BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Mengenalkan dan mendetugas akhirkan tentang pemanfaatan bamboo sebagai partisi ruangan yang digunakan sebagai pembatas antara dua ruang agar memiliki fungsi lebih, selain itu juga sebagai hiasan pendukung desain interior. Memaksimalkan limbah kayu jati belanda dan bambu sumber kekayaan alam yang mudah ditemui di lingkungan sekitar kita. Sebagai suatu furnitur yang dapat memiliki nilai ekonomis lebih. Serta dapat memicu UKM yang dapat mendongkrak nilai perekonomian. B. TATARAN SISTEM Partisi banyak digunakan terutama untuk rumah rumah dengan ruangan yang cukup luas. Selain untuk menambah jumlah ruangan yang ada di dalam rumah, biasanya partisi ini digunakan juga untuk memisahkan area publik dengan area privasi di suatu rumah. Partisi ini juga sebagai pelengkap, tapi bisa juga manjadi nilai lebih dalam mempercantik ruangan. Dan Ketika kita memerlukan ruangan yang lebih luas maka partisi ini dapat dipindahkan kebagian ruang lain atau pundi lipat sementara jika tidak digunakan. 37
Gbr 18. Pameran Produk Pada partisi ruangan ini penulis memberikan sedikit fungsi dari engsel pintu, pada engsel pintu penulis pasang dengan posisi terbalik. Hal ini bertujuan agar saat didirikan dan diputar dengan rotasi penuh engsel ini tidak dapat berputar penuh dikarenakan pemasanganya terbalik. Dengan posisi engsel terbalik maka partisi tidak dapat tersusun lurus untuk menjaga kemungkinan jatuh. 38
Gbr 19. Engsel pada Partisi C. TATARAN PRODUK Dalam proses pengerjaanya banyak sekali tahapan yang harus dilalui, karena ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam membuat furniture ini. Mulai dari material hingga bentuk yang ingin di aplikasikan pada motif partisi ini. 39
1. Proses Pembuatan Sketsa Desain Sebelum membuat sketsa desain bentuk partisi ruangan hal yang dilakuakan pertama membuat ukuran tinggi dan lebar dari partisi tersebut. Dalam menentukan ukuran ini penulis mengacu pada tinggi rata-rata orang dewasa serta luas bangunan ruang tamu pada umumnya. Pada umumya tinggi rata-rata orang dewasa antara 160 185 cm. sehingga untuk ukuran tinggi dari partisi ini penulis mengambil tinggi maksimal 185 cm. sedang kan lebar dari ruang tamu dan ruang keluar ga berkisar 3 m. maka penulis mengambil setengah dari ukuran ruang tersebut yaitu 150 cm. Gbr 20. Sketsa Perancangan Desain 40
Gbr 21. Penyusnan Bambu Gbr 22. Ukuran Bambu 41
Gbr 23. Dimensi Produk Penentuan ukuran pada partisi ruangan ini didasari beberapa faktor, salah satunya dari penggunaan material. Bambu merupakan jenis kayu yang memiliki serat lurus sangat berbeda pada kayu, aksen bambu pada partisi ini memliki ukuran pada awalnya 4 cm pada saat sebelum di potong untuk memberikan jarak aman sehingga tidak mengurangi ukuran aslinya yaitu 3,5 cm. penentuan ukuran ini tidak bisa terlalu tipis karena pertimbangan sifat material bambu yang mudah retak. 42
Gbr 24. Sketsa ukuran D. TATARAN ELEMEN Partisi merupakan suatu furnitur yang memiliki fungsi utama sebagai pembatas ruang sebagai pengganti dinding yang bersifat permanen. Oleh karena itu penggunaan material dalam pembuatan partisi perlu dipertimbangkan lebih detail. Karena hal ini akan berpengaruh pada berat partisi itu sendiri, jangan sampai partisi tersebut terlalu berat sehingga sulit untuk dipindahkan. Namun juga jangan terlalu ringan sehingga rawan rubuh saat tersenggol dengan orang. Pada partisi yang penulis buat ini, mengandalkan sumber daya alam yang sering kita temui yaitu bambu. Dan menggunakan limbah kayu 43
pallet atau biasa disebut jati belanda. Bambu menjadi aksen utama yang menjadi daya tarik pada motif partisi ini. Bidang bambu yang berbentuk lingkaran akan terasa membentuk satu rangkaian yang berulang. Pada sisi bambu penulis membuang bagian kulitnya, hal ini dikarenakan ada dua faktor yang menjadi pertimbanganya itu hasil dari potongan gergaji mesin membuat kulit bambu terkelupas tidak rapih. Gbr 25. Potongan Bambu Hitam dengan Gergaji Manual 44
Gbr 26. Potongan Bambu dengan Gergaji Mesin Gbr 27. Pemasangan Bambu 45
Gbr 28. Pengamplasan Bambu Gbr 29. Penyusunan Bambu 46
Gbr 30. Penyusunan Bambu Bambu yang dipotong pada sisi kulitnya memberikan dampak visual seperti susunan sarang lebah. Hal ini menambah visualisasi yang lebih menarik. Selain itu secara struktur dalam susunannya membuat bambu lebih kuat karena sisi permukaan yang bertemu lebih banyak dibandingkan dengan bambu yang tidak dibuang kulitnya. 47