BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktiviras belajar dan guru

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.

ANIMALIA. STANDAR KOMPETENSI: Memahami manfaat keanekaragaman hayati

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berkaitan dengan perilaku atau tingkah laku. Hasil belajar diukur

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

KINGDOM ANIMALIA. Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai..

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perumusan dan tafsiran tentang belajar berbeda satu sama lain. Berikut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari kelas 1 samapai kelas 6. Adapun ruang lingkup materinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hamalik,1995:57) dalam ( memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu interaksi dengan lingkungan atau objek tertentu. fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau. perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R.

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa kurang berkembang akan berdampak pada sikap mahasiswa yang apatis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Deasy Wulandari K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II. Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan. pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2002: 57) dalam

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

Oleh. Ervin Saleh. Dr. H. Rosman Ilato.,M.Pd. Drs. Rusli Isa.,M.Si ABSTRAK. Kata kunci : Hasil Belajar Siswa dan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan subjek. belajar secara aktif, yang menekan pada penyediaan sumber belajar.

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006), belajar adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi menjadi kapabilitas baru. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil dari belajar itu dapat berupa kapabilitas baru. Artinya, setelah seseorang belajar maka ia akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai sebagai akibat dari proses belajar tersebut. Timbulmya kapabilitas tersebut adalah stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh orang yang belajar. Sudjana (1989) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seorang. Perubahan tersebut sebagai proses dari pemahaman, sikap, dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan, dan aspek-aspek lain yang ada pada individu. James O. Whitaker dalam Djamarah (2002) merumuskan bahwa belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Guru harus memberikan latihan atau

7 kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa agar terjadi perubahan tingkah laku. Cronbach dalam Djamarah (2002) berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Pemberian aktifitas yang beragam dalam pembelajaran akan memperkaya pengalaman belajar siswa. Menurut Slameto (1991), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam konteks pembelajaran, siswa dan guru harus sama-sama berusaha untuk menciptakan kegiatan yang melibatkan fisik dan mental, serta dapat memberikan pengalaman bermakna. 2.1.2 Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 895) bahwa kata prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari dari kegiatan/pekerjaan yang telah dilakukan, dikerjakan. Para ahli memberikan interpretasi yang berbeda tentang prestasi belajar, sesuai dari sudut pandang mana mereka

8 menyorotinya. Namun secara umum mereka sepakat bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan. Menurut Djamarah (1994), prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.prestasi itu tidak mungkin diacapai atau dihasilkan oleh seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan perjuangan yang gigih. Dalam kenyataannya untuk mendapatkan prestasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus penuh perjuangan dan berbagai rintangan dan hambatan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan optimisme presatasi itu dapat tercapai.. Poerwadarminta (1996) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya), sedangkan menurut Mas ud Hasan Abdul Qohar (1998) berpendapat bahwa prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang memperolehnya dengan jalan keuletan. Sementara Harahap (2001) mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,

9 yang menyenangkan hati, yang memperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang tertentu. Ngalim Purwanto (1998) merumuskanbeberapa hal terkait dengan prestasi belajar sebagai berikut : Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti, mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi. Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. 2.1.3 Pengertian Aktifitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Menurut Sardiman (2001), yang dimaksud aktifitas belajar adalah aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar mengajar kedua aktifitas itu harus saling menunjang agar diperoleh hasil yang maksimal. Sehubungan dengan hal ini Piaget dalam Nasution (1995) menambahkan bahwa seseorang berpikir sepanjang dia berbuat. Agar anak berpikir sendiri dia harus diberikan kesempatan untuk berbuat sendiri. Kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah banyak yang merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh siswa. Aktifitas yang dilakukan di lingkungan sekolah atau dilingkungan pendidikan merupakan aktifitas belajar. Terdapat dua macam aktifitas yaitu aktifitas jasmani dan aktifitas

10 rohani. Menurut Tabrani, dkk (1989:25) aktifitas jasmani adalah kegiatan yang nampak bila siswa sibuk bekerja, seperti melakukan percobaanpercobaan. Aktifitas rohani adalah kegiatan yang nampak bilamana siswa mengamati dengan teliti, mengingat, memecahkan persoalan dan mengambil kesimpulan. Dalam proses belajar mengajar yang paling utama adalah aktifitas belajar siswa. Dimana aktifitas belajar siswa tersebut memerlukan adanya interaksi timbal balik sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Dengan adanya aktivitas maka siswa dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan ketrampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat (Hamalik, 2006). Aktivitas adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam tiap bagian sekolah (Ali, 2004) kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan anak selaku siswa dalam sekolah. Terjadinya aktivitas siswa-siswa dikarenakan adanya proses belajar mengajar, aspirasi atau perangsang belajar. Menurut Sukidin (2002), dalam suatu aktifitas akan terjadi suatu bentukpartisipasi/kegiatan mengambil bagian untuk mencapai kemanfaatan secara optimal seperti mengajukan pertanyaan, mengajukan pendapat, mengajukan sanggahan dan mengerjakan soal atau tugas. Menurut Sardiman, (2001) aktivitas adalah berbuat untuk melakukan sesuatu atau melakukan kegiatan. Kegiatan yang dimaksud

11 adalah kegiatan anak selaku siswa dalam sekolah secara khusus adalah aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar. 2.2 Hakekat Pembelajaran Kooperatif 2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dengan siswa dikelompok-kelompokkan dalam tim kecil untuk menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah secara bersama-sama untuk mencapai tujuan kelompok yang saling menguntungkan. Tiap kelompok terdiri atas 5 orang dengan tingkat kemampuan yang beragam dan tiap anggota bertanggung jawab atas keberhasilan belajarnya baik secara individu maupun kelompok. Harmianto (2011) Menurut Harmianto, dkk (2011) unsure-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut : 1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup; 2) siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya; 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama; 4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya; 5) siswa akan diberi evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga diberikan untuk semua anggota kelompok; 6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajaranya;

12 7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif. Menurut Stahl (1994) dalam Harmianto, dkk (2011 : 59) ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah : 1) belajarbersama dengan teman; 2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman; 3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok; 4) belajar dari teman sendiri antar kelompok; 5) belajar dalam kelompok kecil; 6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat; 7) keputusan tergantung pada siswa; 8) siswaaktif. 2.2.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas atau interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009: 51). Menurut Slavin (2009 : 143) dalam Harmianto, dkk (2011 : 64) berpendapat bahwa STAD adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik

13 untukpermulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. berikut : Strategi pelaksanaan/siklus aktivitas model STAD adalah sebagai a. siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan lima orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. b. guru memberikan pelajaran. c. siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. d. semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut. Mereka tidak dapat membantu satu sama lain. e. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang sebelumnya. f. Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. g. Nilai-nilai itu dijumlah untuk mendapatkan nilai kelompok. h. Kelompok yang bisa mencapai criteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya (Sharan, 2009 : 5 dalam Harmianto, 2011 : 64). 2.2.3 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran STAD Terdapat 5 tahapan yang harus dilalui dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu :

14 1) Presentasi Kelas Pembelajaran dimulai dengan menyampaikan indicator yang harus dicapai pada pembelajaran hari ini dan memberi motivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan ini dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Pada tahapiniperlu ditekankan : (1) mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, (2) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna,dan bukan hafalan, (3) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa, (4) memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar atau salah, dan (5) beralih kepada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami permasalahan yang ada, 2) Kegiatan Kelompok Tim yang terdiri dari empat atau lima orang siswa mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnis. Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas. Guru sebagai fasilitator dan motivator. Hasilkerja kelompok dikumpulkan. 3) Tes Individual

15 Tes individual diadakan pada akhir pertemuan kedua dan ketiga, kirakira 10 menit, untk mengetahui yang telah dipelajari secara individu, selama mereka bekerja dalam kelompok. Siswa tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis. 4) Penghitungan Skor Tahap penghitungan skor kemajuan individu dihitung berdasarkan skor awal. Tahap ini dilakukan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik. 5) Pemberian Penghargaan Kelompok. Tim akan mendapatkan penghargaan sertifikat atau bentuk penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria tertentu. (Slavin, 2008 : 143, dalam Harminto, 2011 : 66). 2.2.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD Menurut Slavin (1995) dalam Harmianto (2011 : 103), pada proses pembelajaran ada tujun langkah-langkah model pembelajaran STAD : 1) Membentuk kelompok yang berangotakan lima orang secara heterogen 2) Guru menyajikan pelajaran 3) Guru member tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota kelompok yang sudah faham menjelaskan kepada anggota lainnya sampai anggota lainnya faham 4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5) Guru melaksanakan evaluasi

16 6) Kesimpulan Langkah penutup dari model pembelajaran STAD adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa. 7) Memberi penghargaan kelompok Pemberian peghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor ratarata yang dikategorikan menjadi kelompok baik (good team), kelompok hebat (great team), dan kelompok super (super team). Pedoman pemberian skor perkembangan menurut Slavin (2005), dapat dilihat pada Tabel 2.1. Table 2.1 Skor Perkembangan Siswa Skor Tes a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal b. 10 hingga 1 pon di bawah skor awal c. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal d. Lebih dari 10 pon di atas skor awal e. Nilai sempurna (terlepas dari skor awal) Skor Perkembangan 5 10 20 30 40 Kriteria penghargaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif disajikan pada tabel 2.2. Nilai Kelompok Kriteria Penghargaan 15 N < 20 Kelompk baik (good team) 20 N < 25 Kelompok hebat (great team) N 25 Kelompok super (super team) 2.3 Materi Biologi Tentang Dunia Hewan Dunia hewan menurut Ari Sulistyorini (2009) dikelompokkan menjadi 5 perbedaan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, berdasarkan tipe

17 simetri tubuh, berdasarkan jumlah lapisan lembaga, berdasarkan tipe rongga tubuh, dan berdasarkan cara pengaturan suhu tubuh. A. Filum Porifera Pada sekujur tubuh porifera atau hewan spons terdapat pori-pori, hal tersebut menjadi sebab utama penamaannya. Ciri-ciri Filum Porifera Menurut Ari Sulistyorini (2009), ciri-ciri filum porifera adalah : 1. Tubuh tidak bisa bergerak aktif dan melekat di dasar perairan. 2. Kerangka tubuh tersusun dari zat kapur, silikat, atau sponging. 3. Memiliki daya regenerasi yang tinggi. 4. Belum memiliki organ, jaringan saraf, ataupun mulut. 5. Makanan diperoleh dengan mengalirkan air melalui ostium kedalam spongesoel. Sisa pencernaan juga dikeluarkan melalui ostium. 6. Reproduksi secara seksual ataupun aseksual. Klasifikasi Filum Porifera Porifera menurut Ari Sulistyorini (2009) porifera dapat dikelompokkan berdasarkan tipe saluran air ataupun jenis zat penyusun rangka tubuh. a. Tipe Saluran Air Porifera memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askon, sikon, dan leukon. b. Jenis Zat Penyusun Rangka Tubuh

18 Berdasarkan jenis zat penyusun rangka tubuhnya, porifera dapat dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Calcarea, Hexactinelida, dan Demospongiae. Peranan Porifera Karena rangka tubuhnya, porifera dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor. Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Spons Petrosia contegnatta menghasilkan senyawa untuk obat antikanker, sedangkan obat antiasma diambil dari Cymbacela. B. Filum Coelenterata Filum Coelenterata disebut juga hewan berongga atau hewan karang. Pada umumnya, hewan tersebut hidup dilaut. Ciri-ciri Filum Coelenterata Menurut Ari Sulistyorini (2009), ciri-ciri Coelenterata adalah sebagai berikut : 1. Merupakan hewan triploblastik. 2. Pada umumnya bertipe simetri radial. 3. Sistem saraf jala atau sistem saraf difus. 4. Reproduksi secara seksual dan aseksual (tunas) 5. Pencernaan makanan secara intraseluler dan ekstraseluler di dalam rongga gastrovaskuler (usus).

19 6. Bentuk tubuh ada dua macam,yaitu polip dan medusa. Klasifikasi Filum Coelenterata Filum Coelenterata terbagi kedalam tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Schyphozoa, dan Anthozoa. Peranan Filum Coelenterata a. Melindungi pantai terhadap abrasi pantai. b. Sebagai tempat perkembangbiakan dan perlindungan ikan. c. Dapat dibuat menjadi perhiasan. d. Sebagai daya tarik wisata bahari. e. Digunakan sebagai bahan baku pembuatan landasan pesawat terbang. C. Filum Platyhelminthes paling rendah. Filum Platyhelmintes merupakan filum cacing yang tingkatanya Ciri-cirri filum Platyhelminthes : 1. Tubuhnya pipih dan tidak bersegmen. 2. Umumnya golongan cacing pipih hidup disungai,danau,laut,atau parasit didalam tubuh manusia 3. Cacing golongan ini sangat sensitive terhadap cahaya. Klasifikasi filum Platyhelminthes

20 Menurut Ari Sulistyorini (2009) Pathyhelmintes dapat dibedakan menjadi 3 kelas,yaitu Tubbellaria (cacing bulu getar),trematoda (cacing hisap),monogenea dan Cestoda (cacing pita). Peranan filum Plathyhelminthes Sebagian besar cacing pipih merupakan parasit penyebab berbagai penyakit pada manusia,hewan dan tumbuhan.misalnya cacing darah Schistotoma yang menyebabkan penyakit skistomiasis pada manusia. D. Filum Nemahelminthes/Nematode Filum nemathelmintes atau nematode berarti cacing gilig. Ciri-ciri filum Nemathelminthes Menurut Ari Sulistyorini (2009), Nemathelmintes mempunyai ciri-ciri : 1. Tubuh berbentuk bulat panjang seperti benang dengan ujung ujung yang meruncing. 2. Memiliki rongga tubuh semu,sehingga disebut sebagai hewan pseudoselomata. 3. Memiliki ukuran tubuh yang mikroskopis. 4. Permukaan tubuh Nemahelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri enzim pencernaan yang berasal dari inangnya. 5. Mulut terdapat pada ujung anterior

21 Klasifikasi Filum Nemathelminthes Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas,yaitu Nematoda dan Nematophora Peranan filum Nemathelmintes Sebagian besar cacing gilig hidup babas,sedangkn yang bersifat parasit telah menyebabkan berbagai penyakit yang diderita oleh manusia,hewan,dan tumbuhan.infeksi oleh jenis cacing gilig sangat dipengaruhi oleh keadaan sanitasi. E. Filum Annelida Menurut Ari Sulistyowati (2009), filum Annelida disebut juga cacing bersegmen. Ciri cirri filum Annelida 1. Merupakan hewan triploblastik selomata. 2. Tubuh simetri bilateral 3. Tubuh bersegmen tipe metameri 4. Permukaan tubuhnya tertutup kutikula. 5. Sistem pencernaan makanan sempurna 6. Sistem akstraksi terdiri atas nefridium Klasifikasi Filum Annelida

22 Annelida dibagi menjadi 3 kelas yaitu ; Polychaeta (Cacing berambut banyak),oligochaeta (cacing berambut sedikit) dan Hirudinae. Peranan filum Annelida Beberapa jenis Annelida mengandung protein yang tinggi. Oleh karena itu,beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai bahan makanan,misalnya cacing wawo dan palolo. 2.4 Kerangka Berfikir Berpegang dari uraian diatas peneliti berpendapat bahwa proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh aktifitas siswa. Siswa yang memiliki aktifitas tinggi akan berprestasi lebih baik dibandingkan anak dengan aktifitas rendah. Keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar yang baik adalah terciptanya suasana aktif dari pelaku kegiatan tersebut,yang mencerminkan sikap perilaku dan hasil kegiatan yang meningkat baik. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan menjadi solusi yang tepat bagi guru agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang berkualias dan prestasi siswa yang meningkat. 2.5 Hipotesis

23 Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: 1. H 0 : pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh terhadap aktivitas dan prestasi belajar materi biologi siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2013/2014. 2. H 1 : pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap aktivitas dan prestasi belajar materi biologi siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2013/2014.