Bab VI Implementasi Pada bab ini dirancang sebuah protokol untuk mengimplementasikan seluruh artifak (model kolaborasi, lingkungan kolaborasi, dan ensiklopedia) yang dihasilkan dalam pelaksanaan tesis. VI.1 Protokol Implementasi Dalam rangka implementasi model ensiklopedia untuk lingkungan kolaborasi, diperlukan sebuah protokol atau skenario sebagai pedoman yang dapat dipergunakan dalam berbagai situasi atau domain implementasi. Protokol ini kemudian dinamakan protokol implementasi. Secara umum implementasi terdiri atas enam tahap, yaitu penentuan domain implementasi beserta ruang lingkupnya, perencanaan skenario proses kolaborasi, pembangunan ensiklopedia, pelaksanaan skenario proses kolaborasi, diagnosis/observasi pelaksanaan proses kolaborasi, dan evaluasi pelaksanaan proses kolaborasi. a. Penentuan domain dan ruang lingkup implementasi Pada tahap ini ditentukan domain implementasi beserta ruang lingkup yang akan menjadi acuan dalam membangun ensiklopedia dan merancang skenario kolaborasi. b. Perencanaan skenario proses kolaborasi Pada tahap ini ditentukan elemen yang diperlukan dalam rangka keberjalanan proses kolaborasi, yaitu participant, role, common goal, relationship, topology, abstract service, dll. Setelah seluruh elemen terdefinisi, dirancang sebuah skenario berupa aliran task yang harus dilakukan oleh participant dalam rangka mencapai common goal. 106
107 c. Pembangunan ensiklopedia Pembangunan ensiklopedia dilakukan berdasarkan domain serta ruang lingkup implementasi dan skenario prose kolaborasi dengan mengikuti tahapan yang telah dijelaskan pada Bab V, yaitu: 1. Information Strategy Planning a. Identifikasi tujuan, target, dan strategi organisasi. b. Penentuan CSF (Critical Success Factors) enterprise. c. Identifikasi masalah, peluang, dan informasi yang dibutuhkan. d. Identifikasi struktur organisasi. e. Identifikasi model kolaborasi. f. Identifikasi work tasks dan transition tasks. g. Penetapan social protocols yang digunakan. h. Identifikasi karakteristik grup. i. Perancangan Error management. j. Perancangan konsep dashboard dan history 2. Business Area Analysis a. Identifikasi kapabilitas yang mendukung work tasks. b. Identifikasi kapabilitas yang mendukung transition tasks. c. Identifikasi kapabilitas yang mendukung social protocols. d. Perancangan process model. e. Perancangan data model. 3. Construction a. Pendefinisian alternatif service yang mendukung aktivitas dalam capability level b. Pendefinisian alternatif teknologi yang sesuai dengan proses kolaborasi yang dilakukan c. Perancangan struktur data. d. Perancangan struktur program. e. Perancangan antarmuka (user interface).
108 f. Perancangan dialog. g. Perancangan report. h. Perancangan database. 4. Construction : Code Generation Pada tahap ini dihasilkan kode program yang mendukung sistem kolaborasi. Untuk selanjutnya dapat dilakukan penyesuaian yang diselaraskan dengan kebutuhan sistem. d. Pelaksanaan skenario proses kolaborasi Pada tahap ini dilaksanakan proses kolaborasi sesuai dengan skenario yang telah dirancang. Proses tersebut dilaksanakan dalam lingkungan kolaborasi yang telah dibangun oleh ensiklopedia. Tahap ini menghasilkan data pelaksanaan proses kolaborasi. e. Diagnosis/observasi pelaksanaan proses kolaborasi Proses diagnosis/observasi dilakukan sebagai kendali atas proses kolaborasi yang berjalan agar sesuai dengan skenario yang telah ditetapkan. Tahap ini menghasilkan data observasi. f. Evaluasi pelaksanaan proses kolaborasi Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proses kolaborasi berdasarkan data observasi. Seluruh tahapan dalam protokol implementasi diilustrasikan dalam Gambar VI.1.
109 Penentuan Domain Implementasi dan Ruang Lingkup Information Strategy Planning Business Area Analysis System Design 1. Identifikasi tujuan, target, dan strategi organisasi. 2. Penentuan CSF enterprise. 3. Identifikasi masalah, peluang, dan informasi yang dibutuhkan. 4. Identifikasi struktur organisasi. 5. Identifikasi model kolaborasi 6. Identifikasi work tasks dan transition tasks. 7. Penetapan social protocols yang digunakan. 8. Identifikasi karakteristik grup 9. Perancangan Error management 10. Perancangan konsep dashboard dan history 1. Identifikasi kapabilitas yang mendukung work tasks. 2. Identifikasi kapabilitas yang mendukung transition tasks. 3. Identifikasi kapabilitas yang mendukung social protocols. 4. Perancangan process model. 5. Perancangan data model. 1. Pendefinisian alternatif service yang mendukung aktivitas dalam capability level 2. Pendefinisian alternatif teknologi yang sesuai dengan proses kolaborasi yang dilakukan 3. Perancangan struktur data 4. Perancangan struktur program 5. Perancangan antarmuka (user interface) 6. Perancangan dialog. 7. Perancangan report. 8. Perancangan database. Skenario Proses Lingkungan Perencanaan skenario proses kolaborasi Pelaksanaan skenario proses kolaborasi Diagnosis/ Observasi Pelaksanaan Proses Skenario Proses Data Pelaksanaan Proses Data Hasil Observasi Pelaksanaan Proses Construction Code Generator Evaluasi Pelaksanaan Proses Data Hasil Evaluasi Pelaksanaan Proses Gambar VI.1 Protokol Implementasi VI.2 Simulasi Implementasi Pada bagian ini akan dilakukan simulasi implementasi berdasarkan protokol implementasi yang telah ditetapkan sebelumnya. VI.2.1 Tujuan Simulasi Pembangunan simulasi bertujuan untuk memberikan gambaran atas rancangan model ensiklopedia. Dalam simulasi ditunjukkan bagaimana sebuah proses kolaborasi direncanakan dalam ensiklopedia. Ensiklopedia tersebut menghasilkan sebuah lingkungan kolaborasi, suatu sistem yang mendukung terlaksananya proses
110 kolaborasi. Proses pelaksanaan diikuti dengan proses observasi dan evaluasi. Tahapan evaluasi memberikan masukan pada ensiklopedia dalam rangka memelihara sistem yang telah dibangun. Dengan demikian, simulasi ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai bagaimana proses kolaborasi direncanakan, didukung, dan dipelihara, dengan menggunakan ensiklopedia. VI.2.2 Batasan Simulasi Batasan pembangunan simulasi adalah sebagai berikut: a. Elemen model kolaborasi yang disimulasikan adalah elemen yang tergabung dalam Collaborative Network Ontology. b. Parameter dari setiap elemen sudah didefinisikan, sehingga tidak perlu menerapkan deduction rules. c. Tidak menunjukan proses maintenance. VI.2.3 Pelaksanaan Simulasi Dalam membangun simulasi implementasi, dirancang sebuah skenario yang diharapkan dapat menunjukkan interaksi antara ensiklopedia dengan lingkungan kolaborasi dan proses kolaborasi yang terjadi di dalamnya. Skenario simulasi disesuaikan dengan protokol simulasi yang telah dirancang pada bagian VI.1. Adapun parameter yang dimasukan dalam skenario dapat dilihat pada lampiran G. VI.2.4 Analisis Hasil Simulasi Implementasi Berdasarkan hasil implementasi simulasi maka didapatkan temuan sebagai berikut: a. Beberapa konsep yang harus didefinisikan muncul berulang pada tahap 2 (Perencanaan skenario proses kolaborasi) dan tahap 3 (Pembangunan ensiklopedia). b. Penetapan kriteria kesuksesan (CCSF) sangat sempurna, sehingga harus ada penyesuaian dengan kondisi participant yang terlibat dalam proses kolaborasi. Mungkin dapat dirumuskan batas toleransi atau nilai minimum dalam
111 mencapai kesuksesan proses kolaborasi. Contoh CCSF minimum dapat dilihat pada lampiran H. c. Identifikasi peran (role) harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak ada redundancy peran (suatu abstract service dikerjakan oleh lebih dari satu peran yang berbeda). VI.2.5 Rekomendasi Implementasi Ensiklopedia a. Proses pengumpulan informasi (information gathering) terhadap domain implementasi harus dilakukan secara menyeluruh sehingga seluruh elemen yang terlibat dalam proses kolaborasi dapat didefinisikan dengan baik. b. Identifikasi model kolaborasi yang dibutuhkan harus dilakukan dengan cermat sehingga lingkungan kolaborasi yang dibangun dapat benar-benar mendukung pelaksanaan proses kolaborasi yang akan dijalankan dalam organisasi. c. Setiap participant yang terlibat dalam proses kolaborasi sebaiknya dikondisikan untuk mau berbagi dan meningkatkan awareness-nya terhadap elemen-elemen lain yang terlibat dalam proses kolaborasi. d. Seluruh komponen yang disimpan dalam ensiklopedia harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada komponen yang berulang (nonredundancy) dan hubungan antar komponen didefinisikan dengan jelas. e. Tujuan dari proses kolaborasi harus diselaraskan dengan tujuan dan strategi organisasi. VI.3 Prasyarat Sistem Ensiklopedia Lingkungan Berdasarkan keseluruhan tahapan perancangan ensiklopedia lingkungan kolaborasi dan simulasi implementasi, maka dirumuskan sejumlah prasyarat yang dapat digunakan sebagai arahan implementasi sistem. Prasyarat sistem ensiklopedia lingkungan kolaborasi dapat dilihat pada Lampiran I.