BAB V PENUTUP. hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (untuk selanjutnya bisa disingkat dengan HIK) atau bisa disebut pula dengan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. itu dibagi menjadi dua macam. Pertama, kebutuhan primer, yaitu kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kondisi aktual tentang proses

BAB V PENUTUP KESIMPULAN Konstruksi Gaya Hidup Vegetarian

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada PT Duta Bangsa Mandiri bertempat di JI. Raya Bromo Desa Rejo

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Peranan industri

BAB V PENUTUP. guna memberikan pemahaman mengenai hasil analisis data yang telah dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif jenis deskriptif dengan memberikan stimulus tindakan

BAB V PENUTUP. pada bab sebelumnya, maka berbagai kesimpulan yang diberikan penulis antara

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inilah yang dijadikan tempat berkumpulnya Virginity Jogja pada waktu

BAB I PENDAHULUAN. macam perubahan yang terjadi. Beberapa unsur penting yang berkaitan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dari aktivitas sehari-hari masyarakat Amerika, dan

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB III METODE PENELITIAN. sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling

BAB III METODE PENELITIAN. dalam keluarga muslim serta implementasi nilai-nilai Islam dalam

2. Kelas reguler dengan tambahan bimbingan dalam kelas (cluster): Anak. lain (normal) di kelas reguler namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini berusaha

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah field research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor jasa, demikian pula

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui konstruksi budaya atas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Soetrisno Hadi adalah studi yang membicarakan

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kisah sukses Desa Wisata Pentingsari yang kini telah menjadi Desa Wisata

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi dibandingkan beberapa sektor lainnya. PDB sektor pertanian

Pola Perilaku Konsumtif Tenaga Kerja Wanita (TKW) Ketika Kembali Ke Daerah Asal Di Kabupaten Blitar. Indah Wulandari Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini semakin banyak kebutuhan manusia yang harus dipenuhi,

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. di daerah Gunungkidul masih banyak terdapat pelaku bank plecit yang. memberikan pinjaman dengan bunga tinggi kepada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 LATAR BELAKANG

T H E S I S. Oleh : SUNDAHYANI. NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sistem

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap ritual sebagai syarat pengambilan sarang burung walet terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman globalisasi sekarang ini, makanan tadisional sudah mulai kurang diminati

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

FENOMENA PENGGUNAAN PATH SEBAGAI AJANG MENUNJUKKAN EKSISTENSI DIRI. Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. 1. Kegiatan Industri Batik Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

untuk penampilan mereka yang nantinya akan menunjukkan identitas mereka.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Magelang. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Dusun

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Simpulan Sifat konsumtif merupakan suatu yang wajar dan pasti dimiliki oleh setiap manusia. Wedangan modern telah membuat pergeseran fungsi makan dari awalnya yang sebagai pemenuhan kebutuhan biologis menjadi pemenuhan akan kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah perubahan tentang memilih lokasi atau tempat makan. Meskipun tujuan utama dari makan ini sendiri sebenarnya hanyalah untuk mengisi perut dan menghilangkan rasa lapar. Namun kini makan bukan hanya untuk kepentingan perut saja melainkan lebih pada kebutuhan simbolis, sehingga makan tidak hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle. 1. Wedangan atau hidangan istimewa kampung pada awalnya merupakan sebuah tempat makan yang menyajikan beragam aneka makanan dan minuman sederhana dan tradisional dengan harga terjangkau. Pada awalnya menu wedangan ataupun HIK yang disajikan tidak begitu variatif, hanya sebatas jajanan. Kalaupun terdapat makanan khas, kemungkinan besar hanyalah makanan khas daerah sekitar operasionalnya. Namun seiring dengan perkembangan jaman, orang yang berjualan juga dituntut kreatif serta inovatif untuk menjajakan dagangannya dengan menyajikan menu yang baru. Sekarang di kota Surakarta telah banyak dibuka wedangan-wedangan modern yang menyajikan menu a la HIK. Dari waktu 115

dibukanya pun relatif masih baru dan antara wedangan satu dengan yang lainnya tidak terlalu lama jangka waktu dibukanya. Wedangan modern telah menjadi fenomena di kota Surakarta. Hal ini dibuktikan dengan beberapa daerah di Surakarta paling tidak terdapat satu wedangan modern ini. Dari perspektif pengelola, wedangan modern dianggap mampu menjadi daya tarik masyarakat dan melengkapi sesuatu yang selama ini diharapkan. Meskipun terkesan ikut-ikutan membuat wedangan modern karena laris, tentu hal tersebut merupakan sifat dasar manusia yang ingin selalu memanfaatkan kesempatan yang ada. 2. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan dalam perilaku konsumtif masyarakat. Masyarakat beranggapan bahwa mengunjungi wedangan modern telah menjadi sebuah gaya hidup dan sebagai bentuk eksistensi diri mereka. Hal ini ditunjukkan dengan wedangan modern yang telah menjamur di kota Surakarta dan jarang terlihat sepi. Wedangan modern telah memiliki sesuatu yang dapat kita sebut prestise, dimana sebuah tempat memiliki nilai guna dan orang-orang yang mengunjungi tempat tersebut secara otomatis juga memiliki prestise tersebut. 3. Perubahan yang terjadi ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang berpengaruh. Faktor-faktor tersebut meliputi desain tempat, harga terjangkau, hidangan khas, keramahan pegawai dan fasilitas wifi. 116

Pergeseran fungsi makan dari pemenuhan kebutuhan biologis menjadi pemenuhan akan kebutuhan sosial seperti perubahan tentang memilih lokasi atau tempat makan. Meskipun tujuan utama dari makan ini sendiri sebenarnya hanyalah untuk mengisi perut dan menghilangkan rasa lapar. Namun kini makan bukan hanya untuk kepentingan perut saja melainkan lebih pada kebutuhan simbolis, sehingga makan tidak hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle. Masyarakat beranggapan bahwa mengunjungi wedangan modern telah menjadi sebuah gaya hidup dan sebagai bentuk eksistensi diri mereka. B. Impikasi Berdasarkan penelitian tentang perubahan perilaku konsumtif masyarakat dalam konsep wedangan modern yang dilakukan di Kota Surakarta, maka peneliti menyimpulkan dalam beberapa implikasi sebagai berikut: 1. Implikasi Empiris Pergeseran fungsi makan dari pemenuhan kebutuhan biologis menjadi pemenuhan akan kebutuhan sosial seperti perubahan tentang memilih lokasi atau tempat makan. Padahal tujuan utama dari makan ini sendiri sebenarnya hanyalah untuk mengisi perut dan menghilangkan rasa lapar. Namun kini makan bukan hanya untuk kepentingan perut saja melainkan lebih pada kebutuhan simbolis, sehingga makan tidak hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle. 117

Dari wedangan modern tersebut membuat pergeseran fungsi makan dari pemenuhan kebutuhan biologis menjadi pemenuhan akan kebutuhan sosial seperti perubahan tentang memilih lokasi atau tempat makan. Meskipun tujuan utama dari makan ini sendiri sebenarnya hanyalah untuk mengisi perut dan menghilangkan rasa lapar. Namun kini makan bukan hanya untuk kepentingan perut saja melainkan lebih pada kebutuhan simbolis, sehingga makan tidak hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle. Masyarakat beranggapan bahwa mengunjungi wedangan modern telah menjadi sebuah gaya hidup dan sebagai bentuk eksistensi diri mereka. 2. Implikasi Teoritis Untuk menganalisis bentuk perubahan perilaku konsumtif masyarakat dalam konsep wedangan modern di kota Surakarta, peneliti menggunakan teori masyarakat konsumsi dari Jean Baudrillard dan interaksi simbolik oleh Herbert Blumer. Menurut Baudrillard, untuk mendapatkan peran yang diinginkan, aktivitas konsumsi pun dengan sengaja dilakukan. Hal ini sejalan dengan teori Baudrillard yang mengungkapkan bahwa masyarakat kini hidup dalam suatu kebudayaan baru, suatu kebudayaan yang melihat eksistensi diri mereka dari segi banyaknya tanda yang dikonsumsi. Dalam masyarakat seperti ini, konsumsi tidak lagi dilihat sebagai suatu kegiatan menghabiskan obyek, tetapi merupakan interaksi di antara obyek atau sebagai suatu tindakan sistematis untuk memanipulasi orang lain. Dapat dilihat bahwa masyarakat 118

mengunjungi wedangan modern sebagai ajang menunjukkan eksistensi diri mampu mempengaruhi aktivitas konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat. Teori selanjutnya yaitu interaksi simbolik dari Blumer. Teori interaksi simbolik Blumer berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek, bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Menurut interaksionisme simbolik, manusia belajar memainkan berbagai peran dan mengasumsikan identitas yang relevan dengan peran ini, terlibat dalam kegiatan menunjukkan kepada satu sama lainnya, siapa dan apa mereka. Terlebih, sekarang ini banyak dijumpai wedangan berkonsep modern dan nyaman yang seolah-olah semakin menangguhkan eksistensi masyarakat yang ingin menunjukkan diri mereka. Permainan peran ini dilakukan dalam panggung sandiwara dramaturgi yang berintikan pandangan bahwa ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, ia ingin mengelola kesan yang ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya. Dramaturgi terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan di wedangan tersebut, mereka ingin terlihat sebagai seorang yang memiliki status sosial. Upaya ini dilakukan tidak lain agar pengunjung dapat memperoleh pengakuan akan eksistensi dirinya dalam kelas masyarakat tertentu. 119

Berubahnya perilaku konsumsi merupakan hasil dari perilaku masyarakat. Perilaku yang terjadi merupakan respon secara keseluruhan dari masyarakat yang telah menerima stimulus-stimulus yang ada. Stimulus disini merupakan pengaruh-pengaruh yang masyarakat dapatkan dari dalam maupun luar dirinya. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi dalam perilaku konsumtif tergantung oleh pengaruh-pengaruh yang mencoba mempengaruhi masyarakat. Bagaimana masyarakat akan bertindak merupakan respon-respon yang ia dapatkan dari pengaruh yang ada. Perilaku konsumsi ini tidak didasarkan lagi pada teori kebutuhan (need), tetapi didorong oleh hasrat (desire) dan keinginan (want). Pergeseran perilaku konsumsi yang tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan tetapi didasarkan pada motivasi untuk mendapatkan tantangan, suatu sensasi, kegembiraan, sosialisasi, menghilangkan stress, memberikan pengetahuan baru perkembangan trend baru dan model baru serta untuk menemukan barang yang baik dan bernilai bagi dirinya (Arnold and Reynolds 2003 :80-81) dikutip dari Orasi Ilmiah Margaretha Ardhanari. Perilaku konsumsi dari masyarakat dipengaruhi oleh sesama manusia itu sendiri. Seseorang melihat orang-orang yang mengunjungi dan makan di sebuah restoran dan kemudian menjadi tertarik. Dari proses melihat tersebut tercipta stimulus yang membuat orang tersebut menjadi tertarik dan mengunjungi restoran tersebut. Stimulus yang mungkin dapat 120

membuat orang tersebut merasa tertarik untuk mengunjungi restoran tersebut karena banyak orang yang mengunjunginya. Bagi Baudrillard, konsumsi bukan sekadar nafsu untuk membeli begitu banyak komoditas, satu fungsi kenikmatan, satu fungsi individual, pembebasan kebutuhan, atau pemuasan diri. Dalam masyarakat konsumsi modern, kita bukan hanya mengonsumsi barang, namun juga jasa manusia dan hubungan antar manusia. 3. Implikasi Metodologis Penelitian yang berjudul Perubahan Perilaku Konsumtif Masyarakat Dalam Konsep Wedangan Modern di Kota Surakarta ini adalah jenis penelitian fenomenologi, suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok seseorang. Penelitian fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu. Adapun yang menjadi permasalahannya antara lain bagaimana strategi wedangan modern dalam menarik minat masyarakat, bentuk perubahan perilaku konsumsi masyarakat Surakarta dan faktorfaktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut. Untuk lokasi penelitian, peneliti memilih lokasi di Kota Surakarta. Alasan dipilihnya kota ini adalah karena sebagian besar masyarakat di kota ini adalah masyarakat konsumtif. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan peneliti, maka peneliti terjun langsung ke lapangan dengan menggunakan teknik wawancara langsung dengan masyarakat. Peneliti 121

juga menggunakan teknik pengamatan atau observasi untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling untuk menentukan sampel informan. Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini meliputi hasil wawancara yang didapat dari sepuluh responden pengunjung wedangan modern. sedangkan data sekunder diperoleh dari monografi Kota Surakarta. Untuk melakukan pengecekan validitas data, peneliti menggunakan triangulasi data. Pada penelitian ini, peneliti melakukan cross-check data dengan cara menguji kebenaran informasi yang diberikan oleh informan dengan keterangan dari responden. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan analisa interaktif. Proses ini diawali dengan pengumpulan data, karena data yang diperoleh di lapangan selalu berkembang maka peneliti selalu menggunakan reduksi data dan kemudian diikuti dengan penyajian data yang berupa deskripsi dan tabel. Setelah pengumpulan data berakhir, kemudian dilanjutkan dengan menarik kesimpulan dengan cara melakukan verifikasi berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi dan penyajian data tersebut. Pada proses pengumpulan data, adapun hambatan-hambatan yang dialami, diantaranya adalah beberapa informan terkadang enggan untuk diwawancarai sehingga hal ini sedikit menyulitkan peneliti. 122

C. Rekomendasi Dengan melihat pada hasil penelitian diatas, penulis dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut : 1. Bagi Masyarakat Untuk masyarakat apabila mengonsumsi makanan dan minuman hendaknya lebih memperhatikan apa yang sebenarnya dibutuhkan. Tidak hanya mengunjungi sebuah tempat makan untuk mengejar eksistensi diri. 2. Bagi Peneliti Bagi calon peneliti lain yang tertarik pada penelitian ini, mungkin dapat meneliti dan mengkaji kembali dengan menggunakan metode yang berbeda dan menggunakan teori yang berbeda. Bagi calon peneliti lain juga dapat melakukan penelitian dengan topik yang sama namun dengan kajian masalah yang berbeda. 123