JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 123

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGEMBANGAN SUBAK PACEKAN SEBAGAI DAYA TARIK EKOWISATA DI DESA PAKRAMAN KEDEWATAN KECAMATAN UBUD KABUPATEN GIANYAR

IDEOLOGI KOMODIFIKASI SENI PERTUNJUKAN BARONG DI BANJAR DENJALAN-BATUR, BATUBULAN, GIANYAR

CARUT MARUT KURIKULUM DI INDONESIA BERSUMBER DARI DISTORSI LANDASAN PENDIDIKAN. Oleh : I Made Bagus Andi Purnomo NIM :

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

PERAN UNDANG UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DALAM PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN OBJEK WISATA

ARTIKEL KARYA SENI KAJIAN ESTETIS DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TARI TELEK DI DESA JUMPAI KABUPATEN KLUNGKUNG

PENGELOLAAN SENI MEPANTIGAN SEBAGAI ATRAKSI WISATA DI DESA BATUBULAN KABUPATEN GIANYAR

Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LANDASAN PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA NI WAYAN RIA LESTARI NIM :

Pendidikan Anak Usia Dini (Kesenjangan Kurikulum dan Penyelenggaraan) (Kadek Widiastuti/ )

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010

BAB IV. Kesimpulan. positif terhadap pulau Bali seperti yang telah di paparkan di atas, telah dikaji

KERAGAMAN EKSPRESI SENI DI ERA GLOBAL: PENGALAMAN BALI. Abstrak

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG JENIS, MUTU DAN TEMPAT PERTUNJUKAN KESENIAN DAERAH UNTUK WISATAWAN

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...

RITUAL MEKRAB DALAM PEMUJAAN BARONG LANDUNG DI PURA DESA BANJAR PACUNG KELURAHAN BITERA KECAMATAN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

Peran Pendidikan Dalam Mengatasi Moralitas

MUTU PENDIDIKAN DAN UPAYA PENINGKATANNYA

Tari Pendet Bali Pergeseran Tarian Sakral Menjadi Tarian Balih-Balihan

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

BAB 4 CINGCOWONG DI KUNINGAN ANTARA RITUAL DAN TARIAN

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 68

ABSTRAK Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 100

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

ABSTRAK. Program Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. A. Nama : I Komang Agus Sugiarta B. Judul : RESPON MASYARAKAT DAN

JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 19

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMANFAATAN POTENSI WARISAN BUDAYA PURA MEDUWE KARANG DI DESA KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG SEBAGAI TEMPAT TUJUAN PARIWISATA

BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa

RINGKASAN DISERTASI MARGINALISASI WAYANG KULIT PARWA DI KABUPATEN GIANYAR PADA ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PERALIHAN FUNGSI TANAH PEKARANGAN DESA (PKD) (STUDI DI DESAPAKRAMAN PADANGTEGAL, UBUD, GIANYAR)

PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN KECAMATAN MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM

PERANG TOPAT 2015 KABUPATEN LOMBOK BARAT Taman Pura & Kemaliq Lingsar Kamis, 26 November 2015

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia memiliki sektor pariwisata yang indah dan mampu bersaing

DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

SKRIPSI PENGELOLAAN MUSEUM ARMA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA UBUD

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PENEMPATAN PATUNG GANESHA DI DESA MANISTUTU KECAMATAN MELAYA KABUPATEN JEMBRANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati

Okokan. Kiriman: I Nyoman Putra Janiasa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah

ABSTRACT. A. Name : Nyoman Andika Widiastra B. Title : Development Study Area Tourism Buleleng Lovina With Butler Talc Theory Approach. C.

Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1

WISATA EDUKASI-EKONOMI BERBASIS SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL BALI. Abstrak

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Sudirga, 2005 : 1). Tentunya hal tersebut merupakan suatu bentuk pernyataan

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

SENI BUDAYA BALI. Tradisi Omed Omedan Banjar Kaja Sesetan Bali. Oleh (Kelompok 3) :

Pengelolaan Situs Candi Wasan Pascapemugaran dalam Upaya Meningkatkan Pariwisata Budaya Berbasis Masyarakat

BARONG KET SEBAGAI SENI PERTUNJUKAN DI DESA BATUBULAN, SUKAWATI, GIANYAR, BALI (LATAR BELAKANG DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER SEJARAH DI SMA)

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

Laporan Tugas Akhir Periode Ganjil 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAPA KUALITAS PELAYANAN PEMANDU WISATA DI DESA WISATA PINGE, KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB VIII MOTIVASI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

STRATEGI PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA ANDER SRIWI

Implikasi Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Oleh:

JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 62

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

3. Karakteristik tari

ABSTRAK MEMPERKENALKAN DAN MEMPROMOSIKAN LEGENDA SANGKURIANG DI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU MELALUI ENVIRONMENTAL GRAPHIC DESIGN

BAB I. Pendahuluan. membuatnya bahkan lebih dikenal dari Indonesia sendiri.

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Penelitian kualitatif, cafe, supervisor, dan sumber daya manusia

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB WISATAWAN MEMILIH DAERAH KUNJUNGAN WISATA DI PARAPAT DAN TUKTUK SIADONG. DisusunOleh:

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA

Transkripsi:

PERTUNJUKAN TARI BARONG SEBAGAI ATRAKSI WISATA DI DESA PAKRAMAN KEDEWATAN KECAMATAN UBUD KABUPATEN GIANYAR Oleh Ni Wayan Trisna Anjasuari, Ketut Sumadi, I Ketut Arta Widana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Abstract The Development of tourism in Indonesia is done by considering the art and culture, natural resources and local wisdom as basis for development. The purpose of tourism development is to introduce, utilize, conserve, and improve the quality tourist attraction, maintain norms and values of religious and cultural life and also nature the sound environment. prevent negative impact that can be caused by activities of tourism, and improve the welfare society. One of culture introduced since the development of tourism in Bali is Barong Dance perfomance used as a tourists attractions for both domestic and international tourits. The Research of Barong Dance Perfomance as a tourist attraction discusses three issues as follows (1) How is the form of the Barong Dance performance as a tourist attraction in Kedewatan Village Ubud District Gianyar Regency?, (2). How is the tourists perception of the Barong Performance as a tourist attraction?. (3) What is the contribution of Barong Dance Perfomance as a tourist attraction for the local community in the Kedewatan Village?. This research used a qualitative method. Qualitative analysis is used to describe the form of the Barong Dance Perfomance, the perception of tourists, the contribution of the Barong Dance Perfomance. Data analysis is using Comodification Theory. Data collection is obtained through observation, interview, literature study, and document study. The research findings are presented and elaboreted descriptively to obtain overall conclucions. These results indicates that the Barong Dance performances as a tourist attraction is designed in the form of a performance package including stage of the show, the ritual, the percussion, and the story of Barong Dance. The perception of the tourists are generally good. The Barong performance as a tourist attraction has conrtibuted to the welfare of society in economic and sociallife of the local culture of the Kedewatan Village. Keywords: Art Perfomance, Barong Dance, Tourist Attraction I. PENDAHULUAN Bali sebagai daerah pariwisata yang masih berpegang pada kebijakan pengembangan pariwisata budaya. Sebagai ikon pariwisata budaya Bali mampu menerima kehadiran wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara dengan kecenderungan meningkat dalam angka (Sudibya, 2005:1). Pariwisata telah memberi dampak luas terhadap perkembangan kebudayaan Bali. Menyadari pentingnya budaya Bali sebagai daya tarik utama (bargaining power) pariwisata maka perlu perhatian khusus terhadap akar kebudayaan tersebut. JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 123

Salah satu kabupaten di provinsi Bali yang memiliki potensi wisata yang berkembang adalah kabupaten Gianyar yang merupakan pusat budaya, ukiran, serta seni di Bali. Salah satu desa seni yang berada di kabupaten Gianyar adalah Desa Pakraman Kedewatan. Desa Pakraman Kedewatan merupakan salah satu desa yang berada di pusat kecamatan Ubud, kabupaten Gianyar. Desa Pakraman Kedewatan sebenarnya memiliki beragam potensi yang sangat baik untuk dikembangkan baik potensi alam maupun potensi budayanya. Wujud dari potensi budaya terdapat keunikan dan tradisi yang terdapat di Desa Pakraman Kedewatan. Salah satu jenis tari-tarian yang menjadi potensi wisata diperkenalkan pada waktu itu adalah Tari Barong. Awalnya Tari Barong merupakan ranah agama. Tari Barong di Desa Pakraman Kedewatan pada dasarnya merupakan Tari Barong dalam kaitannya dengan pelaksanaaan upacara agama. Bersifat religius magis dan disakralkan diyakini memiliki kekuatan gaib sebagai penetralisasi keadaan alam dari gangguan roh-roh jahat yang bersifat menggaggu atau disebut sebagai penolak bala. Barong yang sakral di Desa Pakraman Kedewatan ditempatkan di pelinggih suci. Barong mempunyai posisi penting dalam kehidupan masyarakat Bali, khususnya masyarakat Desa Pakraman Kedewatan. Posisi penting Barong yang dimaksudkan adalah sebagai penolak bala (pengusir wabah penyakit). Dalam kaitan ini seni sebagai tendensi kreatif umum dalam membentuk dunia manusia menjadi lebih manusiawi. Ditinjau dari bentuk pementasannya Tari Barong yang bersifat sakral ini menggunakan ritual, jauh dari kata peniruan karena memang bersifat asli atau sakral, pementasannya utuh sesuai kaedah-kaedah yang berlaku. Tari Barong merupakan tari tradisional Bali yang menceritakan pertempuran antara kebijakan yang diwakili oleh Barong, melawan kebatilan yang diwakili oleh Rangda. Pertunjukan Tari Barong yang sakral biasanya bertujuan untuk menetralisisir kekuatan-kekuatan negatif yang ada disekitar lingkungan masyarakat sehingga masyarakat dapat merasakan ketentraman dan kenyamanan di dalam kehidupannya. Dalam hal ini menjaga hubungan harmoni antara budaya Bali dengan agama Hindu, dengan tidak menggunakan Barong asli dalam pertunjukan yang dipertontonkan untuk wisatawan melainkan menggunakan Barong duplikat (profane dan tidak asli) yang khusus dibuat untuk seni tari pariwisata, di samping adanya pengurangan ritus-ritus semestinya yang ada di Tari Barong yang disakralkan, dan komunikasi verbal dalam pertunjukam diminimalkan, kemudian diganti dengan komunikasi nonverbal (Pitana, 2006:266). Seni pertunjukan Tari Barong ini menjadi sebuah komoditi yang sebelumnya belum pernah menjadi komoditi kemudian disuguhkan kepada wisatawan untuk ditonton. Tari Barong menjadi seni pertunjukan pariwisata yang dinikmati oleh wisatawan, pada saat itu pula terjadi komodifikasi atau perubahan bentuk pertunjukan. Artinya, komodifikasi merupakan upaya menjadikan sesuatu agar siap jual demi keuntungan ekonomi. Komodifikasi atau bisa dikatakan perubahan bentuk pertunjukan merupakan suatu proses mengemas dan menjual objek-objek kebudayaan, dan bermacam-macam gaya hidup masyarakat (Manuati, 2006:245). Tari Barong kemudian terus berkembang akibat kebutuhan wisatawan akan atraksi wisata. Tari Barong yang digagas dengan sentuhan dari seniman lokal sebagai atraksi wisata yang terdapat di Desa Pakraman Kedewatan. Seni pertunjukan Barong merupakan kreasi seni wisata yang sangat unik dan menarik bagi wisatawan yang datang berkunjung ke pertunjukan Tari Barong di Desa Pakraman Kedewatan ini. Pertunjukan Tari Barong dari sakral menjadi profan dan pergeseran fungsi seni tari terjadi dikarenakan, berkembangnya kehidupan sosial budaya suatu masyarakat, pengaruhnya tidak terlepas sebagai daerah tujuan wisata, serta pengaruh dari globalisasi JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 124

yaitu adanya interaksi sosial. Tumbuh dan berkembangnya pertunjukan Tari Barong sebagai atraksi wisata tidak terlepas dari peran serta para seniman dan pengelola dalam memperkenalkan pertunjukan Tari Barong tersebut. Sebagai suatu kesenian yang digemari oleh wisatawan mancanegara, dalam perjalanannya yang panjang tentu memunculkan persepsi atau tanggapan dari para wisatawan yang menikmatinya yang bisa dipilah menjadi bahan masukan bagi pengelola Sanggar Tari Niti Suargi tentang pertunjukan Tari Barong di Desa Pakraman Kedewatan. Pertunjukan Tari Barong di Desa Pakraman Kedewatan dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat yang terlibat dalam pertunjukannya maupun masyarakat di Desa Pakraman Kedewatan. Kontribusi yang dimaksudkan adalah sebagai suatu pendapatan dan penghasilan. Penghasilan diperoleh melalui mekanisme penjualan tiket dan donasi dari wisatawan. II. HASIL PENELITIAN a. Bentuk Pertunjukan Tari Barong Sebagai Atraksi Wisata Di Desa Pakraman Kedewatan Pertunjukan Tari Barong yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu barang atau jasa yang dihasilkan melalui suatu proses, yang mana perubahan Tari Barong sakral akibat dari perkembangan dunia pariwisata menjadi Tari Barong profan atau pertunjukan Tari Barong sebagai atraksi wisata. Hal tersebutlah yang dimaksud dengan komodifikasi, yang mana Pertunjukan Tari Barong dapat menghasilkan keuntungan ekonomi sebanyakbanyaknya. Pariwisata telah berkembang menjadi suatu industri, maka hasil dari proses berwisata dapat dipandang sebagai produk pariwisata. Bentuk pertunjukan yang diproduksi sebagai satu ragkaian suatu pertunjukan Tari Barong ini terdiri dari : bentuk tempat (stage) pertunjukan Tari Barong, bentuk upacara (ritual), tabuh (gambelan), dan cerita (lakon) pertunjukan Tari Barong. Tempat (stage) suatu pertunjukan wisata seperti yang digunakan dalam pertunjukan Tari Barong di Desa Pakraman Kedewatan adalah menggunakan bentuk segi empat, bentuk ini merupakan bentuk yang sederhana. Kondisi ini tidak menyebabkan penonton yang berada diarena belakang kesulitan menikmati pertunjukan kesenian karena tempat penonton berada dibawah paggung pertunjukan. Lokasi Pertunjukan Tari Barong di jabe Pura Desa yang dibuat seperti panggung pertunjukan, lokasi pertunjukan menjadi satu kesatuan dengan Pura, dan sekaligus dimanfaatkan sebagai latar pertunjukan dan menjadi perhatian atau daya tarik bagi wisatawan terutama wisatawan mancanegara. Mengenai bentuk pelaksanaan ritual berkenaan dengan pertunjukan Tari Barong sebagai atraksi wisata yakni berupa upacara upasaksi, yang dihaturkan ke utama mandala dari Pura Desa dan juga di stage pertunjukan yaitu di nista mandala. Walaupun merupakan pertunjukan profan tapi persembahan untuk memohon keselamatan tetap dilaksanakan. Upacara ini dilaksanakan oleh Sanggar Niti Suargi merupakan suatu persembahan yang ditujukan kehadapan Sang Hyang Surya Raditya sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi yang dipuja sebagai saksi maha agung serta memohon keselamatan, di mana pelaksanaan pertunjukan Tari Barong dapat terlaksana dengan baik dan lancer. Sedangkan tabuh pengiring Tari Barong dalam Pertunjukan Tari Barong di Desa Pakraman Kedewatan memakai tabuh bebarongan atau gambelan bebarongan sebagai pembukaan. Seperangkat gambelan yang digunakan sebagai pengiring pertunjukan Tari Barong adalah gong kebyar yang bernada 10, dan gender lambat. Pertunjukan Tari Barong dengan lakon Kunti Sraya dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu (1) tabuh pepeson (keluar), (2) tabuh pengawak (tengah), dan (3) tabuh pekaad (masuk). JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 125

Cerita (lakon) dalam suatu pertunjukan Tari Barong adalah sangat penting, agar pertunjukan Tari Barong terarah, menarik untuk ditonton dan yang menikmati mengerti kejadian-kejadian melalui alur cerita. Pertunjukan Tari Barong di Desa Pakraman Kedewatan mengambil cerita Kunti Seraya. Pertunjukan dengan cerita Kunti Sraya hanya memerlukan waktu atau durasi waktu atau durasi waktu satu jam, meyesuaikan dengan kepentingan wisatawan yang tidak hanya menonton atau menikmati pertunjukan Tari Barong. b. Persepsi Wisatawan Terhadap Pertunjukan Tari Barong Sebagai Atraksi Wisata Persepsi memiliki pengertian tentang suatu pandangan atau pengertian, bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi wisatawan akan timbul setelah menonton suatu pertunjukan. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah persepsi wisatawan setelah berkunjung untuk menyaksikan pertunjukan Tari Barong sebagai atraksi wisata. Pertunjukan Tari Barong yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu barang atau jasa yang dihasilkan melalui suatu proses, yang mana perubahan Tari Barong sakral akibat dari perkembangan dunia pariwisata menjadi Tari Barong profan atau pertunjukan Tari Barong sebagai atraksi wisata. Hal tersebutlah yang dimaksud dengan komodifikasi, yang mana Pertunjukan Tari Barong dapat menghasilkan keuntungan ekonomi sebanyakbanyaknya. Pariwisata telah berkembang menjadi suatu industri, maka hasil dari proses berwisata dapat dipandang sebagai produk pariwisata. Pariwisata sebagai suatu industri menghasilkan produk yang dibeli oleh konsumen (wisatawan) berupa jasa dan barang konsumsi (Suwardjoko dan Indira, 2007:64). Bentuk pertunjukan yang diproduksi sebagai satu ragkaian suatu pertunjukan Tari Barong ini terdiri dari : bentuk tempat (stage) pertunjukan Tari Barong, bentuk upacara (ritual), tabuh (gambelan), dan cerita (lakon) pertunjukan Tari Barong. c. Kontribusi Pertunjukan Tari Barong sebagai Atraksi Wisata terhadap Masyarakat Desa Pakraman Kedewatan Atraksi wisata Tari Barong atau yang lebih dikenal dengan sebutan Barong Dance Perfomance merupakan suatu daya tarik wisata yang sangat terkenal di Bali khususnya di Desa Pakraman Kedewatan yang mana adalah sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Ubud. Pertunjukan Tari Barong adalah suatu pertunjukan yang dipentaskan untuk suguhan wisatawan sebagai atraksi wisata budaya di Desa Pakraman Kedewatan. Pertunjukan Tari Barong merupakan salah satu industri budaya, yang tidak semata-mata dilakukan oleh pelaku ekonomi, seperti pemodal pariwisata. Akan tetapi, masyarakat lokal berpotensi dan bahkan telah melakukannya. Pertunjukan Tari Barong sebagai atraksi wisata dilakukan masyarakat lokal agar seni atau kesenian tradisional dapat ikut tampil dalam pembangunan pariwisata. Dalam penelitian ini tampak bahwa pertunjukan Tari Barong diproduksi, dikemas untuk wisatawan dengan durasi waktu pertunjukan amat singkat hanya 1 jam dengan mengambil tema atau cerita Kunti Sraya dan dari segi bentuk pertunjukannya memang masih mengacu pada bentuk tradisional. Keberadaan pertunjukan Tari Barong atau Barong Dance Perfomance memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat khususnya di Desa Pakraman Kedewatan. Kontribusi yang diperoleh masyarakat meliputi bidang ekonomi yang terdiri dari sistem bagi hasil, dan mata pencaharian, bidang sosial budaya yang dibagi lagi menjadi beberapa aspek seperti, aspek pendidikan, aspek upacara/agama, aspek seni dan budaya. Adapun bentuk kontribusi yang diperoleh masyarakat Desa Pakraman Kedewatan dengan keberadaan Pertunjukan Tari Barong sebagai atraksi wisata. JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 126

III. PENUTUP Tari Barong sebagai salah satu seni budaya masyarakat Bali, terkait dengan ritual/upacara, pertunjukan Tari Barong yang dipentaskan oleh Sanggar Niti Suargi di Desa Pakraman Kedewatan adalah merupakan sebuah tiruan (profane). Bentuk pertunjukan Tari Barong sebagai atraksi wisata dalam penelitian ini dikaji adalah suatu bentuk pertunjukan yang dikemas berdasarkan bentuk tempat (stage) pertunjukan, tabuh (gambelan), bentuk upacara (ritual), dan lakon atau cerita pertunjukan Tari Barong. Mengetahui persepsi wisatawan terhadap pertunjukan Tari Barong sebagai atraksi wisata, persepsi wisatawan baik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara yang mana berasal dari negara yang berbeda, memberikan jawaban yang sama, yakni samasama menyukai kesenian Barong sebagai atraksi wisata dan akan kembali datang lagi untuk menontonnya. Kontribusi Pertunjukan Tari Barong terdahap masyarakat di Desa Pakraman Kedewatan khusunya. Adapun kontribusi lainnya diklasifikasikan ke dalam beberapa bidang antara lain : 1. Bidang ekonomi, penghasilan pertunjukan Tari Barong tersebut nantinya akan direalisasikan untuk membantu membiayai dalam segala hal dibidang ekonomi mulai dari pembangunan, pemeliharaan, dan pelestarian khususnya untuk Desa Pakraman Kedewatan. Semua keperluan akan dibantu didanai oleh pihak Sanggar Tari Niti Suargi. 2. Bidang sosial budaya, kontribusi sosial budaya yang dirasakan merupakan suatu kesenangan tersendiri disamping dapat melestarikan dan menambah nilai budaya juga dapat menjadi suatu hiburan tersendiri bagi para penari dan penabuhnya. 3. Bidang pendidikan, Aspek pendidikan yang mereka peroleh dari menekuni profesi sebagai seniman dapat membantu mereka dalam bidang pendidikan yaitu sedikit membantu biaya sekolah anak-anak termasuk membeli buku dan peralatan sekolah lainnya. DAFTAR PUSTAKA Manuati Yekti. 2006, Identitas Dayak Komodifikasi dan Politik Kebudayaan. Yogyakarta : Lkis Pelangi Aksara. Pitana. I Gede. 2006. Industri Budaya dalam Pariwisata :Reproduksi, Presentasi, Konsumsi dan Konsentrasi, dalam Bali Bali Bangkit Bali Kembali. Denpasar: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dan Universitas Udayana. Sudibya Bagus. 2005. Peranan Pariwisata Dallam Penguatan Budaya Bali. Makalah disampaikan pada Sarasehan bidang Agama, Adat, dan Budaya. Diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Bali di WismaWerdha Pura, Sanur. Sudarsana, I. K. (2014). PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN UPAKARA BERBASIS NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN: Studi pada Remaja Putus Sekolah di Kelurahan Peguyangan Kota Denpasar. Sudarsana, I. K. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2015), 1-14. Sudarsana, I. K. (2016). DEVELOPMENT MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE SPIRITUAL VALUES OF HINDU YOUTH. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2), 217-230. JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 127

Sudarsana, I. K. (2016). PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING: POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu, (2016), 44-53. Suwardjoko P. Warpanidan Indira P Warpani. 2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung : ITB. JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 128