PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ASAM BASA DI SMAN 1 PACET KELAS XI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.2, pp , May 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS METACOGNITION SKILL LEARNING RESULT USING DIRECT INSTRUCTION TO THE SALT HYDROLYSIS MATERIAL OF XI GRADE

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1 DAWARBLANDONG, MOJOKERTO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MADIUN

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI DI SMAN 1 MANYAR GRESIK KELAS XI

Bahrul Ulum dan Rusly Hidayah Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM POSING UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI IPA 4 N 1 SUKODADI PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM

CORRELATION BETWEEN STUDENT S INTERPRETATION GRAPH SKILL AND STUDENT LEARNING OUTCOMES

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No. 2, pp May 2016

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI GUIDED DISCOVERY

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 5, No. 3, pp , September 2016 ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Ernita Vika Aulia dan Ismono Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak. Kata-Kata Kunci : Inkuiri, Self-Efficacy, Laju Reaksi. Abstract

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7-E

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI POKOK ASAM-BASA DI KELAS XI SMAN 1 BOJONEGORO

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

UNESA Journal of Chemistry Education Vol 6, No.2, pp May 2017

KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI SMAN 18 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp , May 2014

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MIND MAPPING PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS XI SMA

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Yang Berorientasi Pada Kurikulum 2013 Dengan Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

UNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No. 2, pp , May 2016

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

KEEFEKTIFAN STRATEGI METAKOGNITIF BERBANTU ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

Septi Lilis Suryani dan Eko Hariyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya. Key Words : academic skill, guided discovery, learning output, heat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VII

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

*keperluan korespondensi, telp/fax: ,

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN LEVEL METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI MIA 4 SMAN 1 MENGANTI GRESIK

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp , May 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol 6, No.2 pp , May 2017

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI DI KELAS X SMA NEGERI 17 SURABAYA

`PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN STRATEGI METAKOGNITIF MAATERI KOLOID KELAS XI SEMESTER GENAP DI SMAN 2 BANGKALAN

*Keperluan korespondensi, HP: ,

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PADANG

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No. 1, pp , January 2016

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MATERI ASAM BASA KELAS XI SMAN 8 SURABAYA

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Nuuroniatus Sahri Isindanah, Utiya Azizah Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERORIENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI PENGUKURAN

Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri YULI SUHANDONO


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS MULTIPLE REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DI MAN 1 PONTIANAK

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Rizky Puspitadewi 1,*, Agung Nugroho Catur Saputro 2 dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL ON BUFFER SOLUTION MATTER TO PRACTICE METACOGNITIVE SKILLS STUDENTS IN SENIOR HIGH SCHOOL GRADE XI Iin Nurfiah dan Bambang Sugiarto Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya e-mail: inurfiah@gmail.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing, keterampilan metakognitif siswa, ketuntasan hasil belajar, dan respon siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran, lembar pretest keterampilan metakognitif, lembar posttest, dan lembar angket respon siswa. Penelitian pre experimental ini menggunakan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 18 Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keterlaksanaan model pembelajarn inkuiri terbimbing memperoleh kriteria sangat baik pada masing-masing fasenya. (2) Keterampilan metakognitif siswa yang meliputi keterampilan merencanakan memperoleh skor sebesar 3,94 dengan kategori A; keterampilan memantau sebesar 3,78 dengan kategori A-; dan keterampilan mengevaluasi sebesar 3,65 dengan kategori A-. (3) Persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 94%. (4) Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga untuk melatihkan keterampilan metakognitif sebesar 97,2% dengan kriteria baik sekali. Kata Kunci: Keterampilan Metakognitif, Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Larutan penyangga. Abstract The purpose of this research was to find out feasibility of guided inquiry learning model, metacognitive skills, learning outcomes, and student s response. Instruments in this study were feasibility sheet of guided inquiry learning, pretest sheet of metacognitive skills, posttest sheet, and sheet of student s questionnaire response. The research was pre experimental by One Group Pretest-Posttest Design. The target of this research was student at XI MIA 2 in SMA Negeri 18 Surabaya. The result obtained (1) feasibility of guided inquiry learning model obtained excellent criteria for each phase. (2) The score of metacognitive skills of students which includes planning skills is 3,94 with category A; score of monitoring skills is 3,78 with category A-; and score of evaluating skills is 3,65 with category A-. (3) The precentage of thoroughness learning outcomes is 94%. (4) Student s response to the implementation of guided inquiry learning model on buffer solution matter to practice metacognitive skills is 97,2% with excellent criteria. KeyWords: Metacognitive Skills, Guided Inquiry Learning Model, Buffer Solution. 263

PENDAHULUAN Keterampilan metakognitif memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Seseorang yang memiliki keterampilan metakognitif mampu menyadari, mengenali, dan dapat mengolah kemampuan yang ada pada dirinya. Demikian juga dalam dunia pendidikan keterampilan metakognitif merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai ketuntasan hasil belajar. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya [1]. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kurikulum. Kurikulum yang berlaku sekarang adalah kurikulum 2013. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah menjelaskan bahwa kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir bahwa pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa [2]. Siswa diharapkan mampu bersikap mandiri, siswa aktif selama kegiatan belajar mengajar, siswa mengerti apa yang telah dipelajari dan apa yang akan dipelajari. Namun banyak siswa yang belum mengerti bagaimana cara belajar yang tepat untuk dirinya karena siswa belum mengetahui kelebihan dan kekurangan pada dirinya. Oleh karena itu, keterampilan metakognitif sangat diperlukan bagi siswa agar siswa mengetahui apa yang harus dilakukan dan tujuan apa yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Flavell (1979) menggambarkan metakognisi sebagai pengetahuan seseorang tentang belajarnya sendiri dan tentang bagaimana cara belajar [3]. Keterampilan metakognitif terdiri dari keterampilan merencanakan (planning skills), keterampilan memantau (monitoring skills), dan keterampilan mengevaluasi (evaluating skills) [3]. Berdasarkan hasil angket pra penelitian yang disebarkan pada 27 siswa kelas XI MIA di SMAN 18 Surabaya pada tanggal 20 Maret 2015 diperoleh hasil sebanyak 33,3 % siswa menentukan terlebih dahulu tujuan dari penyelesaian soal. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan merencanakan (planning skills) siswa masih rendah. Sebanyak 33,3 % siswa mempelajari kembali materi pelajaran jika siswa merasa belum memahaminya. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan memantau (monitoring skills) siswa masih rendah. Sebanyak 40,7 % siswa mengecek kembali tujuan dari penyelesaian soal yang telah dikerjakan. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan mengevaluasi (evaluating skills) siswa masih rendah. Coutinho (2007) menyatakan Siswa yang memiliki keterampilan metakognitif yang baik akan menunjukkan prestasi belajar yang baik pula dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan metakognitif rendah [4]. 264

Jadi keterampilan metakognitif harus dikuasai oleh siswa disetiap mata pelajaran. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Salah satu materi kimia yang sulit dipelajari adalah materi larutan penyangga. Materi larutan penyangga memerlukan pemahaman kimia secara makroskopis, simbolik, dan submikroskopis. Materi larutan penyangga membutuhkan pemahaman atau berpikir tingkat tinggi dan melibatkan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Menurut Arends (2012) inkuiri adalah sebuah model pembelajaran yang dikembangkan untuk tujuan mengajar siswa bagaimana berpikir [5]. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul : Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok Larutan Penyangga Untuk Melatihkan Keterampilan Metakognitif Siswa Kelas XI SMA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing, keterampilan metakognitif siswa, ketuntasan hasil belajar, dan respon siswa setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk melatihkan keterampilan metakognitif siswa. METODE Sasaran dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 18 Surabaya. Jenis penelitian ini adalah pre experimental dengan rancangan penelitian one Group Pretest-Posttest Design sebagai berikut: O 1 X O 2 [6] Keterangan: O 1 = Pretest berupa tes tulis untuk mengetahui keterampilan metakognitif siswa sebelum penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. O 2 = Posttest berupa tes tulis untuk mengetahui keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Perangkat pembelajaran yang digunakan adalah Silabus, RPP, LKS, dan Buku Ajar. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran, lembar pretest keterampilan metakognitif, lembar posttest, lembar angket respon siswa. Analisis skor keterlaksanaan pembelajaran, skor yang diperoleh masing-masing aspek dirata-rata dikategorikan sesuai kriteria pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Konversi Skor Keterlaksanaan Batasan Kriteria 0 Tidak dilakukan 0,5-1,0 Kurang 1,1-2,0 Cukup 2,1-3,0 Baik 3,1-4,0 Sangat baik [7] Analisis skor keterampilan metakognitif menggunakan rumus: Skor = x 4 (1) 265

Selanjutnya skor tersebut dikonversi nilai keterampilan metakognitif pada Tabel 2: Tabel 2 Konversi Nilai Keterampilan Metakognitif Batasan Kategori 1,00-1,17 D 1,18-1,50 D+ 1,51-1,84 C- 1,85-2,17 C 2,18-2,50 C+ 2,51-2,84 B- 2,85-3,17 B 3,18-3,50 B+ 3,51-3,84 A- 3,85-4,00 A [8] Analisis ketuntasan hasil belajar, siswa dikatakan tuntas jika memperoleh nilai 2,67. Analisis angket respon siswa, hasil angket respon siswa di interpretasi pada Tabel 3: Tabel 3 Interpretasi Persentase Respon Siswa Batasan Kriteria 0 %-20% Kurang sekali 21%-40% Kurang 41%-60% Cukup 61%-80% Baik 81%-100% Baik Sekali [7] HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Model pembelajaran inkuiri terbimbing terdiri dari enam fase yang terdapat dalam kegitan pembelajaran. Keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing diamati menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penilaian keterlaksanaan fase-fase model pembelajaran inkuiri terbimbing digambarkan melalui Gambar 1 berikut ini: Gambar 1 Keterlaksanaan model pembelajaran Inkuiri terbimbing Keterangan: Fase 1 :Memusatkan perhatian siswa dan menjelaskan proses inkuiri. Fase 2 :Menyajikan masalah atau fenomena. Fase 3 :Membantu siswa merumuskan hipotesis untuk menjelaskan fenomena. Fase 4 : Mendorong siswa mengumpulkan data. Fase 5 : Merumuskan penjelasan Fase 6 : Merefleksikan situasi masalah dan proses berpikir Keterlaksanaan fase-fase dari model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 telah terlaksana dengan sangat baik pada masing-masing fase. Hal ini dibuktikan dengan skor yang diperoleh tiap fasenya 2,1. Skor keterlaksanaan fase fase model pembelajaran inkuiri terbimbing mengalami peningkatan pada pertemuan ke 2. Keterampilan Metakognitif Siswa Keterampilan metakognitif menurut Flavell (1979) mangacu pada kegiatankegiatan yang mengontrol pemikiran dan belajar seseorang seperti merencanakan (planning skill), 266

memonitor pemahaman (monitoring skill), dan evaluasi (evaluating skill) [3]. Keterampilan metakognitif siswa kelas XI MIA 2 diukur sebanyak dua kali menggunakan soal pretest dan soal posttest. Tujuan pemberian soal pretest kepada siswa adalah untuk mengetahui keterampilan metakognitif awal siswa kelas XI MIA 2 sebelum mengikuti pelatihan, sedangkan soal posttest berisi soal-soal sesuai dengan indikator materi larutan penyangga untuk mengetahui keterampilan metakognitif siswa setelah dilatihkan keterampilan metakognitif siswa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing Berdasarkan data skor pretest dan skor posttest keterampilan metakognitif siswa kelas XI MIA 2 yang meliputi keterampilan merencanakan (planning skill), keterampilan memantau (monitoring skill), dan keterampilan mengevaluasi (evaluating skill) dapat digambarkan pada Gambar 2 berikut: Gambar 2 Keterampilan Metakognitif Siswa Skor pretest untuk keterampilan merencanakan sebesar 2; keterampilan memantau sebesar 2,24; dan keterampilan mengevaluasi sebesar 0,88. Sedangkan skor keterampilan metakognitif posttest untuk keterampilan merencanakan sebesar 3,94; keterampilan memantau sebesar 3,78; dan keterampilan mengevaluasi sebesar 3,65. Skor pretest keterampilan metakognitif siswa lebih rendah jika dibandingkan dengan skor posttest keterampilan metakognitif siswa. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa menyelesaikan soal dengan keterampilan metakognitif dan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pemecahan masalah dari soal. Namun setelah siswa dilatihkan keterampilan metakognitif dalam menyelesaikan soal selama kegiatan pembelajaran, siswa mulai terlatih menggunakan keterampilan metakognitifnya dalam menyelesaikan soal. O Neil & Brown (dalam Romli, 2012) menyatakan metakognisi sebagai proses dimana seseorang berpikir tentang berpikir dalam rangka membangun strategi untuk memecahkan masalah [9]. Hal ini telah diterapkan siswa dalam memecahkan soal pada soal posttest sehingga skor posttest keterampilan metakognitif siswa menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan skor pretest keterampilan metakognitif siswa pada masing-masing aspeknya yaitu aspek keterampilan merencanakan, keterampilan memantau, dan keterampilan mengevaluasi. Keterampilan merencanakan mendapat skor paling tinggi, sedangkan skor keterampilan mengevaluasi siswa lebih rendah jika dibandingkan dengan skor keterampilan merencanakan dan keterampilan memantau. Menurut Polmones (2007) bahwa keterampilan merencanakan (planning skill) melibatkan proses berpikir siswa untuk mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki yang akan membantu 267

siswa dalam menyelesaikan soal melalui kegiatan berpikir dan menulis informasi yang diketahui dan tidak diketahui pada soal dan menuliskan tujuan yang ingin dicapai dari soal. Keterampilan merencanakan ini membantu siswa untuk mengetahui langkah apa yang selanjutnya harus dilakukan untuk membantu penyelesain dari soal [10]. Keterampilan memantau (monitoring skill) menurut Pulmones (2007) adalah keterampilan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dengan meninjau solusi untuk permasalahan yang disajikan dengan membaca materi secara berulang-ulang sampai paham dan mengecek proses pemecahan masalah dengan tujuan yang benar [10]. Dalam menyelesaikan soal posttest siswa kelas XI MIA 2 sudah terbiasa menggunakan keterampilan metakognitifnya yaitu keterampilan memantau. Keterampilan mengevaluasi (evaluating skill) menurut Pulmones (2007) adalah keterampilan mengevaluasi proses belajarnya yang ditunjukkan dengan kegiatan mengecek ketercapaian dari tujuan belajar [10]. Dalam menyelesaikan soal posttest materi larutan penyangga siswa telah menggunakan keterampilan mengevaluasinya yang terlihat dari peninjauan kembali nilai ph serta meninjau apakah ada hal yang terlewati dalam pengerjaan tugas dengan menuliskan kesimpulan diakhir jawaban. Dari penjabaran di atas diketahui bahwa siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 18 Surabaya telah terlatih menyelesaikan soal mengunakan keterampilan metakognitif melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pertemuan sebelumnya yang diterapkan oleh guru untuk melatihkan keterampilan metakognitif siswa. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Hasil belajar siswa adalah nilai kognitif yang diperoleh siswa dari pengerjaan soal posttest yang diberikan setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga untuk melatihkan keterampilan metakgnitif siswa. Berdasarkan data hasil nilai kognitif posttest siswa, berikut disajikan grafik ketuntasan individu hasil belajar siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 18 Surabaya: Gambar 3 Ketuntasan hasil belajar Ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI MIA 2 dengan indikator sifat larutan penyangga dan perhitungan ph larutan penyangga dari total siswa kelas XI MIA 2 sebanyak 25 siswa, 24 siswa kelas XI MIA 2 telah mencapai ketuntasan hasil belajar setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga. Ketuntasan klasikal siswa kelas XI MIA 2 sebesar 96 %. Ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal siswa kelas XI MIA 2 tergolong baik karena hampir semua siswa kelas XI MIA 2 mencapai ketuntasan hasil belajar. Hal 268

ini disebabkan oleh beberapa faktor. Kemampuan guru yang baik dalam mengelola kegitan belajar mengajar di kelas melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga merupakan salah satu faktornya. Selain itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu keterampilan metakognitif siswa. Selama kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, guru melatihkan keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang meliputi keterampilan merencanakan (planning skill), keterampilan memantau (monitoring skill), dan keterampilan mengevaluasi (evaluating skill) sehingga siswa sudah terlatih menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunkan keterampilan metakognitif. Hal ini didukung dengan pendapat Coutinho (2007) yang menyatakan bahwa siswa yang memiliki keterampilan metakognitif yang baik akan menunjukkan hasil belajar yang baik pula dibandingkan dengan siswa yang memiliki keterampilan metakogitif rendah [4]. Respon Siswa Respon siswa diukur menggunakan lembar angket respon siswa yang disebarkan kepada 25 siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 18 Surabaya pada pertemuan terakhir. Respon siswa bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat siswa setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga untuk melatihkan keterampilan metakognitif siswa. Lembar angket respon siswa berisi 10 butir pertanyaan berkaitan dengan tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan data hasil respon siswa berikut disajikan grafik persentase respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada Gambar 4 berikut: Gambar 4 Respon Siswa Persentase rata-rata respon siswa sebesar 97,2 % yang menunjukkan bahwa siswa memberikan respon yang positif terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga untuk melatihkan keterampilan metakognitif siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Riduwan (2013) yang menyatakan bahwa respon siswa dikatakan positf apabila diperoleh persentase lebih besar sama dengan 61% [7]. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga untuk melatihkan keterampilan metakognitif siswa kelas XI SMA pada setiap pertemuan memperoleh kriteria 269

sangat baik pada masing-masing fasenya dengan skor 2,1. 2. Keterampilan metakognitif siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 18 Surabaya berhasil dilatih melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan skor ratarata keterampilan merencanakan (planning skill) sebesar 3,94; keterampilan memantau (monitoring skill) sebesar 3,78; dan keterampilan mengevaluasi (evaluating skill) sebesar 3,65. 3. Ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI-MIA 2 SMA Negeri 18 Surabaya sebanyak 96 % siswa mencapai ketuntasan hasil belajar. 4. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga untuk melatihkan keterampilan metakognitif siswa kelas XI SMA tergolong kriteria baik sekali dengan persentase respon siswa sebesar 97,2 %. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti memberikan saran untuk bahan pertimbangan penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1. Perlu diberikan posttest keterampilan metakognitif disetiap akhir kegiatan pembelajaran sehingga peneliti mengetahui perkembangan keterampilan metakognitif siswa dari awal pertemuan sampai akhir pertemuan. 2. Keterampilan metakognitif siswa perlu dilatihkan untuk materi kimia yang lain, sehingga siswa terlatih menyelesaikan suatu permasalahan dengan menerapkan keterampilan metakognitifnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. 2. Permendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kemendikbud. 3. Flavell, John H. 1979. Metacognition and cognitive Monitoring American Psychological Association, Inc. Standford university. 4. Coutinho, A. 2007. The Relationship Between Goals, Metacognition, And academic Succes. Educatejournal, Vol 7, No. 1, pp. 39-47 5. Arends, Richard I. 2012. Learning to teach. New York: McGraw-Hill. 6. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta 7. Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. 8. Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kemendikbud. 9. Romli, Muhammad. 2012. Strategi membangun metakognisi siswa sma dalam pemecahan masalah matematika. Available: http://ejurnal.upgrismg.ac.id/index.php/a ksioma/article/view/56/52 diakses tanggal 5 Maret 2015. 10. Pulmones, Richard. 2007. Learning Chemistry in Metacognitive Enviromental. The Asia Pasific Educations Researcher, Vo.l 16, No. 2, 165-183. 270