Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini

dokumen-dokumen yang mirip
Kartun Konpopilan, Kartun Bisu yang Bicara

Kartun Konpopilan, Kartun Untuk Orang Pintar

HUT RI KE-71 DALAM KARTUN OOM PASIKOM

PEMAKNAAN KARIKATUR OOM PASIKOM PADA HARIAN KOMPAS EDISI 10 SEPTEMBER 2016

MENGENAL TOKOH KARTUN DALAM KORAN

KARTUN KONPOPILAN PADA KORAN KOMPAS (Kajian Bahasa Rupa)

Menafsir Makna Kartun Panji Koming di Surat Kabar Kompas pada 16 Oktober 2016

mengenai perubahan representasi kartun Panji Koming terhadap dua kondisi politik yang berbeda juga mewakili apa yang terjadi terhadap media-media

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Farhan Akbar Muttaqi, 2015

Berikut Transkrip Hasil Wawancara Penulis dengan Ilustrator Karikatur. Harian Pos Kota, Mas Uca. Senin, 18 Juli 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat kepada media massa menjadikan peranan pers semakin penting. Seorang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

KARTUN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,

WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dikoreksi dari 6.02 menjadi 5,81 persen 1. Penurunan

Bahasa Rupa Kartun Konpopilan pada Koran Kompas Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB I PENDAHULUAN. Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif. diciptakan dapat mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata serta suara yang tertulis (Koendoro,2007:25). Komik terbentuk dari

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KRITIK TERHADAP MORAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM KARIKATUR POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB IV KESIMPULAN. praktik-praktik anihilasi simbolis dalam proses produksi berita. Perempuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi. 1. Judul Perancangan

Di Ujung Pantai Gelap, Pasti Ada Mercusuar

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. sekadar melaporkan berita tetapi juga mengomentarinya. Surat kabar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENCIPTAAN SENI KEPALSUAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

Dasar-Dasar Animasi Kartun Flash

BAB I PENDAHULUAN. kita melihat dari sisi pandang seorang penikmat sastra tulis. Cerpen ataupun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. gambar komunikasi, antara lain:ilustrasi, logo, dan karikatur. tubuh, ia akan menjelma menjadi apa yang disebut sebagai karikatur.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sejarah akan meningkatkan kohesi (ikatan) sosial, dan hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

BAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini

BAB IV TINJAUAN KARYA

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20

SINERGI ANGGOTA PARLEMEN, MEDIA DAN OMS UNTUK MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERFIHAK PADA PEREMPUAN MISKIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB V KESIMPULAN. Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian


BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU (P2MABA) ESAI MASUK PSIK, MOTIVASI MASUK PSIK, DESKRIPSI KEGIATAN SEHARI-HARI DI PSIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

Gerwani dan Tragedi 1965

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

Transkripsi:

Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini I Wayan Nuriarta Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain-Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Karikatur karya Wahyu Kokkang pada Koran Jawa Pos 22 April 2017 adalah sebuah kartun opini yang menggambarkan Kartini masa kini. Kartun tersebut sebagai sebuah karya yang merepresentasikan kehidupan sosial masyarakat. Sebuah potret seorang Kartini (perempuan) masa kini yang sibuk dengan dirinya sendiri. Menggunakan smartphone bermain media sosial, sampai tidak memperhatikan anaknya, karena lebih mementingkan dunia maya. Sebagai ktirik melalui media kartun, Wahyu bermaksud mengkritisi masyarakat luas (perempuan dan lakilaki) yang terlalu sibuk dengan urusan sendiri dan terlalu larut dengan kemajuan teknologi/sosial media. Akhirnya, mereka sampai melupakan banyak hal, seperti melupakan teman di dekatnya, lupa sebagai seorang ibu, maupun sebagai seorang bapak yang memiliki kewajiban menjaga anak. Kritik ini tentu bertujuan untuk mengingatkan masyarakat luas agar nilai-nilai Kartini tentang kemandirian, dan kepedulian terhadap lingkungan, serta bangsa, bisa terus dijaga. Semangat untuk selalu memajukan bangsa seharusnya terus dirawat di tengah-tengah berbagai tantangan yang dialami Indonesia sampai saat ini. Kata kunci: Kartun, Kartini-masa kini, Media sosial, Kritik.

Pendahuluan Karikatur disebut juga kartun editorial, yaitu kartun yang memiliki muatan ktitik sosial yang biasanya hadir pada sebuah media massa cetak atau Koran. Kartun editorial (editorial cartoon) digunakan sebagai visualisasi tajuk rencana sebuah Koran. Kartun ini biasanya membicarakan masalah politik ataupun masalah-masalah aktual yang menjadi berita utama dari redaksi. Karikatur karya Wahyu Kokkang pada Koran Jawa Pos pada 22 April 2017, menghadirkan kritik sosial terhadap Kartini saat ini. Jika merujuk pada sejarah, maka kita bisa melihat kembali jejak Kartini di masa lalu. Kartini adalah seorang tokoh perempuan yang melahirkan pemikiran kritis tentang keadaan bangsa dan kondisi kaum perempuan. Kartini selalu menentang ketidakadilan yang ia lihat di sekitarnya karena penjajahan. Ketidakadilan tersebut, seperti misalnya mewajibkan anak perempuan untuk tidak boleh bersekolah karena harus menikah dini, sementara laki-laki boleh menuntut ilmu hingga perguruan tinggi. Kartini terus berjuang untuk kesetaraan hak-hak perempuan agar bisa setara dengan kaum laki-laki. Dalam hal ini, upaya Kartini memajukan pendidikan kaum perempuan dan mengajarkan perempuan agar bisa mandiri, berdaya secara ekonomi serta tanggap untuk memberi solusi terhadap persoalan-persoalan di sekitar. Semangat Kartini yang diperingati setiap 21 April tiap tahunnya sebagai hari Kartini itulah yang ingin kita tumbuhkan kepada generasi muda. Generasi muda diharapkan memahami nilai-nilai yang ditanamkan oleh tokoh gerakan perempuan Indonesia tersebut, agar peringatan hari Kartini tidak hanya sebatas memakai baju kebaya. Kartun Wahyu Kokkang yang dimuat pada Koran Jawa Pos sebagai sebuah karya yang merepresentasikan kehidupan sosial masyarakat, memotret kehidupan kartini (Perempuan) saat ini. Bagaimana potret Kartini saat ini? Pembahasan Perjuangan Kartini di masalalu yang melahirkan emansispasi perempuan, dan kesetaraan hak kaum perempuan, mungkin bisa kita lihat pada tokoh-tokoh perempuan saat ini. Tokoh-tokoh tersebut bisa kita lihat seperti Megawati Soekarno Putri. Tokoh perempuan yang pernah menjabat sebagai Presiden Indonesia ke-5 ini, juga sebagai Ketua Umum Partai Politik dengan masa jabatan yang paling lama.

Tokoh-tokoh lain seperti Sri Mulyani, menjabat sebagai Menteri Keuangan, dan ada lagi tokoh-tokoh perempuan lain yang menjabat sebagai pimpinan di daerah, dengan hadirnya perempuan menjadi Bupati. Beberapa tokoh perempuan tersebut adalah bukti atau contoh, bahwa perempuan sudah mampu berperan setara laki-laki, dan mampu hadir sebagai pemimpin. Namun, tak sedikit kaum perempuan saat ini yang merayakan hari Kartini hanya sebatas kebaya dan melupakan semangat dan nilai-nilai perjuangan Kartini. Kritik ini disampaikan Wahyu Kokkang dengan menghadirkan kartun opini pada Koran Jawa Pos. Sebagai sebuah karya kartun opini, tentu kehadiran kartun ini tidak semata karena hayalan, namun hadir sebagai sebuah representasi dari kehidupan masyarakat. Kartun ini hadir dari pengamatan dan kondisi sosial masyarakat. Karikatur Karya Wahyu Kokkang pada Koran Jawa Pos 22 April 2017 Kartun karya Wahyu Kokkang di atas adalah kartun yang memuat kritik sosial. Wahyu menggambar pada panil yang berukuran 13,9 cm x 24,7 cm. Pada panil tersebut di gambar paling kiri ada garis-garis putih secara diagonal berpotongan membentuk gambar jaring laba-laba, kemudian di kanan bawahnya ada tokoh perempuan gemuk, wajahnya tersenyum, memakai baju bermotif bunga memegang sesuatu. Dilihat dari cara memegang dan bentuk yang dipegang, sesuatu tersebut bisa disepakati sebagai bentuk smartphone. Paling kanan digambarkan tokoh anak kecil yang menangis dengan ciri keluar air mata,

mulut anak kecil ini mengaga, tanpa menggunakan baju dan terlihat mengompol, karena ada penggambaran air pada bagian kaki anak kecil tersebut. Suasana keseluruhan pada panil adalah gelap. Pada bagian bawah gambar (masih dalam panil) ada blok hitam melintang secara horizontal setinggi 1 cm. Di tengah-tengah blok hitam ini terdapat tulisan Kartini masa kini. berwarna abuabu putih. Memaknai kartun editorial karya Wahyu tersebut harus melihat gambar secara keseluruhan dan juga melihat konteksnya. Melihat keterhubungan antara satu objek dengan objek yang lain dalam satu panil tersebut. Maka kita akan mendapatkan sebuah narasi. Narasi tersebut bercerita tentang kehidupan perempuan yang selalu memperhatikan smartphone-nya. Kehadiran Smartphone pada umumnya digunakan orang untuk melakukan komunikasi pada dunia maya. Penggunaan smartphone biasanya digunakan untuk media sosial seperti facebook maupun instragram, selain sebagai alat komunikasi atau pembelajaran seperti mencari data yang terkait ilmu pengetahuan. Pada bagian ini, Wahyu sedang menyampaikan kritiknya terhadap para pengguna smartphone yang seringkali lebih mementingkan dunia maya daripada dunia nyata. Maka ada kalimat yang sering muncul kemudian, yaitu; dunia maya itu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Seseorang saat ini (pada kartun di atas digambarkan perempuan) sering mengabaikan kehidupan sekitar, karena merasa dunia maya lebih penting dari segalanya. Kartini hari ini terlalu asik menikmati dunia maya dengan berbagai sosial medianya. Keasikan menikmati sosial media tersebut diperkuat Wahyu pada gambar kartunnya dengan menghadirkan jaring laba-laba yang menempel pada perempuan tersebut. Jaring laba-laba biasanya muncul karena sesuatu sangat lama tidak mengalami perubahan atau terdiam terlalu lama. Ini memperkuat gambaran, bahwa perempuan tersebut sudah sangat lama bermain menggunakan smartphone sehingga jaring laba-laba sampai melekat padanya. Penggambaran paling kanan menunjukan seorang anak yang menangis karena ia mengompol, tapi celananya tidak ada yang mengganti. Anak ini menangis karena tidak ada orang yang peduli padanya. Orangtuanya terlalu sibuk dengan smartphone.

Inilah potret Kartini (perempuan) saat ini yang disampaikan oleh Wahyu dalam kartunnya. Meski ada banyak perempuan yang sudah hadir dan berperan besar dalam memajukan bangsa, namun tak sedikit ada perempuan yang juga sibuk dengan dirinya sendiri, dengan smartphone dan bermain media sosial, bahkan seorang ibu sampai tidak memperhatikan anak karena lebih mementingkan dunia maya. Simpulan Gambar karikatur atau kartun opini karya Wahyu Kokkang pada Koran Jawa Pos 22 April 2017 menyampaikan kritik pada masyarakat secara umum. Pertama, dalam peringatan Hari Kartini pada bulan April, Wahyu Kokkang melihat peran perempuan di masyarakat yang tidak mencerminkan perjuangan R.A Kartini di masa lalu. Oleh karena, sekarang para perempuan banyak yang hanya mementingkan sosial media, sibuk dengan urusan sendiri tanpa peduli lingkungan, apalagi persoalan bangsa yang lebih besar. Kedua, kartun opini ini juga disampaikan kepada masyarakat luas (tidak hanya perempuan, tetapi juga laki-laki) yang terlalu sibuk dengan urusan sendiri dan terlalu larut dengan kemajuan teknologi/sosial media. Sehingga, pada akhirnya melupakan peran, baik sebagai ibu, maupun bapak yang berkewajiban untuk menjaga anakanaknya. Kritik ini tentu bertujuan untuk mengingatkan masyarakat luas agar nilai-nilai Kartini tentang kemandirian, dan kepedulian terhadap lingkungan, serta bangsa ini bisa terus dijaga. Semangat untuk selalu memajukan bangsa terus dirawat di tengah-tengah berbagai tantangan yang dialami bangsa Indonesia. Selamat Hari Kartini. Kepustakaan Ajidarma,Seno Gumira. 2012. Antara Tawa dan Bahaya, Kartun Dalam Politik Humor. Jakarta :Kepustakaan Populer Gramedia. Setiawan,Muhammad Nashir. 2002. Menakar Panji Koming, Tafsiran Komik Karya Dwi Koendoro Pada Masa Reformasi Tahun 1998. Kompas: Jakarta.