Liburan Anti Bu, teman-teman Anti pada berlibur ke luar kota lho! Ada yang ke Singapura, Australia, ada juga yang Bangkok! kata Anti sambil membantu ibu mencuci piring. Ibu yang kelihatan lelah hanya tersenyum mendengar gumaman Anti. Atau ada juga yang hanya di dalam kota. Ada yang ke Dufan, Water Boom, atau ke Puncak. kata Anti lagi. Anti mau jalan-jalan seperti teman-teman Anti? tanya Ibu kemudian. Anti mengangguk semangat. Akhirnya ibu mengerti juga, batin Anti. Anti, kamu harus sadar sayang! Bapak dan ibu kan hanya penjual bakso keliling. Tapi ibu berjanji, kalau ada rejeki lebih, ibu akan mengajak kamu berjalan-jalan! kata ibu. Huh! Selalu aja begini! Andai kita punya udang banyak, kita kan bisa berlibur! Kenapa sih bu, dari dulu kita nggak kaya-kaya? keluh Anti. Anti! Berhentilah mengeluh seperti itu. Kamu harus bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Kita bisa makan secukupnya, Antin bisa bersekolah, kita juga punya rumah yang biarpun tidak mewah, namun dapat melindungi kita dari hujan dan panas! Cobalah mencukupkan diri dengan apa yang kita punya, Anti! kata Ibu. Ibu selalu aja begitu! Sudah ah Anti pun masuk ke kamarnya dengan gontai. Sambil membaringkan dirinya di kasur, ia mengingat-ingat kejadian tadi 1 / 5
siang sewaktu teman-temannya menceritakan rencana liburan mereka. Teman-teman liburan nanti, aku diajak ayah keliling Australia lho! ucap Karra bangga. Wah! Asyik banget tuh! Kalau aku, aku mau diajak ayah ke Bangkok. Jalan-jalan ini sebagai hadiah karena nilai ulanganku bagus-bagus! kata Mini dengan senyum merekah. Asyik banget! Kalau aku cuma didalam kota! Paling cuma jalan-jalan ke Dufan! Bosan! kata Tina tak mau kalah. Mendengar celotehan teman-temannya, Anti hanya bisa diam. Teman-teman lain dapat berbanga diri, sedangkan dia? Paling hanya membantu Ibu menyiapkan bakso untuk dijual ayah keesokan paginya. Anti hanya bisa menghela nafas. Ingin sekali rasanya ia pergi ke Dufan, ke Bandung, ke Water Boom Tapi semuanya tak mungkin tercapai. Tak lama kemudian, mata Anti terasa berat. Ia pun Anti pun tertidur. Keesokannya Anti! Bangun nak! suara ayah membangunkan Anti yang masih terlelap. Anti pun terjaga. Ada apa sih, yah? Hari ini kan libur! kata Anti sambil menggosok-gosok matanya yang masih berat. Ayo nak! Cepat mandi! Mumpung lagi liburan, bantu ayah berjualan ya! 2 / 5
kata ayah kemudian. Jualan? Iya Anti! Daripada kamu nggak ada kerjaan di rumah, mending kamu bantu ayah! Anti mengangguk. Toh tidak ada salahnya membantu orang tua. Anti pun bergegas mandi lalu kemudian sarapan. Tak lama kemudian, Anti dan ayahpun berangkat kerja. Mereka mulai dengan memasuki kompleks yang tak jauh dari perkampungan Anti. Bakso Bakso!!! ucap ayah menawarkan baksonya. Heran sekali, sudah berputar-putar berkali-kali nggak ada juga yang membeli. Anti menatap ayah dengan rasa kagum. Sedari tadi ayah tetap terlihat tegar dan tetap tersenyum meskipun peluh telah membanjiri tubuhnya. Anti akhrinya sadar, mancari uang itu tidak mudah. Ibu benar, seharusnya Anti bersyukur dengan apa yang telah dimiliki. Hari beranjak siang. Mereka sudah memasuki kompleks ketiga. Tak lama kemudian Anti pun mulai turun tangan membantu ayahnya. Bakso! Bakso! Ayo semuanya beli bakso! Dijamin halal juga sedap! Ayo beli! Yang beli pasti enteng rejeki! Ayo beli! Beli! kata Anti yang disambut senyum sang ayah. 3 / 5
Berhubung sekarang sudah memasuki jam makan siang, bakso pun laris. Para kuli yang sedang membangun rumah juga pegawai-pegawai pabrik menyerbu bakso Anti. Sekumpulan ibu-ibu yang sedang berkumpul di sebuah rumah pun membeli bakso Anti. Bantuin ayah, dek? tanya ibu-ibu itu yang ternyata sedang kumpul-kumpul untuk arisan itu. Iya bu. Mumpung liburan. Ibu-ibu juga mau beli kan?enak lho! Buatan Ibu saya! Mau ya ibu-ibu? Semangkuk cuma lima ribu rupiah! Sudah enak murah pula! Baksonya juga bakso sehat! Kalau beli dijamin nggak rugi bu! kata Anti pada ibu-ibu itu. Berkat promosi Anti, ibu-ibu itu pun tertarik. Boleh deh! kata ibu-ibu disitu. Anti dan Ayah pun akhirnya cukup kewalahan menangani pelanggan yang banyak itu. Bahkan, banyak juga lho yang mau nambah! Hari beranjak sore, bakso pun telah ludes. Ini berkat Anti yang dapat membuat bakso jadi semakin laku dengan promosinya. Anti lelah tapi dia juga sangat bahagia. Ketika ada pelanggan yang membeli bakso, rasa bangganya luar biasa. Ternyata membantu ayah berjualan sangat menyenangkan. Anti, makasih ya udah bantuin ayah jualan hari ini! Berkat kamu, banyak yang membeli hari ini! kata ayah. Sama-sama yah! Anti juga seneng banget kok! Ternyata jualan bakso itu seru juga! Besok-besok Anti boleh jualan lagi kan, yah? tanya Anti. 4 / 5
Boleh tentunya! Tapi besok tidak! Kenapa, yah? tanya Anti bingung. Karena besok, ayah mau mengajak kamu jalan-jalan. Rejeki ayah lumayan banyak hari ini, jadi ayah akan mengajak kamu ke taman hiburan! kata ayah. Anti membelakak tak percaya. Benarkah besok dia akan ke taman hiburan? Huaaa Senang sekali!!! Anti pun memeluk ayahnya senang. Makasih ya, yah! Ternyata membantu orang tua memang banyak untungnya! Cerpen kiriman: Callistasia Anggun Wijaya SMA ORA ET LABORA BSD Vila Melati Mas Blok SR 11/6 15310 Tangerang Share: 5 / 5