2015 MANAJEMEN DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DI BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (dalam rupiah)

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KATA PENGANTAR. keterampilan para petani dan petugas melalui sekolah lapangan serta pelatihan pemandu (PL I, PL II, PL III).

MODAL DASAR PD.BPR/PD.PK HASIL KONSOLIDISASI ATAU MERGER

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor

CAPAIAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN AREA MANAJEMEN TRIWULAN I TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan makhluk

EVALUASI PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 Tahun 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENGGUNAAN DAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB I PENDAHULUAN. terus dilakukan, antara lain, melalui pengajaran secara formal di sekolahsekolah.

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No.20 pasal 51 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DALAM RANGKA SINERGITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI

KATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. sektor pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

Bidang Bina Pendidik Dan Kependidikan (BPTK) DINAS PENDIDIKAN BANDUNG BARAT

PAGU ANGGARAN (Rp) 1 Pengadaan Pakaian Korpri 134,950, Juli. 1 Jasa Kebersihan 164,700,000 Pebruari. 2 Jasa Keamanan 135,000,000 Pebruari

Nomor : 638/SM.510/J.3.7/08/ Agustus 2014 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Permintaan Calon Peserta Diklat

BAB I PENDAHULUAN. kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan birokrat

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggung jawaban pelaksanaan

Perkembangan Jumlah Pegawai Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun Dinas Kehutanan Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. daerah, karenanya pembangunan lebih diarahkan ke daerah-daerah, sehingga

NO SERI. D PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT. NO SERI. D 6 Nopember 2008

PERTEMUAN ADINKES PROVINSI JAWA BARAT. Bandung, 10 Desember 2013

2015 PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN POLA PENJENJANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak otonomi daerah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dilandasi oleh Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan Undang-

Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan, tidak saja untuk kebutuhan

Nomor : W10-A/2565/OT.01.2/XII/2012 Bandung, 4 Desember 2012 Lampiran : 1 (satu) bundel Perihal : Laporan Tahunan 2012

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Paradigma manajemen keuangan pemerintahan di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Draft 18/02/2014 GUBERNUR JAWA BARAT,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PENCAPAIAN KONTRAK KINERJA PROVINSI (KKP) PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2013

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang terkumpul dianalisis dan

BAB I PENDAHULUAN. undang undang ini adalah besaran alokasi dana desa yang sebelumnya hanya. cukup besar mulai Tahun 2015 yang akan datang.

Jumlah penduduk Jawa Barat berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 43 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,91 persen per tahun

JULI 2013 PENCAPAIAN KONTRAK KINERJA PROVINSI (KKP) PROVINSI JAWA BARAT

AGUSTUS 2013 PENCAPAIAN KONTRAK KINERJA PROVINSI (KKP) PROVINSI JAWA BARAT

JUNI 2013 PENCAPAIAN KONTRAK KINERJA PROVINSI (KKP) PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi terdapat garis hubungan antara atasan dan bawahan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi.

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi yang efektif berlaku sejak tahun 2001

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi ton beras dari petani nasional khususnya petani di wilayah Jawa

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUMAS

SOSIALISASI PERATURAN LIPI NOMOR 3 TAHUN 2018 Cibinong, 10 April 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alnis Dwipayana, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam melaksanakan penelitian pada UPPD Provinsi Wilayah XXII

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

Lampiran 1. Lampiran 3 Peraturan Menteri Pertanian No. 5/ Permentan/OT. 140/1/2007

PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA LABORATORIUM. Oleh: Nur Dewi. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Abstrak

Alamat blog: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA - RI

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No.

BUPATI POLEWALI MANDAR

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perwujudan mutu didasarkan pada keterampilan setiap pegawai dalam merencanakan, mengorganisasi, membuat, mengevaluasi, dan mengembangkan barang/jasa sebagimana tuntunan pelanggan. Pemahaman dan keterampilan pegawai menjadi kunci untuk mewujudkan hal itu melalui aplikasi pemahaman dan kemampuannya. Perkembangan tuntutan inilah yang terus berkembang dan harus direspon positif oleh manajer puncak melalui penyiapan SDM/pegawai yang kompeten dalam bidangnya. Diklat terkait dengan keterampilan pokok dan keterampilan pendukung kedua-duanya menjadi utama dalam membentuk pegawai yang kompeten. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi SDM adalah dengan cara pendidikan dan pelatihan. Kedua istilah tersebut ada terdapat berbagai pendapat, seperti yang dijelaskan oleh Notoatmojo (2003, hlm.21) pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga kerja yang diperlukan oleh sebuah organisasi atau instansi, sedangkan pelatihan berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu jabatan. Hasibuan (2007, hlm.75) mengemukakan: Pendidikan dan pelatihan adalah sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama biasanya menjawab why. Sedangkan pelatihan berorientasi pada praktik, dilakukan dilapangan, berlangsung singkat, dan biasanya menjawab how. Walaupun terdapat perbedaan sudut pandang antara pendidikan dan pelatihan, tetapi pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yakni untuk meningkatkan keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Berpijak pada beberapa pengertian di atas, maka pengertian pendidikan dan

2 pelatihan dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk membina kepribadian, meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan karyawan dalam bekerja. Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk peningkatan profesionalisme yang berkaitan dengan berbagai keterampilan kerja sesuai dengan pekerjaan yang dijalani. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003, hlm.4) bahwa untuk meningkatkan kualitas kemampuan yang menyangkut kemampuan kerja, berfikir dan keterampilan maka pendidikan dan pelatihan yang paling penting diperlukan. Perencanaan (Planning) adalah fungsi dasar atau fungsi fundamental manajemen, karena organizing, actuating, dan controlling pun harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan berarti menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam hal ini perencanaan mencakup rangkaian kegiatan untuk menentukan tujuan umum (goal) dan tujuan khusus (objektivitas) suatu organisasi atau lembaga penyelenggara pendidikan, berdasarkan dukungan informasi yang lengkap. Setelah tujuan ditetapkan perencanaan berkaitan dengan penyusunan pola, rangkaian dan proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Singkatnya, efektifitas perencanaan berkaitan dengan penyusunan rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan, dapat diukur dengan terpenuhinya faktor kerjasama perumusan perencanaan, program kerja, dan upaya implementasi program kerja tersebut dalam mencapai tujuan. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Di Lingkungan Kementerian Agama, salah satu dari diklat di lembaga tersebut yaitu Diklat Teknis Substantif. Diklat Tennis Substantif adalah diklat yang di selenggarakan untuk meningkatkan kompetensi teknis sesuai dengan bidang tugas atau pekerjaan PNS dan/atau pegawai non

3 PNS. Diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi pegawai agar sesuai dengan standar kompetensi teknisi yang dibutuhkan oleh satuan organisasi dan/atau jabatannya. Peratutan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Teknis dalam Bab V Jenis Dan Jenjang Diklat Teknis bahwa: (1) Diklat Teknis Substantif sebagaimana adalah Diklat yang diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang bersifat substantif dalam rangka pencapaian kompetensi PNS yang terkait dengan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bersangkutan, sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. (2) Diklat Teknis Umum/Administrasi dan Manajemen sebagaimana adalah diklat yang diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang bersifat Teknis Umum/Administrasi dan Manajemen dalam rangka pencapaian kompetensi PNS yang terkait dengan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bersangkutan, sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Peneliti melakukan penelitian di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung, dari hasil lapangan peneliti akan mengkaji tentang diklat teknis yaitu memfokuskan mengenai Diklat Teknis Substantif yang sebagaimana mengenai usaha lembaga yang dilakukan dan paling tepat dalam mencapai tujuan-tujuannya dari hasil kegiatan tersebut dengan menganalisis manajemen diklat yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan, dengan adanya analisis manajemen diklat mengetahui sejauh mana kesesuaian tahap awal perencanaan yang telah dilaksanakan sesuai perencanaannya. Dalam rangka pencapaian sasaran diklat sangat diperlukan rancangan, implementasi dan evaluasi yang tepat dalam penyelenggaraan diklat. Kegagalan dalam merancang, mengimplementasi, maupun mengevaluasi komponen tersebut dapat menyebabkan penyelenggaraan diklat tidak optimal.

4 Berkaitan dengan rencana merupakan langkah awal Balai Diklat Keagamaan Bandung yang harus dilakukan dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Demi pencapaian tujuan, Balai Diklat Keagamaan Bandung melakukan perencanaan sebelum diklat yaitu menganalisis kebutuhan atau yang disebut Analisis Kebutuhan Diklat (AKD). Setelah direncanakan sesuai dengan rencana tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan diklat dengan berbagai langkah persiapan. Segala sesuatu yang telah dilaksanakan diklat tahap selanjutnya yaitu tahap evaluasi diklat untuk mengukur sejauh mana keberhasilan diklat yang telah diselenggarakan, untuk mengetahui kesesuaian dan ketepatan dari hasil analisis kebutuhan diklat tersebut untuk dijadikan acuan penyelenggaraan diklat selanjutnya. Tahap evaluasi ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesesuaian dan ketepatan dari hasil analisis kebutuhan yang telah ditetapkan dan dijabarkan dalam jenis diklat sesuai permintaan kebutuhan diklat. Selanjutnya untuk mewujudkan hasil permintaan kebutuhan diklat tersebut ditetapkan tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan. Tugas pokok dan fungsi Balai Diklat Keagamaan tertulis dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 345 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi dan tenaga teknis keagamaan sesuai dengan wilayah kerja masing-masing. Tugas utama Balai Diklat Keagamaan Bandung adalah memberikan pelayanan dalam bidang pendidikan dan pelatihan bagi aparatur Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dalam rangka peningkatan pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan membangun sikap mental (attitude) yang baik sesuai dengan standar kompetensi yang harus dimiliki oleh masing-masing aparatur. Oleh sebab itu Balai Diklat Keagamaan Bandung perlu melakukan analisis kebutuhan diklat untuk mengetahui jenis dan rumpun diklat yang tepat, serta pemetaan terhadap potensi aparatur di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Penulis akan mengkaji mengenai menejemen dari Diklat Teknis Substantif itu sendiri, karena

5 Penemuan di lapangan oleh lembaga yakni, adanya permintaan dari daerah yang telah menganalisis kebutuhan peningkatan kompetensi tenaga pendidikan seperti guru berdasarkan Analisis Kebutuhan Diklat (AKD), permasalahan yang ditemukan dari hasil studi lapangan dan hasil wawancara yakni untuk peserta mengikuti diklat dengan orang yang sama dari tahun ke tahun, banyaknya guru di lingkungan kementerian agama Provinsi Jawa Barat sehingga kurang meratanya dalam pembagian kegiatan pelaksanaan diklat. Dari hasil Program Analisis Kebutuhan Diklat di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat tahun 2014 Balai Diklat Keagamaan Bandung melaporkan selama tahun 2014, yakni: Tabel 1.1 Program Analisis Kebutuhan Diklat di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat ADMINITRASI KEBUTUHAN DIKLAT PERENCANAAN (ADM 01) BALAI DIKLAT KEAGAMAAN TAHUN 2014 NO. LOKASI NO. INSTRUMEN KOMPETENSI KHUSUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Jml. 1 Kemenag Kab. Tasik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 2 kanmenag Kab Garut 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3 Kanmenag Kab. Bandung 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 8 4 Kanmenag Kota Tasikmalaya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 5 Kanmenag Kab. Cianjur 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 6 Kamenag Kab. Bekasi 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 7 Kanmenag Kab Ciamis 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 8 Kanmenag Cianjur 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 9 Kanmenag Kab. Bogor 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 8 10 Kankemenag Subang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 11 Kanmenag Kab. Indramayu 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 15 12 kanmenag Kota Bogor 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 13 Kota Cirebon 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 14 kanmenag kab kuningan 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 7 15 Kanmenag Kab. Karawang 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 7 16 Kanmenag Kab. Purwakarta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 17 Sukabumi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 14 18. Kab. Majalengka 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 7 Jumlah 17,00 17,00 18,00 18,00 13,00 12,00 13,00 10,00 13,00 12,00 10,00 12,00 18,00 16,00 12,00 17,00 11,00 13,00 10,00 Rata-Rata 0,94 0,94 1,00 1,00 0,76 0,71 0,76 0,59 0,76 0,71 0,59 0,71 1,00 0,88 0,71 0,94 0,65 0,76 0,59 Prosentase 94,12 94,12 100,00 100,00 76,47 70,59 76,47 58,82 76,47 70,59 58,82 70,59 100,00 88,24 70,59 94,12 64,71 76,47 58,82 Standar Deviasi 0,24 0,24 0,00 0,00 0,44 0,47 0,44 0,51 0,44 0,47 0,51 0,47 0,00 0,33 0,47 0,24 0,49 0,44 0,51 (Sumber: Balai Diklat Keagamaan Bandung, 2014) Keterangan dari hasil tabel diatas bahwa Program Analisis Kebutuhan Diklat di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat tahun 2014 mengenai tenaga pendidikan (guru) bahwa:

6 Hasil analisis data pada peserta diklat perencana diperoleh gambaran bahwa kompetensi yang sudah sangat dikuasai terdapat pada aspek; Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi; Mengoperasikan program komputer dasar; Menyusun agenda kerja individu; Mengkonsep surat dinas; Penyusunan RKA-KL; Menyusun data dukung kegiatan (TOR/ RAB/ PROPOSAL); dan Mengumpulkan serta menyimpan arsip sesuai dengan prosedur di organisasi. Dari data kompetensi yang sudah sangat dikuasai oleh responden memberikan gambaran bahwa kompetensi tersebut tidak dibutuhkan lagi oleh responden untuk dikuasai. Kompetensi yang cukup dikuasai terdapat pada aspek kompetensi dalam: Membuat perencanaan kerja harian, mingguan, dan bulanan sesuai dengan program kerja; Menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja; Menetapkan indikator dan sasaran kinerja (input,output,result,benefit dan impact); Menyusun rancangan prioritas program kegiatan; pembangunan; Menyusun visi, misi, tujuan, kebijakan, program, hasil yang diharapkan, kegiatan, keluaran yang diharapkan; Menyusun anggaran biaya untuk masing-masing program dan kegiatan yang direncanakan; Menyusun anggaran berbasis kinerja; Menyusun indikator kinerja, standar biaya dan evaluasi kinerja; Melakukan koordinasi dengan satuan pengelola informasi di lingkungannya; Mengendalikan dan Membuat laporan setiap pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi; Menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan pengendaliaan dan pelaporan; dan Memantau, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan program/kegiatan. Klasifikasi responden untuk kompetensi yang belum dikuasai tidak terdapat pada semua responden perencana. Hal ini menggambarkan bahwa pada umumnya perencana sudah memiliki cukup kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang berkaitan dengan perencana.

7 Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana manajemen penyelenggaraan diklat di Balai Diklat Keagamaan Bandung dengan melalui Proses Perencanaan: (1) menentukan peserta diklat (2) penentuan jadwal diklat (3) proses perencanaan diklat (4) yang terlibat dalam proses diklat. Proses Implementasi: (1) pelaksanaan diklat (2) yang terlibat dalam proses pelaksanaan diklat (3) kendala diklat. Proses Evaluasi: (1) kesesuaian perencanaan diklat dengan pelaksanaan diklat. Oleh sebab itu, peneliti mengadakan penelitian dengan objek sebuah lembaga pendidikan yaitu, Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung. Berdasarkan latar belakang di atas melihat keadaan di lapangan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Manajemen Diklat Teknis Substantif di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung (Studi Deskriptif Manajemen Diklat Teknis Substantif Dalam Peningkatan Kompetensi) B. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini difokuskan pada menejemen diklat yang diselenggarakan lembaga yang sebagaimana mengenai Menejemen Diklat Teknis Substantif di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung. Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian ini adalah: 1. Perencanaan Diklat Teknis Substantif yang di selenggarakan lembaga. 2. Implementasi Diklat Teknis Substantif yang di selenggarakan lembaga. 3. Evaluasi Diklat Teknis Substantif yang di selenggarakan lembaga. C. Tujuan Penelitian Untuk memudahkan dalam melakukan proses penelitian, maka ditetapka tujuan penelitian yang menjadi acuan dalam pelaksanaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum

8 Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai Menejemen Diklat Teknis Substantif di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung. 2. Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui perencanaan Diklat Teknis Substantif di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung. 2) Untuk mengetahui implementasi Diklat Teknis Substantif di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung. 3) Untuk mengetahui evaluasi program Diklat Teknis Substantif di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian keilmuan dalam pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan khususnya mengenai Menejemen Diklat Teknis Substantif di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung. 2. Secara Praktis Adapun manfaat dari penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut : a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan dan pengetahuan yang luas bagi peneliti, khususnya mengenai Menejemen Diklat Teknis Substantif di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung.

9 b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan kepada pihak lembaga Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung betapa pentingnya Menejemen Diklat Teknis Substantif di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari V BAB yaitu meliputi dari BAB I Pendahuluan, di dalam pendahuluan berisikan Latar Belakang mengenai latar belakang dari sebuah permasalahan yang akan diteliti, kemudian Fokus Masalah dimana peneliti memfokuskan apa saja yang akan diteliti, Tujuan Penelitian yang terdiri dari Tujuan Umum dan Tujuan Khusus dimana peneliti memperoleh gambaran yang jelas mengenai yang akan diteliti sehingga ditetapka tujuan penelitian yang menjadi acuan dalam pelaksanaannya, dan selanjutnya Manfaat Penelitian dimana peneliti dapat memperkaya kajian keilmuan dalam pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan dan pengetahuan yang luas bagi peneliti. Pada BAB II berisikan mengenai Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran, dimana Kajian Pustaka berisikan teori-teori yang mendukung dan menjadikan acuan untuk pemahaman dari penelitian yang telah didapati. Kerangka pemikiran yaitu sebuah rumusan peneliti untuk penelitian. Pada BAB III berisikan mengenai Metode Penelitian, Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif di mana memaparkan mengenai profil tempat penelitian, metode

10 dan teknik penelitian yang akan dipakai oleh peneliti serta langkahlangkah instrumen analisis data dan pengumpulan data. Pada BAB IV berisikan mengenai hasi penelitian dan pembahasan. Selanjutnya pembahasan atau analisis temuan berisikan mengenai hasil yang telah ditemukan yang kemudian menggambarkan untuk mendapatkan hasil yang akan diperoleh. Pada BAB V berisikan mengenai Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi. Kesimpulan berisikan mengenai sebuah simpulan dari sebuah hasil yang telah diperoleh. Kemudian implikasi dan rekomendasi merupakan sebuah pernyataan yang dihasilkan untuk membenahi hasil penelitian yang akan dilanjutkan pada saat diperlukan.