BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. oleh industri pakaian di Jepang. Mode busana kaum remaja Jepang, terutama di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression,

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA

BAB 2 LANDASAN TEORI. subkultur, westernisasi, eropanisasi, perubahan sosial budaya, pengertian dan sejarah

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Bab 1. Pendahuluan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

BAB III SURVEY LAPANGAN

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

Rias pengantin yang terkesan sederhana dan segar dengan penampilan yang natural namun tetap anggun dan elegan. Rias pengantin yang terkesan lembut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia fashion negara Jepang semakin berkembang seiring dengan

Briefing , 18 July 2016 Day 1-3, July 2016 Day 4, 23 July 2016

MODUL VI BU 461*) Adibusana

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

diciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki

BERITA NEGARA. ARSIP NASIONAL. Pakaian Dinas. Pegawai. Pencabutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016

4. Bagi mahasiswa yang memiliki sakit ringan menggunakan pita berwarna biru, dipasang di lengan sebelah kiri menggunakan peniti.

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep desain ini mengusung tema eklektik,menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun

GAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG

DESAIN BUSANA MUSLIMAH YANG TRENDI DAN MODIS

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SERAGAM SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 1, Edisi Februari 2014 (ISSN : ) BUSANA MENCERMINKAN KEPRIBADIAN. V. Naniek Risnawati

IV. Tata Krama Penampilan

PANDUAN PROGRAM ORIENTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS HARMONI 2016 STIE PERBANAS SURABAYA TAHUN AKADEMIK 2016/2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BAB IV PERANCANGAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.16/MEN/2004 TENTANG

THE. Masquerader. masqueraders dianggap tidak menghormati pihak gereja karena mengenakan kostum jubah biara dan memakai topeng.

BAB I PENDAHULUAN. penting mengenai peran serta posisi seseorang di kehidupan sosial.

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Atribut PKKMABA Raja Brawijaya 2016

Powered by TCPDF (

BAB IV TINJAUAN KARYA. Dalam pengkajian Tugas Akhir ini saya melakukan kajian dengan menggunakan

HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB VI PENUTUP. namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : KM 6 Tahun 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

PERATURAN PSYCHE 2017

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

f. Memotong rambut dengan ketentuan model (atas :3,belakang :2, samping:1).

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

BOOKLET PESERTA MASA ORIENTASI KAMPUS DAN KULIAH UMUM (MOKAKU) PENDIDIKAN UNTUK MERANGKAI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gaya hidup baru. Terlebih lagi dengan pencintraan terhadap kebaya semikin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU 2017 P K 2 M A B A JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

A. PENDAHULUAN B. Pengetahuan dan Teknik Corective Make Up 1. Pengertian rias wajah korektif

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

PANITIA KEGIATAN ORIENTASI PENGENALAN LINGKUNGAN MESIN 2017 HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN MABA SAAT PK2

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

yang diturunkan dan generasi ke generasi, semua adat istiadat s e k e l o m p o k m a n u s i a. D e n g a n demikian sebuah

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

Abstraksi. Kata kunci: ganguro

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. begitu juga dengan rakyatnya. Pengaruh dari pemerintah kolonial Belanda masih

ABSTRAK. Kata kunci: busana siap pakai, arsitektur Mamluk, masjid Sultan Hassan, urban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPPTKI. Pakaian Dinas. PNS. Pencabutan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

Transkripsi:

BAB 3 ANALISIS DATA Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi pada mode busana Gothic Lolita yang didasarkan pada jenis-jenis busana Gothic Lolita modern. 3.1 Westernisasi Pada Mode Busana Gothic Lolita Sebelum penulis memberikan analisis mengenai unsur westernisasi dalam mode busana Gothic Lolita, penulis akan memaparkan perbedaan mode busana zaman Victoria dan mode busana Gothic Lolita. Gambar 3.1 Mode Busana Zaman Victoria dan Gothic Lolita Modern di Jepang Mode Busana Gothic Lolita Mode Busana ZamanVictoria di Jepang (Fashion-Era.com) (www.cosmates.jp/product_list.html) - 23 -

Sebenarnya mode busana Gothic di negara Barat, yang terletak di benua Eropa pada abad ke-18 sampai sekarang, tidak memiliki warna-warna gelap seperti mode busana Gothic seperti mode fesyen di Jepang. Bahkan mode busana Gothic maupun Gothic Lolita di Jepang memiliki ciri khas yang sangat berbeda dengan mode busana Gothic di negara Barat yang terletak di benua Eropa. Semenjak bangsa Barat masuk ke Jepang, pengaruh budaya Barat terhadap budaya Jepang membuat masyarakat Jepang menjadi masyarakat yang maju. Di negara Barat pada abad ke-18, khususnya dalam zaman Victoria, busana yang dikenakan oleh masyarakat Barat saat itu berupa gaun panjang dengan renda yang bertumpuk-tumpuk. Masyarakat Jepang yang tertarik dengan mode busana ala Victoria tersebut, memodifikasi mode busana tersebut, menjadikannya lebih simple dan unik. Terdapat perubahan yaitu dari bentuk aslinya yang panjang menjadi sederhana yakni ukuran rok menjadi lebih pendek. Sebagaimana menurut Kindaichi Kyousuke, inti dari makna sederhana adalah perubahan yang sebelumnya memiliki bentuk yang rumit. Gaya mode busana Gothic yang telah dimodifikasi oleh masyarakat Jepang inilah yang disebut dengan Gothic Lolita. Keunikan mode busana ini semakin menyebar luas terutama di kalangan remaja Jepang saat ini. Bahkan juga menyebar luas ke berbagai negara dunia. Selanjutnya penulis akan menganalisis unsur-unsur westernisasi mode busana Gothic Lolita yang didasarkan pada jenis-jenis mode busana Gothic Lolita modern yang telah dijelaskan di bab 2. - 36 -

3.2 Analisis Pengaruh Barat Dalam Sweet Lolita Gambar 3.2 Mode Busana Sweet Lolita (Ama-Rori) (Gothic Lolita&Bible vol. 7) Deskriptif pakaian: Dengan melihat gambar di atas, Sweet Lolita menampilkan gaya busana yang manis dan kekanak-kanakan. Berikut ini adalah analisis bagian-bagian mode busana Sweet Lolita: 1. Kepala Pada bagian kepala, digunakan pita besar atau kecil dengan warna yang senada dengan warna pakaian atau dapat juga digunakan Bonnets. Warna yang digunakan adalah warna-warna cerah seperti pink, putih, krem dan sebagainya, sehingga memberikan tampilan yang manis. - 37 -

Gambar 3.3 Pita Berenda (Gothic Lolita&Bible vol.4) Gambar 3.4 Bonnets Mode Bonnets Pada Zaman Victoria Mode Bonnets Gothic Lolita di Jepang (Fashion-Era.com) (Gothic Lolita&Bible vol.4) 2. Pakaian Untuk gaya ini banyak digunakan corak gaun yang berwarna cerah (merah muda, putih, krem, dan lain-lain). Untuk rok digunakan rok berenda yang bertumpuk- - 38 -

tumpuk seperti yang ditunjukan pada gambar di atas. Pada baju atasan juga ditambahkan pita atau tali dengan warna cerah untuk mempermanis pakaian. 3. Sepatu Sepatu digunakan model sepatu Mary Jane seperti yang ditunjukan pada gambar 3.5 di bawah ini. Warna sepatu juga mengikuti warna pakaian. Selain itu, juga ditambahkan stocking atau kaus kaki berenda dengan warna yang sama. Gambar 3.5 Sepatu Mary Jane Untuk Busana Sweet Lolita (Gothic Lolita&Bible vol.7) 4. Aksesoris Pada mode busana ini juga ditambahkan aksesoris seperti tas dengan warna senada atau boneka (seperti boneka Teddy Bear pada gambar di atas) untuk menegaskan kesan kekanak-kanakan. Mode busana Sweet Lolita menekankan gaya yang manis dan cerah, sehingga tampilan yang kekanak-kanakan dalam mode busana ini jadi lebih hidup. Unsur Gothic Lolita yang seharusnya ditampilkan dalam mode busana gaun panjang yang anggun namun suram, menjadi sebuah gaun yang pendek sebatas lutut dengan penuh renda dan pita yang memiliki warna cerah (merah muda, putih dan krem) sehingga lebih - 39 -

menunjukan tampilan yang penuh keceriaan, dan kepolosan layaknya seorang gadis kecil. Gaya pada mode busana ini telah mengalami perubahan budaya berpakaian yang jauh menyimpang dari aslinya. Istilah Sweet Lolita hanya ada di Jepang, karena gaya busana ini termasuk salah satu jenis mode busana Gothic Lolita di Jepang. Gaya ini tetap mengandung makna Gothic tetapi mengalami modifikasi sehingga menjadi mode busana seperti ini. Analisis unsur westernisasi: Dari gambar dan analisis pakaian di atas terlihat dengan jelas hasil westernisasi dan akulturasi kebudayaan Barat dan kebudayaan Jepang. Unsur westernisasi kebudayaan Barat dapat dilihat dari bentuk pakaian yang digunakan untuk gaya Sweet Lolita ini yaitu rok berenda yang bertumpuk-tumpuk, pita dan bonnets, stocking berenda, sepatu Mary Jane (sepatu dengan sol tebal dan tinggi) dan boneka teddy bear. Unsur kebudayaan Jepang dalam Sweet Lolita gaya ini merupakan hasil modifikasi dari pakaian Gothic Lolita yang ada di Eropa oleh kaum muda Jepang sehingga menampilkan gaya Gothic Lolita yang manis. Gaya Sweet Lolita ini merupakan salah satu jenis gaya Gothic Lolita di Jepang yang paling banyak diminati oleh kaum muda Jepang, yang kemudian juga menyebar luas ke berbagai negara.berikut ini penulis akan menganalisis berdasarkan jenis-jenis busana dari Gothic Lolita. - 40 -

3.3 Analisis Pengaruh Barat Dalam Shiro-Rori (Shiroi Lolita), Kuro-Rori (Kuroi Lolita), Pink-Rori (Pink Lolita),dan Mizu-Rori (Mizuiro Lolita) Mode busana jenis Gothic Lolita ini dibagi lagi menjadi empat jenis warna yang masing-masing memiliki ciri khas yang unik. Penulis akan menganalisis mode busana ini satu persatu. 3.3.1 Shiro-Rori (Shiroi Lolita) Gambar 3.6 Shiro-Rori Mode Busana Shiro-Rori Pada Zaman Victoria Mode Busana Shiro-Rori Di Jepang (victorianbridalmuseum.com/lectures) (www.finchpotraits.com/images/individu al/victorian Girl-19.jpg) - 41 -

Deskriptif pakaian: Dilihat dari gambar di atas, Shiro-Rori menampilkan gaya yang pucat dan sesuai dengan namanya, mode busana ini di dominasi dengan warna putih. Berikut ini adalah analisis pakaian Shiro-Rori secara detailnya: 1. Kepala Untuk hiasan kepala pada mode busana Shiro-Rori, dapat digunakan pita putih, pita berenda putih atau bonnets pada zaman Victoria abad ke-18 seperti gambar dibawah ini Gambar 3.7 Bonnets Gambar 3.8 Pita Berenda (Gothic Lolita&Bible vol.7) (Gothic Lolita&Bible Vol.5) 2. Pakaian Mode busana untuk Shiro-Rori adalah bentuk baju berenda yang bertumpuktumpuk dengan warna putih. Karena warna putih merupakan warna yang netral, baju ini bisa dipadukan dengan pita hitam seperti contoh gambar baju di bawah ini. - 42 -

Gambar 3.9. Mode Busana Shiro-Rori Yang Telah Dimodifikasi Dengan Pita Hitam (Gothic Lolita&Bible vol 7) 3. Sepatu Sepatu yang digunakan dalam mode busana Shiro-Rori adalah jenis sepatu Mary Jane berwarna putih seperti sepatu yang dikenakan dalam mode busana Sweet Lolita. Bentuk sepatu ini juga dapat menyerupai bentuk sepatu ballet berwarna putih, seperti gambar di bawah ini. Gambar 3.10 Mode Sepatu Yang Dipakai Dalam Busana Shiro-Rori (Gothic Lolita& Bible vol.4) - 43 -

4. Aksesoris Aksesoris pendukung mode busana ini yang sebagian besar diminati oleh si pemakai adalah payung berenda putih, tas tangan putih, dan boneka teddy bear. Tetapi karena warna putih adalah warna netral pada mode gaun ini, mode gaun Shiro-Rori dapat di padukan dengan aksesoris hitam misalnya: pita hitam. Gambar 3.11 Payung Berenda Putih Gambar 3.12 Tas Tangan (Gothic Lolita&Bible vol 6) (Gothic Lolita&Bible vol.6) Gambar 3.13 Boneka Teddy Bear (Gothic Lolita&Bible vol 6) Dalam mode busana Shiro-Rori, gaya ini menampilkan gaun dan aksesoris serba putih untuk memberikan kesan pucat dalam mode busana ini. Unsur Gothic yang seharusnya ditampilkan dalam mode busana gaun yang anggun namun suram, menjadi - 44 -

kesan yang pucat dan tidak berdosa. Setelah melihat gambar diatas, gaya ini telah mengalami perubahan budaya berpakaian yang jauh menyimpang dari aslinya. Dapat dilihat dari bentuk gaun. Di negara Eropa mode gaun Gothic adalah panjang, sedangkan di Jepang gaun Gothic hanya sampai sebatas lutut. Di negara-negara Eropa sendiri, tidak ada istilah Shiro-Rori. Meski Shiro-Rori merupakan mode busana ala gaun gadis bangsawan di negara Eropa, di Eropa sendiri gaun yang serupa dengan Shiro-Rori memilikki warna dan corak bermacam-macam seperti corak bunga, warna-warna pilihan (hitam, merah, hijau, biru,dsb) Di Jepang, gaya ini tetap mengandung makna Gothic tetapi mengalami perubahan secara berangsur-angsur dari gaya baju sebelumnya sehingga terbentuklah mode baju seperti ini Analisis unsur westernisasi: Dari gambar dan analisis pakaian di atas terlihat dengan jelas hasil akulturasi kebudayaan Barat dan kebudayaan Jepang. Unsur westernisasi unsur kebudayaan Barat dapat dilihat dari bentuk pakaian yang digunakan untuk gaya Shiro-Rori ini yaitu gaun berenda bertumpuk-tumpuk, stocking, pita berenda untuk aksesoris kepala, dan aksesoris tambahan seperti tas tangan, payung berenda,. Selain itu dapat dilihat juga dari dandanannya yang menggunakan make-up tebal yang berwarna putih sehingga menampilkan kesan pucat. Pada gambar mode busana Shiro-Rori zaman Victoria bentuk gaun lebih terlihat glamour dan anggun, panjang dan menggambarkan sosok wanita dewasa pada zaman Victoria. Di Jepang, mode busana Shiro-Rori dibuat tidak jauh dari aslinya, masih memakai renda bertumpuk dan lebih memperlihatkan kesan kekanak-kanakan. Busana ini mengalami perubahan yang lebih sederhana Unsur kebudayaan Jepang dalam mode busana Shiro-Rori merupakan hasil modifikasi dari - 45 -

pakaian Gothic Lolita yang ada di Eropa oleh kaum muda Jepang sehingga menampilkan gaya Gothic Lolita yang pucat Gaya Shiro-Rori ini merupakan salah satu jenis gaya Gothic Lolita di Jepang yang kemudian menyebar luas ke berbagai negara dan menjadi kostum dalam cosplay (costum player). 3.3.2 Kuro-Rori (Kuroi Lolita) Gambar 3.14 Kuro-Rori Mode Busana Kuro-Rori Pada Zaman Victoria Mode Busana Kuro-Rori Di Jepang (telematics.ex.ac.uk/vrivic/ /dress1obj.htm) (www.yks.ne.jp) Deskriptif pakaian: Melihat gambar di atas, penulis akan menjelaskan sedikit mengenai pakaian beserta aksesoris yang dipakai dalam mode busana Kuro-Rori sebagai berikut: - 46 -

1 Kepala Pada bagian kepala dan rambut untuk mode Kuro-Rori, si pemakai dapat memakai topi kecil berwarna hitam, pita berenda, bonnets dan pita hitam Gambar 3.15 Topi Kecil Berwarna Hitam Gambar 3.16 Pita Berenda (Gothic Lolita&Bible vol 6) (www.yks.ne.jp) Gambar 3-17 Pita Hitam Gambar 3.18 Bonnets (Gothic Lolita&Bible vol.4) (Gothic Lolita&Bible vol.4) 2 Pakaian Dilhat dari gambar di atas, Kuro-Rori menampilkan gaya yang. Untuk gaya ini mode gaun dan aksesorisnya tidak berbeda jauh dengan mode gaun Shiro-Rori, yaitu menggunakan rok berenda yang bertumpuk-tumpuk seperti gambar di atas. Selain itu ditambahkan aksesoris seperti stocking hitam dan stocking putih, pita hitam dan pita putih. Karena mode baju Kuro-Rori berwarna hitam dan hitam - 47 -

adalah warna yang netral warna aksesoris yang digunakan bisa berwarna hitam dan bisa juga berwarna putih. Gambar 3.19 Mode Busana Kuro-Rori Yang Dimodifikasikan Dengan Warna Putih (Gothic Lolita&Bible vol.7) 3. Sepatu Dalam mode busana Kuro-Rori sepatu yang dipakai adalah bentuk sepatu Mary Jane berwarna hitam. Sepatu ini bisa digunakan dengan stocking dan kaus kaki berenda hitam maupun putih. Gambar 3.20 Sepatu Mary Jane Gambar 3.21 Gambar Sepatu Mary Jane. (Gothic Lolita&Bible vol.5) (Gothic Lolita&Bible vol.5) - 48 -

4. Aksesoris Aksesoris pelengkap yang dipakai untuk mempermanis gaya busana ini adalah tas tangan, boneka teddy bear dan payung Gambar 3.22 Tas Tangan Gambar 3. 23 Boneka Teddy Bear (Gothic Lolita&Bible vol.7) (Gothic Lolita&Bible vol.6) Gambar 3. 24Payung (Gothic Lolita&Bible vol.4) - 49 -

Analisis unsur westernisasi: Dari gambar dan analisis pakaian di atas terlihat dengan jelas hasil akulturasi kebudayaan Barat dan kebudayaan Jepang. Unsur westernisasi, yakni unsur kebudayaan Barat dapat dilihat dari bentuk pakaian yang digunakan untuk gaya Kuro-Rori ini, Seperti yang telah penulis tulis mengenai manfaat gaun hitam pada zaman Victoria abad ke-18 adalah sebagai baju untuk berkabung nasional, mode baju ini.terinspirasi dari gaun hitam zaman Victoria abad ke-18. Namun baju Kuro-Rori bukan dipakai untuk berkabung di Jepang. Sedangkan untuk dandannya, si pemakai lebih menyukai dandanan netral, yaitu hanya polesan bedak dan make-up yang ringan (make-up dengan warna lembut). Dalam mode busana Kuro-Rori terdapat perubahan yaitu dari bentuk aslinya yang panjang menjadi sederhana yakni ukuran rok menjadi lebih pendek Unsur kebudayaan Jepang pada gaya Kuro-Rori merupakan hasil modifikasi dari pakaian Gothic Lolita yang ada di Eropa oleh kaum muda Jepang sehingga menampilkan gaya Gothic Lolita yg suram.dan gaya Kuro-Rori ini merupakan salah satu jenis gaya Gothic Lolita di Jepang yang kemudian menyebar luas ke berbagai negara dan cukup diminati oleh orang-orang di luar Jepang - 50 -

3.3.3 Pink-Rori (Pink Lolita) Gambar 3.25 Pink Rori Mode Busana Pink-Rori Pada Zaman Victoria Mode Busana Pink Rori di Jepang (http://www.mysticgames.com/store/product_lib/32212.jp) Deskriptif pakaian: Dilihat dari gambar di atas, Pink-Rori menampilkan gaya yang manis dan lemah lembut. Untuk mengetahui mode busana Pink-Rori, penulis akan memaparkan mengenai mode busana ini - 51 -

1. Kepala Pada kepala, biasanya si pemakai menghiasi rambut dengan memakai pita berenda di kepala ( gambar 3. 25) seperti di bawah ini Gambar 3.26 Bentuk Pita Berenda (http://www.mysticgames.com/store/product_lib/32212.jp) 2. Pakaian Untuk gaya ini banyak digunakan warna gaun pink dengan renda putih bertumpuk-tumpuk di atas (lihat gambar 3.25) maupun di bawah (gambar 3.27). - 52 -

Gambar 3. 27 Mode Busana Pink Rori (Gothic Lolita&Bible vol.20) 3. Sepatu model sepatu berupa model sepatu Mary Jane (sepatu dengan sol tebal dan tinggi) yang menyerupai sepatu ballet berwarna pink dengan stocking berenda warna putih.seperti contoh gambar di bawah ini. - 53 -

Gambar 3.28 Kaus Kaki Berenda Dan Sepatu Mary Jane Yang Berbentuk Sepatu Ballet (Gothic Lolita&Bible vol.20) Dalam mode baju Pink Lolita, gaya yang ditampilkan hampir sama dengan gaya Shiro-Rori yaitu menampilkan kesan manis dan lebih menunjukkan kelemah lembutan dari seorang gais bangsawan.. Unsur Gothic yang seharusnya ditampilkan dalam mode busana gaun yang anggun namun suram, menjadi kesan yang romantis. Gaya ini juga telah mengalami sedikit perubahan budaya berpakaian yang sesungguhnya. Di negaranegara Eropa sendiri, tidak ada istilah Pink-Rori.. Makna Gothic dalam mode busana ini sangat minim, karena dilihat dari gambar di atas, warna pink bukan termasuk warna yang gelap. Tetapi makna Gothic yang minim yang dapat telihat adalah bentuk mode baju Pink-Rori itu sendiri. - 54 -

Analisis unsur westernisasi: Dari gambar dan analisis pakaian diatas terlihat dengan jelas hasil akulturasi kebudayaan Barat dan kebudayaan Jepang.Unsur westernisasi unsur kebudayaan Barat dapat dilihat dari bentuk pakaian yang digunakan untuk gaya Pink-Rori ini yaitu mode busana berenda yang bertumpuk-tumpuk. Mode busana Pink - Rori pada zaman Victoria lebih terkesan glamour dan menunjukan citra diri seorang perempuan pada zaman itu. Bentuk busananyapun mengenakan renda bertumpuk dengan rok panjang berlipit, sedangkan Pink-Rori di Jepang dibuat lebih glamour dengan mengenakan banyak renda bertumpuk dan warna pink cerah untuk mempermanis penampilan mulai dari bentuk hiasan kepala, mode baju hingga sepatu. Pink-Rori memilikki persamaan yang tidak beda jauh dengan Shiro-Rori dan Kuro-Rori. Perbedaannya hanya pada warna mode busana. Warna make-up yang dipakai dalam dandanan mode busana Pink- Rori adalah lembut dan alami..unsur kebudayaan Jepang dalam gaya Pink-Rori merupakan hasil modifikasi dari pakaian Gothic Lolita yang ada di Eropa oleh kaum muda Jepang sehingga menampilkan gaya Gothic Lolita yg lembut dan romantis. Tetapi, terdapat perubahan yaitu dari bentuk aslinya yang panjang menjadi sederhana yakni ukuran rok menjadi lebih pendek - 55 -

3.3.4 Mizuiro Rori Gambar 3.29 Mizuiro-Rori Mode Busana Mizuiro-Rori Pada Zaman Victoria Mode Busana Mizuiro Rori di Jepang (image 44.webshots.com/44/4/94/93/3118 49493spSBxlM_ph.jp) (http://dunk.boo.jp/yuka56.jp) Deskriptif pakaian: Dilhat dari gambar di atas, Mizuiro-Rori menampilkan gaya yang lembut dan tenang..bentuk mode bajunyapun sangat unik, yaitu perpaduan antara yukata dan rok lipit berenda. Seperti yang akan penulis jelaskan di bawah ini. - 56 -

1. Kepala Aksesoris yang dipakai untuk kepala dan rambut pada busana ini sangat sederhana sekali yaitu pita besar Gambar 3.30 Pita besar Untuk Aksesoris Rambut Gambar 3.31 Pita Pada Rambut (http://dunk.boo.jp/yuka56.jp) (Gothic Lolita&Bible vol.5) 2. Pakaian: Dalam mode baju Mizuiro-Rori seperti gambar 3.28 di atas, dapat dilihat model dasarnya adalah yukata pendek yang ditambahkan dengan renda dan lipatan pita berwarna putih, juga terdapat renda pada obi. 3. Sepatu Model sepatu yang bisa dipakai untuk membuat penampilan menjadi kontras adalah sepatu Mary Jane dengan warna yang sama dengan warna busana yang dipadukan dengan kaos kaki sebatas lutut yang berenda. Gambar 3.32 Sepatu Pada Mode Busana Mizuiro-Rori (Gothic Lolita&Bible vol.6) - 57 -

Mode busana ini menekankan mode busana tradisonal Jepang, sehingga kesan Gothic dalam mode baju ini jadi berkurang.. Mode busana ini telah mengalami perubahan budaya berpakaian yang jauh menyimpang dari aslinya. Di negara-negara Eropa sendiri, tidak ada istilah Mizuiro-Rori. Di Jepang, gaya ini tetap mengandung makna Gothic tetapi mengalami perubahan secara berangsur-angsur dari gaya baju sebelumnya sehingga terbentuklah mode baju seperti ini. Analisis unsur westernisasi: Dari gambar dan analisa pakaian diatas terlihat dengan jelas hasil akulturasi kebudayaan Barat dan kebudayaan Jepang. Mode busana ini merupakan hasil perpaduan antara unsur westernisasi dengan unsur Jepang. Unsur westernisasi pada mode busana Mizuiro-Rori dapat dilihat dari bentuk pakaian bagian bawah yang dimodifikasi menyerupai rok dengan tambahan renda dan lipatan pita sebagai penekanan gaya Gothic.Gaun Mizuiro-Rori pada zaman Victoria lebih bersifat anggun dan memperlihatkan kedewasaan seorang gadis Victoria.Sedangkan di Jepang sendiri, unsur Jepang dalam mode busana ini adalah mode busana tradisional Jepang, yukata. Bentuk Yukata pendek dengan hiasan renda putih bertumpuk lebih memperlihatkan kesan gadis Jepang yang manis dan lincah. Terdapat perubahan yaitu dari bentuk aslinya yang panjang menjadi sederhana yakni ukuran rok menjadi lebih pendek - 58 -

3.4 Analisis pengaruh Barat dalam Princess&Prince Lolita Gambar.3.33 Mode Busana Princess Dan Prince Lolita (Gothic Lolita&Bible vol.6) Deskriptif pakaian Princess Lolita: Dilhat dari gambar di atas, Princess Lolita menampilkan gaya yang anggun dan elegan. Layaknya seorang Putri bangsawan. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai mode busana Princess Lolita 1. Kepala Layaknya seperti soerang Putri bangsawan, si pemakai mengenakan mahkota atau topi kecil untuk memberikan citra keanggunan pada diri seorang Putri bangsawan - 59 -

Gambar 3.34 Mahkota Pada Mode Busana Princess Lolita (Gothic Lolita&Bible vol.4) Gambar 3.35 Topi Kecil Pada Mode Busana Princess Lolita Mode Topi kecil dalam Busana Princess Lolita Pada Zaman Victoria Mode Topi Kecil dalam Busana Princess Lolita Di Jepang (Fashion-Era.com) (Gothic Lolita&Bible vol.4) 2. Pakaian Pada busana banyak digunakan gaun terusan dengan renda bertumpuk seperti gambar di bawah ini - 60 -

Gambar 3.36 Mode Busana Princes Lolita. Mode Busana Princess Lolita Pada Zaman Victoria Mode Busana Princess Lolita Di Jepang (Fashion-Era.com) (www.cosmates.jp/product_list.html) 3. Sepatu Sepatu dan kaus kaki atau stocking yang digunakan dalam mode busana ini adalah berwarna hitam dan pita hitam untuk menyesuaikan gaun yang dipakai. Gambar 3.37 Stocking dan Kaus Kaki Beserta Sepatu Dalam Mode Busana Princess Lolita (Gothic Lolita&Bible vol.7) - 61 -

Deskriptif pakaian Prince Lolita : Dilihat dari gambar di atas, Prince Lolita menampilkan gaya yang sportif dan elegan layaknya penampilan seorang Pangeran pada saman Victorian abad 18.sepatu bertumit pendek dan kaus kaki atau stocking putih dan sebilah mata pisau. Lolita yang dimaksudkan dalam istilah pada mode busana ini menggambarkan sosok Pangeran yang tidak bersalah. 1. Kepala Karena mode busana ini menggambarkan seorang Pangeran, biasanya si pemakai selalu memakai topi untuk menampilkan kesan maskulin dan elegan. Gambar 3.38 Mode Topi Dalam Mode Busana Prince Lolita (Gothic Lolita vol.6) 2. Pakaian Untuk gaya ini banyak digunakan satu set pakaian yang mirip dengan pakaian seorang Pangeran yaitu, jas dan celana dengan lipatan kecil dan berenda di bagian pinggir celana seperti gambar di bawah ini - 62 -

Gambar 3.39 Mode Busana Prince Lolita (Gothic Lolita&Bible vol.5) (http://heaveninreality.exteen.com/images) 3. Sepatu Sepatu yang dikenakan dalam mode busana Prince Lolita adalah sepatu yang bertumit pendek dan kaus kaki atau stocking putih dan sebilah mata pisau. Lolita yang sepatu bertumit pendek dan kaus kaki atau stocking putih dan sebilah mata pisau. Gambar 3.40 Mode Sepatu Dalam Prince Lolita (Gothic Lolita&Bible vol.5) Dalam mode baju Princess Lolita dan Prince Lolita, menggambarkan sosok Putri dan Pangeran pada abad 18 di negara Eropa., sehingga kesan elegan dan glamour dalam mode baju ini jadi terlihat. Unsur Gothic pada kedua mode busana ini adalah bentuk dan - 63 -

warna dari gambar pakaian di atas. Gaya ini telah mengalami perubahan budaya berpakaian yang jauh menyimpang dari aslinya. Di negara-negara Eropa sendiri, tidak ada istilah Princess Lolita dan Prince Lolita. Di Jepang, gaya ini tetap mengandung makna Gothic tetapi mengalami perubahan secara berangsur-angsur dari gaya baju sebelumnya sehingga terbentuklah mode baju seperti ini. Analisis unsur westernisasi: Dari gambar dan analisa pakaian diatas terlihat dengan jelas hasil akulturasi kebudayaan Barat dan kebudayaan Jepang.Unsur westernisasi unsur kebudayaan Barat dapat dilihat dari bentuk pakaian yang digunakan untuk gaya Princess Lolita dan Prince Lolita ini yaitu rok satu pasang yang berupa rok terusan, mahkota, topi kecil, satu pasang jas dan celana berlipit dan berenda, dan model sepatu. Motif utama dari mode busana ini adalah motif mawar. Pada zaman Victoria, mode busana Princess Lolita ini berbentuk panjang dan berenda. Tampak lebih anggun dan elegan. Sedangkan mode busana Princess Lolita di Jepang mengalami akulturasi yang dapat dilihat dengan jelas, yaitu bentuk busananya lebih pendek dan sederhana. Pengaruh unsur Westernisasi pada mode busana ini masih melekat yaitu, dapat kita lihat dari mode busananya yang masih memakai banyak renda dan bentuk lengan Victorian Sleeves. Tetapi, di dalam busana Princess Lolita terdapat perubahan yaitu dari bentuk aslinya yang panjang menjadi sederhana yakni ukuran rok menjadi lebih pendek, sedangkan untuk busana Prince Lolita terdapat perubahan mode pakaian glamour menjadi lebih sprotif. - 64 -

Gambar 3.41 Mode lengan Victorian Sleeves Dalam busana Princess Lolita (Fashion-Era.com) Unsur kebudayaan Jepang dalam gaya ini, Princess Lolita dan Prince Lolita merupakan hasil modifikasi dari pakaian Gothic Lolita yang ada di Eropa oleh kaum muda Jepang sehingga menampilkan gaya Gothic Lolita yg elegan dan glamour. Dan gaya Princess Lolita dan Prince Lolita ini merupakan salah satu jenis gaya Gothic Lolita di Jepang, tetapi mode busana Princess Lolita lebih cepat menyebar luas ke berbagai negara dan lebih diminati oleh penggemar mode busana Gothic Lolita. - 65 -

3.5 Analisis pengaruh Barat dalam Classic Lolita Gambar 3.42 Classic Lolita Mode Busana Classic Lolita Pada Zaman Victoria Mode Busana Classic Lolita di Jepang (Fashion-Era.com) (Gothic Lolita&Bible vol.6) Deskriptif pakaian: Dilhat dari gambar di atas, Classic Lolita menampilkan mode busana yang dipakai oleh rakyat jelata pada zaman Victoria.. - 66 -

1. Kepala Untuk menegaskan citra seorang rakyat jelata, pada bagian kepala untul mode busana Classic Lolita di kenakan bonnets, dan bonnets yang dipakai memilikki bermacam-macam bentuk seperti gambar yang ada di bawah ini Gambar3.43 Bonnets Mode Bonnets Classic Lolita Pada Zaman Victoria Mode Bonnets Classic Lolita Pada Classic Lolita di Jepang (Fashion-Era..com) (Gothic Lolita&Bible vol.5) 2. Pakaian Untuk gaya ini banyak digunakan gaun biasa dengan renda yang pada umumnya dipakai oleh penduduk wanita dewasa pada zaman Victoria dengan motif yang cerah namun bersahaja seperti gambar di atas. Selain itu ditambahkan aksesoris seperti celemek dan bonnets (topi kecil yang dipakai pada zaman Victoria abad 18). Setelah melihat perbedaan antara mode busana Classic Lolita pada zaman Victoria dan Classic Lolita di Jepang, penulis akan memaparkan sedikit mengenai perbedaan tersebut. Perbedaannya tidak begitu banyak, dari bentuk - 67 -

bajunya sangat mirip, hanya saja Classic Lolita pada zaman Victoria berupa gaun panjang dengan renda bertumpuk dan Classic Lolita di Jepang di buat lebih pendek dan sederhana. Untuk busana Bonnets, mengalami sedikit perbedaan,yaitu bentuk Bonnets pada zaman Victoria sangat sederhana, dan di Jepang bentuk Bonnets dibuat lebih semarak yaitu dibri tali, pita, renda dan hiasan bunga kecil untuk mempermanis penampilan. Gambar 3.44 Mode Busana Classic Lolita (Gothic Lolita Bible vol.4) Dalam mode baju Classic Lolita, menekankan gaya yang masih memelihara nilai tradisi pada gaun yang dipakai oleh rakyat jelata, sehingga memberikan kesan tradisional pada mode baju ini. Unsur Gothic yang seharusnya ditampilkan dalam mode busana gaun yang anggun namun suram, menjadi kesan yang bersahaja. Gaya ini telah mengalami sedikit perubahan budaya berpakaian yang sesungguhnya. Di negara-negara Eropa sendiri, tidak ada istilah Classic Lolita. Di Jepang, gaya ini tetap mengandung makna Gothic tetapi mengalami perubahan secara berangsur-angsur dari gaya baju sebelumnya sehingga terbentuklah mode baju seperti ini. - 68 -

Analisis unsur westernisasi: Dari gambar dan analisa pakaian diatas terlihat dengan jelas hasil akulturasi kebudayaan Barat dan kebudayaan Jepang.Unsur westernisasi unsur kebudayaan Barat dapat dilihat dari bentuk pakaian yang digunakan untuk gaya Classic Lolita ini yaitu motif cerah yang menyerupai motif mode busana seperti mode busana pada zaman Victoria abad 18 (seperti mode busana gaun Alice in Wonderland), bonnets dan rok berenda. Pada zaman Victoria abad ke-18, mode busana ini dipakai sebagai pakaian sehari-hari rakyat jelata pada zaman itu. Mode busananya sangat sederhana, memakai gaun panjang dengan celemek putih berenda, memakai topi kecil atau bonnets.di Jepang, unsur kebudayaan Jepang terhadap gaya Classic Lolita merupakan hasil modifikasi dari pakaian Gothic Lolita yang ada di Eropa oleh kaum muda Jepang sehingga menampilkan gaya Gothic Lolita yang sederhana. Tetapi, terdapat perubahan yaitu dari bentuk aslinya yang panjang menjadi sederhana yakni ukuran rok menjadi lebih pendek - 69 -