BAB V PEMBAHASAN. A. Metode Guru Dalam Menanamkan Pendidikan Karakter Terhadap Anak. Usia Dini Di TK Dharma wanita 1 Durenan kab Trenggalek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Overseas Publication Ltd, 1959), hlm 4. 1 Frederick Y. Mc. Donald, Educational psychology, (Tokyo:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Jamun, Pedoman Penyusunan Perangkat Pembelajaran RA/BA (Sesuai Permendiknas

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam dunia pendidikan anak usia dini. Pendidikan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK. DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. a. Apakah bapak kepala sekolah telah membantu guru-guru dalam. menyelesaikan tugas mengajar?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. 1. Peranan PKBM Rangsang Imo Joyo dalam membentuk karakter siswa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB V PENUTUP. a. Bahwa Kepemimpinan Transformasional yang berlangsung pada. Kepala Madrasah menjadi pemimpin yang kharismatik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah terhadap dunia pendidikan pun masih belum jelas, proses

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

STAND UP BERGILIR SEBAGAI SOLUSI MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

SAMBUTAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA PADA PERINGATAN HARI PRAMUKA KE 52 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan bahwa proses yang dilakukan guru dan siswa merupakan kunci

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Metode Guru Dalam Menanamkan Pendidikan Karakter Terhadap Anak Usia Dini Di TK Dharma wanita 1 Durenan kab Trenggalek Pada hakikatnya pendidikan karakter merupakan suatu sistem yang berupaya untuk menanamkan nilai-nilai luhur warga madrasah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Dalam pelaksanaan karakter di Madrasah, semua komponen madrasah harus dilibatkan, termasuk kompenen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran. Dalam menanamkan pendidikan karakter terhadap anak usia dini di TK Dharma wanita 1 Durenan kab Trenggalek, metode yang digunakan disesuaikan dengan materi yang disampaikan dan disesuaikan dengan usia siswa yang dihadapi. Adapun beberpa metode dalam menanamkan pendidikan karakter di TK Dharma wanita ini yaitu : 1. Metode Keteladanan Metode keteladanan adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan, atau jalan yang ditempuh seseorang dalam proses pendidikan melalui perbuatan atau tingkah laku yang patut ditiru. Namun yang dikehendaki dengan metode keteladanan dijadikan sebagai alat pendidikan Islam dipandang keteladanan merupakan 93

94 bentuk prilaku individu yang bertanggung jawab yang bertumpu pada praktek secara langsung. Sebagaimana yang tercantum dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah bahwa : Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, satuan pendidikan formal dan nonformal harus dikondisikan sebagai pendukung utama kegiatan tersebut. Selain itu, keteladanan juga dapat ditunjukkan dalam perilaku dan sikap pendidik dan tenaga kependidikan dalam memberikan contoh tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. 1 Dalam penerapan metode keteladanan di sekolah, ada beberapa hal yang dapat digunakan yaitu : 1. Memberikan keteladanan dengan cara apa yang dilihat anak. Oleh karena dalam konteks ini adalah pendidikan RA/TK, hendaknya guru-gurunya bisa menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya. Misalnya guru mengajarkan kesabaran pada anak didik maka dalam keseharian terutama saat berinteraksi dengan anak-anak guru bisa menunjukkan sikap yang sabar, tidak cemberut apalagi gampang marah dengan anak didik. 2. Metode keteladanan dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dikelas melalui kisah-kisah para nabi dan kisah-isah lainnya yang berisi keteladanan akhlak. Lewat bercerita anak akan dapat belajar tanpa mereka digurui dan biasanya akan senang. 2 Metode keteladanan diterapkan guru secara real dengan memberikan contoh kepada siswa agar mereka itu percaya dengan apa yang dikatakan oleh guru, karena anak di usia dini memerlukan tingkah laku secara nyata, sehingga tidak timbul banyak pertanyaan dari mereka. 1 Drs. Daryanto Suyartri Darmiatun, S.Si., M.T., Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta : GAVA MEDIA, 2013), hal 103 2 Ibid,. Hal 105.

95 2. Metode Demonstrasi Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Roehstyah NK bahwa : Metode demostrasi adalah cara mengajar instruktur atau guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses. Peran penggunaan metode demonstrasi mampu mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Oleh karena itu dalam merancang proses belajar hendaknya dipilih metode yang benar-benar efektif dan efisien atau merancang metode sendiri sehingga dapat menyampaikan pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa. Metode demonstrasi mempunyai kemampuan atau potensi mengatasi kekurangan-kekurangan guru, metode demonstrasi mampu menyampaikan meteri secara jelas dan mudah di pahami siswa. Dengan demikian penggunan metode demonstrasi dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan. Dari hal tersebut maka proses belajar akan efektif dan prestasi belajar siswa akan meningkat. 3 Dari definisi- definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara cara guru dalam mengajar dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan suatu kegiatan atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang 3 Roestiyah, N.K.. Strategi Belajar Mengajar.(Jakarta : Rineka Cipta,2008) hal 83

96 relevan dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam memahami materi. Metode demonstrasi ini sangat tepat digunakan dalam penanaman pendidikan karakter di TK Dharma wanita, karena metode demonstrasi itu menunjukkan kepada siswa bagaimana cara melaksanakan prakter seperti membuang sampah harus di tempat sampah, saling membantu terhadap teman, disiplin waktu dan tanggung jawab. 3. Metode karyawisata Metode karyawisata adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan mengajak para peserta didik keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan.tim didaktik kurikulum menjelaskan bahwa metode karyawisata adalah suatu metode mengajar dimana peserta didik dan guru pergi meninggalkan sekolah menuju ke suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal-hal tertentu. Metode karyawisata adalah suatu metode dalam kegiatan pembelajaran dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya yang melibatkan panca indra. Melalui metode ini dapat memperoleh kesempatan langsung untuk observasi dan mengkaji

97 segala sesuatu secara langsung. Senada dengan pernyataan dari Moeslichatoen yang dikutip oleh Anita Yus, yaitu : Metode karyawisata adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara mengajak anak-anak keluar kelas untuk dapat memperhatikan hal-hal atau peristiwa yang ad hubungannya dengan bahan pengembangan yang sedang dibahas di kelas. Metode ini akan mendorong anak untuk mengenal lingkungan dengan baik dan membangkitkan kecintaannya terhadap Tanah Air maupun kepada Allah. Melalui metode karyawisata semua indra dapat diaktifkan. Indra penglihatan, pendengaran, penciuman, pembauan, pengecap dan indra peraba dapat memberi informasi. Hal itu dimungkinkan karena benda ada yang memiliki sifat dapat dilihat, diraba, didengar suaranya, informasi ini akan membentuk suatu persepsi yang membantu anak mengembangkan perbendaharaan pengetahuan dan memperluas wawasan sehingga membentuk suatu kemampuan pada diri anak. Metode karyawisata memberikan kesempatan kepada anak untuk mengamati. 4 Melalui metode karyawisata dapat ditumbuhkan minat dan rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu. Hal itu dimungkinkan karena anak melihat secara langsung dalam bentuk nyata dan asli. Berdasarkan persepsinya dapat mendorong tumbuhnya minat terhadap sesuatu untuk mengetahui lebih lanjut. Selama berkaryawisata dapat melatih diri berdisiplin, mengenal dan menghargai teman, membangun sikap posit terhadap lingkungannya, dan bekerja sama. Dengan kondisi seperti ini anak dilatih membiasakan diri yang akhirnya akan mengembangkan aspek sosial emosional dan pembentukan serta penanaman moral dan nilai-nilai agama. 4 Drs. Daryanto Suyartri Darmiatun, S.Si., M.T., Implementasi Pendidikan Karakter di...hal 127

98 Demikian dari beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan karakter anak usia dini. Metode-metode tersebut sifatnya saling melengkapi. Artinya, metode yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Metode tersebut akan dapat menghasilkan suatu pembelajaran yang baik, jika metode tersebut diaplasikan secara bersama-sama. Harapannya, segala kekurangannya maupun kelemahan di masing-masing metode yang lain. Oleh karena itu, supaya pembelajaran pendidikan karakter anak usia dini dapat berhasil, pergunakanlah metode pembelajaran yang tepat guna sehingga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang baik, bermakna, asyik, dan menyenangkan. 2. Hambatan Dan Solusi Guru Dalam Menanamkan Pendidikan Karakter Terhadap Anak Usia Dini Di TK Dharma wanita Durenan 1 Trenggalek. 1. Faktor penghambat Proses pembentukan karakter pada seseorang dipengaruhi oleh faktorfaktor khas yang ada dalam diri siswa yang bersangkutan yang sering disebut faktor bawaan dan faktor lingkungan atau yang disebut dengan faktor eksogen antara keduanya terjadi interaksi. 5 a. Faktor lingkungan Pembentukan lingkungan inilah peran lingkungan pendidikan menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter siswa, bahkan sangat sentral, karena pada dasarnya karakter adalah kualitas pribadi 5 Mulyasa.. Manajemen Pendidikan Karakter. (Jakarta: Bumi Aksara. 2011), hal 34

99 siswa yang terbentuk melalui proses belajar, baik secara formal maupun nonformal, jadi pendidikan karakter dalam arti luas pada dasarnya adalah menyiapkan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan interaksi di antara faktor khas yang ada dalam diri siswa dan lingkungannya memberikan konstribusi maksimal untuk menguatkan dan mengembangkan kebajikan yang ada dalam diri siswa. Hal ini senada dengan pernyataan Semiawan Conny yaitu : Secara normatif pembentukan atau pengembangan karakter memerlukan kualitas lingkungan yang saling mempengaruhinya dalam pembentukan karakter seperti (1) lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama yang menjadi tempat bagi sesorang sejak usia dini, dengan kata lain dalam lingkungan keluargalah seseorang dapat belajar tata nilai atau moral. Karena tata nilai yang diyakini seseorang akan tercermin dalam karakternya, di keluargalah proses pendidikan karakter terbentuk. Pertama dan utama pendidikan keluarga ini akan menentukan seorang siswa dalam prosesnya menjadi orang yang lebih dewasa memiliki komitmen terhadap nilai moral tertentu dan menentukan bagaimana melihat dunia sekitarnya, seperti memandang orang lain yang tidak sama dengan diri sendiri, berbeda status sosial, berbeda suku, berbeda agama, berbeda ras, berbeda latar belakang budaya. Di keluargalah seseorang dapat mengembangkan konsep awal mengenai keberhasilan dalam hidup, (2) media massa, dalam era kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi salah satu faktor yang berpengaruh sangat besar dalam pengembangan karakter siswa atau sebaliknya, perusakan karakter siswa atau bangsa adalah media massa khususnya media elektronik, dengan pelaku utama televisi. (3) teman sepergaulan. Teman sepergaulan adalah salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pembentukan karakter siswa, (4) sekolah. Secara lebih spesifik tujuan pendidikan karakter di sekolah mencakup: (1) membantu para siswa untuk mengembangkan potensi kebajikan dalam sikap, baik dalam hati, baik dalam perkataan, dan baik dalam perbuatan, (2) membantu para siswa menyiapkan diri menjadi warga negara yang baik, (3) dengan karakter yang kuat dan baik siswa diharapkan dapat mengembangkan kebajikan dan potensi dirinya secara penuh dan dapat membangun kehidupan yang baik, berguna dan bermakna, (4) dengan karakter yng kuat dan baik, para siswa diharapkan mampu menghadapi tantangan yang muncul dari makna derasnya

100 arus globalisasi dan pada saat yang sama mampu menjadikan sebagai peluang untuk berkembang dan berkonstribusi bagi masyarakat dan kemanusiaan. 6 Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter itu adalah faktor keluarga, media masa, teman dan sekolah sendiri, maka dari itu di TK Dharma wanita ini siswa diajarkan bagaimana menjadi seseorang yang berkarakter baik sehingga ketika mereka lulus nanti pihak sekolah sangat berharap supaya pendidikan karakter ini bisa tertanam seterusnya kepada mereka. b. Faktor Teman Teman merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik utamanya perkembangan yang terjadi dari sisi religiusnya, karena mayoritas remaja banyak menghabiskan waktunya bersama teman sejawat dari pada bersama keluarganya. Hal ini salah satunya yang menjadi penghambat dari penanaman karakter bila peserta didik salah memilih teman, karena bila sudah keluar dari lingkungan sekolah maka guru TK Dharma wanita sudah tidak bisa memantau lagi secara penuh terhadap pergaulan siswa, dan hanya bisa menghimbau dari orang tua. 7 6 Semiawan, Conny & Yufiarti. Membangun Karakter di Sekolah Naskah Kajian Pendidikan Karakter, (jakarta : PT Rineka cipta, 2010) hal 44 7 Mulyasa. Manajemen Pendidikan Karakter.... hal 36

101 2. Solusi mengatasi hambatan Solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui saat menanamkan pendidikan karakter yaitu : Sebagai seorang guru itu tugasnya mendidik dan mengawasi siswanya ketika di lingkungan sekolah, tetapi jika yang menghambat perkembangan pendidikan karakter itu di lingkungan keluarga, maka sebagai guru harus sering-sering mengajak orang tua/wali murid bermusyawarah untuk tetap mengawasi anaknya dan juga memberi tahu orang tua untuk lebih berhati-hati dalam perbuatan, perkataan supaya anak itu tidak sampai mencontoh hal-hal yang buruk ketika berada di lingkungan keluarga. 8 8 Zuriah, N. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam perspektif Perubahan. Jakarta : Bumi Aksara. 2007) hal 54