang konstruktif yang saling menguatkan, sehingga energi yang dibangkitkan oleh tiupan angin akan terkumpul (Kurniawan. 2011) Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa priode gelombang di perairan Maluku pada musim timur keseluruhannya mempunyai periode gelombang yang sama yang berkisar antara 0.9-10.2 detik. Dengan demikian jenis gelombang yang terjadi yaitu gelombang besar (Swell). Jenis gelombang tersebut sangat didukung oleh kondisi perairan Maluku yang sangat luas dan terbuka terhadap 22

pertumbuhan angin. Menurut Hutabarat dan Evans (1985), gelombang yang dibangkitkan oleh angin di kelompokkan menjadi 2 yaitu sea dan swell. Hal ini menunjukkan gelombang yang terbentuk di perairan ini karakteristiknya sangat dipengaruhi oleh kondisi angin. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Pola sebaran angin selama musim timur di Perairan Maluku secara mingguan memiliki arah tiupan yang hampir sama (seragam) yaitu bergerak dari tenggara, kecuali disekitar Laut Seram dan Laut Maluku terjadi pembelokan arah. Kecepatan angin rata-rata berkisar antara 3,05-8,97m/d dan umumnya berada pada skala 4 berdasarkan Skala Beaufort. Kondisi maksimum terjadi pada minggu kedua bulan Juli disekitar perairan laut Banda dan minimum terjadi pada minggu pertama bulan Juni di sekitar perairan Laut Seram. 2. Tinggi Gelombang di Perairan Maluku memiliki variasi mingguan. Rata-rata gelombang tertinggi terjadi pada minggu kedua bulan Juli, ratarata tinggi gelombang 2.75 m, sedangkan terendah pada minggu pertama bulan Juni dengan nilai ratarata 0.30m. Gelombang yang terbentuk adalah gelombang swel dengan periode 0.9-10.2 detik. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Kurniawan. 2011. Variasi Bulanan Gelombang Laut Di Indonesia. Puslitbang BMKG. Jakarta Pond S and GL Pickard. 1983. Introductory Dynamical Oceanography. British Library Cataloguing In Publication. Ratuluhain ES. 2011. Variasi Transport Massa Air Permukaan Laut Banda Selama Bulan Januari 2009. Universitas Pattimura. Ambon Sumadhiharga K dan A Suwartana. 1975. Poetensi Perairan Maluku Sebagai Sumber Hayati Laut. Lembaga Oseanologi Nasional. Ambon Supangat A, dan Susana. 2003. Pengantar Oseanografi. Pusat Riset Wilayah Laut Dan Sumberdaya Non-Hayati, Badan Riset Kelautan Dan Perikanan, DKP. Jakarta Wyrtky K. 1961. Physical Oceanography Of Southeasy Asian Waters. NAGA Rep,2. Sripps Inst Of Oceanography La Jolla. California Yuwono N. 1982. Teknik Pantai Volume I. Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil UGM. Yogyakarta Saran Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai dinamika angin dan variasi gelombang pada musim yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Holthuijsen LH. 2007. Waves in Oceanic and Coastal Waters. New York: Cambridge University Press. Hutabarat S, dan SM Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. 23