BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keturunan maka penerus silsilah orang tua dan kekerabatan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

P E N D A H U L U A N

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA

BAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.

BAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan, dan diterapkan oleh manusia (budi-daya manusia). Kata kebudayaan berasal

11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: )

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

I. PENDAHULUAN. defenisi mengenai kebudayaan sebagai berikut (terjemahannya):

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran untuk dapat memanfaatkan isi dunia ini. Selain itu manusia. yang dilalui untuk dapat mempertahankan dirinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus dipenuhi guna menjaga kelangsungan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. lain yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi seleksinya.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dari kebiasaan dari masing-masing suku-suku tersebut.

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

BAB I PENDAHULUAN. maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Hartomo, H (1997)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk

BAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. hanya akan mendapat hak waris bergerak seperti emas, perhiasan atau

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku

BAB I PENDAHULUAN. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

BAB I PENDAHULUAN. Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB IV KAJIAN MULTIKULTURAL DALIHAN NA TOLU DALIHAN NA TOLU DALAM PERSPEKTIF KONSELINGMULTIKULTURAL

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem hukum waris Adat diperuntukan bagi warga Indonesia asli yang pembagiannya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau,

MANUSIA DAN BUDAYA. A. MANUSIA 1. Pengertian Manusia. Ringkasan Tugas Ilmu Budaya Dasar:

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak dan Batak Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kita sering mendengar tentang sistem nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

Merp proses yang berlangsung sepanjang hidup indv, dlm hal mengolah perasaan, hasrat, napsu, emosi shg terbentuk kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. penganutnya. Indonesia merupakan negara penganut budaya Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Buruh TKBM di Pelabuhan Belawan didominasi oleh suku Toba. penggunaan marga, penggunaan bahasa, berkumpul di Lapo Tuak,

BAB I PENDAHULUAN. perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

BAB I PENDAHULUAN. mendiami daerah Simalungun begitu juga dengan yang lainnya. marga, dimana menghubungkan dua pihak yakni pihak parboru atau sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PERADIGMA. Digunakannya istilah hukum waris adat dalam skripsi ini adalah untuk

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial

Dampak Perubahan Sosial Budaya

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian

SUBORDINASI PEREMPUAN MELALUI KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL DALAM ADAT BATAK TOBA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian pustaka.kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah dalam suatu penulisan.paparan atau konsep-konsep tersebut bersumber dari pendapat para ahli, data emperisme (pengalaman penelitian), dokumentasi, dan nalar penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan. Buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah ilmu sosial budaya dasar oleh Abdulkadir Muhammad 2008, buku Robert Sibarani 2004 tentang Antropolinguistik, dan buku T.M Sihombing 1986tentangkebiasaankebiasaan adat istiadat, serta buku Vergouwen 2004tentang masyarakat dan hukum waris adat BatakToba. Selain itu digunakan sumber bacaan lainnya tentang pembagianteanteanan atau harta warisan dalam masyarakat Batak Toba. 2.2 Landasan Teori Secara etimologis, teori berasal dari kata theoria (Yunani) yang artinya kebulatan alam atau realita.teori diartikan sebagai kumpulan konsep yang telah teruji keterandalannya, yaitu melalui kompetensi ilmiah yang dilakukan dalam penelitian.pengertian teori menurut Pradopo (2001:35) ialah, "seperangkat

proposisi yang terintegrasi secara sintaksis dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan atau menjelaskan suatu fenomena. Untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini, penulis menggunakan teori sosial budaya oleh Abdulkadir Muhammad (2008:81) dengan mengkaji konsep nilai dan sistemnilai budaya dalam pembagian teanteanan tersebut, dan didukung dengan teori Robert Sibarani (2004:19) dengan mengkaji dampak sosial budaya dalam pembagian teanteanan pada masyarakat Batak Toba. Sistem nilai budaya mencakup dua (2) bagian yaitu: 1) kebudayaan yang mencakup konsep kebudayaan dan nilai-nilai insani atau manusiawi. 2) sistem nilai budaya yang mencakup konsep nilai dan sistem nilai budaya dan pengembangan sistem nilai budaya. 2.2.1Pengertian Sosial Budaya Menurut Muhammad (2008:75), sosial merupakan segala sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan atau dapat juga berartisuka memperhatikan kepentingan umum, sedangkan budaya berasal dari kata sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Jadi budaya adalah segala hal yang bersangkutan dengan budi atau akal yang mengandung cinta, rasa dan karsa, dapat berupa kesenian, pengetahuan, moral, hukum, adat-istiadat, ataupun kepercayaan. Jadi sosial budaya adalah keseluruhan sistem nilai, norma, adat istiadat, pola aktivitas, pola pandang, kebiasaan, hasil karya, dan kearifan tradisional yang mempengaruhi tingkah laku seseorang dan interaksi sosialnya dalam kelompok masyarakat untuk mencapai tujuan hidupnya.

Menurut Muhammad (2008:81), sosial budaya tentunya tidak lepas dari sistem nilai budaya, yang terdiri dari dua (2) bagian yaitu: 1) Konsep Nilai dan Sistem Nilai Budaya Menurut Koenjaraningrat nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebahagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat mulia.sistem nilai budaya ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak.oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam menetukan alternatif, alat-alat, dan tujuan-tujuan pembuatan yang tersedia. Menilai berarti memberi pertimbangan untuk menentukan apakah sesuatu itu bermanfaat atau tidak, baik atau buruk, benar atau salah.hasil penilaian disebut nilai (value).nilai adalah segala sesuatu tentang baik dan buruk.manusia lebih menghendaki nilai kemanfaatan/kegunaan daripada kerugian, nilai kebaikan daripada keburukan, dan nilai kebenaran daripada kesalahan.alasannya adalah nilai kerugian, keburukan, dan kesalahan itu tidak berarti apa-apa, bahkan dapat menjadi sumber kehancuran, kemiskinan, dan kebodohan dalam masyarakat. Sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia dalam tingkatan yang paling abstrak. Sistem tata kelakuan lain yang tingkatnya lebih konkret, seperti peraturan, hukum, dan norma-norma semuanya berpedoman pada sistem nilai budaya tersebut. Sistem nilai nilai budaya demikian kuat meresap dalam jiwa warga masyarakat, sehingga sukar diganti dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat.

Dalam tiap masyarakat, baik yang kompleks maupun yang sederhana, ada sejumlah nilai budaya satu dengan yang lain berkaitan hingga merupakan suatu sistem. Sistem itu sebagai pedoman dari konsep-konsep ideal dalam kebudayaan yang memberi motivasi kuat terhadap arah kehidupan warga masyarakatnya. 2) Pengembangan Sistem Nilai Budaya Dalam pengembangan sistem nilai budaya terdapat lima (5) masalah pokok dalam kehidupan manusia yaitu a. Hidup manusia Mengenai hidup manusia, bahwa ada kebudayaan yang memandang hakikat hidup manusia adalah buruk dan menyedihkan, karena itu harus dihindari dengan usaha agar hidup menjadi lebih baik dan menggembirakan. b. Karya manusia Mengenai karya manusia, bahwa ada kebudayaan yang memandang hakikat karya manusia untuk memungkinkan manusia hidup.ada pula kebudayaan yang memandang hakikat karya manusia untuk memberi manusia kedudukan atau kehormatan dalam masyarakat. c. Kedudukan manusia dalam ruang waktu Mengenai kedudukan manusia, bahwa ada kebudayaan yang memandang hakikat waktu hidup manusia lebih mementingkan kehidupan di masa sekarang, dan ada pula yang berorientasi sejauh mungkin pada kehidupan manusia di masa yang akan datang, karena itu perencanaan hidup menjadi suatu hal yang amat penting. d. Hubungan manusia dengan alam

Mengenai hubungan manusia dengan alam, bahwa ada kebudayaan yang memandang hakikat alam itu dapat dilawan, karena itu manusia harus menaklukkan alam dan mengambil manfaatnya.ada pula kebudayaan yang memandang hakikat alam itu baik dan indah, karena itu manusia harus harmonis dengan alam dan memelihara hubungan baik antara manusia dan alam lingkungannya. e. Hubungan manusia dengan sesamanya Mengenai hubungan manusia dengan sesamanya, bahwa ada kebudayaan yang memandang hakikat hubungan sesama manusia lebih mementingkan hubungan horizontal antara sesama manusia, karena itu ada ketergantungan antara sesamanya, antara lain jiwa tolong menolong. Ada pula kebudayaan yang memandang hakikat hubungan sesama manusia lebih mementingkan hubungan vertikal, yaitu hubungan dengan penguasa. Ada pula kebudayaan yang memandang hakikat hubungan sesama manusia itu individualistis, yaitu menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri, karena itu dia memerlukan bantuan orang lain. 3)Dampak sosial budaya Menurut Sibarani (2004:18), dampak sosial budaya terdiri dari adanya hubungan asosiatif dan proses disosiatif. Hubungan asosiatif adalah hubungan yang bersifat positif, artinya hubungan ini dapat mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok.adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah terbangun. Proses asosiatif meliputi: a. Kerja sama (corporation)

Kerja sama adalah suatu usaha kerja sama antara individu tertentu. Kerja atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kerja sama timbul karena adanya orientasi para individu terhadap kelompoknya. b. Akomodasi Adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara individu dan kelompok sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. c. Akulturasi Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsurdari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu. d. Asimilasi Asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan itu berubah menjadi unsur kebudayaan campuran. e. Integrasi sosial Integrasi sosial adalah proses yang memperlihatkan individu-individu atau golongan-golongan melibatkan diri seperlu mungkin ke dalam masyarakat besar. Proses disosiatif (oppositional process) meliputi: a. Persaingan

Persaingan adalah proses sosial yang melibatkanindividu atau kelompok yang bersaing untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. b. Kontravensi Kontravensi merupakan proses persaingan dan pertikaianyang ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpuasan dan ketidakpastian terhadap diri seseorang atau terhadap suatu rencana. c. Pertentangan (conflict) Pertentangan merupakan proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. 2.2.2 Pengertian Teanteanan Dalam masyarakat Batak Toba, teanteanandisebut dengan harta warisanyang artinya harta kekayaan yang akan diteruskan oleh pewaris ketika ia masih hidup atau setelah meninggal dunia, untuk dikuasai atau dimiliki oleh para ahli waris menurut sistem kekerabatan dan pewarisan yang berlaku dalam masyarakat adat.menurut Prodjodikoro (1976:8),warisan ialahsoal apakah dan bagaimanakah berbagai hak-hak dan kewajiban tentang kekayaan seseorang pada waktu ia meninggal dunia akan beralih kepada orang yang masih hidup. Menurut Sihombing (1986:118), teanteananatau harta warisan itu bisa merupakan segala macam harta benda, misalnya: tanah (sawah, ladang dan kebun), rumah, ternak, kain, emas, pakaian, dan lain sebagainya, yang

ditinggalkan oleh seorang bapak pada waktu meninggal. Selain itu ada juga mengartikan bahwa warisan itu adalah bendanya, dan penyelesaian harta benda seseorang kepada warisnya dapat dilaksanakan sebelum ia wafat. Menurut Prodjodikoro (1976:24),yang termasuk subyek hukum dalam hukum waris adat Batak adalah: 1) Pewaris Pewaris merupakan orang atau subyek yang berkedudukan sebagai pemilik harta kekayaan yang meneruskan/mewariskan harta peninggalannya ketika ia masih hidup atau ketika ia sudah meninggal dunia. Pada suku Batak Toba yang disebut pewaris adalah pihak laki-laki. 2) Ahli waris Ahli waris adalah semua orang yang berhak menerima bagian dalam harta warisan, yaitu anggota keluarga dekat dari pewaris yang berhak dan berkewajiban menerima penerusan harta warisan, baik berupa barang berwujud maupun tidak berwujud, seperti kedudukan, tanggung jawab adat, dan lain-lain.menurut asas hukum waris adat Batak Toba, yang berhak atas warisan seorang ayah hanyalah anak laki-laki. Obyek warisan adat Batak Toba adalahteanteanan, yaitu harta benda yang dimiliki oleh si pewaris yang diteruskan semasa hidupnya atau yang ditinggalkan oleh pewaris yang sudah meninggal dunia, dan diteruskan dalam keadaan tidak terbagi-bagi.jenisnya adalah: 1) Harta Bawaan

Harta kekayaan yang dibawa oleh suami dan istri ke dalam perkawinan sebagai modal di dalam kehidupan rumah tangga yang bebas dan berdiri sendiri.harta bawaan itu dapat berupa tanah, kebun dan perhiasan lainnya. 2) Harta Pencaharian Bersama Suami Istri Harta ini adalah harta yang diperoleh oleh keluarga itu sebagai hasil kerja sama antara suami dan istri dalam rangka biaya kehidupan rumah tangga, Harta ini kelak dapat ditinggalkan dan diteruskan kepada keturunan mereka. 3) Kedudukan atau Jabatan dalam Adat Kedudukan sebagai "Raja Adat hal ini bersifat turun temurun, akan tetapi biasanya jabatan ini hanya diturunkan atau diteruskan oleh anak laki-laki. 2.2.3 Pengertian Adat Istiadat Pengertian adat istiadat ini banyak dikemukakan oleh para ahli. Adat sendiri secara umum menyangkut sikap dan kelakuan seseorang yang diikuti oleh orang lain dalam suatu proses waktu yang cukup lama, ini menunjukkan begitu luasnya pengertian adat istiadat tersebut. Tiap-tiap masyarakat memiliki adat istiadat yang berbeda.adat istiadat dapat mencerminkan jiwa suatu masyarakat atau bangsa. Tingkat peradaban, cara hidup yang modern seseorang tidak dapat menghilangkan tingkah laku atau adat istiadat yang hidup dan berakar dalam masyarakat. Menurut Hoetomo(2005:16), adat disebutsebagai aturan yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa adat istiadat adalah sebuah aturan yang ada dalam suatu masyarakat yang di dalamnya terdapat aturan-aturan kehidupan manusia sertatingkah laku manusia didalam masyarakat tersebut. Menurut Koentjaraningrat (2009:153), sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada dalam alam pikiran sebagian besar dari masyarakat yang mereka anggap bernilai, berharga, dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan para warga masyarakat. 2.2.4 Pengertian Dalihan Na Tolu Menurut Sihombing (1986:71), Dalihan Na Tolu yang disebut juga dengan Dalihan Nan Tungku tiga yang biasanya disingkat dengan DNT, adalah suatu ungkapan yang menyatakan kesatuan hubungan kekeluargaan pada suku Batak. Di dalam DNT, terdapat tiga (3) unsur hubungan kekeluargaan, yang sama dengan tungku sederhana dan praktis yang terdiri dari tiga (3) buah batu. Ketiga unsur hubungan kekeluargaan itu ialah: a) Dongan sabutuha (teman semarga) b) Hulahula (keluarga dari pihak istri) c) Boru (keluarga dari pihak menantu laki-laki kita) Dalihan Na Tolu juga terdiri atas tiga makna yakni somba marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru. Dari falsafah Dalihan Na Tolu di atas, masyarakat Batak Toba menjalankan itu sebagai aturan dan norma dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu, hubungan kekerabatan yang dimiliki masyarakat sangat erat. Dalihan Na Nolu bagi masyarakat Batak Toba merupakan struktur yang memegang peranan yang penting dalam menetapkan keputusan-keputusan, serta mengatur keselarasan hidup masyarakat Batak.Dalihan Na Tolu dalam masyarakat Batak dikenal dengan adanya sistem marga sesuai dengan adat patrilineal yang dianut masyarakat Batak. Dalihan Na Tolu mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda. Hak dan kewajiban ini sesuai dengan adanya kedudukan atau status mereka ketika duduk sama dalam menyelesaikan persoalan atau dalam hal pengambilan keputusan.kedudukan ini tidak mutlak disetiap kesempatan, karena bisa saja pada suatu waktu kelompok dongan sabutuha menjadi kelompok boru ataupun dengan kelompok hula-hula dan sebaliknya. Dalam dalihan harus selalu ada api yang menyala untuk menjadikan tungku itu betul-betul berfaedah dan dapat memberi hasil yang sangat dibutuhkan orang. Demikian pula DNT, api solidaritas harus tetap menyala agar semangat gotong royong yang hebat tetap timbul dalam pekerjaan-pekerjaan adat dan usahausaha yang lain sehingga pekerjaan yang bagaimana pun beratnya dapat diselesaikan dengan baik dan memuaskan.