SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (Numbered Heads Together) Abstrak

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 Juli 2016

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

meningkatkan prestasi belajar siswa disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi

Ida Nur Rachmawati, Subiki, Nuriman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Pelajaran fisika menarik untuk dipelajari tetapi pada kenyatan siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BERBAGAI BENTUK MELAUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E


BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, biologi sebagai proses ilmiah, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan hasil survei UNDP adalah akibat rendahnya mutu pendidikan

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih kearah penanaman pengetahuan tentang konsep-konsep dasar, sebagaimana para saintis merumuskan hukum-hukum dan prinsip-prinsip

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MODEL LEARNING CYCLE 5E SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

*Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa SMA Korpri Karawang kelas X.4 semester

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dugunakan dalam penelitian ini termasuk metode penelitian tindakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Numbered Heads Together (NHT), media mading, motivasi belajar, hasil belajar siswa.

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

Penerapan Model Penemuan Terbimbing Berbasis LKPD Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas XII 1 Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah Menengah Atas. (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DISERTAI PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITASDAN HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS X IPA MA UNGGULAN NURIS Lailatul Ma rifah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember, e-mail: lailatulmarifah05@gmail.com Sudarti Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember, e-mail: dr.sudarti_unej@yahoo.com Yushardi Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember, e-mail: yus_agk@yahoo.com ABSTRAK Permasalahan dikelas X IPA MA Unggulan NURIS adalah akltivitas belajar dan hasil belajar kognitif yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar kognitif siswa di kelas X IPA MA Unggulan NURIS. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain penelitian menggunakan model siklus hopkins. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar kognitif siswa. Pada kegiatan pra siklus terdapat 2 siswa yang tidak hadir dan 34 siswa hadir, ratarata persentase aktivitas belajar sebesar 27% dengan kategori siswa kurang aktif, sedangkan rata-rata hasil belajar kognitif siswa sebesar 61,2 dan belum memenuhi (kriteria Ketuntasan Minimal)KKM, 11 siswa sudah tuntas dan 23 siswa belum tuntas. Pada kegiatan siklus I terdapat 3 siswa yang tidak hadir dan 33 siswa yang hadir, rata-rata persentase aktivitas belajar sebesar 77% dengan kategori siswa aktif, sedangkan rata-rata hasil belajar kognitif siswa sebesar 70,9 dengan nilai N- gain sebesar 0,25 yang tergolong peningkatan dengan kategori rendah, 18 siswa sudah tuntas dan 15 siswa belum tuntas. Pada kegiatan siklus II terdapat 3 siswa yang tidak hadir dan 33 siswa yang hadir, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa sebesar 94% dengan kategori siswa sangat aktif, sedangkan rata-rata hasil belajar kognitif siswa sebesar 76,06 dengan nilai N-gain sebesar 0,38 yang tergolong peningkatan dengan kategori sedang, 8 siswa belum tuntas dan 25 siswa yang sudah tuntas. Kata Kunci: Numbered Head Together (NHT), Praktikum, Aktivitas belajar, Hasil belajar

PENDAHULUAN Fisika merupakan bagian dari IPA yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Menurut Trianto (2011:137-138) hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah yang hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. Jadi Fisika tidak hanya sekedar menghafal rumusrumus saja, tetapi memerlukan pemahaman dan pengertian konsep yang dititik beratkan pada proses terbentuknya pengetahuan melalui suatu penemuan, penyajian data secara matematis, dan berdasarkan aturanaturan tertentu. Pelajaran fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang penting bagi siswa. Hal ini tercantum dalam fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika ditingkat SMA yang menyatakan bahwa mata pelajaran fisika merupakan salah satu memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara tertulis dan lisan. (Depdiknas : 2006). Berbagai kesempatan harus diberikan kepada siswa untuk bersentuhan langsung dengan obyek yang akan atau sedang dipelajari dengan peran guru sebagai fasilitator dalam lingkungan tersebut. Kegiatan pembelajaran fisika seperti inilah siswa akan dengan sendirinya mendalami dan memaksimalkan berbagai proses pembelajaran yang akan menjadikan mereka berdaya dalam menggunakan pengetahuan yang telah mereka dapatkan untuk menjelaskan berbagai masalah serta menemukan konsep dan pengetahuan baru. Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan kunci agar materi dapat dipahami siswa secara tuntas, dimana model atau cara mengajar guru merupakan elemen penting untuk menarik minat siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Jika model pembelajaran yang digunakan guru tidak merangsang ketertarikan siswa, maka akan banyak siswa yang pasif, bahkan tidak jarang siswa bosan untuk mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, hasil belajar siswa haruslah mencapai KKM yang telah ditentukan. Karena hasil belajar merupakan salah satu bentuk keberhasilan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Model yang digunakan dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam proses pembelajaran. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi

dari pemilihan model pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Namun fakta dilapangan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa seringkali tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajar. Oleh karena itu pembelajaran fisika seharusnya dirancang secara inovatif agar pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan motivasi siswa untuk meningkat sehingga kreativitas dan seluruh potensi siswa dapat disalurkan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa. Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) memiliki ciri khas yaitu guru menunjuk seorang siswa dengan menyebutkan salah satu nomor yang mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kelompoknya itu (Rahmi,2008:7). Praktikum merupakan suatu strategi mengajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah terhadap gejalagejala sosial, psikis, maupun fisik yang diteliti.. Menurut Subiantoro (2010 : 7) praktikum dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang memungkinkan seseorang (siswa) menerapkan keterampilan dan mempraktikkan proses-proses. Berdasarkan fakta tersebut, penulis mencoba mengaplikasikan model pembelajaran Numbered Head sebagai salah satu solusi atas permasalahan di kelas tersebut dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) disertai Praktikum untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika di Kelas X IPA MA Unggulan NURIS Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendiskripsikan peningktan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)disertai praktikum dalam pembelajaran Fisika kelas X IPA di MA Unggulan NURIS. 2) Mendskripsikan peningkatan hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Togheter (NHT) disertai praktikum dalam pembelajaran Fisika kelas X IPA di MA Unggulan NURIS. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan guru tentang cara meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajr siswa. Serta model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajarn dalam proses pembelajaran fisika dikelas, dan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian sejenis. METODE Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di kelas X IPA MA Unggulan NURIS dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang. Pelaksaan penelitian pada tanggal 11

April 2016 sampai 18 April 2016 semester genap tahun ajaran 2015/2016. Desain penelitian menggunakan model Hopkins yaitu penelitian tindakan kelas dalam bentuk spiral yang terdiri dari 4 fase meliputi perencanaan,tindakan,observasi dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang di awali dengan kegiatan pra siklus. Dalam kegiatan pra siklus masih menggunakan metode yang biasa digunakan guru yaitu ceramah, penugasan, tanya jawab, sedangkan pada siklus I dan siklus II menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Peningkatan aktivitas belajar siswa di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P m = A N 100% Keterangan: Pm : Presentase aktivitas siswa A : skor aktivitas yang diperoleh siswa N : skor maksimum aktivitas siswa Tabel 1. Kriteria aktivitas belajar siswa Persentase Kriteria Aktivitas Belajar siswa (%) 91-100 Sangat aktif 71-90 Aktif 41-70 Cukup aktif 21-40 Kurang aktif 0-20 Sangat kurang aktif (Mashyud,2014) Peningkatan hasil belajar kognitif siswa dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : (spost(n) spre) N gain = (smaks spre) Keterangan: Spost = Skor post test siklus (n) Spre = Skor post test pra siklus Smaks = Skor maksimum Tabel 2. Kriteria Peningkatan Hasil Belajar Fisika Nilai N-gain Kriteria N-gain 0,7 Tinggi 0,3 N Sedang gain <0,7 N-gain< 0,3 Rendah (Liliawati, 2010:427) HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berupa jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MA Unggulan NURIS pada siswa kelas X IPA semester genap tahun ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa. Hasil penelitian diuraikan dalam kegiatan pra-siklus, siklus 1, dan siklus 2 dengan indikator

aktivitas belajar dan hasil belajar fisika siswa disertai refleksi dan rancangan perbaikan. Sebelum dipergunakan perangkat pembelajaran terlebih dahulu dilakukan validasi oleh validator yaitu Prof. Dr. I Ketut Mahardika, M.Si. sampai perangkat dapat dikatakan memenuhi syarat. Data hasil penelitian didapatkan dari observasi, wawancara, dokumentasi dan hasil post test. a. Pra Siklus Hasil perhitungan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pra siklus didapatkan hasil yang dideskripsikan dalam Tabel 4.1 berikut: Tabel 3. Rata-Rata Persentase Aktivitas Belajar Pra Siklus N o Indikator 1 Memperhatik an penjelasan guru Jumla h 18 2 Diskusi 6 19% 3 Mengerjakan 26 soal 77% 4 Bertanya 6 19% 5 Memberi 5 jawaban 16% 6 Mengemukak 3 an pendapat 9% 7 Melakukan 0 praktikum 0% Rata-rata 27% Berdasarkan perhitungan data aktivitas belajar siswa pada kegiatan pra siklus seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 didapatkan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dari seluruh indikator sebesar 27%. Kegiatan pembelajaran pada pra-siklus tidak dilakukan praktikum karena masih menggunakan metode yang biasa digunakan oleh guru. Aktivitas belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Numbered Head dapat dikatakan rendah. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini yaitu hasil belajar kognitifyang berupa nila post test. dikatakan tuntas belajar jika nilai yang didapatkan 70. Hasil nilai pos test dapat dilihat pada tabel 4. berikut : Tabel 4. Rata-Rata Hasil Belajar Persenta Kognitif pada Pra Siklus se Siklus Rata- Rata 53% Nilai Yang Yang Post Tuntas Belum Test Tuntas Pra Siklus 61,2 12 21 34 Persentase 35,29% 61,76% Analisis data hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai hasil posttestmengenai materi yang telah dipelajari dalam kegiatan pra siklus dari jumlah siswa sebanyak 36 siswa,siswa yang tidak hadir 2 orang, sehingga 12 siswa memperoleh nilai diatas 70 sedangkan 21 lainnya memperoleh nilai dibawah 70. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelas X IPA masih tergolong rendah. Seluruh

b. Siklus I Setelah dilakukan perhitungan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa, maka secara umum hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. berikut: Tabel 5. Rata-Rata Persentase Aktivitas Belajar Siklus I No Indikator 1 Memperhatikan 31 penjelasan guru 95% 2 Diskusi 28 85% 3 Mengerjakan 30 LKS 91% 4 Mengajukan 17 pertanyaan 52% 5 Menjawab 23 pertanyaan 71% 6 Mengemukakan 21 pendapat 65% 7 Melakukan 26 praktikum 79% Rata-rata 77% Persentase Berdasarkan hasil perhitungan data aktivitas belajar siswa pada siklus I seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 didapatkan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa sebesar 77%. Demikian aktivitas belajar siswa kelas X IPA MA Unggulan NURIS dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head telah mengalami peningkatan dari 27% menjadi 77%. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini yaitu hasil belajar kognitif yang berupa nila post test. dikatakan tuntas belajar jika nilai yang didapatkan 70. Hasil nilai pos test dapat dilihat pada tabel 5. berikut : Tabel 6. Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif pada Siklus I Siklus Rata- Rata Nilai Post Test Yang Tuntas Yang Belum Tuntas Pra Siklus 70,9 18 15 33 Persentase 54,54% 45,45% Data hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai hasil post-testmengenai materi yang telah dipelajari dalam kegiatan siklus I diketahui bahwa nilai rata-rata pra-siklus sebesar 61,2 dan nilai rata-rata hasil belajar kognitifsiswa pada siklus I adalah 70,9. Peningkatan hasil belajar kognitif dari pra-siklus ke siklus I masih tergolong rendah, hal ini ditunjukkan dengan nilai N-gain sebesar 0,25 yang termasuk dalam kategori rendah karena berada pada rentang N-gain < 0,3. c. Siklus II aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran pada siklus II seperti yang ada pada Tabel 7. berikut: Tabel 7. Rata-Rata Persentase Aktivitas Belajar Siklus II Jumla N Persenta Indikator h o se siswa Seluruh

1 Memperhatik 32 an penjelasan 97% guru 2 Diskusi 31 94% 3 Mengerjakan 31 LKS 95% 4 Mengajukan 28 pertanyaan 85% 5 Menjawab 31 pertanyaan 94% 6 Mengemukak 31 an pendapat 95% 7 Melakukan 32 praktikum 98% Rata-rata 94% Berdasarkan perhitungan data aktivitas belajar siswa pada siklus II seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6. didapatkan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa sebesar 94% dengan kategori sangat aktif. Hasil belajar Kognitif yang diukur dalam penelitian ini yaitu hasil belajar kognitif yang berupa nila post test. dikatakan tuntas belajar jika nilai yang didapatkan 70. Hasil nilai pos test dapat dilihat pada tabel 8. berikut : Tabel 8. Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif pada Siklus II Siklus Rata- Rata Nilai Post Test Yang Tuntas Yang Belum Tuntas Data hasil belajar kognitif siswa pada siklus II diperoleh dari skor hasil post-test mengenai materi yang dipelajari dalam kegiatan siklus II diketahui bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa pada pra-siklus adalah 61,2 dan skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 76,06. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan nilai N-gain sebesar 0,38. Berdasarkan Tabel 3.2, peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dikategorikan sedang karena berada pada kriteria 0,3 g <0,7. Berdasarkan hasil analisis data, pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered Head menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa antara kegiatan pra-siklus, siklus I, dan siklus II. Hal tersebut dapat terlihat pada gambar 1. berikut : 100% Seluruh Gambar 1. Grafik Peningkatan aktivitas belajar siswa Berdasarkan hasil analisis data, Pra Siklus 76,06 25 8 pembelajaran 33 menggunakan model Persentase 75,75% 24,24% pembelajaran Numbered Head 80% 60% 40% 20% 0% Pra Siklus Siklus I siklus II

juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar kognitif siswa antara kegiatan pra-siklus, siklus I, dan siklus II. Hal tersebut dapat terlihat pada gambar 2. berikut : 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 2. Grafik Peningkatan Hasil Belajar kognitif Keberhasilan dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head bukan hanya berasal dari guru, melainkan juga didukung dengan keaktifan siswa selama pelaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga materi fisika lebih mudah dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya aktivitas belajar siswa selalu diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa terjadi karena siswa dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan permasalahan yang bertujuan untuk membangkitkan rasa keingintahuan siswa. Dengan demikian siswa menjadi termotivasi untuk mencari informasi mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan kemudian dibuktikan melalui kegiatan praktikum. Hal tersebut menjadikan siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar di kelas dan ketika siswa merasa ada hal yang belum mereka pahami mereka akan meminta bantuan kepada guru, sehingga pembelajaran berpusat pada siswa. Hasil wawancara dengan sebagian siswa menunjukkan bahwa siswa lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Adanya kegiatan praktikum siswa lebih memahami materi pembelajaran dan kegiatan diskusi yang dilaksanakan membuat siswa lebih dapat bekerjasama dalam kelompoknya. Wawancara dengan guru bidang studi juga menyatakan bahwa model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sesuai dengan analisis hasil penelitian, terjadi peningkatan baik aktivitas belajar maupun hasil belajar siswa pada kegiatan pra siklus hingga pada kegiatan siklus II. Hal tersebut didukung pula oleh hasil penelitian yang termuat dalam beberapa artikel. Hasil penelitian yang dilakukan oleh sarry saraswaty (2014) dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa menggunakan pembelajaran kooperatif model NHT dengan penggunaan media laboratorium riil dilengkapi Lembar Kerja (LKS) lebih baik daripada pembelajaran

kooperatif model NHT dengan penggunaan media laboratorium virtual dilengkapi Lembar Kerja (LKS).Berdasarkan hasil penelitian Lailatul Haniyah (2014), aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (NumberedHead Together) disertai metode eksperimen yaitu sebesar 74.17 % sehingga tergolong aktif, dan nilai p(signifikansi) hasil belajar siswa adalah 0,000 0,05 artinya Ha diterima. Kesimpulan dari penelitian ini adalah; 1)aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) disertai metode eksperimen tergolong aktif; 2) model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) disertai metode eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Novelensia (2014), dapat diperoleh kesimpulan yaitu aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran fisika menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) disertai metode eksperimen pada pertemuan 1 dengan kriteria aktif dan pertemuan 2 dengan kriteria sangat aktif dan penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) disertai metode eksperimen berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika. Berdasarkan hasil penelitian yang termuat dalam beberapa altirkel jenis penelitian eksperimen yang berhubungan dengan model pembelajaran Numbered Head dapat memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa model Numbered Head Together (NHT) disertai praktikum dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) disertai praktikum dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran berupa aktivitas belajar dan hasil belajar fisika siswa yang rendah di kelas X IPA MA Unggulan NURIS. PENUTUP Simpulan Terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran fisika di kelas X IPA MA Unggulan NURIS semester genap tahun ajaran 2015/2016 dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)disertai praktikum. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata persentase pada pra siklus sebesar 27% yang tergolong kategori siswa kurang aktif. Pada siklus I rata-rata persentase sebesar 77% yang tergolong kategori siswa aktif. Pada siklus II rata-rata persentase sebesar 94% yang tergolong siswa sangat aktif. Terdapat peningkatan hasil belajar kognitif dalam pembelajaran fisika di kelas X IPA MA Unggulan NURIS

semester genap tahun ajaran 2015/2016 dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)disertai praktikum. Hal tersebut ditunjukkan dari perolehan nilai N-gain pada siklus I sebesar 0,25 yang berarti peningkatan dalam kategori rendah dan nilai N-gain pada siklus II sebesar 0.38 yang berarti dalam kategori sedang. Saran Guru harus dapat memanfaatkan dengan baik sarana dan prasarana yang mendukung dalam pembelajaran fisika seperti alat dan bahan praktikum dan juga laboratorium fisika. Bagi guru, pembelajaran fisika dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)disertai praktikum dapat dijadikan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran supaya pelajaran fisika menjadi lebih menarik sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Bagi peneliti lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian dalam penerapan model pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas. Lailatul, Haniyah. Dkk. 2014. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht (Numbered Head Together) disertai Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA Fisika SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika. ISSN 2301-9794. Liliawati, W dan Erna P. 2010. Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kreatif. UPI Bandung. Mashyud,M.S. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Jember: LPMK. Novelensia ETP. Dkk. 2014. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) Disertai Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA. Jurnal Pendidikan Fisika,Vol. 3 No.3, Desember 2014, hal 242 247. Rahmi. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Dalam Matematika. Jurnal Pendidikan. ISSN 0854-8986 Vol.89 (2):85-89. Saraswaty,Sari. Dkk. 2014. Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) berbantuan Media Laboratorium Rill dan Virtual Dilengkapi Lembar Kerja (LKS) pada materi termokimia kelas XI SMAN 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014.Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). Vol. 3

No. 1 Tahun 2014.ISSN 2337-9995. Subiantoro, A. W. 2010. Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA (makalah). Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

12