GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DALAM MEMONITOR PERSALINAN DI RSUD KOTA SURAKARTA

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat...

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

JUNAINA Karya Tulis Ilmiah STIKes U BUDIYAH Banda Aceh. Abtract

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011

146 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA PARAMEDIS TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

NURLAILA RAMADHAN Tenaga Pengajar Pada StiKes Ubudiyah Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

Meningkatkan Kinerja Bidan dalam Upaya Menurunkan Angka Kejadian Partus Lama di RSUD Rokan Hulu. Andriana* Syafneli**

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Penerapan Penggunaan Partograf di Ruang Kebidanan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

Suparni, Milatun Khanifah, Fitriyani

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PIJAT PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar kasus kematian ibu

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka


BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menurut WHO merupakan kematian selama kehamilan atau setelah 42 hari

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi 2016

BAB I PENDAHULUAN. bahwa tujuan nasional bangsa Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89).

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan adalah

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Lisda W. Longgupa 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PENULISAN PARTOGRAF KNOWLEDGE LEVEL WITH ACCURACY PARTOGRAPH WRITING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Hidayah, et al., Gambaran Ibu Nifas Tentang...

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017

ALI SADIKIN NIM : J

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN Erni Yuliastuti 1, YP. Rahayu 2, Azizah Yasmin 3 1 Dosen Poltekes Kemenkes Banjarmasin 2 Program Studi D IV Bidan Pendidik, STIKES Sari Mulia Banjarmasin ISSN : 2086-3454 ABSTRAK Latar Belakang : Tiga penyebab kematian ibu terbanyak menurut WHO (2010) adalah perdarahan 45%, infeksi 15%, dan eklamsia 13%. Berdasarkan SDKI tahun 2007, AKI di Indonesia sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup. Upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Bidan dalam menolong persalinan, dengan penggunaan partograf. Partograf merupakan alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan menatalaksana persalinan. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Program Studi DIII Kebidanan pada bulan November 2014 pada 27 orang mahasiswi dimana 20 orang diantaranya belum memahami tentang pengisian partograf. Tujuan : Mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang pengisian partograf program studi DIII Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin. Metode : Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan jumlah 178 orang. Pengambilan sampel secara simple random sampling dengan sampel 64 orang. Pengolahan data dengan editing, coding, processing, cleaning. Analisa Data dengan univariat distribusi frekuensi. Hasil : Terdapat mahasiswi berpengetahuan baik 30 responden (49,1%), dan pengetahuan cukup 34 responden (53,1%). Kesimpulan : Pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang pengisian partograf di AKBID Sari Mulia Banjarmasin dalam kategori cukup. Kata Kunci : Pengetahuan, Partograf. 176

Pendahuluan Sebagian besar penyebab kematian dapat dicegah dengan penanganan yang adekuat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam menolong persalinan, seperti penggunaan partograf dalam persalinan yaitu alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan menatalaksana persalinan. Partograf dapat digunakan untuk mendeteksi dini masalah dan penyulit dalam persalinan sehingga dapat sesegera mungkin menatalaksana masalah tersebut atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Instrumen ini merupakan salah satu komponen dari pemantauan dan penatalaksanaan proses persalinan secara lengkap (Depkes RI, 2007). Partograf adalah suatu pencatatan hasil informasi berdasarkan observasi dari pemeriksaan anamnesa dan fisik pada ibu dalam persalinan, dan alat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I fase aktif. Penggunaan partograf pada saat pertolongan persalinan terutama sebagai bidan merupakan hal yang sangat penting untuk memantau komplikasi yang akan terjadi, karena komplikasi tidak dapat dipreidiksi misalnya terjadi gawat janin, hipertensi, kejang, perdarahan, dan partus lama atau kala 1 memanjang. Penggunaan partograf adalah untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan dan merupakan elemen penting dari asuhan persalinan, selama persalinan dan kelahiran bayi disemua tempat (Rumah, Puskesmas, Klinik, Bidan Swasta, RS, dll), secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahirannya bayinya (Nurasiah, 2011). Kematian maternal dapat terjadi pada saat pertama pertolongan persalinan. Penyebab utama kematian ibu adalah trias klasik yaitu perdarahan, infeksi dan preeklamsi. Angka kematian maternal dan perinatal yang tinggi ini disebabkan oleh dua hal penting yaitu memerlukan perhatian khusus yaitu terjadi partus terlantar atau partus lama dan terlambatnya melakukan rujukan (Manuaba, 2005). WHO memperkenalkan partograf pada tahun 1970, sebagai alat identifikasi awal partus lama dan persalinan macet secara objektif dan tepat waktu. Tiga penyebab kematian ibu terbanyak menurut WHO (2010) adalah perdarahan 45%, infeksi 15%, dan eklamsia 13%. WHO memperkirakan, sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu di kawasan ini diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta pertahun. Sebanyak 98% dari seluruh kematian ibu dan anak di kawasan ini terjadi di India, Indonesia, Bangladesh, Nepal, dan Myanmar. Kondisi derajat kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini masih memprihatinkan, antara lain ditandai dengan masih tingginya AKB dan AKI. Berdasarkan data BPS tahun 177

2007, AKB di Indonesia menunjukkan angka yang masih tinggi yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup, dan menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 AKI di Indonesia menunjukkan angka 248 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2008). AKI di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2012 menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu mencapai 92 per 100.000 kelahiran hidup, dengan Angka Kematian Bayi sedikitnya mencapai 11,76 per 1.000 kelahiran hidup (www.antarkalsel.com). Tingginya AKI dan AKB disebabkan oleh faktor 3T (Terlambat mengambil keputusan, terlambat transportasi, terlambat memberikan pelayanan kesehatan). Penggunaan partograf adalah sebagai alat bantu proses persalinan berlangsung, sehingga dengan semua itu dapat terdeteksi dini dalam mengambil keputusan klinik dan tepat waktu. Maka angka kematian maternal dan perinatal dapat diturunkan dengan bermakna dan mampu menunjang sistem kesehatan menuju tingkat kesejahteraan masyarakat di provinsi Kalimantan Selatan. Pada kenyataannya di lahan praktik penggunaan partograf sebagai alat bantu selama proses persalinan masih ada yang belum maksimal, karena masih ada petugas kesehatan maupun penolong persalinan yang belum menggunakan alat bantu persalinan dengan alasan tidak ada waktu atau menyita waktu selama proses persalinan. Program DIII kebidanan adalah salah satu institusi yang mengasilkan bidan yang mempunyai visi yang di dapat dari kompeten, unggul, professional dan kompetetif di tingkat global. Dalam praktik di lapangan, model utama bidan adalah harus mampu melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Selain itu, bidan harus dapat memantau kemajuan persalinan untuk mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama (Nurjihan, 2013). Oleh karena itu bagi calon tenaga kesehatan terutama mahasiswa institusi pendidikan kesehatan perlu dipersiapkan sedini mungkin untuk menguasai dan mengaplikasikan kemampuan partograf tersebut sedini mungkin. Dengan harapan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang pengisian partograf sebagai bahan pengetahuan ketika mereka terjun di masyarakat. Jenjang pendidikan akademik diploma III merupakan jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi dan semakin luas pengetahuannya. Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Nopember 2014 di Program Studi DIII Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin pada 27 orang mahasiswi, dimana 20 orang diantaranya menyatakan belum memahami tentang pengisian partograf dengan tepat karena masih dalam proses belajar selama 178

pendidikan. Yaitu pada pencatatan kemajuan persalinan pembukaan serviks pada lembar partograf, penilaian kontraksi uterus dan cara mengisi kotak yang sesuai lama kontraksi, penilaian warna dan air ketuban, waktu untuk pemeriksaan tekanan darah. Peneliti ingin menggambarkan pengetahuan Mahasiswi Tingkat II tentang Pengisian Partograf karena dari setiap pengetahuan mahasiswi mempunyai pola pikir yang berbeda-beda. Diantaranya yang mempengaruhi pengetahuan atau informasi yang diberikan oleh orang lain, prilaku, dan pendidikan. Dan mahasiswi tingkat II karena sedang proses dalam melaksanakan pencapaian target dalam asuhan persalinan dan pengisian partograf. Berdasarkan hal di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Tingkat II tentang Pengisian Partograf Program Studi DIII Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan tentang pengisian partograf pada mahasiswi tingkat II Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin. Bahan dan Metode Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena dalam situasi tertentu mahasiswi kebidanan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang pengisian partograf pada mahasiswi tingkat II Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas benda atau orang yang dapat dihitung dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Soegiono, 2005). Populasi dalam penelitian adalah seluruh Mahasiswi Tingkat II Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin berjumlah 178 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel proporsional random sampling simple random sampling. Satu angkatan terdiri dari 4 kelas yaitu A, B, C, D dari kelas A 16 responden, kelas B 16 responden, kelas C 15 responden, dan kelas D 17 responden. Setiap kelas diambil dengan cara diundi melalui absensi kelas sesuai dengan proporsi yang sudah ditentukan dan nama yang keluar pada undian terpilih untuk mewakili kelas. Sumber data yang digunakan yaitu data primer yang diperoleh secara langsung melalui pengisian kuesioner oleh responden. Hasil Berdasarkan penelitian pada tanggal 18 Maret - 09 April 2015, dari 25 pernyataan yang diajukan kepada 64 responden. Hasil penelitian 179

tersebut diperoleh Gambaran Pengetahuan Tentang Pengisian Partograf Pada Mahasiswi Tingkat II Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Mahasiswi Berdasarkan Pengetahuan Mahasiswi AKBID Kelas Kategori Pengetahuan A B C D (f) (%) (f) (%) (f) (%) (f) (%) Baik 6 9,4 % 7 11% 8 12,5% 9 14% Cukup 10 15,6 % 9 14% 7 11 % 8 12,5% Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 16 25 % 15 25% 15 23,5% 17 26,5% Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kelas A masuk nominasi jumlah terbanyak banyak untuk kategori pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 10 orang (15,6%). Tabel 4.2 Daftar Hasil Kategori Pengetahuan Kategori Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase Baik Cukup Kurang 30 34 0 46,9% 53,1% 0 Jumlah 64 100% Berdasarkan tabel 4.2 daftar hasil kategori pengetahuan diketahui dari 64 responden, mahasiswi tingkat II adalah memiliki pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 34 orang (53,1%). Pembahasan Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Pengisian Partograf Mahasiswi Tingkat II Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin. Jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 64 sampel dan responden dari kelas A yang berjumlah 16 mahasiswi, kelas B yang berjumlah 16 mahasiswi, kelas C yang berjumlah 15 mahasiswi, dan kelas D yang berjumlah 17 mahasiswi kemudian diambil dengan cara diundi melalui absensi kelas sesuai dengan proporsi yang sudah ditentukan dan nama yang keluar pada undian terpilih untuk mewakili kelas. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pengetahuan kelas yang berpengetahuan cukup adalah kelas A yaitu sebanyak 10 responden (15, 6%). Tentang pernyataan penilaian penyusupan tulang kepala janin dan kala III halaman belakang partograf. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan tentang pengisian partograf pada mahasiswi Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin didapatkan 34 responden (53,1%) dalam kategori cukup. Pengetahuan mahasiswi tingkat II dikategorikan dalam kategori cukup. Kemungkinan sebagian besar responden 180

kurang tertarik dan kurang memperhatikan apabila dosen pengajar sedang menjelaskan materi tentang partograf, sehingga responden tersebut kurang belajar dan berlatih memahami materi tentang pemantauan waktu kala I pemeriksaan tekanan darah setiap 4 jam atau jika ada penyulit seperti hipertensi, preeklampsi dan eklamsi, kala III halaman belakang partograf, dan belum memahami pemantauan waktu kala IV setiap 1 jam pertama 15 menit dan 1 jam kedua setiap 30 menit. Dan kemungkinan bahwa kurang melatih belajar pada saat di rumah maupun dinas tentang pengisian partograf, dan responden masih belum menyadari pentingnya pengisian partograf dalam fase aktif persalinan. Dari 64 responden terdapat 28 responden (43,7%) belum memahami tentang waktu kala I pemeriksaan tekanan darah, dan 34 responden (53,1%) belum memahami tentang pemantauan waktu kala IV, serta 39 responden (60,9%) belum memahami tentang kala III halaman belakang partograf. Jika di analisa lebih lanjut pengetahuan yang lebih baik di liat dari presentase terbanyak dimiliki oleh kelas D, hal ini menunjukkan bahwa semakin tertarik memperhatikan apabila dosen mengajar maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik dan memudahkan responden untuk menyerap dan memahami pentingnya pengetahuan tentang pengisian partograf. Pengetahuan seseorang terhadap sesuatu hal akan diikuti dengan cara ketertarikan, kemudian berusaha beradaptasi dengan apa yang diketahui. Dengan demikian pengetahuan seseorang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada perilaku seseorang (Notoatmojo, 2007). Ucapan Terima Kasih Ucapan terimakasih disampaikan kepada Direktur Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin yang telah memberikan izin serta tempat untuk melakukan penelitian. 181

Daftar Pustaka Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin. 2014. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Banjarmasin : Akademi Kebidanan Sari Mulia Antara News. 07 Februari 2013. http://m.antarakalsel.com/berita/9853/aki -dan-akb-menurun. Diakses tanggal 20 Oktober 2014 Depkes RI. 2007. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta, 2008. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurasiah, Rukmawati. 2011. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: PT. Refika Aditama Nurjihan, Dewiratih. 2013. Surakarta. Dimuat tanggal 11 Oktober 2013.http://01-gdldewiratihn-391-1-ktijihan.pdf. Diakses tanggal 20 Oktober 2014 Manuaba, Ida Bagus. 2005. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC Soegiono. 2005. Statistik untuk penelitian. Alfabeta, Bandung 182