BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. transmisi data dari Arduino ke Raspberry Pi 2 dan Arduino ke PC pembanding.

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan kinerja

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa

BAB III METODE PENELITIAN. transmisi data streaming menggunakan Zigbee wireless network dengan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

Journal of Control and Network Systems

BAB IV PENGUJIAN SISTEM

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN SYARAT... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. komunikasi data multipoint wireless sensor network. Perancangan terdiri dari 2

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. komputer. Data-data tersebut dikirimkan secara nirkabel dari node satu ke node

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penulis membutuhkan perangkat keras sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERENCANAAN SISTEM. komputer, program yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman C#.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. perancangan sistem wireless sensor network dengan menggunakan ZigBee

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat lunak yaitu dengan studi pustaka. Dengan cara ini penulis berusaha

Setting X-CTU Pada Xbee Series 1

BAB IV. PERANCANGAN. Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen:

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. lunak (software) aplikasi Android dan perangkat keras (hardware) meliputi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini melalui beberapa

Menuntun Anda membuat sketch HelloWorld. Menjelaskan diagram alir pemrograman HelloWorld. Menjelaskan cara memprogram Arduino

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1.

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2)

Multipoint to Point EKG Monitoring Berbasis ZigBee

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ARDUINO

PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ARDUINO

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. dari sistem secara keseluruhan yang telah selesai dibuat untuk mengetahui

PC-Link. Gambar 1 Blok Diagram AN201. AGND (J3 pin 1) Pin 1 VCC (J3 pin 2) Pin 3 Dapat dipilih salah satu dari A0 s.d. A7 (J3 pin 3 s.d.

PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ARDUINO

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

Pengenalan Sensor Ultrasonic SRF05 dengan Arduino Sketch. Sensor Ultrasonic SRF05

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini terdiri dari

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA

PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ARDUINO

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM. inputan tekanan pada pad drum yang terdapat sensor piezoelectric.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang muncul dapat langsung dideteksi lebih awal. Oleh karena itu

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. sesuai yang diharapkan. Terdapat beberapa pengujian sistem, antara lain:

PERCOBAAN 3 KOMUNIKASI SERIAL DENGAN NULL MODEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperlihatkan apakah telah layak sebagai user interface.

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci : Komunikasi serial nirkabel, RF Modules

MONITORING ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN TOPOLOGI MESH ELECTROCARDIOGRAPH MONITORING USING MESH TOPOLOGY

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI. routing, dan pengujian terhadap parameter-parameter QoS, serta hasil analisis

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pengujian program pada Arduino Mega 2560 melalui software

Belajar mikrokontroler Arduino untuk tingkat Pemula.

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ALAT

Analog to Digital Convertion Menggunakan Arduino Uno Minsys

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

MENGOPERASIKAN SISTEM OPERASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1.2 Implementasi Sistem Setelah melakukan analisis dan perancangan sistem yang telah dibahas, maka untuk tahap selanjutnya adalah implementasi siste

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. b. Microprocessor minimal Pentium IV. c. VGA dengan resolusi 1280 x 600 dan mendukung Microsoft Windows

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan beberapa hasil pengujian dari hasil penelitian tugas akhir ini. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa hasil transmisi data dari node ke coordinator. 4.1 Pengujian Xbee Pengujian Xbee dilakukan dengan menggunakan program X-CTU. Program X-CTU merupakan open source yang digunakan untuk menkonfigurasi awal Xbee. 4.1.1 Tujuan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Xbee yang digunakan dapat berfungsi dengan baik atau tidak. 4.1.2 Alat yang digunakan Untuk melakukan percobaan ini maka diperlukan beberapa alat sebagai berikut. a. Usb adapter b. Xbee adapter c. Xbee d. Komputer/ laptop e. Software X-CTU 57

58 4.1.3 Prosedur Pengujian Prosedur pengujian alat : a. Hubungkan xbee adapter dengan kabel usb adapter. b. Nyalakan komputer kemudian hubungkan kabel usb adapternya ke komputer/laptop. c. Buka software X-CTU dan tekan tombol Test / Query pada tab PC Setting. d. Maka akan muncul dialog yang dapat mengetahui apakah Xbee yang digunakan dapat terbaca oleh X-CTU atau tidak. Gambar 4.1 Tampilan Software X-CTU

59 4.1.4 Hasil Pengujian Pada Gambar 4,2 tertulis Communication with Modem OK hal ini menandakan bahwa Xbee yang digunakan dapat berkomunikasi dengan X-CTU. Dengan demikian maka Xbee dapat digunakan pada pengerjaan tugas akhir ini. Gambar 4.2 Xbee dalam keadaan normal 4.2 Pengujian Komunikasi Xbee Pengujian komunikasi Xbee dilakukan dengan mengatur PAN ID, DL, DH sesuai dengan yang telah dijelaskan pada BAB III. Komunikasi yang baik ketika Xbee yang digunakan menjadi coordinator dapat menerima pesan dari Xbee yang menjadi router1 dan router2. 4.2.1 Tujuan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Xbee yang digunakan dapat berkamunikasi dengan baik. 4.2.2 Alat yang digunakan Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian antara lain : a. Usb adapter

60 b. Xbee adapter c. Xbee d. Komputer/ laptop e. Software X-CTU 4.2.3 Prosedur Pengujian PAN ID ketiga Xbee di samakan nilainya yaitu dengan nilai 2001, dan DH pada Xbee disamakan nilainya sesuai nilai DL yang berada pada belakang Xbee 13A200, DH di pada router1 dan router2 diberi nilai sesuai dengan SL pada Xbee yang digunakan untuk coordinator. 4.2.4 Hasil Pengujian Gambar 4.3 Komunikasi multipoint Xbee

61 Pada gambar 4.3 diatas, kalimat dengan warna biru menunjukkan bahwa xbee sedang mengirim data kepada xbee yang menjadi coordinator, sedangkan kalimat dengan warna text merah menandakan bahwa xbee sedang menerima kiriman data. Pada gambar 4.3 tersebut terlihat xbee coordinator dapat menerima dengan baik data dari masing masing xbee yang digunakan sebagai router. Hal ini ditandai dengan data yang diterima oleh xbee coordinator sama dengan data yang dikirim oleh xbee router. 4.3 Pengujian Arduino Pengujian arduino dilakukan dengan memasukan skrip program sederhana pada arduino menggunakan aplikasi arduino IDE. Arduino yang baik dapat mengeksekusi program dengan baik. 4.3.1 Tujuan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah arduino yang digunakan tidak mengalami kerusakan. Sehingga saat aruino digunakan pada sistem dapat membantu sistem berjalan dengan baik. 4.3.2 Alat yang digunakan Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian antara lain : a. Kabel usb b. Arduino Mega 2560 c. Komputer/laptop d. Software Arduino IDE

62 4.3.3 Prosedur Pengujian a. Hubungkan Arduino dengan kabel usb b. Nyalakan komputer kemudian hubungkan kabel usb tadi dengan komputer. c. Buka software Arduino IDE dan isi perintah dalam bahasa C. Sebagai contoh penulis memasukkan perintah sebagai berikut : void setup() { Serial.begin(9600); Serial.println( Cek Mulai : ); } int i=0; void loop() { Serial.print( Data ke ); Serial.println(i); delay(1000); i++; } d. Apabila telah selesai untuk mengisi perintah, maka tekan Verify untuk mengecek apabila terdapat perintah yang salah dalam bahasa C. Dan tekan Upload untuk memasukkan perintah tersebut ke dalam Arduino Mega 2560. e. Setelah program telah berhasil dimasukkan, maka tekan icon Serial monitor pada kanan atas. Maka akan muncul tampilan serial monitor. f. Setelah window serial monitor muncul, amati kiriman data serial oleh arduino.

63 4.3.4 Hasil Pengujian Hasil dari pengujian pengisian program ke arduino dapat dilihat pada Gambar 4.4. Lingkaran merah menunjukan bahwa arduino yang digunakan berhasil diisi dengan program yang telah ditulis dalam software arduino IDE. Gambar 4.4 upload program berhasil Program yang dimasukan kedalam arduino merupakan program untuk mengirimkan data menggunakan serial. Proses pengiriman ini apabila arduino masih dihubungkan dengan USB PC maka kita dapat menerima data yang dikirim menggunakan menu serial monitor pada software arduino IDE. Hasil dari serial monitor dapat dilihat pada Gambar 4.4.

64 Gambar 4.5 Program berhasil berjalan Gambar 4.5 menunjukan bahwa data dikirimkan sesuai dengan perintah program yang telah diisi pada arduino. Dengan begitu arduino ini dapat bekerja dengan baik, dan dapat digunakan untuk sistem. 4.4 Pengujian tampilan penerimaan data pada router Pengujian ini merupakan pengujian penerimaan pada aplikasi visual basic berjalan dengan baik dan dapat menerima sinyal jantung dan dapat menampilkan hasil sinyal dengan baik. 4.4.1 Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi dapat menerima sinyal jantung dengan baik. Dan dapat mempresentasikan sinyal jantung dengan baik ke dalam grafik. Dan dapat menyimpan hasil sinyal jantung pada sebuah file. 4.4.2 Alat yang digunakan Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain: a. Arduino Mega 2560 b. Heart Sound Sensor

65 c. Kabel USB d. Komputer/laptop e. Software Arduino IDE f. Software Visual Basic g. Timer 4.4.3 Prosedur Pengujian a. Hubungkan Arduino dan komputer dengan menggunakan kabel USB. b. Aktifkan komputer dan buka program Arduino IDE. c. Upload skrip yang digunakan untuk pengiriman data. d. Buka aplikasi router dari Visual Basic. e. Letakkan sensor pada jantung agar mendapatkan sinyal jantung yang tepat. f. Lakukan pengambilan data selama 20s, untuk memperoleh sinyal jantung. g. Sambungkan PIN 10 pada Arduino dengan GND untuk mengkatifkan pengiriman sinyal jantung. h. Amati data, apakah data dapat diterima oleh aplikasi dan sinyal yang ditangkap merupakan sinyal jantung.

66 4.4.4 Hasil Pengujian Gambar 4.6 Tampilan pengambilan data Gambar 4.6 menunjukkan bahwa sinyal jantung dapat diterima oleh komputer dengan baik. Penerimaan sinyal pada komputer dilakukan dengan cara pembacaan data secara serial melalui komponen pada Visual Basic. Dari gambar 4.6 dapat dilihat pada grafik sinyal auskultasi yang diperoleh dari user. Nama file tersimpan merupakan nama file untuk data yang sudah terambil. Sebelum data diolah atau di pisah data yang diterima seperti yang terlihat pada kolom data belum diolah, karena data yang diterima belum tentu sesuai dengan data yang dikirimkan karena terdapat data yang loss. Hasil sinyal auskultasi yang dipresentasikan kedalam grafik merupakan hasil sinyal setelah dirubah kedalam tegangan. Cara merubah data menjadi tegangan adalah dengan cara memasukkan rumus : x = data / 1024 * 5 2,5

67 berikut adalah penjelasan dari rumus merubah data menjadi data tegangan : a. Pembagian 1024 : dilakukan karena sinyal auskultasi jantung telah dikonversi menjadi data ADC dengan resolusi 10 bit. b. Perkalian 5 : dikarenakan data diambil dari tegangan antara 0V 5V c. Pengurangan 2,5 : agar data yang terambil berada pada posisi tengah. Pada saat pengambilan data jantung selain posisi jantung yang tepat, hasil dari sinyal auskultasi jantung juga terpengaruh oleh gerakan yang dilakukan oleh subject percobaan. Misalnya saja ketika subject berteriak atau terjadi perubahan pada letak sensor maka nilai hasil sinyal akan menunjukkan anggka yang sangat tinggi atau justru sangat rendah. 4.5 Pengujian tampilan penerimaan data pada coordinator Pengujian ini merupakan pengujian prediksi pada aplikasi Visual Basic pada coordinator berjalan dengan baik dan dapat menerima sinyal jantung yang berasal dari kedua router dengan baik dan dapat mempresentasikan hasil sinyal sinyal jantung pada grafik dengan baik. 4.5.1 Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi pada coordinator dapat menerima sinyal jantung dengan baik. Dan dapat mempresentasikan sinyal jantung dengan baik ke dalam grafik. Dan dapat menyimpan hasil sinyal jantung pada sebuah file.

68 4.5.2 Alat yang digunakan Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain: a. Arduino Mega 2560 b. Heart Sound Sensor c. Kabel USB d. Komputer/laptop e. Software Arduino IDE f. Software Visual Basic g. Timer h. Software Tera Term 4.5.3 Prosedur Pengujian a. Hubungkan Arduino dan komputer dengan menggunakan kabel USB. b. Aktifkan komputer dan buka program Arduino IDE. c. Upload skrip yang digunakan untuk pemberian data. d. Buka aplikasi router dari visual basic. e. Buka aplikasi coordinator dari visual basic. f. Letakkan sensor pada jantung agar mendapatkan sinyal jantung yang tepat. g. Sambungkan PIN 10 pada Arduino dengan GND untuk mengkatifkan pengiriman sinyal jantung. h. Lakukan pengambilan data selama 30s.

69 i. Amati data pada aplikasi router dan coordinator, apakah data dapat diterima oleh aplikasi dan sinyal yang ditangkap merupakan sinyal jantung. 4.5.4 Hasil Pengujian Pada pengujian tampilan penerimaan data dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui tampilan pada Visual Basic dan pada aplikasi Tera Term. Tampilan pada Visual Basic adalah data yang telah diolah sehingga dapat dipresentasikan kedalam sebuah grafik seperti yang terlihat pada gambar 4.6. Terdapat nama file pada tampilan VB merupakan nama dimana file tersimpan sesuai dengan asal data. File R11 merupakan fille yang berisi data yang berasal dari node 1 sedangkan R21 merupakan fille yang berisi data yang berasal dari node 2. Sedangkan kolom data terpisah adalah kolom nilai data yang telah diolah dan dikelompokkan berdasarkan asal data. Sedangkan tampilan pada aplikasi Tera Term merupakan data mentah yang diterima dari ke dua node. Dari aplikasi Tera Term ini dapat dilihat bahwa data yang masuk tercampur antara data dari node 1dan data dari node 2 seperti yang terlihat pada gambar 4.7. Dan data tidak dapat langsung disimpan kedalam sebuah file secara otomatis, sehingga mengakibatkan penginputan data manual kedalam file. Selain pada Tera Term pengamatan data juga dapat dilihat pada aplikasi sejenis yang lain, seperi pada windows serial yang terdapat pada Arduino atau aplikasi hyperterminal.

70 1. Tampilan Penerimaan Data Pada Visual Basic Gambar 4.7 Hasil tampilan pada coordinator 2. Tampilan Penerimaan Data Pada Tera Term Gambar 4.8 Hasil tampilan coordinator pada Tera Term

71 4.6 Pengujian Sistem Pengujian ini merupakan pengujian untuk pengambilan data, agar data yang telah diambil dapat dianalisa baudrate, loss data, dan juga delay yang terjadi ketika proses pentransmisian data sinyal auskultasi jantung dari 2 node ke 1 titik coordinator. Analisa dilakukan dengan melakukan beberapa pengujian. 4.6.1 Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan data hasil transimisi sinyal auskultasi jantung. Dan dapat menganalisa berapa besar bandwith yang dibutuhkan dalam mentransmisikan sinyal auskultasi jantung, berapa persen data yang hilang saat pengiriman sinyal auskultasi berlangsung, serta berapa delay yang dibutuhkan agar data sinyal auskultasi jantung dapat diterima oleh titik coordinator. Sehingga dapat disimpulkan apakah pengiriman sinyal auskultasi jantung dengan protokol yang dibuat berjalan dengan baik. 4.6.2 Alat yang digunakan Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain: a. Arduino Mega 2560 b. Heart Sound Sensor c. Kabel USB d. Komputer/laptop e. Software Visual Basic f. Timer g. Software Tera Term h. Software Microsoft Excel

72 4.6.3 Prosedur Pengujian a. Penentuan lokasi untuk pengambilan data. Gambar 4.9 Denah pengambilan data 1 b. Hubungkan Arduino dan komputer dengan menggunakan kabel USB. c. Buka aplikasi router dari Visual Basic. d. Letakkan masing masing sensor pada jantung subject uji pada agar mendapatkan sinyal jantung yang tepat. e. Lakukan pengambilan data selama 1 menit, untuk memperoleh sinyal jantung. f. Sambungkan PIN 10 pada Arduino dengan GND untuk mengkatifkan pengiriman sinyal jantung. g. Amati data, apakah data dapat diterima oleh aplikasi dan sinyal yang ditangkap merupakan sinyal jantung.

73 h. Pada coordinator amati hasil pengriman data yang dilakukan pada aplikasi Tera Term. i. Kumpulkan data auskultasi jantung dari router 1 dan router 2 yang telah didapat kedalam sebuah komputer agar dapat dianalisa. j. Copy data yang tersimpan pada file ke dalam file Excel untuk melihat jumlah data yang dikirimkan oleh transmitter dan diterima oleh receiver. k. Sorting data yang berasal dari aplikasi Tera Term menurut asal data untuk di analisa. 4.6.4 Hasil Pengujian Pada penelitian transmisi sinyal auskultasi jantung dilakukan beberapa kali variasi perobaan untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Percobaan tersebut diantaranya adalah : 1. Pengiriman Data Menggunakan Baudrate 115200 ( Tera Term) a. Percobaan 1 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik.

74 Gambar 4.10 Percobaan 1 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200 Gambar 4.11 Percobaan 1 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 115200

75 Gambar 4.12 Percobaan 1 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200 Gambar 4.13 Percobaan 1 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 115200

76 Dari gambar 4.10 gambar 4.13 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Tabel Hasil Percobaan 1 dengan baudrate 115200 Asal Data Delay Paket Loss Node 1 8,592s 13,18 % Node 2 9,696s 8,376 % b. Percobaan 2 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan datasebesar 500 pengambilan data per detik. Gambar 4.14 Percobaan 2 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200

77 Gambar 4.15 Percobaan 2 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 115200 Gambar 4.16 Percobaan 2 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200

78 Gambar 4.17 Percobaan 2 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 115200 Dari gambar 4.14 gambar 4.17 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4.2 Tabel Hasil Percobaan 2 dengan baudrate 115200 Asal Data Delay Paket Loss Node 1 5,072s 18,57 % Node 2 7,942s 25,58 % c. Percobaan 3 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik.

79 Gambar 4.18 Percobaan 3 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200 Gambar 4.19 Percobaan 3 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 115200

80 Gambar 4.20 Percobaan 3 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200 Gambar 4.21 Percobaan 3 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 115200 Dari gambar 4.18 gambar 4.21 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.3 dibawah ini.

81 Tabel 4.3 Tabel Hasil Percobaan 3 dengan baudrate 115200 Asal Data Delay Paket Loss Node 1 8,592s 22,76 % Node 2 9,126s 23,74 % d. Percobaan 4 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan datasebesar 500 pengambilan data per detik. Gambar 4.22 Percobaan 4 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200

82 Gambar 4.23 Percobaan 4 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 115200 Gambar 4.24 Percobaan 4 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200

83 Gambar 4.25 Percobaan 4 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 115200 Dari gambar 4.22 gambar 4.25 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.4 dibawah ini. Tabel 4.4 Tabel Hasil Percobaan 4 dengan baudrate 115200 Asal Data Delay Paket Loss Node 1 8,592s 20,91 % Node 2 7,808s 23,11 % e. Percobaan 5 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik.

84 Gambar 4.26 Percobaan 5 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200 Gambar 4.27 Percobaan 5 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 115200

85 Gambar 4.28 Percobaan 5 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200 Gambar 4.29 Percobaan 5 data node pada 2 Coordinator dengan baudrate 115200 Dari gambar 4.26 gambar 4.29 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.5 dibawah ini.

86 Tabel 4.5 Tabel Hasil Percobaan 5 dengan baudrate 115200 Asal Data Delay Paket Loss Node 1 2,3s 11,49 % Node 2 0,784s 35,02 % Kesimpulan dari percobaan transmisi sinyal auskultasi jantung dengan menggunakan baudrate 115200 dalam dalam 5 kali percobaan dapat dilihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 Tabel 4.6 Hasil Rata Rata Loss Data Baudrate 115200 Asal Data Min ( %) Avg (%) Max (%) Node 1 11,49 17,38 22,76 Node 2 8,376 23,17 35,02 Tabel 4.7 Hasil Rata Rata Delay Data Baudrate 115200 Asal Data Min ( %) Avg (%) Max (%) Node 1 2,3 6,63 8,59 Node 2 0,784 7,07 9,70 Dari data pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa pengiriman sinyal auskultasi jantung pada saat yang bersamaan pada node 1 lebih baik dari pada node 2. Hal ini dikarenakan posisi node 1 berada diseberang ruang node coordinator berada, yang memungkinkan banyaknya orang yang lalu lalang sehingga terdapat banyak noise yang menghalangi transmisi sinyal antara node 1 dan node coordinator. Dengan rata rata througput 13332.53.

87 2. Pengiriman Data dengan Baudrate 115200 Visual Basic (Real Time) Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik. Gambar 4.30 Percobaan Visual Basic data node 1 pada Router dengan baudrate 115200 Gambar 4.31 Percobaan Visual Basic data node 2 pada Router dengan baudrate 115200

88 Gambar 4.32 Percobaan Visual Basic data node 2 pada Router dengan baudrate 115200 Dari gambar 4.30 gambar 4.32 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.8 dibawah ini. Tabel 4.8 Tabel Hasil Percobaan VB dengan baudrate 115200 Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0s 95,34 % Node 2 0,05 97,59 % Dari gambar 4.32 data yang diterima oleh aplikasi VB paket loss-nya sangat tinggi, hal ini dikarenakan dibutuhkannya waktu untuk Visual Basic mengolah data, selain itu proses penyimpanan data kedalam disk juga membutuhkan waktu.sehingga data yang dapat diolah dan disimpan menjadi

89 sangat sedikit, karena pada saat komputer mengolah data dan disaat bersamaan data masuk akan diabaikan oleh komputer. 3. Pengiriman Data dengan Baudrate 115200 Visual Basic (Offline) a. Percobaan 1 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik. Gambar 4.33 Percobaan 1 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200 VB (Offline)

90 Gambar 4.34 Percobaan 1 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 115200 VB (Offline) Gambar 4.35 Percobaan 1 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200 VB (Offline)

91 Gambar 4.36 Percobaan 1 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 115200 VB (Offline) Dari gambar 4.33 gambar 4.36 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.9 dibawah ini. Tabel 4.9 Tabel Hasil Percobaan 1 dengan baudrate 115200 VB (Offline) Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,01s 27,61 % Node 2 1,004s 23,37 %

92 b. Percobaan 2 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan datasebesar 500 pengambilan data per detik. Gambar 4.37 Percobaan 2 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200 VB (Offline) Gambar 4.38 Percobaan 2 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 115200 VB (Offline)

93 Gambar 4.39 Percobaan 2 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200 VB (Offline) Gambar 4.40 Percobaan 2 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 115200 VB (Offline)

94 Dari gambar 4.37 gambar 4.40 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.10 dibawah ini. Tabel 4.10 Tabel Hasil Percobaan 2 dengan baudrate 115200 VB (Offline) Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,01s 32,17 % Node 2 0s 21,56 % c. Percobaan 3 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik. Gambar 4.41 Percobaan 3 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200 VB (Offline)

95 Gambar 4.42 Percobaan 3 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 115200 VB (Offline) Gambar 4.43 Percobaan 3 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200 VB (Offline)

96 Gambar 4.44 Percobaan 3 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 115200 VB (Offline) Dari gambar 4.41 gambar 4.44 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.11 dibawah ini. Tabel 4.11 Tabel Hasil Percobaan 3 dengan baudrate 115200 VB (Offline) Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,004s 17,05 % Node 2 0,024s 34,70 % d. Percobaan 4 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan datasebesar 500 pengambilan data per detik.

97 Gambar 4.45 Percobaan 4 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200 VB (Offline) Gambar 4.46 Percobaan 4 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 115200 VB (Offline)

98 Gambar 4.47 Percobaan 4 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200 VB (Offline) Gambar 4.48 Percobaan 4 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 115200 VB (Offline)

99 Dari gambar 4.45 gambar 4.48 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.12 dibawah ini. Tabel 4.12 Tabel Hasil Percobaan 4 dengan baudrate 115200 VB (Offline) Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,004s 26,09% Node 2 0,012s 20,93 % e. Percobaan 5 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik. Gambar 4.49 Percobaan 5 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200 VB (Offline)

100 Gambar 4.50 Percobaan 5 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 115200 VB (Offline) Gambar 4.51 Percobaan 5 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200 VB (Offline)

101 Gambar 4.52 Percobaan 5 data node pada 2 Coordinator dengan baudrate 115200 VB (Offline) Dari gambar 4.49 gambar 4.52 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.13 dibawah ini. Tabel 4.13 Tabel Hasil Percobaan 5 dengan baudrate 115200 VB (Offline) Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,01s 26,09 % Node 2 0,004s 20,93 % Kesimpulan dari percobaan transmisi sinyal auskultasi jantung dengan menggunakan baudrate 115200 menggunakan aplikasi Visual Basic secara tidak real time selama 5 kali percobaan dapat dilihat pada tabel 4.14 dan tabel 4.15

102 Tabel 4.14 Hasil Rata Rata Loss Data Baudrate 115200 Asal Data Min ( %) Avg (%) Max (%) Node 1 17,05 25,53 32,17 Node 2 20,93 26,39 34,70 Tabel 4.15 Hasil Rata Rata Delay Data Baudrate 115200 Asal Data Min (s) Avg (%) Max (%) Node 1 0,004 0,0076 0,01 Node 2 0 0,2088 1,004 Dari data pada tabel 4.14 dan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa pengiriman sinyal auskultasi jantung pada saat yang bersamaan pada node 2 lebih baik dari pada node 1. Hal ini berarti bahwa hasil yang diperoleh baik dengan menggunakan Tera Term ataupun Visual Basic sama yaitu posisi node berpengaruh pada keakuratan pengiriman data. Dengan rata rata througput 23232 bps. 4. Pengiriman Data Menggunakan Baudrate 57600 ( Tera Term ) Pada pengambilan data dengan menggunakan baudrate 57600, dilakukan perubahan letak node 1 dan letak node 2.

103 Gambar 4.53 Denah pengambilan data 2 a. Percobaan 1 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik. Gambar 4.54 Percobaan 1 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600

104 Gambar 4.55 Percobaan 1 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600 Gambar 4.56 Percobaan 1 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600

105 Gambar 4.57 Percobaan 1 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 57600 Dari gambar 4.53 gambar 4.57 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.16 dibawah ini. Tabel 4.16 Tabel Hasil Percobaan 1 dengan baudrate 57600 Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,05s 9,21 % Node 2 0,05s 7,79 % b. Percobaan 2 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik.

106 Gambar 4.58 Percobaan 2 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600 Gambar 4.59 Percobaan 2 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600

107 Gambar 4.60 Percobaan 2 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600 Gambar 4.61 Percobaan 2 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 57600

108 Dari gambar 4.58 gambar 4.61 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.17 dibawah ini. Tabel 4.17 Tabel Hasil Percobaan 2 dengan baudrate 57600 Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,064s 9,07 % Node 2 0,065s 6,76 % c. Percobaan 3 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik. Gambar 4.62 Percobaan 3 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600

109 Gambar 4.63 Percobaan 3 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600 Gambar 4.64 Percobaan 3 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600

110 Gambar 4.65 Percobaan 3 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 57600 Dari gambar 4.62 gambar 4.65 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.18 dibawah ini. Tabel 4.18 Tabel Hasil Percobaan 3 dengan baudrate 57600 Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,05s 10,00 % Node 2 0,052s 6,85 % Kesimpulan dari percobaan transmisi sinyal auskultasi jantung dengan menggunakan baudrate 57600 dalam 3 kali percobaan dapat dilihat pada tabel 4.19 dan tabel 4.20

111 Tabel 4.19 Tabel Hasil Rata Rata Loss Data Baudrate 57600 Asal Data Min ( %) Avg (%) Max (%) Node 1 9,07 9,43 ± 0,50 10,00 Node 2 6,85 7,13 ± 0,57 7,79 Tabel 4.20 Hasil Rata Rata Delay Data Baudrate 57600 Asal Data Min ( %) Avg (%) Max (%) Node 1 0,05 0,055 ± 0,0080 0,064 Node 2 0,05 0,057 ± 0,0081 0,065 Baudrate adalah jumlah bit yang bisa dikirim oleh sebuah komputer per detik, sehingga apabila baudrate semakin kecil maka semakin kecil pula banyak bit data yang dikirimkan per detik. Hal ini yang menyebabkan pengiriman data pada baudrate 57600 memiliki througput lebih kecil sehingga jumlah data yang diterima lebih sedikit dibandingkan pada baudrate 115200. Namun karena pengiriman data relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pengiriman data pada baudrate 115200 maka komputer dapat menangkap / menerima hampir keseluruhan data yang dikirimkan oleh transmitter (paket loss lebih kecil). Rata rata througput pada transmisi data pada baudrate 57600 adalah 2960,0001 bps. 5. Pengiriman Data dengan Baudrate 57600 Visual Basic (Real Time) Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik.

112 Gambar 4.66 Percobaan Visual Basic data node 1 pada Router dengan baudrate 57600 Gambar 4.67 Percobaan Visual Basic data node 2 pada Router dengan baudrate 57600

113 Gambar 4.68 Percobaan Visual Basic data node Coordinator dengan baudrate 57600 Dari gambar 4.66 gambar 4.68 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.21 dibawah ini. Tabel 4.21 Tabel Hasil Percobaan VB dengan baudrate 57600 Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,05s 91,35 % Node 2 0,05s 88,31 % Sama halnya dengan penerimaan data yang dilakukan pada baudrate 115200 percobaaan yang dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan datasebesar 500

114 pengambilan data per detik ini data yang diterima oleh aplikasi VB memiliki Pket loss yang tinggi, hal ini dikarenakan dibutuhkannya waktu untuk Visual Basic mengolah data, selain itu proses penyimpanan data kedalam disk juga membutuhkan waktu. Sehingga data yang dapat diolah dan disimpan menjadi sangat sedikit, karena pada saat komputer mengolah data dan disaat bersamaan data masuk akan diabaikan oleh komputer. 6. Pengiriman Data dengan Baudrate 57600 Visual Basic (Offline) a. Percobaan 1 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik. Gambar 4.69 Percobaan 1 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600 VB (Offline)

115 Gambar 4.70 Percobaan 1 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600 VB (Offline) Gambar 4.71 Percobaan 1 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600 VB (Offline)

116 Gambar 4.72 Percobaan 1 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 57600 VB (Offline) Dari gambar 4.69 gambar 4.72 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.22 dibawah ini. Tabel 4.22 Tabel Hasil Percobaan 1 dengan baudrate 57600 VB (Offline) Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,004s 17,26 % Node 2 0,14s 10,81 % b. Percobaan 2 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik.

117 Gambar 4.73 Percobaan 2 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600 VB (Offline) Gambar 4.74 Percobaan 2 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600 VB (Offline)

118 Gambar 4.75 Percobaan 2 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600 VB (Offline) Gambar 4.76 Percobaan 2 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 57600 VB (Offline)

119 Dari gambar 4.73 gambar 4.76 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.23 dibawah ini. Tabel 4.23 Tabel Hasil Percobaan 2 dengan baudrate 57600 VB (Offline) Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,132s 18,68 % Node 2 0,002s 11,05% c. Percobaan 3 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik. Gambar 4.77 Percobaan 3 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600 VB (Offline)

120 Gambar 4.78 Percobaan 3 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600 VB (Offline) Gambar 4.79 Percobaan 3 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600 VB (Offline)

121 Gambar 4.80 Percobaan 3 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600 VB (Offline) Dari gambar 4.77 gambar 4.80 didapatkan hasil perhitungan paket loss dan delay seperti tabel 4.24 dibawah ini. Tabel 4.24 Tabel Hasil Percobaan 3 dengan baudrate 57600 VB (Offline) Asal Data Delay Paket Loss Node 1 0,01s 19,047% Node 2 0,002s 10,16 % Kesimpulan dari percobaan transmisi sinyal auskultasi jantung dengan menggunakan baudrate 57600 dalam 3 kali percobaan dapat dilihat pada tabel 4.25 dan tabel 4.26.

122 Tabel 4.25 Tabel Hasil Rata Rata Loss Data Baudrate 57600 VB (Offline) Asal Data Min ( %) Avg (%) Max (%) Node 1 17,26 18,329 19,05 Node 2 11,05 10,67 11,05 Tabel 4.26 Hasil Rata Rata Delay Data Baudrate 57600 VB (Offline) Asal Data Min ( s) Avg (%) Max (%) Node 1 0,004 0,048 0,132 Node 2 0,002 0,048 0,14 Sama halnya dengan percobaan pengiriman data pada baudrate 57600 memiliki througput lebih kecil sehingga jumlah data yang diterima lebih sedikit dibandingkan pada baudrate 115200. Rata rata througput pada transmisi data pada baudrate 57600 dengan menggunakan Visual Basic secara tidak real time adalah 2891,99 bps. 4.7 Hasil Analisa Keseluruhan Sistem Setelah melakukan percobaan percobaan dengan beberapa variasi baudrate dan dengan menggunakan aplikasi maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi baudrate pengiriman data maka througput akan semakin besar, tetapi paket loss yang dihasilkan juga semakin besar. Di samping, itu semakin besar baudrate juga akan mempengaruhi lama penerimaan data (delay semakin besar. Seperti yang terlihat pada tabel 4.27 dibawah ini. Penggunaan aplikasi dapat dilakukan untuk pengiriman sinyal auskultasi jantung, hanya saja jumlah packet loss yang diterima lebih besar dibandingkan

123 dengan menggunakan Tera Term. Hal ini disebabkan karena adanya proses penyimpanan data terlebih dahulu, sedangkan pada Tera Term data langsung ditampilkan. Dan penggunaan aplikasi yang dilakukan secara offline mendapatkan pavket loss lebih baik daripada real time, hanya saja jumlah packet loss yang diterima lebih besar dari packet loss pada Tera Term. Seperti yang terlihat pada tabel 4.28 dan tabel 4.29 dibawah ini. Tabel 4.27 Hasil perbandingan antara baudrate 115200 dengan 57600 Parameter 115200 57600 Perbandingan Node 1 Node 2 Node 1 Node 2 Rata Rata Delay (s) 6,63 ± 2,56 7,07 ± 2,33 0,055 ± 0,008 0,057 ± 0,0081 Rata Rata Paket Loss (%) 17,39 ± 4,36 23,17 ± 9,56 9,43 ± 0,50 7,13 ± 0,57 Rata Rata Througput (bps) 13332,53 2960,001 Tabel 4.28 Hasil perbandingan antara baudrate 115200 dengan 57600 dengan menggunakan Visual Basic Secara online Parameter 115200 57600 Perbandingan Node 1 Node 2 Node 1 Node 2 Rata Rata 0 0,5 0,05 0,05 Delay (s) Rata Rata Paket Loss (%) 95,34 97,59 91,35 88,31 Rata Rata Througput (bps) 2584 88,31

124 Tabel 4.29 Hasil perbandingan antara baudrate 115200 dengan 57600 dengan menggunakan Visual Basic Secara offline Parameter 115200 57600 Perbandingan Node 1 Node 2 Node 1 Node 2 Rata Rata 0,0076 0,21 0,048 0,048 Delay (s) Rata Rata Paket Loss (%) 25,53 26,39 18,32 10,67 Rata Rata Througput (bps) 23232 2891,999