BAB I PENDAHULUAN. keren ketimbang belanja di pasar tradisional. memenuhi kebutuhan hidupnya (Halim, 2008, h.129). Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa kasih sayang, rasa aman, dihargai, diakui, dan sebagainya.memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup.

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Homoseksual pertama kali ditemukan pada abad ke 19 oleh seorang psikolog

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa. 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan makhluk hidup lainya. Manusia memiliki kecenderungan seksual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Homoseksualitas adalah salah satu fenomena sosial yang kontroversial

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

tersisih ", mengandung pengertian bahwa kaum gay pada akhirnya tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan komunitas homoseksual ini sebenarnya telah diakui oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

COPING KAUM GAY DALAM PENYESUAIAN SOSIAL MASYARAKAT DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Untuk selanjutnya kaum homoseksual yang berjenis kelamin pria dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. harapkan. Bangsa Indonesia mengharapkan kehidupan yang lebih baik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai individu yang kompleks memiliki orientasi

BAB I PENDAHULUAN. dan McMullin (1992) (dikutip dalam Siahaan, 2009: 47) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Homoseksual berasal dari bahasa Mesir yaitu homo yang artinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA HIDUP CLUBBING DENGAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik telah

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2015 REKONSTRUKSI SOSIAL KEHIDUPAN KAUM WARIA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Homo berasal dari kata Yunani yang berarti sama, dan seks yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. berjenis kelamin wanita disebut lesbian, dan homoseksual yang berjenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia secara umum menyukai orang yang memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN 1 VERBATIM. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

I. PENDAHULUAN. gagasan serta berinteraksi dengan lingkungan. Bahasa memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan orang-orang hanya melihat dari kulit luar semata. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. gambaran harga diri (self esteem) remaja yang telah melakukan seks di luar nikah

BAB I PENDAHULUAN. ketika ia dilahirkan, baik ia dilahirkan sebagai orang kaya atau miskin, berkulit

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan yang terjadi pada perkembangan pribadi seseorang. Masuknya

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

2016 PENGARUH KONFORMITAS DAN TIPE GAYA HIDUP TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN STARBUCKS COFFEE DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih

I. PENDAHULUAN. kalangan remaja maupun dewasa tersebut. atau sesama pria.selain itu, seks antar sesama jenis tersebut sekarang bukan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. fisik (SWA dalam Bhagyarta & Dharmayanti, 2011). Semakin bertumbuhnya

berbeda saat ia berada di SMA, ia sadar bahwa ia merasakan ketertarikan dengan teman-teman perempuannya, informan merasa wanita itu perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Gaya hidup menurut Kotler (2002) adalah pola hidup seseorang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi perkembangan dunia perfilman. Film di era modern ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu periode transisi dari fase anak hingga fase

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB 1 Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodratnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara lakilaki

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN INTENSI ALTRUISME PADA SISWA SMA N 1 TAHUNAN JEPARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Yayasan Srikandi Pasundan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, modernitas memunculkan gaya hidup baru. Dunia modern

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan dan memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut ini adalah. tabel penelitian terdahulu yang penulis gunakan:

BAB I PENDAHULUAN. mengakses informasi yang menjadi topik pemberitaan media massa. Dengan kebebasan dan kemudahannya, media massa menjadi alternatif

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia ini merupakan salah satu yang paling pesat. Karena banyaknya mal-mal, apartemen maupun gedung-gedung yang dibangun guna menunjang kehidupan dan kebutuhan dari masyarakat kota itu sendiri. Banyak yang menganggap bahwa dengan berbelanja ke mal sudah terlihat sangat keren ketimbang belanja di pasar tradisional. Fenomena tersebut sebagai salah satu alat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial yang menjadi sebuah kebanggaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Halim, 2008, h.129). Masyarakat cenderung menekankan pada pentingnya berpenampilan karena penampilan merupakan bagian dari sebuah gaya hidup (Baron dan Byrne, 2004, h.200). Menurut Adler (dalam Alwisol, 2014, h.73) gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan orang itu dalam kehidupan tertentu dimana dia berada. Kotler dan Amstrong (2008, h.208) berpendapat bahwa gaya hidup adalah pola interaksi hidup yang diungkapkan dalam kegiatan, minat, opini atau pendapat seseorang. Dengan semakin majunya sistem teknologi dan komunikasi yang mengakibatkan 1

2 perubahan sosial semakin berkembang dengan cepat dan gaya hidup yang hedonis adalah bagian dari identifikasi perubahan sosial. Ini menjadi masalah yang cukup serius untuk ditelaah lebih dalam lagi. Utamanya ini sangat mempengaruhi kondisi kehidupan masyarakat di negara kita. Menurut Susanto (2001, h.121) menyatakan baha elemen dari kecenderungan gaya hidup hedonis adalah lebih senang jika mengisi waktu luang dengan cara pergi ke mal, café, dan restoran fast food yang telah tersedia, dan juga mengoleksi barang dengan harga yang cukup fantastis. Tersebut diatas adalah beberapa dari salah satu kebutuhan masyarat saat ini. Masyarakat pada umumnya tidak pernah lepas dari sebuah kebutuhan, entah untuk kebutuhan keseharian ataupun kebutuhan akan pasangan hidup. Dalam pembahasan kebutuhan kali ini, selalu berkaitan dengan hal yang disebut dengan kecenderungan seksual atau disebut dengan orientasi seksual. Secara umum, orientasi seksual dibagi menjadi, homoseksual, heteroseksual dan biseksual (Dermatoto, dalam Wedhanti dan Fridari, 2014, h.364). Istilah homoseksual pertama kali diciptakan pada abad 19 oleh seorang psikolog Jerman yaitu Karoly Maria Benkert. Homo yang berasal dari Bahasa Yunani yang berarti sama dan seks berarti kelamin, istilah ini menunjukkan penyimpangan kebiasaan yang menyukai sesame jenisnya sendiri. Homoseksual mempunyai kecenderungan yaitu

3 lesbian atau gay, pada gay sendiri adalah lelaki yang menyukai sesama lelaki sebagai partner seksual (Putri, dalam Wedhanti dan Fridari, 2014, h.364). Belakangan ini kaum homoseksual khususnya kaum gay semakin berani untuk menunjukkan eksistensinya dalam masyarakat, hal ini dapat diamati dari informasi-informasi yang berkembang di media massa yang menceritakan kehidupan kaum gay sehingga menyebabkan berkembangnya kelompok atau komunitas sebagai wadah aktualisasi yang dapat menampung aspirasi dan kreatifitas dari kaum gay itu sendiri. Seperti juga pada beberapa kaum gay yang peneliti temui dan wawancarai, salah satunya mengatakan bahwa dia telah mengikuti sebuah tren gaya hidup masa kini yang biasa kita sebut dengan gaya hidup yang hedonis. Penghasilan yang cukup dan lingkungan yang mendukung juga sebagai salah satu faktornya, jika tidak terlihat mengikuti tren yang terbaru maka tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Ada juga salah satu gay yang peneliti temui, dia sering menghabiskan waktunya untuk berkegiatan di luar rumah dengan berbelanja atau hanya sekedar jalan-jalan di mal untuk refreshing dan melihat-lihat barang keluaran terbaru dari sebuah parfum mahal. Tetapi kaum gay yang kita kenal tidak hanya sekedar mengikuti tren gaya hidup yang hedonis, banyak juga kaum gay yang keberadaannya memang tidak terlihat oleh media massa maupun

4 nampak di masyarakat luas. Pada beberapa kaum gay yang peneliti temui, mereka melakukan beberapa kegiatan seperti mengadakan seminar terbuka mengenai kaum gay, ada juga kegiatan yaitu setiap beberapa waktu dalam satu bulan mengadakan pemeriksaan HIV/AIDS di puskesmas terdekat, ada juga yang membuka usaha seperti jasa rias pengantin dan perlengkapannya, serta masih banyak kegiatan positif lainnya dari kaum gay. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup sendiri adalah budaya, nilai demografik, kelas sosial, kelompok rujukan atau kelompok acuan, keluarga, kepribadian, motivasi dan emosi. Salah satu faktor yang sangat berperan dalam menentukkan kecenderungan gaya hidup hedonis seseorang adalah kepribadian yaitu karakteristik yang dimiliki tiap individu. Melalui kepribadian itu sendiri dapat dilihat bagaimana kemampuan dalam menghargai maupun menilai diri sendiri dan orang lain (Loudon dan Bitta, dalam Martha, 2010, h.5). Kondisi tersebut berkaitan dengan self esteem pada kaum gay itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa gaya hidup hedonis adalah sebuah pola hidup dari masyarakat yang mementingkan kesenangan duniawi dan merupakan suatu pandangan hidup yang menganggap bahwa seseorang akan mendapatkan keahagiaan yang banyak dengan menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.

5 Dalam kenyataannya, self esteem memegang peranan penting dalam proses pencarian identitas diri, karena dapat membantu individu tersebut mengenali dirinya sendiri, sehingga individu tersebut dapat meningkatkan rasa percara diri dan akan dapat mudah melakukan adaptasi dengan lingkungan yang ada. Diungkapkan oleh Daradjat (1990, h.19) bahwa self esteem adalah kebutuhan dasar individu. Setiap individu menginginkan adanya kebutuhan tentang keberadaannya sehingga memberikan perasaan bahwa individu tersebut berhasil, mampu dan berguna. Diungkapkan oleh Maslow (Feist dan Feist, dalam Perwitasari dan Dewi, 2013, h.2) bahwa self esteem adalah wujud individu yang merasa bahwa pribadinya bernilai atau bermanfaat sehingga membuat individu tersebut merasa percaya diri. Self esteem dikatakan berhasil atau bermakna jika diakui oleh orang lain yang merasa dapat menghadapi kehidupannya dan merasa dapat mengontrol dirinya sendiri (Widayatun, dalam Prameswari, dkk, 2013, h.54) adapula aspek dari self esteem itu sendiri adalah merasa dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain, karena sifat manusia yang cenderung kurang dapat di ekspresikan ketika mengetahui kemampuan orang lain. Self esteem dapat berkembang dengan baik karena seseorang mendapatkan penerimaan, penghargaan, dan perhatian yang cukup banyak dari orang-orang yang memiliki pengaruh terhadap dirinya. Munculnya ketidakpercayaan terhadap kemampuan yang dimiliki,

6 perasaan kurang berharga dan pesimis merupakan indikasi self esteem yang rendah. Kaum gay dengan self esteem yang tinggi akan merasa nyaman dengan lingkungan sosial yang ditinggalinya, karena kaum gay dengan self esteem yang tinggi akan menunjukkan suatu perilaku keberhasilan dalam sebuah pergaulan, sehingga mampu beradaptasi terhadap pengaruh dari gaya hidup hedonis tanpa ikut mengkonsumsi gaya hidup tersebut. Kaum gay yang memiliki self esteem rendah akan dengan mudah mengadopsi kecenderungan gaya hidup hedonis, dikarenakan ingin diterima atau diakui oleh lingkungan yang kaum gay tinggali, namun tidak dengan dasar yang kuat. Kenyataan tersebut disebabkan adanya kesulitan kaum gay dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang ditinggalinya. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud meneliti apakah ada keterkaitan hubungan antara self esteem dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada kaum gay di Kota Semarang. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris hubungan self esteem terhadap kecenderungan gaya hidup hedonis pada kaum gay di Kota Semarang.

7 C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini bisa menjadi kajian bagi ilmu psikologi pada umumnya, dan psikologi kepribadian khususnya yang berkaitan dengan self esteem dengan kecenderungan gaya hidup hedonis. 2. Manfaat Praktis Diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi pedoman bagi subjek dalam pengendalian self esteem terhadap kecenderungan gaya hidup hedonis.