STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya telah menunjukkan kemajuan yang baik, namun masih

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Pengaruh Penyuluhan Tentang Pemeriksaan Kehamilan Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ibu melahirkan merupakan salah satu dari tujuan Millenium Development

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. maupun janin yang di kandung. Berbagai macam kelainan yang timbul membuat

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

2 nd Seminar Nasional IPTEK Terapan (SENIT) 2017 ISSN: Tegal - Indonesia, Mei 2017 ISBN:

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, diperkirakan ibu meninggal karena komplikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. janin selamat dalam kehamilan dan persalinan (Mufdlilah, 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

1

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR Rini Nari Pasandang 1, Ernawati 2, Sri Wahyuni 3 1 2 3 Alamat Respondensi : rininaripasandang@yahoo.com/085242889707 ABSTRAK Salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) adalah penurunan angka kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.komplikasi kehamilan dan persalinan dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) secara teratur. Kurangnya kesadaran dan pemahaman ibu hamil tentang pentingnya antenatal care menjadi salah satu penyebab terjadinya kematian ibu hamil, bayi ataupun ibu pada masa nifas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester ke-ii di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Rancangan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional study. Pengambilan sampel dengan accidental sampling sebanyak 31 orang. Data di uji dengan uji statistik Chi Square dengan tingkat signifikan α=0,05 untuk menentukan hubungan antara variabel. Hasil penelitian didapatka ada hubungan pengetahuan dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar (p=0,000), ada hubungan paritas dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar (p=0,004), tidak ada hubungan penghasilan keluarga dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar (p=0,968), dan ada hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar (p=0,001). Kata Kunci : Pengetahuan, Paritas, Penghasilan, Dukungan, PENDAHULUAN Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat mengetahui perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini. Pemeriksaan kehamilan merupakan bagian dari Antenatal Care (ANC). ANC akan mencegah berbagai masalah yang terjadi saat hamil termasuk risiko kematian ibu akibat kehamilan (Marmi, 2011). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2011, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu dan bayi akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang, sedangkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di tahun 2011, 81% diakibatkan karena komplikasi kehamilan, komplikasi kehamilan diakibatkan rendahnya kunjungan ibu hamil (Antenatal Care) sehingga komplikasi tersebut tidak terdeteksi secara dini (Komariyah, 2014). Di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, angka kematian ibu saat melahirkan tahun 2014 sebesar 69 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi sebesar 281 per 100.000 kelahiran hidup. Sehubungan dengan ini kiranya ibu hamil selalu menjaga kesehatannya agar bayi yang dikandung dan dilahirkan nantinya sehat dengan rutin melakukan antenatal care yaitu K1 dan K4. Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Batua Kota Makassar, jumlah sasaran ibu hamil pada bulan Januari-Juni 2015 sebanyak 455 ibu hamil dengan cakupan K1 sekitar 50,10% atau 228 ibu hamil,dan cakupan K4 sekitar 47,69% atau 217 ibu hamil, sedangkan 10 ibu hamil atau sekitar 2,21% ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care. Sementara untuk cakupan K2 sendiri, 56

di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan sebanyak ±5-10 ibu hamil dalam setiap bulannya. Pemeriksaan kehamilan yang teraturakan menurunkan angka kematian ibu hamil, ibu bersalin serta ibu nifas dan juga akan menurunkan angka kecacatan maupun kematian bayi di Indonesia. Berdasarkan latar belakang diatas, hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. METODE PENELITIAN Penelitian ini di dilaksanakan wilayah kerja Puskesmas Batua Kota Makassar pada tanggal 1 Desember 2015 sampai dengan 1 Januari 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester II yang memeriksakan kehamilannya di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar sebanyak 31 ibu dengan jumlah sampel sebanyak 31 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dengan pengisian kuesioner oleh responden dan data sekunder adalah data yang diperoleh dari profil Dinas Kesehatan Kota Makassar, profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, profil kesehatan RI serta data yang diperoleh dari jurnal maupun artikel. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Paritas, Penghasilan, Dukungan Keluarga, dan Pada Trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar Variabel n % Pengetahuan Cukup 28 90,3 Kurang 3 9,7 Paritas Primipara 20 64,5 Multipara 11 35,5 Penghasilan Tinggi 8 25,8 Rendah 23 74,2 Dukungan Mendukung 26 83,9 Keluarga Kurang Mendukung 5 16,1 Pemeriksaan Kehamilan Cukup 27 87,1 Kurang 4 12,9 2. Analisis bivariat Tabel 2. Hubungan Pengetahuan dengan Keaktifan Ibu Hamil Melakukan pada Trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar Pengetahuan Cukup 27 96,4 1 3,6 28 100,0 Kurang 0 0,0 3 100,0 3 100,0 27 87,1 4 12,9 31 100,0 p=0,000 Hasil uji statistik dengan Chi-square diperoleh nilai p=0,000. Karena nilai p<α=0,05 maka ada hubungan pengetahuan dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. 57

Tabel 3. Hubungan Paritas dengan Keaktifan Ibu Hamil Melakukan pada Trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar Paritas Primipara 20 100,0 0 0,0 20 100,0 Multipara 7 63,6 4 36,4 11 100,0 27 87,1 4 12,9 31 100,0 p=0,004 Hasil uji statistik dengan Chi-square diperoleh nilai p=0,004. Karena nilai p<α=0,05 maka ada hubungan paritas dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Tabel 4. Penghasilan keluarga dengan Keaktifan Ibu Hamil Melakukan pada Trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar Penghasilan Keluarga Tinggi 7 87,5 1 12,5 8 100,0 Rendah 20 87,0 3 13,0 23 100,0 27 87,1 4 12,9 31 100,0 p=0,968 Hasil uji statistik dengan Chi-square diperoleh nilai p=0,968. Karena nilai p>α=0,05 maka tidak ada hubungan penghasilan keluarga dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Tabel Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Kehamilan pada Trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar Dukungan Keluarga Mendukung 25 96,2 1 3,8 26 100,0 Kurang Mendukung 2 40,0 3 60,0 5 100,0 27 87,1 4 12,9 31 100,0 p=0,001 Hasil uji statistik dengan Chi-square diperoleh nilai p=0,001. Karena nilai p<α=0,05 maka ada hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. PEMBAHASAN 1. Hubungan pengetahuan dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi-square diperoleh nilai p=0,000. Karena nilai p<α=0,05 maka ada hubungan pengetahuan dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat 1 responden yang berpengetahuan cukup tapi pemeriksaan kehamilannya kurang. Hal ini disebabkan oleh paritas ke II ibu. Ibu hamil yang mengalami kehamilan yang kedua sudah pasti mempunyai pengalaman lebih tentang pemeriksaan ANC dari pada ibu yang baru pertama kali mengalami kehamilan. Karena semakin sering ibu memiliki riwayat melahirkan, kunjungan ANC menjadi berkurang karena ibu hamil menganggap bahwa dia memiliki pengalaman yang cukup sehingga kurang termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya. 58

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Erly Melisa Ompusunggu didapatkan bahwa seluruh responden mengetahui manfaat memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan sebesar (100%). Responden yang mengetahui kapan sebaiknya pertama kali melakukan pemeriksaan sebesar 36 responden pada trimester I (satu sampai tiga bulan), 15 reponden pada trimester II (empat sampai enam bulan). Responden yang tidak rutin melakukan pemeriksaan kehamilan umumnya pada umur kehamilan satu sampai tiga bulan, dimana responden menyatakan keterbatasan ekonomi dan juga bawaan hamil sehingga responden tidak rutin melakukan pemeriksaan kehamilan selama hamil. Menurut asumsi peneliti, pengetahuan berhubungan dengan keaktifan ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II. Dengan adanya pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan akan membuat ibu semakin siap untuk menghadapi persalinan dan lebih sering untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Jadi semakin baik pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan maka semakin giat pula ibu untuk melaksanakan pemeriksaan kehamilan. 2. Hubungan paritas dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi-square diperoleh nilai p=0,004. Karena nilai p<α=0,05 maka ada hubungan paritas dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan. Sebaliknya, ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil penelitian ini sejalan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arwiani menunjukkan bahwa paritas yang lebih banyak dengan paritas 1-3 sebanyak 114 orang (86,4%) dan sebagian kecil dengan paritas >4 sebanyak 18 orang (13,6%). Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square Test didapatkan nilai p=(0,001). Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan kehamilan dapat menyebabkan tidak dapat diketahuinya berbagai komplikasi ibu yang dapat memengaruhi kehamilan atau komplikasi hamil sehingga tidak segera dapat diatasi. Deteksi saat pemeriksaan kehamilan sangat membantu persiapan pengendalian resiko sehingga akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Menurut asumsi peneliti, paritas berhubungan dengan keaktifan dalam pemeriksaan kehamilan. Ibu yang baru mengalami kehamilan lebih aktif melakukan pemeriksaan dibanding ibu yang multipara. Itu disebabkan karena kurangnya pengalaman ibu primipara tentang kehamilan dibanding dengan ibu multipara. 3. Hubungan penghasilan keluarga dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester II Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi-square diperoleh nilai p=0,968. Karena nilai p>α=0,05 maka tidak ada hubungan penghasilan keluarga dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan Tidak ditemukannya hubungan penghasilan keluarga dengan dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada penelitian ini kemungkinan disebabkan karena lokasi penelitian ini di daerah perkotaan dimana akses transportasi dan sarana pelayanan kesehatan sudah memadai sehingga tidak menjadi penghambat seseorang dalam mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk pemeriksaan kehamilan. Selain itu, dengan adanya program kesehatan gratis dari pemerintah, tidak lagi menjadi beban bagi bagi ibu hamil memeriksakan kesehatan di saranan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini sejalan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arwiani menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan dengan pemanfaatan pelayanan Puskesmas. Dikarenakan keputusan dalam pemanfatan pelayanan di Puskesmas lebih cenderung kearah demand (permintaan). Demand adalah barang atau pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh pasien. Berdasarkan ilmu ekonomi demand ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya harga (tarif), kualitas, karakteristik sosial, pengetahuan, pendidikan dan pendapatan. Asumsi peneliti, ini disebabkan karena adanya faktor lain yang lebih dominan dibandingkan dengan penghasilan keluarga. Walaupun demikian, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang penghasilan keluarganya rendah tidak menutup kemungkinan pemeriksaan kehamilannya juga kurang. 4. Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester I. 59

Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi-square diperoleh nilai p=0,001. Karena nilai p<α=0,05 maka ada hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan Suami dan keluarga mempunyai peranan sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Sari menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami dengan motivasi ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan (antenatal care). Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang baik kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan ANC. Penelitian lain yang dilakukan oleh Aulia menyatakan bahwa semakin besar dukungan suami, maka semakin teratur pula ibu melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Oom Komariyah menunjukkan bahwa ibu hamil dengan dukungan keluarga kurang berjumlah 14 orang dimana 8 orang (88,9%) tidak patuh dalam pemeriksaan ANC dan 6 orang (10,2%) patuh dalam pemeriksaan ANC. Sedangkan ibu hamil dengan dukungan baik berjumlah 54 orang dimana 1 orang (11,1%) tidak patuh dalam pemeriksaan ANC dan 53 orang (89,9%) patuh dalam pemeriksaan ANC. Hasil uji statistik menggunakan Chi- Square Test didapatkan nilai p=(0,000). Salah satu penyebab kematian ibu hamil adalah keterlambatan keluarga dalam pengambilan keputusan. Seringkali ibu tidak memiliki kuasa atas keputusan yang terbaik bagi dirinya karena harus mendapat persetujuan dari suami atau keluarga. Menurut asumsi peneliti, dukungan keluarga berhubungan dengan keaktifan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Dengan adanya dukungan keluarga yang baik akan membuat ibu hamil termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya sehingga frekuensi pemeriksaan kehamilannya akan terpenuhi atau cukup. KESIMPULAN 1. Ada hubungan pengetahuan, paritas, dan dukungan keluarga dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan 2. Tidak ada hubungan penghasilan keluarga dengan keaktifan ibu hamil melakukan pemeriksaan SARAN 1. Perlunya perhatian dari petugas kesehatan tentang penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. 2. Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan penyegaran tentang pentingnya memeriksakan kehamilan pertama dan kehamilan selanjutnya. 3. Diharapkan petugas kesehatan memberikan memberikan informasi tentang adanya pelayanan kesehatan secara gratis dari pemerintah. 4. Bagi Institusi terkait dalam hal ini pihak puskesmas supaya memperhatikan penyegaran untuk kader posyandu agar terus memberi motivasi kepada masyarakat fungsi dan perannya di dalam keluarga untuk meningkatkan keaktifan ibu dalam memeriksakan kehamilannya secara teratur. DAFTAR PUSTAKA Arwiani, T., Sekarwana, N., & Kusnadi, D. (2013). Faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal di Puskesmas Kota Bandung. Bandung: Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjajaran. Depkes. (2011, Januair 27). Lima strategi operasional turunkan angka kematian Ibu. Dipetik September 18, 2015, dari http://www.depkes.go.id/: http://www.depkes.go.id/article/print/1387/lima-strategi-operasionalturunkan-angka-kematian-ibu.html Depkes. (2010). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: Direktur Jenderal Bina Kesehatan Msyarakat Departemen Kesehatan. Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ompusunggu, E. M., Siagian, I. E., & Umboh, J. (2013). Perilaku Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm 28-33. Suparyanto. (2010). Konsep Paritas. Dipetik 10 8, 2015, dari http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/: http://drsuparyanto.blogspot.co.id/2010/10/konsep-paritas-partus.html 60