BAB I PENDAHULUAN. Dunia fashion negara Jepang semakin berkembang seiring dengan
|
|
- Yohanes Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia fashion negara Jepang semakin berkembang seiring dengan modernisasi yang terjadi di negara tersebut. Masuknya berbagai informasi secara bebas melalui kemajuan teknologi komunikasi mengenai perkembangan mode dunia, mau tidak mau mempengaruhi perkembangan mode di Jepang. Oleh sebab itu, pada setiap pembagian zaman di negara Jepang memiliki ciri khas mode tersendiri. Pada zaman sebelum negara ini bersentuhan dengan dunia luar, masyarakat Jepang mengenakan pakaian tradisional seperti kimono dan yukata. Kemudian, setelah pembukaan negara dari politik isolasi, Jepang mulai mengenal gaya berpakaian yang berasal dari budaya Barat seperti setelan jas untuk laki-laki dan gaun untuk wanita. Meskipun negara ini mendapat pengaruh dari negara-negara Barat, Jepang memiliki ciri khas tersendiri pada mode pakaiannya. Hal ini disebabkan karena mode-mode pakaian tersebut diciptakan oleh masyarakat Jepang sendiri dengan memadukan unsur budaya yang mereka miliki. Pada akhir 1900-an dan awal tahun 2000-an, street fashion atau mode gaya jalanan menjadi primadona bagi kaum muda di Jepang. Street fashion merupakan mode berpakaian yang lebih ekspresif, dengan model pakaian yang lebih bervariasi, warna-warna yang lebih bermacam-macam dan aksesoris yang lebih beragam. Jepang memiliki street 1
2 2 fashion yang sangat terkenal, tidak hanya di negara tersebut tetapi juga di dunia, misalnya Harajuku style, lolita, visual-kei, kogal dan ganguro. Street fashion sangat berkaitan dengan anak muda. Hal ini disebabkan karena para pemakai gaya street fashion mayoritas adalah anak muda. Menurut Erikson (1989,10) dalam bukunya Identitas dan Siklus Hidup Manusia anak muda atau kaum muda dapat disebut juga dengan remaja. Batasan usia untuk dapat disebut remaja adalah usia 11 sampai 24 tahun dan belum menikah. Batasan usia tersebut menurut batasan yang diberikan oleh Erikson termasuk dalam kategori tahap adolesen dan usia awal dari tahap dewasa awal. Tahap adolesen adalah tahap usia 12 sampai 20 tahun sedangkan tahap dewasa awal adalah usia 20 sampai 30 tahun. Di antara street fashion yang ada di Jepang, ganguro merupakan gaya fashion yang unik dan mempunyai ciri khas tersendiri. Ganguro dapat dikatakan unik karena dalam mode ini tidak hanya pakaian, tetapi juga warna kulit ikut dimodifikasi. Warna kulit pemakainya diubah menjadi coklat kehitam-hitaman menyerupai orang-orang keturunan Afro-Amerika. Selain itu, gaya berpenampilan seperti ini dilengkapi dengan pemakaian sepatu boot beralas tinggi. Konsep mode berpenampilan seperti ini dianggap bertentangan dengan konsep kawaii yang menyebar di masyarakat Jepang. Konsep kawaii sudah merasuk dalam masyarakat Jepang sejak lama. Dalam kamus Kanji Modern (Nelson, 1994) kata kawaii mempunyai arti mempesona atau manis. Sejalan dengan itu, Yamame Kazuma (1986) menyatakan bahwa secara esensial kata kawaii memiliki makna yang erat dengan bentuk, sifat, dan
3 3 penampilan yang kekanak-kanakan seperti: amai atau sweet manis, airashii atau adorable manis/jelita, mujaki atau innocent tak bersalah, junsui atau pure murni, kantan atau simple sederhana, shoujiki atau genuine jujur, yasashii atau gentle baik, kizutsukeyasui atau vulnerable rapuh, kawaiso atau weak lemah, dan mijuku atau inexperinced tak berpengalaman, dalam cara tingkah laku sosial dan penampilan fisik. Hal ini berarti kawaii adalah sesuatu yang memiliki sifat kecil,imut, lucu, cantik, manis, lemah, lembut, kekanak-kanakan, mudah dicintai dan disayangi. Bagi orang Jepang, definisi kawaii pada penampilan adalah sesuatu yang lucu, imut, dan memiliki warna-warna yang lembut dan cerah. Tidak hanya itu, kawaii memiliki nuansa yang dapat membuat orang-orang merasa senang dan bahagia ketika memiliki sesuatu yang mereka sebut kawaii tersebut. Bagi sebagian orang Jepang, memiliki kulit hitam bukanlah sesuatu yang kawaii atau imut, oleh karena itu, tidak jarang mode ganguro ini menjadi salah satu mode yang dianggap bertolak belakang dengan pandangan masyarakat umum. Selain itu orang-orang yang berpenampilan gaya ganguro ini dianggap sebagai orang-orang kaum rebel atau orang-orang pemberontak. Konsep berpenampilan seperti ini menarik dikaji karena pada tahun 2002 orang-orang yang berpenampilan ganguro semakin banyak dan menjadi salah satu pemandangan tersendiri bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke daerah Shibuya maupun bagi masyarakat Jepang sendiri. Sepanjang tahun 1998 sampai tahun 2004 ganguro menjadi fenomena tersendiri dalam dunia fashion Jepang.
4 4 Penelitian ini perlu dilakukan karena masih sedikit penelitian mengenai ganguro dengan pendekatan posmodernisme. Pendekatan posmodernisme dipilih karena pendekatan ini berhubungan dengan fenomena yang terjadi di masyarakat. Banyak peneliti yang meneliti fenomena ganguro dengan sudut pandang yang berbeda. Selain itu, banyak orang yang belum mengetahui secara mendalam mengenai mode ganguro ini. Penelitian ini diharapkan akan memberi banyak gambaran dan pemahaman mengenai mode ganguro. 1.2 Rumusan masalah 1. Faktor apa sajakah yang melatarbelakangi diminatinya mode ganguro di kalangan anak muda? 2. Unsur posmodernisme apa saja yang muncul dalam penampilan ganguro? 3. Apa pengaruh ganguro terhadap produk budaya populer Jepang? 1.3 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Menjelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi diminatinya mode ganguro di kalangan anak muda. 2. Menjelaskan unsur-unsur posmodernisme yang muncul dalam penampilan ganguro. 3. Menjelaskan pengaruh ganguro terhadap produk budaya populer Jepang. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini dibatasi oleh perkembangan fashion mode Ganguro di kalangan anak muda Jepang pada tahun 1998 sampai 2004 karena
5 5 pada tahun tersebut mode ini sangat berkembang di masyarakat Jepang. Batasan ruang lingkup penelitan ini juga terdapat pada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan mode ini. 1.5 Landasan Teori Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan budaya populer dan posmodernisme. Kedua pendekatan tersebut digunakan karena masing-masing saling berkaitan dengan apa yang akan diteliti. Barker mengungkapkan bahwa budaya pop adalah budaya yang bersifat umum dan tersebar luas. Makna dan praktik budaya tersebut dibuat oleh masyarakat (Barker, 2005:46). Sejalan dengan itu, Fiske dalam bukunya Memahami Budaya Populer juga mengungkapkan bahwa budaya populer dalam masyarakat yang kompleks adalah budaya kaum tertindas yang membenci penindasan, menolak menyetujui oposisi ketertindasan mereka. Budaya populer juga bersifat singkat dan sementara, oleh karena itu budaya populer dapat diproduksi dan direproduksi (Fiske, 1995:198). Walaupun budaya populer dicela dan diremehkan, namun perkembangannya justru tidak dapat dibendung. Budaya populer seringkali dianggap sebagai salah satu bentuk penentangan terhadap budaya kaum elit dan terdidik. Sifat budaya populer yang cenderung disukai banyak orang dan mudah ditemui di masyarakat menyebabkan budaya ini rentan dikendalikan dan dikomersialisasikan oleh kaum kapitalis. Menurut Dennis McQuail ciri utama kebudayaan pop adalah orisinalitas yang spontan, eksistensinya berlangsung terus dalam kehidupan sosial dengan
6 6 perniknya yang beraneka ragam dalam wujud bahasa, busana, musik, tata cara dan sebagainya (via Ibrahim, 2004: xxi). Budaya populer adalah budaya massa yang digerakan oleh kepentingan pasar karena mengambil nilai dari dunia iklan, industri hiburan dan dunia massa. Menurut Strinati budaya massa yang menggeser masyarakat yang berbasis tradisi sehingga budaya populer sering disebut dengan budaya massa. Kebudayaan populer memiliki dua karakter, yaitu bersifat instan, memberikan pemuasaan sesaat dan cenderung dangkal dan bersifat massa sehingga penyebarannya di tengah masyarakat sedemikian cepat. Keberadaan budaya populer tidak terlepas dari dampak posmodern, yaitu kebebasan berekspresi. Budaya populer merupakan budaya yang disukai oleh banyak orang. Strinati juga mengungkapkan bahwa budaya massa adalah suatu kebudayaan yang kurang memiliki tantangan dan rangsangan intelektual, dan lebih cenderung pada pengembangan fantasi tanpa beban dan pelarian (Strinati, 2007:16). Dalam kebudayaan massa tidak ada lagi elitisme karena semua bersifat massal, yang artinya semua orang mengkonsumsi. Kebudayaan massa memiliki sifat-sifat komersial, menghibur, populer, modern merupakan paket, mempunyai penonton yang luas dan dapat diperoleh secara demokratis (Kayam, 2004:28). Selain budaya populer, penelitian ini juga menggunakan pendekatan posmodernisme. Menurut Jameson, posmodernisme didasarkan pada peran sentral reproduksi jaringan global yang telah mengalami desentralisasi dari kapitalisme multinasional yang ada sekarang ini yang mengarah pada ekspansi budaya yang luar biasa dalam bidang sosial (Jameson melalui Featherstone, 2001:19).
7 7 Kapitalisme multinasional memandang atau menganggap budaya bukan sebagai hal yang sakral namun budaya telah menjadi komoditi umum. Budaya tidak lagi ideologis, aktivis ekonomi bersembunyi dibalik masyarakat kapitalis (Storey, 2003:256). Posmodernisme juga meragukan sesuatu yang mutlak, absolut dan universal serta mencakup semua yang berkenaan dengan pengetahuan dan kebenaran (Strinati, 2007:261). Menurut Featherstone, awalan pos dalam posmodernisme mengandung makna sesuatu yang datang setelahnya, namun istilah posmodernisme itu sendiri lebih kuat didasarkan pada suatu pembebasan, pergeseran dan perpecahan gambaran definitif modern (Featherstone, 2001:5). Featherstone juga mengungkapkan bahwa posmodernisme merupakan sandi terjadinya perubahan budaya dalam masyarakat kontemporer. Perubahan-perubahan budaya tersebut melibatkan cara-cara produksi dan konsumsi (Featherstone:2001,26). Ciri posmodernisme menurut Featherstone adalah penghapusan antara seni dengan kehidupan sehari-hari dan runtuhnya perbedaan antara budaya tinggi dan budaya umum (Featherstone:2001,17). 1.6 Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian tentang dunia fashion di Jepang telah dilakukan oleh mahasiswa Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dian Novietasari dan Mahasiswa Universitas Indonesia, Izumi Diana Nur. Penelitian lainnya yang dijadikan tinjauan pustaka dalam penulisan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Spelman College Atlanta, Xuexin Liu pada tahun 2004.
8 8 Penelitian Dian Novietasari yang berjudul Fenomena Mode Lolita dalam Budaya Populer Jepang dan Alasan Anak Muda Jepang Memakainya tahun Penelitian tersebut lebih menitikberatkan kepada fenomena gaya berpakaian gaya lolita dalam masyarakat dan alasan-alasan anak muda memakainya serta apakah mode berpakaian gaya lolita termasuk ke dalam produk budaya populer negara Jepang. Hasil penelitiannya adalah bahwa mode lolita merupakan produk budaya populer dalam bidang fashion yang menyentuh kalangan anak muda untuk terus mengenakan mode tersebut dan telah menjadi salah satu ciri identitas suatu masyarakat. Skripsi lainnya yang dijadikan bahan tinjauan pustaka yang sesuai dengan apa yang akan diteliti penulis antara lain adalah Trend Fashion di Kalangan Remaja Putri Jepang oleh Izumi Diana Nur pada tahun Penelitian dalam skripsi tersebut membahas tentang trend mode berpakaian remaja putri Jepang pada awal tahun 2000-an. Dalam skripsi tersebut penelitian berfokus pada perkembangan mode berpakaian sedang trend pada saat itu. Mode kogal dan ganguro menjadi fokus pembahasan dalam penelitian tersebut. Peneliti melihat ganguro dari sudut pandang fashion secara umum dan sejarah perkembangan fashion negara Jepang pada awal tahun 2000-an. Penelitian yang dilakukan oleh Xuexin Liu pada tahun 2004 berjudul The Hip Hop Impact on Japanese Youth Culture atau Pengaruh Musik Hip Hop dalam Kehidupan Remaja Jepang. Penelitian tersebut membahas tentang pengaruh musik hip-hop dalam dalam fenomena ganguro yang terjadi pada
9 9 remaja di Jepang. Hasil penelitian tersebut adalah musik hip-hop mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan pengikut gaya ganguro karena musik hip hop juga merupakan bentuk protes sosial dengan tatanan sosial yang ada dalam masyarakat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian tersebut adalah penelitian ini secara khusus akan membahas tentang fenomena gaya berpenampilan mode ganguro dan akan meneliti faktor-faktor apa sajakah yang yang melatarbelakangi diminatinya mode ganguro di kalangan anak muda dan unsur posmodernisme yang terdapat pada mode ganguro serta pengaruhnya terhadap produk budaya populer Jepang. 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dan deskriptif. Penelitian kualitatif ditandai dengan jenis-jenis pertanyaan yang diajukan, yakni: apa yang berlangsung di sini? Bagaimana bentuk fenomena ini? Lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan tesebut secara terperinci (Mulyana, 2003:149). Pendekatan ini dipilih karena pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang sejalan dengan penelitian budaya yang akan dilakukan oleh penyusun. Penelitian ini juga bersifat deskriptif yang akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalahmasalah yang terkait dengan penelitian. Metode pengumpulan data untuk rumusan masalah nomor satu sampai nomor tiga adalah studi pustaka. Data-data diperoleh dari buku-buku, majalah, jurnal, dan situs-situs di internet. Metode tersebut digunakan karena keterbatasan peneliti untuk meninjau secara langsung.
10 10 Kemudian data tersebut akan diolah menggunakan teori yang telah dipilih, yang pada akhirnya diharapkan akan dapat menemukan tujuan dari penelitian ini. 1.8 Sistematika Penyajian Skripsi ini terdiri dari 5 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II berisi tentang gambaran umum fashion Jepang. Bab III berisi tentang penjelasan definisi, sejarah, dan perkembangan ganguro di Jepang. Bab IV berisi analisis posmodernisme dalam ganguro. Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan.
BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama
Bab 5 Ringkasan Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama remaja putri Jepang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini berangkat dari pengamatan dan kesan penulis ketika melihat sikap dan tingkah laku anak muda yang cenderung tidak mengenal dan tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung mempunyai potensi yang tinggi di bidang hiburan. Ada beragam tempat yang mempunyai daya tarik bagi masyarakat lokal maupun internasional, misalnya ada
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi
BAB 3 ANALISIS DATA Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi pada mode busana Gothic Lolita yang didasarkan pada jenis-jenis busana Gothic Lolita modern. 3.1 Westernisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan di mana segala sistem kemasyarakatan yang bersifat tradisional dilepaskan menjadi tatanan yang mengimplikasikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh industri pakaian di Jepang. Mode busana kaum remaja Jepang, terutama di kotakota
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kaum remaja Jepang merupakan bagian populasi yang sangat diperhitungkan oleh industri pakaian di Jepang. Mode busana kaum remaja Jepang, terutama di kotakota besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat keberagaman jenis aliran musik yang ada didunia, seperti pop, jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik tersebut salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia fashion terus mengalami kemajuan sehingga menghasilkan berbagai trend mode dan gaya. Hal ini tidak luput dari kemajuan teknologi dan media sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan
Lebih terperinciGAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG
GAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG KERTAS KARYA DIKERJAKAN O L E H Nama : Elisa Simanjuntak NIM : 112203022 DEPARTEMEN D-III BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 i GAYA
Lebih terperinci( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan sosial dan kultural di Indonesia saat ini adalah mengenai pemanfaatan waktu senggang, waktu santai, dan waktu luang. Ketika industrialisasi mulai mendominasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang, sebagai salah satu negara maju di Asia, telah mampu memberikan dampak
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang, sebagai salah satu negara maju di Asia, telah mampu memberikan dampak positif bagi negara-negara lain. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Masyarakat dituntut untuk lebih mampu memanfaatkan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini penggunaan hijab dikalangan remaja telah mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga menggunakannya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri (KBBI, 2008:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Pesatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena pilihan, kesukaan dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini, persoalan gaya hdup menjadi sesuatu yang amat diperhatikan oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, persoalan gaya hdup menjadi sesuatu yang amat diperhatikan oleh masyarakat. Bahkan,telah menjadi sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari penampilan keseharian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Korea Selatan sudah dapat dikatakan berhasil dalam menyebar luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea telah menyebarkan budayanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern. Pada konteks sejarah manusia, tercatat beberapa kali telah terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia jumlah muslimnya terbesar dan keanekaragaman budaya daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. Oleh karena itu konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kota memberikan dampak tersendiri, dimana perkembangan kota secara alamiah melahirkan kegembiraan untuk menjadi daya tarik dan pusat pendidikan, ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Sayangnya seiring dengan kemajuan teknologi pada jaman sekarang,
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci: ganguro
Abstraksi Negara Jepang adalah negara yang kaya akan budaya baik tradisional maupun modern. Jepang juga merupakan salah satu negara pusat mode dunia dan trend mode di Jepang yang selalu berubah secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat dinikmati dalam balutan busana muslimah, Anak muda sekarang kian menggemari tren busana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Life style atau gaya hidup, salah satu unsur penting di kalangan masyarakat modern. Gaya hidup sudah menjadi bagian dari salah satu ciri-ciri masyarakat modern, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk masuk ke dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini, kita dapat melihat perkembangan kota yang begitu maju dan pesat di segala aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer yaitu budaya yang terjadi karena adanya budaya massa. Budaya massa lahir karena adanya masyarakat (massa) yang menggeser masyarakat berbasis tradisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya populer adalah budaya yang bersifat produksi, artistik dan komersial, diciptakan sebagai konsumsi massa dan dapat diproduksi kembali serta dapat digunakan untuk
Lebih terperinciHARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO
HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan, perilaku dan kemampuan individu dalam menghadapi tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep dan evaluasi individu tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaum wanita adalah kaum yang sangat memperhatikan penampilan. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun identitas, penampilan juga sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menunjukkan skala berkembang, tumbuh besar, mempercepat dan memperdalam dampak arus dan pola interaksi sosial antar benua (Held dan McGrew, 2002:12). Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan makanan dan tempat tinggal. Hal ini sudah dirasakan manusia sejak zaman dahulu hingga sekarang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Zimmerer, Scarborough, & Wilson dalam Wijatno (2009: 42) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan suatu gagasan atau ide baru untuk menemukan cara-cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah negara maju yang terkenal dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, namun tidak begitu saja meninggalkan budaya lama yang sudah lama melekat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan dan kecantikan seorang perempuan bersumber dari dua arah, yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. Kecantikan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah satu kebutuhan pokok
Lebih terperinciSeiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebaya merupakan busana tradisional wanita masyarakat Indonesia dan sudah dikenal di mata Internasional, sehingga kebaya menjadi bagian utama bagi kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni tari merupakan ekspresi yang diungkapkan oleh jiwa seseorang melalui gerakan tubuh yang diiringi musik tertentu sesuai dengan ekspresi yang ingin disampaikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion merupakan hal yang memiliki berbagai macam arti. Fashion sendiri sebenarnya tidak hanya mengacu kepada gaya berbusana saja. Dengan kata lain, fashion merujuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di bidang fashion. Kenyataan ini menyebabkan banyak bermunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasionalisme adalah rasa cinta dan bangga terhadap tanah air. Lebih khusus lagi, nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu dari bentuk media massa yang memiliki fungsi untuk menyampaikan komunikasi kepada khalayak yang bersifat massal. Majalah memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan
Lebih terperinciPENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1
PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan
Lebih terperinciini menjadi tantangan bagi perusahaan karena persaingan semakin ketat dan Persaingan antar produsen ini juga terjadi di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang terjadi saat ini, konsumen cenderung semakin aktif dalam memberi produk yang mereka gunakan. Perilaku konsumen yang konsumtif menimbulkan
Lebih terperinciBAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA
BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA 3.1 Gagasan Karya Setelah melihat fenomena-fenomena pada bab sebelumnya, maka gagasan karya penulis ini muncul sebagai ungkapan mengkritisi fenomena-fenomena tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik sangat identik dengan anak muda sebagai salah satu pengaruh yang bisa dikaitkan dengan gaya hidup. Musik menjadi suatu media bagi banyak orang untuk berekspresi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita hidup di zaman modern yang menuntut setiap individu untuk meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang dianggap kuno dan memperbaharui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak individu menganggap bahwa tampil menarik di hadapan orang lain merupakan suatu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak terkecuali bangsa Indonesia yang merupakan negara berkembang. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenagwenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan tahun saat penulis memasuki masa remaja awal, yakni 15 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, masa remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada banyak hal salah satunya pada dunia Fashion. Aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dari perkembangan tersebut, berkembang pula peradaban manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Wonder Woman merupakan karakter komik yang diciptakan oleh William Moulton Marston dan diterbitkan oleh DC Comics di Amerika. Tokoh Wonder Woman pertama kali muncul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar mereka, selalu ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, informasi berkembang dengan sangat cepat. Fenomena tersebut membuat setiap orang ingin mengikuti perkembangan informasi yang terjadi agar dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pertunjukan dan kehidupan berkesenian pada umumnya merupakan salah satu perilaku budaya manusia, baik secara individu maupun sebagai sebuah kelompok masyarakat.
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
2 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Dalam pengerjaan proyek tugas akhir ini, penulis mendapatkan data melalui: 1. Tinjauan pustaka/referensi. 2. Wawancara dengan pemilik dan konsumen Mochi Mochi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia fashion sudah mulai diminati oleh kalangan masyarakat Indonesia dan sudah mulai melirik karya-karya para desainer lokal. Permintaan masyarakat Indonesia saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang berada diantara masa anak dan dewasa. Masa ini dianggap sebagai suatu bentuk transisi yang cukup penting bagi pembentukan pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka dengan sendirinya akan menimbulkan adanya perubahan di segala bidang seperti mode, informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Salah satu keanekaragaman yang dimiliki adalah pakaian adat. Pakaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, bahkan menjadi sorotan publik karena dianggap sebagai ladang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Dunia fesyen merupakan salah satu gaya hidup manusia dan tidak dipungkiri menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Pertumbuhan masyarakat modern bersamaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Touch of Batik merupakan konsep yang menggabungkan dua latar belakang yang berbeda, yaitu batik hasil karya seni Indonesia pada gayastreetstyle. Batik yang diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia saat ini semakin komplek untuk dipenuhi. Sepatu atau tas merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pentingnya sepatu dan tas bagi wanita,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain disekitarnya. Kebutuhan akan keberadaan orang lain disekitar kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus citacita bagi kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika pergantian mode dalam fashion yang ada di dunia selalu berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru bermunculan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
I.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Media Televisi merupakan media massa yang sangat akrab dengan masyarakat umum. Oleh sebab itu pula, televisi menjadi media yang memiliki penetrasi yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernahkah Anda berpikir, mengapa kebanyakan mahasiswa ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernahkah Anda berpikir, mengapa kebanyakan mahasiswa ataupun remaja pada saat ini menggunakan pakaian yang bertumpuk-tumpuk padahal cuaca sedang panas-panasnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Keunikan yang dimiliki Indonesia tak hanya merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau, namun juga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat
78 BAB V KESIMPULAN Warung kopi merupakan salah satu tempat yang penting bagi masyarakat Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat merepresentasikan gaya hidup masayarakat Aceh.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi
Lebih terperinci